Siapa bilang jadi guru itu gak enak? Enak banget tau, apa lagi guru privat. Sudah 4 bulan itu Arman menjadi guru privat, ia ingin
mencari uang tambahan sendiri, demi membantu biaya kuliahnya itu. Arman
sekarang masih 20 tahun, tapi ia memang cukup pintar untuk menjadi guru privat.
Ia kini memiliki murid Seorang cewek SMA, namanya Heni. Heni bisa dikatakan
cepat dan gampang untuk mengerti penjelasan Arman saat diberi penjelasan oleh
guru privatnya itu. Sore itu Arman tiba didepan rumah Heni, segera ia mengetuk
pintu untuk segera member pelajaran baru untuk anak SMA itu, “Halo Arman, Heni
itu ada didalam, silahkan masuk”, “Iya bu, terima kasih” Arman yang disambut
Ibu dari Heni itu segera menuju ke kamar Heni. “Hai mas Arman, tumben kok
keliatan ganteng, haha”, “Bisa aja kamu hen, tadi kakak gak kuliah, jadi masih
fresh nih” Senyum dari Heni membuat Arman senang. Arman memang suka membantu
Heni untuk mempelajari matpel yang dibilang sulit oleh Heni, tapi ia juga
senang karena Heni itu cantik dan juga mulus sekali bodynya.
“Mas, ini aku ada Pr matematika, tolongin dong, ada rumus
baru nih”, “mana? Oalah itu toh, gini loh triknya…” Arman memberi penjelasan
pada Heni, Gadis itu cepat sekali mengerti dan langsung fokus mengerjakan.
Arman sempat sesekali memandangi tubuh putih mulus Heni yang saat itu sedang
memakai Celana pendek dan juga Kaos putih tim sepakbola kesukaannya,
“mas? Hoi,
kok ngelamun, Ini udah selesai pr
matematika ku”, “eeh, apa hen? Ooh…siip, cepet banget”, “Iya dong, tips dari
mas tadi emang mantep, memang pinter deh guruku yang satu ini”, setengah jam
itu Heni sudah menyelesaikan beberapa tugasnya. “Mas Arman, ini ada minum”, “oh,
makasih ya bu”, “Iya, Heni, ibu keluar dulu sama bapak, Mau kerumah saudaramu”,
“Iyaa, ati ati ya…” Lalu kini Arman ditinggal berdua dengan Heni, Suara mobil
terdengar meninggalkan rumah itu.
“Ada Pr lagi gak hen?”, “Udah semua mas, hehe”, “ya udah
siip, kamu mau belajar apa nih sekarang?”, “Gak tau mas, huuf, bosen nih”, “Iya
sih besok minggu, jadi kamu bisa santai sekarang, mas Arman balik aja ya”, “Jangan
mas, masak heni ditinggal sendiri? Temeniin” Arman yang hampir beranjak pergi
itu tangannya ditarik Heni, Arman merasakan halusnya tangan Heni. “Ya udaah,
mas temenin, mau belajar atau main aja?”, “Main yuk mas, udah pusing ngerjain
tadi, nih ada kartu” Arman masih menahan gairah seksnya, meski ia tahu Heni
yang cantik itu mubazir bila dibiarkan diam dirumah kosong itu.
“Yuk main kartu aja”, “Kalo kalah hukumannya apa hen?”, “Terserah
yang menang aja, oke?”, “Boleh, ayo dah main kartu” Segera kartu itu dibagi,
lalu mereka mulai bermain. Ternyata Heni kalah, “Yah kalah, huuh”, “haha, salah
sendiri mainnya keburu buru”, “Heni dikasih hukuman apa mas?”, Terbesit fikiran
Arman yang mulai kotor itu untuk menyuruh Heni yang aneh aneh, tapi ia masih
menahan diri. “Kamu minum itu Es jeruk buatan ibu kamu”, “Yaah, gampang amat
mas, ya udah” Segera Heni meneguk habis segelas Es jeruk itu, beberapa tetes
air jatuh keleher dan bajunya, membuat Arman jadi geleng geleng. “Lanjut mas,
kali ini pasti Heni yang menang” Kembali mereka mulai bermain kartu.
“Yee, Heni menang, huhuy”, “Aduh, dasar kamu, kamu mau apa
hen?”, “mmm, bentar mas”. Heni sempat terdiam memikirkan hukuman apa yang
pantas, namun hukuman itu justru mengagetkan Arman, “Mas Arman cium Heni dong”
Jeblaar, Arman kaget sekali, “Yang bener hen?”, “Loh iya, pokoknya mas Arman
harus mau, hehe”, “Ya udah terserah kamu” Cleb, sekejap saja bibir Arman sudah
bertemu dengan bibir merah Heni, Lalu Lidah Arman masuk kemulut Heni, kini
Arman yang sudah mulai konak menikmati kecupan mesrah bersama Heni, “mmm…mmm…mmm”,
Heni menikmati ciuman mesrah Arman, apalagi Heni baru saja minum Es jeruk, rasa
manis itu kini bercampur dimulut mereka.
“mmm…udah kak…ummm”, Sontak Arman berhenti, “Hehe, kamu sih
mintanya aneh aneh, lanjut main kartu nih?”, “mm…iya yuk” Kini segera mereka
melanjutkan permainan kartunya, namun mereka berdua sedang menahan gairah
seksnya. Sekali lagi Arman Kalah, Heni semakin nakal tampaknya, “hehe, lanjuut
hukuman berikutnya”, “Jangan aneh aneh lagi hen”, “terserah aku dong, Peluk aku
yaa” Bwuung, Penis Arman gembira seketika berdiri didalam celana itu, “Yang
bener hen?” tanpa menjawab Heni memeluk Arman, Seketika Arman merasakan
kenikmatan didadanya, karena gundukan kecil Heni menempel didadanya, Arman
kemudian menciumi leher dan bahu Heni, Gadis SMA itu mulai mendesah. “mmm…Mas
Arman….uuuf” Kemudian Arman menghentikan Pelukan gadis itu, “Hen, kamu
sebenarnya kenapa sih?”, “aku…aku…aku suka mas Arman”, “Yang bener hen, kamu…”
Heni langsung kembali mencium Arman, Arman yang sudah merasa Heni minta
dinikmati itu mulai berani, tangannya kini masuk kedalam kaos Heni, dan meraih
buah dada gadis itu. Ia remas perlahan, sambil menikmati ciuman Heni. “auuh…mmmm…mmm…mas…mas
suka heni ndak?”, “Tentu saja heni…kamu murid terbaik ku…”, “Kalau gitu…. Entot
Heni ya…buat bukti mas Suka heni…” Sontak Mendengar kalimat itu, Arman
mengangkat heni kekasur, lalu merebahkan tubuh putih mulus itu. Ia membuka kaos
dan bh Heni, lalu ia mulai mencium I perut mulus heni, sambil dijilati ia
mendekat ke buah dada imut heni lalu ia kenyot
puting merah muda itu, “aaahnn…mas….uuuum….uuuf”, tangan Arman tidak
tinggal diam, tangan itu sudah masuk kecelana Heni, jarinya sudah masuk
kelubang perawan itu, ia merasakan lubang itu sudah basah”.
“Mas, ajarin aku bercinta… ayo…mmm…nikmatin tubuhku…aaahn”
Arman kemudian menarik celana pendek Heni kebawah perlahan, lalu ia melihat
selangkangan gadis itu terlihat basah, bibir vaginanya itu sedikit ditutupi
bulu bulu tipis diatasnya. “Beneran nih hen? Kamu mau belajar ngeseks sama aku?”,
“Iya mas, berikan kemampuan terbaiknya mas”, “Heni ku sayang, siap yah” Arman
kemudian mendekatkan kepalanya kebibir vagina Heni, lalu ia kini mencium dan
menjilati vagina perawan itu, “aaah…geli mas….uuuuf…mmmm”, beberapa menit itu
lubang itu diobok obok lidah Arman, setelah ia rasa cukup, Arman melepas semua
pakaiannnya dan kini ia sudah diatas tubuh putih mulus Heni. “Kamu siap hen?”, “iya
guruku sayaang, memek Heni sudah minta diisi” Segera perlahan Arman memasukkan
penisnya kedalam lubang itu, ia merasakan sempitnya lubang itu untuk dimasuki
penis besarnya, pelan pelan ia memasukkan penisnya, lalu bleess, “aaaaaaauuuuh…sakiiiit
maaas” Keperawanan Heni sudah diambil Arman, ia merasa ada yang mengalir dari
vagina perawan itu, dan ternyata darah keperawanannya. “Tahan ya sayang, habis
ini udah gak sakit kok”. Kemudian Arman menciumi Heni, tangannya juga meremas
buah dada imut gadis itu.
Beberapa menit kemudian, penis Arman yang sudah diremas
dengan kuat oleh Dinding vagina Heni yang masih rapat itu kini mulai bergerak
perlahan, menit demi menit gerakan maju mundur penis Arman makin cepat, “mmmff….aaahn….uuuff…mas….eeih
eih… mmmmf”, Mendengar desahan gadis itu, Arman mulai mengoyak lubang sempit
itu. Arman baru merasakan kenikmatan luar biasa karena bisa menikmati perawan
secantik dan semulus Heni. Gerakan penis Arman sekarang membuat Heni
menggelinjang, Heni geleng geleng menahan Lubangnya disodok penis guru
privatnya itu. “Heni…uuuuh…gimana… mmm”, “euuuh, mmmm….enak mas….aaahn….mmm…”, Kini
persetubuhan guru dan murid itu berlanjut sampai Arman merasakan maninya sudah
mau keluar. Ia menarik penisnya dari lubang yang baru direnggut keperawanannya
itu, lalu mendekati wajah Heni, “Hen, lihat nih penis mas Arman udah mau
klimaks”, Kemudian Heni memegang penis itu dan memasukkannya kemulut imutnya,
dan cruuut cruuut cruuut, Sperma Arman memenuhi mulut Heni, Arman belum sempat
berkata kata, Maninya itu ditelan habis oleh Heni. “Hen, kok ditelan?”, “Itu
kan hasil cinta kita mas, ya tidak mau heni sia siakan, hehe”, “Terima kasih ya
hen”, “Heni yang musti berterima kasih mas, Heni udah tau sekarang ilmunya
ngeseks, hebat deh mas Arman”, Kemudian guru dan murid itu tersenyum sambil
tiduran diatas kasur, beberapa menit kemudian mereka segera berbenah diri dan
merapikan kasur Heni. Saat akan pulang dari rumah Heni, ternyata orang tua Heni
sudah kembali, “Mas Arman, tumben baru pulang?”, “hehe, iya, itu bu…”, “Mas
Arman tadi habis ngajarin Heni ilmu baru bu, jadi mumpung Heni lagi pengen,
kita lanjutin sampe Heni ngerti”, “wah seneng deh kamu pinter banget mendidik
anak kesayangan ibu ini, Ini Gaji kamu Arman, terima kasih ya”, “Eeh, makasih
bu, terima kasih. Sekarang Arman pamit dulu ya bu,pak, Makasih ya heni…” Iya
mas… Makasih buat ilmunya hari ini…” Kedipan mata Kiri Heni membuat perjalanan
pulang Arman menjadi indah, tidak hanya menikmati keperawanan Heni, Arman juga
mendapat gaji yang terlalu cepat baginya. Kini Heni dan Arman jadi semakin
dekat, Guru dan murid itu jadi sering mendapat ilmu baru, tentu juga ilmu seks.
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terupdate
Berita Bayern Munchen
Berita Terkini
Berita Terupdate