"mbak
Nina...", "oh kalian... masuk aja...", "misi ya mbak...
hehe..." Nina kedatangan tamu, Odin dan Santo, dua bocah yang sering
mampir ketempatnya. "bawa apa itu kalian?", "ini ada buah
mbak", "ooh... banyak yah..." Nina duduk bersama Odin dan Santo
diruang tengah. Nina memang tinggal dirumah itu sendiri, keluarganya sedang
sibuk mengurus rumah baru ditempat lain. "mbak Nina suka buah apa?",
"apa aja suka dong", "hmm gitu ya...", "sini aku bantu
kupas buahnya...", "iya mbak" Nina sibuk sendiri, sedang Odin
dan Santo malah melongo melihati cewek itu. "mm... mbak Nina",
"iya Odin?", "mbak Nina...umur berapa?", "hmm? aku
umur 20", "ooh... pantesan", "pantes kenapa?",
"mbak Nina cantik yah", "haha bisa aja ya Odin, ini ayo dimakan
buah nya", "iya mbak" mereka bertiga makan buah bersama, Odin dan Santo sambil melihat toket besar Nina.
"mm
enak ya", "iya enak mbak... seger...mm", "kalian harus
banyak makan buah, biar sehat", "hmm iya mbak", "mbak Nina
sering makan buah ya...", "iya dong", "pantes mbak Nina
sehat", "hehe... kalian belum jawab loh suka buah apa tadi",
"hmm? eh iya mbak", "apa aja suka deh mbak", "nggak
boleh, harus pilih dong", "hmm, bingung mbak" Odin dan Santo
memang bingung tampaknya, buah yang mereka inginkan ada pada Nina.
"bingung gimana? ndak ada disini ya buahnya? brarti kalian suka buah
anggur ya?", "bukan mbak... anggur kan kecil", "iya mbak,
yang bundar tapi... besar...", "apa ya? semangka ya?",
"bukan mbak, terlalu besar", "tapi kalo dibelah dua mungkin...
hampir sama mbak", "hmm? buah apa sih?" Nina bingung, tapi ia
kemudian melihat Odin dan Santo, mereka melamun melihati kaos Nina, cewek itu
kemudian sadar, ia kemudian membusungkan dadanya, ia lihat Odin dan Santo.
"eh...mbak...", "nakal ya... kalian mau bilang buah dada aja
sulit banget", "eh... mbak Nina..." Nina menjewer telinga dua
bocah itu. "nakal nakal, masih kecil pikirannya ya...", "eh...
maaf mbak", "becanda aja mbak", "huh... kalian ini
ya...", "aduuh" Odin dan Santo mengelus telinganya yang memerah
karena habis dijewer. Nina kemudian tersenyum, "kalian ini, ada buah yang
bisa dimakan, malah pengen yang nggak bisa", "i...iya...maaf
mbak", "emang kalian mau apain buah dadaku? hmm?" Odin dan Santo
jadi malu, "n...ndak mbak...maap", "loh gimana sih? jadi kalian
ini mau buah dada beneran apa ndak?" Odin dan Santo jadi bingung. Nina
tersenyum saja, ia kemudian mendekati dua bocah itu. "eh...mbak
Nina...", "kalau mau beneran... aku kasih deh..." Odin dan Santo
kaget, mereka tak tau Nina bakal menjawab seperti itu. "y...yang bener
mbak", "loh iya... iya udah kalau nggak mau...", "iya iya
mau mbak...eeh..." Santo sampai keceplosan. Nina kemudian malah membuka
kaosnya, Odin dan Santo terperanga. "nih... buah dadaku..." dua bocah
itu tercengang, bisa melihat dua buah dada, meski masih setengahnya karena
masih dihalangi bh. "wah...mbak Nina...", "tuh... emang punyaku
gede ya?", "i...iya mbak... kayak semangka dibelah dua...",
"masa sih?", "iya mbak...hmm" Odin dan Santo melongo, wajah
mereka makin dekat dengan dada Nina. Nina wajahnya memerah, ia sebenarnya malu,
tapi melihat dua bocah itu, ia jadi tersenyum. "naah... udah liat kan?
sana sekarang habisin buah kalian tadi" Nina menjewer dua bocah itu lagi.
"eeh... aduh", "iya iya mbak" , "udah... kalian emang
ya" Nina kemudian memakai kaosnya lagi. Odin dan Santo lanjut memakan buah
buahan yang mereka bawa, meski yang mereka fikirkan adalah buah dada besar
milik Nina. "udah habis mbak", "siip, sana cuci tangan
dulu" Odin dan Santo pergi kebelakang untuk mencuci tangan.
setelah
mencuci tangan, dua bocah itu malah ngobrol di belakang, "duuh... buah
dadanya mbak Nina besar ya...", "iya... mulus banget juga...",
"iya... duh pengen pegang deh tadi", "ngawur, nanti marah lah
mbak Nina...", "iya... udah untung tadi kita
dibukain...hehe...", "Hayo? ngomongin buah dadaku lagi?"
Kagetlah Odin dan Santo, asyik ngobrol malah tiba tiba ada Nina dibelakang
mereka. "eh... ndak mbak...aduuh", "aduh..maap mbak" masih
sakit, telinga mereka dijewer lagi. "nakal ya... huuh kalian ini"
Nina kemudian menghentikan ulahnya, karena melihat dua bocah itu kesakitan.
"aduuh... maap mbak", "kami kan... gak bisa boong",
"iya... duh emang ya...mau kalian apa sih?", "ndak mbak...
ampun", "kalian kalo ngomong nggak lengkap sih...", "eeh...
mbak..." Nina malah membuka kaosnya lagi, kembali dua bocah itu terpaku.
"kalau mau pegang... ya bilang dong dari tadi..." Nina membuat dua
bocah itu pecah imajinasinya. "w...wah... yang bener mbak...",
"iya... pegang aj...aah...hee pelan aja kali...",
"hehe...hmm...maaf mbak...", "hihi... hmm..." dengan gesit
Odin dan Santo menangkap buah dada Nina, dipegangnya malu malu, meski masih
ditutupi bh. Nina tampaknya penasaran dengan kemauan dua boca itu. "bentar
bentar...", "wah mbak...asyiik" senangnya mereka saat Nina malah
mencopot bhnya juga. melotot mereka, melihat puting susu Nina yang mencuat dan
menggoda, "heh... malah bengong...", "eh...mmh...mbak Nina emang
seksi banget ya", "iya...duuh...", "gak jadi pegang nih?
aku tutup lagi loh", "eh iya iya...hehe..hmm...wah...",
"halus banget...hmm" Buah dada Nina dipegang langsung, yang kiri
diurus Odin dan kanan diurus Santo. dipegang dan dielusnya buah dada itu, saat
diremas perlahan juga terasa amat kenyal. "aah...mmh", "maap
mbak...sakit ya?", "ndak kok... ndak apa...", "hmm...ini
ya... putingnya mbak Nina...", "aahn... ngh" Nina merasa geli, dan
amat geli saat puting susunya disentuh, bahkan mulai dielus elus. Odin dan
Santo makin nakal, mereka terus meremas buah dada Nina, juga memainkan puting
susu Nina. "hehe..hmm", "hmm...aku mau...umm... mmh..mmm",
"eh Odin...aah... jangan dimasukan mulut, aahn...nngh" Nina tak tahan
geli luar biasa saat puting susunya diemut Odin, mulut bocah itu asal nempel
saja tanpa ijin. Santo jadi ikut ikutan, dilahapnya puting Nina, dihisap dan
dikenyot. Nina tak pernah merasakan sensasi luarbiasa saat dua puting susunya dipilin dan dikenyot, juga buah dadanya
diremas terus. Heran ia bahkan penasaran dengan rasa nikmat itu, tapi ia
melakukannya dengan dua bocah itu yang memainkan buah dadanya.
Nina jadi
lemas karena buah dadanya dimainkan terus, "eh... udah...aah...",
"mmh... kenapa mbak?", "aku udah lemes ini... hmmh",
"hmm iya udah mbak..." Nina dibiarkan, cewek itu kemudian pergi saja
kekamarnya tanpa menghiraukan Odin dan Santo. sampai kamar ia langsung tiduran,
tapi kemudian ia baru sadar, kalau ia salah langkah. "eh...
kalian..." Odin dan Santo ikut kekamar, dua bocah itu belum puas, Nina
yang belum sempat pakai kaos lagi akhirnya terpaksa kembali mendapati buah
dadanya dipegang dan diremas. "hmm... disini lebih enak emang mbak",
"iya, mbak Nina juga bisa santai...mmp..mmh" puting susu Nina memang
makin mencuat, tentu kembali dikenyot mulut nakal Odin dan Santo. Nina tak bisa
menolak, tubuhnya sudah terangsang, cewek itu hanya bisa mendesah dan ikut
menikmati. "aah...eeh...mmh", "hmmh...mm... hehe..." Odin
tampak sadar ini sudah waktunya menikmati Nina seluruhnya. Odin membuka celana
Nina, "eeh... jangan Odin...", "wah...hmm..." celana dalam
Nina ikut dilepas juga, terlihat sudah selangkangan Nina dengan jelas, dihiasi
bulu bulu halus. "mm...mmh... aah... Odin emang nakal mbak..." Santo
tampak lebih fokus mengurus buah dada Nina terus, "hehe...hmm...uuh"
Odin mulai mengelus paha Nina, lalu mengarah keselangkangan Nina, sampai kini
jari jari nakal digesekan dipintu kemaluan Nina. "aah...aah...Odin...aduh...mmh",
"enak kan mbak? dari pada mbak Nina gesek sendiri... mending Odin
bantuin...hmmm" Nina memang tau benar, rasa gelinya lebih terasa saat Odin
yang menggesek bibir vagina cewek itu.Nina tak menyangka ia malah digrayangi
dua bocah itu. Odin dan Santo sudah terangsang berat, mereka ikut telanjang,
lalu Nina tau penis mereka sudah tegak. Odin membuka kedua paha Nina, memek
Nina terlihat sudah, makin nakal Odin jadinya.
"jangan...aah...odin...", "hehe... tenang aja
mbak...ummh...mmmp...mm" Odin nyosor saja, mulutnya menempel dipintu
masuk, lidahnya dijulurkan kedalam, Odin sudah lama ingin menghisap memek Nina
itu, kini dijiltinya dengan lincah, dihisapnya cairan didalam vagina Nina.
"aah...aah...aah..." Nina tak kuasa menahan geliat didalam memeknya. "wah...
sampe goyang goyang mbak Nina ya..." Santo naik diatas Nina, ia kini
menempelkan penisnya diantara dua buah dada Nina. Santo lalu menggesekan
penisnya, sambil ia tahan kedua tangan Nina agar ia bisa leluasa beraksi.
"aah...kalian...auuh...", "hmmh... ooh... putingnya mbak Nina...
aku tabrakin nih...hmm" Santo menyenggol puting Nina dengan penis
remajanya, makin terangsang saja ia jadinya. Odin juga tampak seperti kehausan,
ia hisap lubang vagina sarah bagaikan sumber air ternikmat.
"mmh...sluurp...mmm", "aah...aah...aaahn!" spluurt, Odin
malah mendapati cairan mengalir lebih banyak dari lubang itu, tentu ia hisap
semuanya, saking terbawa rasa nikmat, Odin bahkan klimaks, croot croot, ia
basahi kasur dengan sperma. Santo juga tak kuat, ia juga membasahi buah dada Nina
dengan spermanya. dua bocah itu sempat berhenti sejenak, untuk melihat Nina
yang bergoyang sendiri merasakan reaksi divaginanya.
"aah...aah...mmh...",
"mbak Nina... hehe...", "aah... santo...jang..mmmgh..mmh"
Santo memaksa Nina, ia sodorkan penisnya, dimasukan kedalam mulut Nina.
"ooh... udah mbak... enak seh... jilat aja mbak... kayak jilat buah buah
tadi...", "mmgh...mmh...mm", "uuh...luar biasa..n"
Nina masih lemas dikasur, tapi mulutnya disuguhi penis remaja. "hehe...
asik deh...hehe...uuh...ooh", "mmgh...hangaghn....Odgin...aaagh...mmh!"
Nina kelabakan, ia tak bisa mengelak, ternyata memeknya dimasuki penis Odin,
Sleeb, masuk semuanya, Nina akhirnya merasakan lagi memeknya disodok penis,
sudah lama ia tak diajak bersetubuh, malah kini ia diperkosa dua bocah.
"ooh...enak mbak...uuh", "ini juga enak din...hmmh",
"iya iya... emang enak semuanya... mbak Nina emang favoritku..." Odin
dan Santo berlomba menggerakan penisnya, memuaskan hasrat seksnya. Santo tak
bisa mengungkapkan nikmat yang diberikan Nina saat penis remajanya dijila dan
diemut. Odin juga terus menggesekan penisnya, ia akhirnya tau, memang nikmat
rasanya menggenjot memek perempuan. Entah berapa lama, Odin dan Santo asik
menyodokan penisnya di mulut dan vagina Nina. Nina heran benar, dua bocah itu
seperti sudah ahli saja, sudah tau adegan seks, bahkan bisa menyetubuhi Nina.
Setelah beberapa saat, Odin mencabut penisnya dari mulut Nina,
"mmh...ooh... gila... uuh", "Santo... kamu...mmh!" Croot
croot, sperma menyembur dari penis santo kewajah Nina. "uuh...uh...maaf
mbak... nggak kuat...", "hmmh...Odin...kamu...aah...",
"hmmh...iya mbak iya...ini ini...", Odin membebaskan vagina Nina,
lalu ia menunjukan penisnya pada Nina. "eh... kamu...bhhmmh!" croot
croot crot, Odin ikut ikutan menyemburkan spermanya kewajah Nina.
"ooh...lega...mmh" dua bocah itu lemas dan istirahat disebelah Nina.
Nina mengumpulkan tenaga, sambil membersihkan wajahnya. setelah Nina sudah
tenang dan bisa bangun, ia tersenyum. "Odin? Santo?", "iya mbak?
aaah!", "aduu mbak! aduh aduh!" Nina merubah raut wajahnya jadi
marah, Nina menjewer dua bocah itu lagi. "nakal ya kalian... tadi kan mbak
kasih ijin buat pegang buah dada, kok bisa sampe ngentotin aku sih
kalian?", "aduh...maaf mbak... udah gak tahan mbak",
"aah... aduh... iya mbak... mbak Nina juga mau gitu...aah", huuh...
jadi kalian selama ini kesini emang pengen perkosa aku ya?", "eeh..
ndak mbak", "ndak mbak... ndak...", "halah gak usah
bohong", "aduuh... iya iya... sakit mbak ampun",
"aduuh...ampun mbak...iya iya..." Nina kemudian berhenti menjewer dua
bocah itu. ia memeluk mereka berdua, lalu kepala mereka ditempelkan di buah
dada Nina. "hmm... udah lega belum? udah bisa perkosa aku? hmm?",
"m...maaf mbak... tapi emang lega sih", "iya maaf mbak... kalau
mbak Nina ndak suka kami nggak ganggu lagi deh", "hehe... kalian
hebat emang ya.... hmmh" Nina tiduran dikasur, ia minta Odin dan Santo
memeluknya dikanan dan dikiri. "hmm? mbak?","mbak Nina?",
"Kalian nggak boleh nakal lagi ya...", "iya mbak",
"iya janji mbak", "sip... tapi nanti kalau aku yang minta kalian
temenin aku... kalian harus mau..." Odin dan Santo heran, tentu mereka
jadi senang. "w...wah... iya mbak siap", "baik mbak
hehe...", "tapi nanti... jangan asal main gesek aja... kalo tadi
sampai keluar didalem terus aku hamil, kalian mau tanggung jawab?",
"eeh.. ampun mbak", "kami kan masih remaja",
"makanya... nanti pakai pengaman ya kalau main lagi... mau nggak?",
"hehe...iya mbak" serentak Odin dan Santo menjawab. Nina kemudian tersenyum,
tampaknya ia sudah tak tau kenapa bisa seperti itu, tapi cewek itu merasa Odin
dan Santo sudah menjadi teman setianya, bahkan merekalah satu satunya yang
menemaninya. Yah, ia fikir sebagai ganti menemaninya, Nina sesekali membiarkan
Odin dan Santo menikmati tubuh indahnya.
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terupdate
Berita Bayern Munchen
Berita Terkini
Berita Terupdate
Situs Poker Terpercaya
ReplyDeleteSitus Poker Paling Dicari
Situs Poker Online
Situs Poker WINRATE 90%
Situs Bandar Ceme
Situs Capsa Susun
Situs Domino99
Situs Q-Kick
Situs Poker Freechip
Situs Poker Nomor Satu
Agen Poker Terpercaya
Agen Poker Online
Poker Online Terpercaya