Saturday

Cerita Seks: Cici Hidup di Desa

"Mbak Cici ini memang kenapa kok pengen tinggal didesa ini?", "saya pengen hidup disini pak... terus belajar hidup tradisional didesa gitu pak...", "ooh gitu ya...hehe... iya udah mari mbak Cici..." Cici baru tiba disebuah desa, ia diantar oleh kepala desa menuju sebuah rumah. "...ini rumah siapa pak?", "ini rumah kosong, punya saudara saya, tapi sekarang kamu tinggalin aja nggak papa...", "ooh begitu ya pak... rumahnya bagus pak...", "iya dong asli ini baru tradisional...hehe..." Cici malah senang, ia dipersilahkan tinggal disebuah rumah yang masih berbahan kayu dan bambu. Setelah diajak masuk, Cici tampak melihat kesana kemari, semuanya serba tradisional, meski dirumah itu sudah dipasang pencahayaan dan juga ada colokan listrik. "...wah...hmm...", "mbak Cici... udah siap beneran tinggal didesa?", "iya pak... tapi saya belum faham hidup disini...", "hehe iya nanti juga faham ya... yang penting harus tradisional... iya kan?", "iya pak..." Dirumah kecil itu, hanya kamar tidur saja yang ada dinding kayu tersendiri, ruang tamu dan ruang tengah jadi satu, ada juga sudut kecil untuk dapur. "mbak Cici kok cuma bawa tas satu ini?", "iya pak... ndak bawa barang banyak... cuma beberapa pakaian...", "ooh...coba dikeluarin dulu semua mbak..." Cici kali itu sudah dikamar, disana ia keluarkan pakaiannya dari tas. "...cuma ini aja pak.." ,"ooh iya...hmm... yang kurang tradisional... biar saya bawa aja mbak...", "ooh iya pak...", "hehe... nah... kalau begitu...ini...sama ini...nah..." Kepala desa malah mengambil hampir semua pakaian Cici, tinggal beberapa saja, yang jelas jelas pakaian minim saja.
Setelah itu kepala desa menjelaskan bagaimana orang orang didesa itu bekerja, ada yang bekerja disawah, diladang, ataupun pekerjaan lain. "....ooh iya pak saya ngerti...", "nanti mbak Cici bisa coba semua pekerjaan deh... kan biar... terasa hidup didesanya...", "hmm iya pak betul...", "disini ndak ada kamar mandi loh... jadi kalau mandi ya disungai...", "ooh iya pak...", "hehe... mbak Cici... itu... pakaiannya mau saya bawa juga... soalnya... kurang tradisional...", "oh iya sebentar pak..." Cici tanpa ragu mulai melepas pakaiannya, ia tinggal berpakaian dalam saja. "wah...hehe... itu dilepas juga mbak... tuh liat ini saya bawa semua...", "hmm iya pak..." kepala desa itu malah membawa semua pakaian dalam Cici juga. Cici jadinya telanjang saja,  pakaian sisanya ditaruh lemari, yang lain disisihkan oleh kepala desa. "wah... bentar mbak Cici... sebelum mulai tinggal disini... mbak Cici harus diperiksa dulu...", "hmm iya pak..." Cici benar benar ingin tinggal didesa itu, ia tentu menuruti kata kepala desa mesum itu.
"hehe...wah...hmm..." sudah sibuk pria itu menjelajahi tubuh Cici, semuanya diraba dari atas sampai bawah. "mmh..ngh... ah...", "mbak Cici tenang aja... nanti saya bawain pakaian baru... yang tradisional...", "oh iya pak...mh...makasih...ah..." kepala desa itu tampak paling senang menjamah toket besar milik Cici, diremas remasnya dengan enak, lalu ia mainkan juga puting merah muda milik Cici. "hehehe... wah...", "mmh...ah...uh...", "wah...ini kok keluar susunya mbak Cici?", " iya memang bisa keluar pak..mh...ah...", "ooh gitu ya... hehe... ini tradisional nggak?", "hmm gimana itu pak maksudnya...ah...ahn...", "umm..mmh...sluurp...ah... ooh iya asli ini, saya pikir nggak... hehe...ummh... sluurp... " malah langsung pria itu netek saja, ia emut dan kenyot puting susu CIci, suur suur, air susu mengalir terus keluar, karena puting susu Cici terus disedot sedot. "mmh..ngh...ah...", "mbak Cici... tiduran aja disitu...", "iya pak..uh..mh...", "hehe... hmm... sluurp..mm...mmh.." malah makin bebas kepala desa itu beraksi, Cici sudah ada diatas ranjang. Kini pria itu makin berani, selangkangan Cici mulai dijamah dan dielus elus juga. "mh..ah..uh...", "sluurp..mh...ah... oh iya mbak Cici... sambil diperiksa, saya juga mau tanya...", "mmh..uh...ngh... iya tanya aja pak...", "hehe bentar...mh...nah... habis ini saya mulai tanya... bentar..." pria itu sibuk melepas celananya, ia siapkan penis tegaknya, ia tempel diselangkangan Cici. "mmh..ah...ngh..ngh...aahn...", "hehe....nah...uh...mmh... ouh..." benta tegak itu digesek gesek dibibir vagina Cici, setelah itu langsung didorong masuk saja, sleeb, masuk semua mengisi memek hangat Cici.
"...ah...ah... saya 19 tahun pak..ah...", "ooh... sebelumnya... kerja dimana...", "saya dirumah aja pak sebelumnya...mmh..." kepala desa mesum itu memang mulai bertanya, tapi sambil mulai menggerakan penisnya maju mundur, sleb sleb sleb, makin lama makin enak ia menyetubuhi Cici. "mbak Cici...mh...mau tinggal disini sampai kapan?", "mmh...ndak tau pak... mungkin bisa lama...", "ooh...iya iya..mh..mh.. bagus itu...uh...oh..." kepala desa malah memeluk erat Cici, setelah itu tampak ia bergerak hebat, tampak bagian bawah tubuhnya terus bergerak, memang ia terus menusukan penisnya maju mundur, ia pompa memek hangat Cici sekuat tenaga. "ah..ah.. ah...nngh...aahn..." Cici hanya mendesah saja, saat ia terus dientot oleh kepala desa mesum itu. Entah berapa lama berlalu, kepala desa sudah tak bertanya, ia fokus menikmati tubuh montok Cici. "mmh..mh...mh...aduh.."Croot croot, pria itu akhirnya klimaks juga, ia semprot memek Cici dengan sperma. "ah..ah...ahn..." Cici bisa merasakan cairan hangat bergejolak dalam rahimnya. Setelah itu kepala desa malah sibuk segera berpakaian duluan, saat Cici masih meriang merasakan memeknya yang bergejolak dan tampak juga muncrat muncrat cairan persetubuhan dari dalam. "hehe... mbak Cici... saya tinggal dulu ya...", "mh...ah sebentar pak... sungainya dimana pak...", "ooh tinggal ikut jalan belakang rumah ini... nanti juga ketemu sungai...", "mmh uh...iya pak...", "hehe iya udah saya pergi dulu ya.." Kepala desa itu pergi, tentu sambil membawa pakaian milik Cici. Setelah istirahat sebentar, Cici bangkit dari kasur, ia kemudian mengambil handuk, ia pun pergi kesungai.
Sungai tak begitu jauh dari rumah Cici, sebentar berjalan cewek itu sudah sampai, tentu ia segera saja mandi. Tak lama ada orang lewat, dan tentu kaget melihat ada cewek aduhai mandi sendiri. "wah...kesana yuk..." dua pria tampak mendekati Cici yang masih membasuh tubuhnya. "permisi...wah...", "eh...iya mas...", "hehe...mbak ini namanya siapa...", "saya Cici... baru pindah kesini mas..." Cici malah menepi untuk menyapa dua orang pria itu. "wah...ooh... rumahnya dimana?", "itu mas disana...tinggal jalan sebentar udah sampe..." dua pria itu mendengarkan, tapi sibuk melihati tubuh basah Cici. "ooh iya iya... hehe...hmm... mbak Cici kenapa mau tinggal didesa ini?", "iya mas saya pengen belajar hidup sendiri...mmh..ah...", "ooh gitu ya..hehe... jadi tinggal sendiri ya..." dua pria itu sudah sibuk saja, baru sebentar melihat Cici, kini sudah mereka pegang saja toket besar milik cewek itu. "iya mas... saya juga... pengen tau hidup... tradisional didesa...aah...", "ooh iya bagus itu  mbak...wah..." tentu sebentar saja sudah muncrat lagi susu dari puting merah muda milik Cici. "ahn..mh..ah...", "wah keluar susunya... biar kami minum mbak ya...umm..mmph...mm... sluurp..mh..mmh..", "ah... uh.. iya mas...ah..." dua pria itu langsung netek saja, puting menonjol milik Cici kembali diemut dan disedot sedot. toket besar Cici juga dipegang, kini juga diremas kuat kuat, jadi susu pun muncrat keluar lebih banyak. "sluurp..mmh... ah... bentar ya mbak Cici...hehe...mh...slruup..mmh...ah..." Cici jadi menunggu, saat toket besarnya ditarik tarik kedepan, dan puting susunya makin membesar karena terus dikenyot dan menyemburkan susu.
"ngh...ah...ah...aahn!" Tiba tiba Cici klimaks, karena tak tahan dirangsang terus tubuhnya. "wah...hehe... duduk aja mbak...nah...", "mmh...ah..uh..." dua pria itu makin sange melihat tubuh Cici yang bebas dijamah. "hehe...wah..mh...sini mbak saya pangku aja...", "mh...ngh...iya uh...ahn...ah..." satu pria sudah segera menurunkan celananya, ia siapkan penis tegaknya. ia angkat Cici kepangkuannya, lalu ia segera menancapkan penisnya dalam memek basah Cici. "mmh... wah... pasti mbak Cici nanti...uh... senang hidup disini... soalnya hidup didesa itu... bebas... ooh...", "mmh...ah...uh... mmgh..mmgh..." CIci jadi tak bisa mendesah, karena dari depan mulutnya disuguhi penis tegak juga. "wah...hehe... hebat ya mbak Cici...uh..", "mmh...mgh..mh...mh.." Cici pun tubuhnya terus bergoyang, maju mengulum penis, mundur memeknya digesek penis, Cici baru tiba sudah sibuk mengurus penis. Toket besar Cici tak dibiarkan juga, masih diremas remas, meski puting menonjolnya tak masih bebas, malah tampak terus menyemburkan susu kemana mana. "mbak Cici...uh... kalau pingin tau...ngh... warga desa sini... paling suka itu... ya berkumpul gini...hehe..." Cici memang bisa mendengar, meski ia makin melayang merasakan tubuhnya terus dirangsang. Cici terus diperkosa dua orang pria itu, sampai mereka pun akhirnya klimaks, Crooot croot, Cici pun jadi bermandikan sperma. Setelah itu CIci dibiarkan mandi dengan benar, tapi masih ditemani dua pria tadi. "mas... itu kok bawa ember...", " iya tadi niatnya mau mancing... eh ketemu mbak Cici...hehe...", "ooh gitu ya mas...", "embernya diisi air aja Cici, nanti ditaruh rumah kamu, pasti nanti butuh kan...", "ooh iya mas... makasih mas...", "hehe... udah mbak mandinya...", "udah mas...", "iya udah mari mbak Cici... kami temenin sampe rumah...hehe..." Cici pun memakai handuknya, ia pun ditemani dua pria tadi sampai kerumahnya. "makasih mas udah dianter...", "hehe iya... saya taruh sini embernya ya...", "iya mas...ngh...ahn...", "hehe... mbak Cici habis ini mau ngapain?", "ndak ngapa ngapain mas...uh..ah...", "hehe kalau gitu kita temenin bentar deh mbak ya...", "ooh...ngh...ahn... iya mas... aahn..." sampai rumah, Cici malah diperkosa lagi oleh dua pria itu. Cici pun akan memulai hidup barunya didesa itu.

No comments:

Post a Comment