Wednesday

Cerita Seks: Asisten Dosen Dapat Cewek Cantik



"Akhirnya libur juga nih", "iya, untung nilaiku aman semua", "halah... elu kan emang deket ama dosen van, ya nilai pasti dikasih bagus", "hehe mungkin aja sih", "yuk pulang aja", "bentar, aku ketemu dosenku dulu", "astaga, baru juga mau libur, masih ketemu dosen aja, dah gue cabut" Nurvan ditinggal temannya. Nurvan memang lega semester 7 nya sudah selesai dengan nilai yang baik, ia beruntung memang cukup dekat dengan beberapa dosen pengajar. Kali itu saja ia menemui dosennya, dan ternyata ia diminta membantu dosen tersebut mengisi kelas, disemester pendek yang akan datang. "...gitu ya van, bisa kan?", "iya nanti biar saya coba bu, semoga lancar", "karena saya ada penelitian, jadi gak bisa ngisi kelas, tapi setelah selesai nanti biar saya isi kelasnya", "iya bu Fiyana, semoga lancar penelitiannya" dosen itu bernama Fiyana, masih muda sudah bergelar sarjana bahkan sudah mengajar, Nurvan mau saja disuruh mengisi kelasnya, cowok itu tak mau membuat dosen cantiknya itu kecewa. Singkat cerita, saat semester pendek dimulai, Nurvan tidak liburan dirumah, ia jadi assisten Fiyana dikelas tambahan itu.
Nurvan alhasil bertemu dengan mahasiswa adik kelasnya, beberapa sudah kenal dengannya. Jadi dikelas suasana tidak terlalu tegang, Nurvan mengajar dengan santai asal lancar. mahasiswa yang mengambil mata kuliah disemester pendek umumnya yang nilainya buruk atau juga yang gagal "... baik cukup sampai disini dulu ya, terima kasih" Kelas hari itu telah usai, tak semua mahasiswa langsung keluar kelas. "mm...mas Nurvan...", "hmm iya Adel?", "besok ada waktu nggak mas, mau minta ajarin yang tadi", "hmm tadi itu kan materinya cukup mudah", "iya... tadi Adel agak kurang faham", "ooh, iya nanti kamu minta nomerku diketua kelas aja, nanti kontak lagi ya", "iya... makasih mas..." Nurvan kemudian pergi. Adel tampak senang tau yang mengajar dikelasnya itu si Nurvan. "...del, ngapain pake nanya mas Nurvan soal materi tadi?", "iya... kan gue bilang tadi emang gak faham", "beneran? gak cuman pengen deketin mas Nurvan?", "ya enggak lah, dah aku cari ketua kelas dulu, kemana tadi dia?" Adel pergi untuk mendapat nomor hp Nurvan. "duh payah bener tuh Adel", "napa sih Vichy... kayak gak tertarik aja lu sama mas Nurvan", "idih, kayak gak ada cowok lain", "hey, mas Nurvan tuh udah ganteng, deket ama dosen tau, kali aja nular deh nilai bagusnya", "haha, bisa aja lu" Vichy sempat kesal dengan Adel tadi, tapi ia sebenarnya setuju juga kalau si Nurvan itu cukup tampan dan keren. Jadi dikelas Nurvan itu cukup banyak mahasiswa ceweknya, jadi mereka sering bergosip tentang Nurvan.

"Mas Nurvan", "oh iya Adel", "maaf ya nunggu, tadi macet", "hmm iya ndak papa" Setelah sebelumnya berdiskusi untuk bertemu lewat handphone, Nurvan hari itu bertemu  Adel ditempat nongkrong sekitar kampusnya. Nurvan segera mengajak Adel belajar soal materi sebelumnya, meski Adel kebanyakan sibuk mengajak ngobrol soal yang lain, atau bahkan sibuk memandangi Nurvan. "...ooh jadi gitu ya mas", "iya, udah faham kan Adel?", "iya faham mas", "baguslah kalau begitu", "makasih ya mas, udah mau ngajarin adel", "iya sama sama", "kalau nanti belajar tentang matkul lain boleh kan mas?", "mm... iya lihat nanti aja ya", "hmm iya,hehe", "adel masih lama disini?", "iya mas, kenapa?", "aku mau pesen snack, kamu mau nggak?", "wah, boleh mas", "tunggu bentar ya" Nurvan pergi membeli makanan ringan. Adel menunggu dengan senang, ia tak mengira kalau Nurvan itu bukan hanya ganteng, tapi baik juga. "...woi... ngelamun aja...", "lah... Vichy..." Adel kaget, tiba tiba ada Vichy datang, lalu dengan santai duduk disebelahnya."lagi ngapain?", "hmm, gak ngapa ngapain", "ya udah, aku temenin ya, tempat duduknya penuh semua tuh yang lain", "lah... disebelah sana kosong deh kayaknya", "disana gak sampe wifinya, lelet, disini kan cepet", "iya tapi..." Nurvan datang kembali ketempat duduknya tadi, ia langsung saja duduk lagi. "wah, ada Vichy ya", "wah ada mas Nurvan...oooh.... pantesan..." Vichy tau mengapa Adel seperti memintanya untuk pindah. Nurvan jadinya ditemani dua cewek cantik itu. "nih snacknya, pas deh buat Vichy sama Adel", "makasih mas", "makasih... ini tadi habis... belajar ya del?", "iya Chy... belajar tentang yang kelas kemarin", "hmm, aku ada yang gak faham juga sih...gimana..." Jadinya Nurvan mengingatkan Vichy soal materi yang lalu, Vichy tinggal mendengar dan menanggapi, sedang Adel agak merengut hanya menikmati snack yang dibelikan Nurvan. "...jadi gitu ya Vichy, kalau ada yang lain tanya Adel nih tadi dah faham", "oh iya, makasih mas...", "iya, hmm... aku balik dulu ya" Adel jadi sedih mendengar Nurvan berpamitan, "loh mas... keburu kemana?", "ada yang perlu dikerjakan nih dirumah", "ooh iya udah mas", "tuh kamu biar ditemenin Vichy ya, dah aku pergi dulu..." Nurvan mengambil tasnya, setelah itu ia pergi. "haha... yah dah pulang deh mas gantengnya...", "huuh...", "napa Del?", "gak papa... dah ah aku balik juga", "loh aku belum tanya loh", "dah tanya aja sama catetanmu kemarin ya...", "del...hei...ya elah..." Adel pergi juga, cewek itu sempat kesal. Vichy santai saja duduk sambil wifi-an, ia sempat senang juga bisa membuat Adel marah.
Nurvan sudah beberapa minggu mengajar dikelas itu, ia harap mahasiswa yang ia ajar mengerti dengan baik, karena setelah ini bu Fiyana yang akan mengajar dikelas. "...iya Setelah ini bu Fiyana yang melanjutkan kelas ya", "Wah Asiik..." Suara para cowok gembira, "aduuh...kok ganti yang ngajar...." suara para cewek kecewa, Nurvan sempat membiarkan kelas ramai sejenak karena keputusan tadi. "...sudah sudah, kan memang ini sebenarnya kelasnya bu Fiyana, saya kan membantu saja, nah... terima kasih atas perhatiannya selama ini" Kelas Usai, mahasiswa berhamburan keluar. Nurvan juga segera keluar, ia tidak mau diinterogasi mahasiswa cewek dikelas tadi. Tapi Nurvan mau pergi cepat pun masih saja ada yang menemuinya, "Mas Nurvan...", "hmm? iya Adel?", "tunggu bentar mas, huft", "haha maaf... ada apa?", "mm... nanti bisa kan aku ketemuan sama mas Nurvan lagi?", "hmm bisa bisa", "aku takut nanti pas diajar bu Fiyana, kalau ditanya terus gak bisa kan gawat", "iya, nanti kontak aja ya", "iya mas, makasih..." Nurvan kemudian pergi. Adel tampaknya sudah dipuncak ambang kasmarannya, beberapa kali ia bertemu Nurvan saja sudah membuat cewek itu dimabuk cinta. Jadi Adel setelah itu mengajak Nurvan bertemu, dan tampaknya Nurvan memilih untuk bertemu ditempatnya saja, tentu Adel bukan main senang. Dihari pertemuan, Adel sudah tiba dirumah Nurvan, meski lebih cepat dari waktu yang ditentukan. "mas... saya udah didepan rumah", "oh iya sebentar ya..." Adel sudah berpenampilan cantik maksimal, ia pastikan Nurvan tertarik padanya. Adel sempat menunggu diluar beberapa menit. Rumah Nurvan ada didekat jalan raya, banyak kendaraan lalu lalang. Kali itu sempat Vichy lewat dengan motornya, ia melihat ada cewek berpenampilan hot didepan sebuah rumah, ia tak melihat begitu jelas, jadi ia lanjutkan berkendara, namun setelah beberapa menit berjalan, Vichy tau kalau cewek tadi itu Adel, tapi ia memutuskan melanjutkan perjalanan, ia tanya Adel dilain waktu.
"maaf ya nunggu lama...", "hmm nggak papa kok mas" pintu rumah dibuka, Adel bertemu Nurvan. Nurvan sempat terpukau melihat Adel, sempat bertanya dalam benaknya, apa benar Adel seseksi itu? "masuk aja del", "iya mas... permisi..." Adel masuk kerumah itu, ia diajak duduk diruang tamu. "mm... Adel, kok nggak bawa tas yang biasanya?", "iya mas gak bawa buku... maksud Adel biar pake bukunya mas Nurvan aja", "hmm, iya udah...", "lagi sendiri mas?", "iya, lagi keluar semua", "wah bag...eh...kasian mas Nurvan sendiri, untung Adel temenin,hehe...", "hehe iya, mm... mending belajar dikamar aja ya, disini ramai suara kendaraan", "iya mas betul banget,hehe..." Adel malah senang diajak kekamar. Nurvan mengajak Adel belajar materi materi kelas yang biasanya ia ajar itu. Nurvan sempat terkunci fikirannya, karena melihat Adel yang berbeda dan tampak menggoda. "... iya tenang aja, mungkin sama bu Fiyana cuma ditanya beberapa materi yang lalu", "iya kalau iya mas, kalau dikasih quiz? pusing nanti", "haha... menurutku sih Adel pasti bisa, kan sering belajar", "hehe makasih mas... misi ya mas... agak gerah disini..." Adel dengan santai mencopot blazernya, tubuh bagian atasnya kini ditutupi tanktop saja, Nurvan makin bingung karena cerahnya kulit tubuh Adel. mereka meneruskan belajar bersama, sampai Adel mengajak ngobrol tentang hal lain, dan Nurvan jadi ikut membahas yang lain. "...haha iya, beda deh temenmu sama temen angkatanku", "iya mas, kami kan lebih banyak ngobrolnya, hihi... mm... mas Nurvan?", "iya del?", "makasih ya selama ini dah bantuin Adel belajar", "iya gak papa, mumpung aku bisa", "iya... tapi Adel dari awal belum ngasih mas Nurvan apa apa loh...", "nggak papa del, aku ikhlas ko... ", "gak boleh mas, aku harus kasih sesuatu... ", "udah tenang aja... aku... eh adel...mmh...", "cup...mm...hehe" Adel mencium Nurvan, membuat cowok itu terdiam. "Adel...", "hehe...aduh...", "kenapa del? Adel?" Adel memegangi perutnya, seperti kesakitan. "aduh...mmh...", "aduh, kamu kenapa?" Adel dibantu dan kini berbaring dikasur kamar itu. "mas Nurvan?", "iya del...Adel..." Adel meraih tubuh Nurvan, cewek itu bangkit, "mas...cup...mh...mm..." malah ia lanjut mencium Nurvan lagi. Nurvan bingung, entah kenapa ia malah membalas ciuman Adel itu, "mmh...cup...mm..." Adel jadi senang, ia peluk saja si Nurvan itu. Setelah bercumbu beberapa saat, Nurvan dan Adel terdiam dalam senyuman. "...mm... mas Nurvan...", "...kamu...kenapa Adel?", "mas Nurvan malam ini biar Adel temenin ya...", "adel...tapi...", "adel mau ngasih sesuatu buat mas Nurvan... mas Nurvan harus mau ya...", "memang...adel mau kasih apa..." Mereka saling pandang, duduk dikasur itu, mereka makin dekat lagi, "mas Nurvan... aku berikan tubuhku untukmu malam ini...", "adel...", "mas Nurvan mau kan?", "itu... aku...mmh...cup..." Nurvan terbawa suasana, ia sambut bibir manis Adel, membuat cewek itu senang, mereka bercumbu lagi, kini lebih mesrah, lidah mereka beradu, entah sejak kapan mereka tau cara bercumbu yang nikmat. "mm...mmh...aahm...cup...mm..", "cup..mmh...mm...", "mm...aah... mas Nurvan...Adel malam ini cantik kan?" mereka berhenti bercumbu, Adel melepas tanktopnya, tinggal bh yang masih bertahan. Nurvan makin terpikat melihat tubuh putih mulus milik Adel, "kamu...cantik sekali... tidak seperti biasanya...", "iya mas, malam ini kutunjukan semua keindahanku buat mas Nurvan...sini mas..." Adel meraih tangan Nurvan, seraya meminta agar bhnya dibuka, Nurvan mau saja, segera bh dilepas, buah dada Adel seketika membuat Nurvan nafsunya bertambah. "wah...Adel...", "gimana mas...ahn...", "kamu cantik dan seksi ya Adel...cup...mm..." Nurvan terbiasa dengan Adel yang berpenampilan biasa, sekalinya dibuka semua, Nurvan langsung terhipnotis, kini ia sibuk mencium dan mengelus tubuh mulus Adel. "aahn... iya mas... telusuri tubuh indahku.... malam ini milik mas Nurvan...mmh...", "mmh...oh Adel...cup..mm..." Nurvan keluar nafsu terpendamnya, ia kecup leher Adel, lalu makin kebawah ia kecup buah dada montok itu, ia pegang lalu ia remas toket indah milik Adel itu. "aah...aah... lagi mas... ayo mas...nngh..." puting Adel tampak mengeras dan mengerucut, Nurvan yang terangsang langsung bertindak, ia jilati puting cewek cantik didepannya itu, ia mainkan sejenak untuk menambah gairah seksnya. "mmh...cup... sekarang Adel ajarin aku aja ya...", "iya mas, belajar apa tuh...", "ajarin aku bercinta, pasti Adel lebih faham kan", "aahn.. mas Nurvan udah handal tuh...ahn..." Memang Adel tak menyangka Nurvan seahli itu menelusuri tubuh mulusnya. "mmh...nnh... Adel..." Adel merobohkan Nurvan kekasur, cewek itu melepas baju Nurvan, juga celananya. "mas Nurvan, udah pandai... tubuhnya indah juga...cup...", "adel...mmh...", "nggak rugi belajar sama mas Nurvan, lihat... besarnya punya mas Nurvan ini...mm..." Adel menangkap batang penis tegak milik Nurvan, ia kocok sejenak, juga ia jilati perlahan. Adel seperti mendapatkan sesuatu yang lama ia harapkan. "wah...mmh...", "mas Nurvan gak bakal rugi mau main sama aku...umm..mmgh...mm", "wah, punyaku diemut Adel..uuh" Adel memasukan batang tegak itu kemulutnya, ia mengoral penis Nurvan dengan penuh nafsu.  Nurvan tak mengira malam itu ia akan mendapat sesuatu yang nikmat, dan kini ia sudah beberapa saat dengan Adel dikamarnya. "mmgh...mmh...mm...uhmm...mm...mghhg!" Croot croot, Adel kaget saat mendapati sperma menyembur dan mengisi mulutnya, sontak ia membuka mulutnya, sperma mengalir keluar dari mulutnya. Nurvan melihat Adel begitu menggoda, cewek itu sibuk mengurus sperma dimulutnya. "Adel...maaf...", "mmh..mm..aah... nggak papa mas, spermanya enak kok...memang ini yang Adel mau..mmh, sekarang...mmh..." Adel melepas pakaian yang tersisa ditubuhnya, ia tunjukan tubuhnya yang indah pada Nurvan. "Adel...wah...", "mas...nngh... aku udah siap mas..." Adel perlahan membuka kedua pahanya, terlihatlah selangkangannya, memek cewek itu terlihat dimata Nurvan, Nurvan terdiam sejenak terpukau dengan keindahan itu. "Adel...aku...", "iya mas, ini hadiah buat mas Nurvan, aku pastiin mas Nurvan pasti senang..." Nurvan mendekat perlahan, ia elus paha mulus Adel, lalu jarinya makin turun dan kini menyentuh bibir vagina Adel. "ini...punya adel...waw...", "ahn... mmh...", "lihat Adel... klistorismu...", "aahn...geli mas..aah...ah..." Nurvan memainkan klistoris yang menonjol dibagian indah tubuh Adel itu, jarinya berpindah turun masuk kevagina Adel, ternyata sudah basah. "Adel... kamu udah basah...", "iya... aku udah siap mas... ayo masukin mas..." Nurvan mendekat diatas tubuh Adel, setelah itu, Nurvan mulai menyiapkan batang penisnya. Ia tempelkan dibibir vagina Adel, "Adel...", "puasin aku mas...ayo...ah...ah...", "adel... nnh...aku masukin...aah..." Penis yang tegak lagi itu dielus sejenak dibibir vagina Adel, setelah itu dicoba dimasukan, sleeb, ditarik lagi, lalu dimasukan cepat, bless... masuk menusuk vagina becek milik Adel. "Aahn... aku...punya mas Nurvan...masuk...aah... itu...ahn...nngh...", "ouh...Adel...luar biasa..." Nurvan senang bisa menikmati hangat dinding vagina Adel, meski ternyata cewek itu tidak perawan, tapi Nurvan sadar, kapan lagi ia bisa ngeseks dengan cewek cantik dan seksi seperti Adel.
Nurvan memeluk Adel, sambil mulai ia gerakan batang penisnya maju mundur. "aahn...aah... vaginaku...ahn..", "uuh...cup... ooh... Adel...mmh...", "mas... ayo mas... aah... puasin Adel...ouh...", "ooh...iya Adel... ini...rasanya enak enggak...", "aah...ah...enak mas...makin cepat...makin enak...aahn..." Ditindihnya tubuh indah Adel, Nurvan terus menusukan penisnya dalam memek hangat cewek itu. Nurvan tau menikmati tubuh cewek yang lebih muda itu rasanya luar biasa nikmat. "Adel... ayo coba kamu yang main ya..." Nurvan mengajak Adel ganti posisi, Nurvan yang dibawah, Adel yang diatas. "lihat mas, aku pasti bikin mas Nurvan senang...aahn..." Adel mulai beraksi, ia gerakan tubuhnya naik turun, ia melompat lompat, sambil merasakan memeknya digesek batang tegak yang berdenyut itu. "wah...Adel...hebat...", "aah...ouh...pegang dadaku mas...iya...gitu...aahn...asik kan mas..." Nurvan memegang pinggul Adel, tangan kirinya memegang toket montok yang bergoyang, Adel terus beraksi, ia berusaha sekuat tenaga merealisasikan imajinasinya dulu, ia pastikan akan bercinta dengan Nurvan dengan nikmat. "Adel...ooh...", "aahn...mas Nurvan...nngh..." Adel berhenti, ia memeluk Nurvan. "sini cantik... biar aku yang lanjutin ya...mmh..." Nurvan merubah posisi ngeseksnya, ia menghadap kanan Adel menghadap kiri, dengan posisi miring ia lanjutkan menabrakan penisnya maju mundur kevagina Adel. "aah...mmh... ssh...uuh...", "Adel... mmh... kamu memang bidadari ya...", "aah...iya... enak kan ngeseks sama bidadari...ouh...", "iya...cup...mmh... makasih adel...", "iya mas...nngh...ooh..."  Nurvan bisa terus menikmati momen itu, bersetubuh dengan muridnya yang memang cantik dan seksi. bermenit menit mereka asyik bercinta, Nurvan baru mencabut keluar penisnya setelah benar benar puas. "uuh...mmh...", "mas Nurvan...wah...nngh..." Adel menangkap penis yang siap menembak itu, ia kocok batang tegak itu, tak lama, Croot crot croot, Nurvan Akhirnya klimask, Adel juga sudah puas. Nurvan dan Adel beristirahat sejenak, mereka tersenyum lega. "Adel...", "iya... udah mas tadi udah bilang makasih... aku juga makasih ya mass", "hehe...iya...", "mas Nurvan... setelah ini aku harus diajarin tentang mata kuliah selanjutnya ya", "hmm, iya iya...", "tenang aja mas Nurvan, adel siap kok kalau...", "ssst...iya iya... nanti ya nanti ya, yang jelas sekarang kamu udah senang kan?", "iya bener mas,hihi..." Adel sudah lega bisa bercinta dengan Nurvan layaknya pasangan, Nurvan meski tak mengira akan hal itu terjadi, ia sangat menikmati dan tentu senang bisa menyetubuhi Adel yang aduhai. 

1 comment:

  1. Bikin cerita lanjutan fiela / yg mirip lagi dong

    ReplyDelete