Siang itu, Yanto baru tiba disebuah rumah yang besar dengan
taman didepannya. Karena ia orang desa, ia tahu rumah itu pasti milik orang
kaya. Ia disambut seorang Laki laki yang memakai jas Rapi. “Selamat datang
Yanto”, “I iya pak, benar ini pak Yono kan?”, “Iya benar, kamu sudah siap
bekerja dirumahku?”, “I…iya pak, terima kasih pak Yono sudah mau menerima saya
bekerja disini”, “Iya, barang kamu cukup banyak
juga, ya sudah ayo masuk, saya tunjukan kamar kamu”. Yanto yang berusia
30 tahun itu baru saja memulai bekerja dirumah pak Yono itu sebagai tukang
kebun sekaligus pembantu tambahan. Yanto memang dikenal ulet saat berkebun
didesa, kini ia mencoba menjalani hidup dikota.
Yanto diajak masuk kedalam rumah pak Yono, ia sangat kagum
melihat seisi rumah begitu banyak barang barang mewah, dan tampak mahal. Yanto
berjalan bersama pak Yono, masuk lebih dalam kerumah besar itu. “Waah, bagus ya
rumahnya pak Yono”, “Iya dong, haha, eh Ma, Ini si Yanto udah dateng” Tampak
Seorang perempuan datang dari lantai atas dan menyapa yanto. “Selamat datang
yanto”, “Iya bu Ida, terima kasih”, “Wah, taman kita bakal bagus deh kalau yang
ngerawat Yanto, haha”, “Betul Ma, Eh Yanto, itu kamar kamu” Pak Yono menunjuk
kesudut ruangan , tampak sebuah kamar kecil disana. Yanto segera masuk kedalam,
dan segera ia memasukan barang bawaannya. “Pak Yono, kalau boleh tau, selain
saya apa ada orang lain yang kerja disini?”, “Oh, ada pembantu juga disini,
namanya Siti”, “Oh, begitu ya pak, kalau begitu, saya merapikan barang bawaan
saya dulu pak”, “Oke, saya kedepan dulu ya” Kemudian Yanto ditinggal sendiri,
ia segera merapikan barang bawaanya, pakaian dimasukkan kedalam lemari, dan
barang lain ditata didekat kasurnya. Meski kamar itu kecil, menurutnya sudah
sangat bagus untuk digunakan olehnya. Setelah selesai menata kamarnya, Yanto
pergi kedepan.
Setibanya didepan, ia melihat pak yanto sedang duduk, “Eh,
Yanto, sini, biar saya jelaskan tugas kamu ya” Yanto kemudian mendekat, setelah
itu ia mendengarkan panjang lebar tugas tugasnya nanti sebagai tukang kebun,
sekaligus pembantu. Beberapa menit mendengarkan pak Yanto, tiba tiba ada yang
datang membawakan secangkir kopi untuk pak Yanto, “pak, Ini kopinya”, “Terima kasih
Siti, eh kenalin, ini Yanto, tukang kebun baru” Saat Yanto menoleh, ia cukup
kaget melihat seorang perempuan yang mungkin seumuran dengannya itu tampak
cukup cantik, tak sesuai perkiraannya
“Eh, mas, Kenalin saya Siti..”, “Eh, itu,
Iya, S..Saya Yanto..” Kemudian ia bersalaman dengan Siti. “Udah, jangan lama
lama salamannya, baru sehari masak udah kecantol Siti kamu to, haha” Yanto baru
sadar ia sempat melamun dan menggengam erat tangan Siti, segera ia lepas kan
karena malu. “Eh, maaf mbak”, “Gapapa kok mas, ya sudah pak, saya kembali
kedapur, masih ada yang perlu diselesaikan”, “Iya ti…” Segera siti meninggalkan
pak Yanto dan Pak Yono. Yanto menyelesaikan peracakapannya dengan pak Yanto,
lalu ia segera memulai kerjanya.
.
Yanto sudah mulai membawa peralatannya, dan segera merapikan
rumput rumput ditaman rumah pak Yanto. Sedang asyik bekerja, Yanto juga masih
terbayang dengan Siti tadi, ia penasaran, kenapa perempuan secantik itu memilih
menjadi pembantu. “Mas Yantooo” Yanto langsung kaget, ia sampai memotong rumput
yang seharusnya tidak disentuh. “Eeeh, aduh, mbak Siti toh”, “Ngapain mas?”, “Ya
kerja,haha, mbak Siti udah selesai ngurus dapurnya?”, “Udah mas, semangat ya
mas kerjanya”, “Iya, makasih” Siti lalu kembali masuk kerumah. Yanto sempat
tersenyum, ia sepertinya punya teman bekerja yang baik.
Siang itu, Tampak ada sebuah mobil yang keluar dari garasi
rumah pak Yono, kemudian mobil itu berjalan, dan kemudian berhenti didekat
Yanto, jendelanya kemudian terbuka. “Yanto, saya sama istri saya mau berangkat
kerja, tolong jaga rumah sama Siti”, “Siap pak..” Pak Yono yang ada didalam
mobil bersama Istrinya itu kemudian meninggalkan Yanto. Segera Yanto
menyelesaikan pekerjaannya, lalu masuk kerumah. Yanto kemudian menaruh
peralatannya dikamar, kemudian pria itu mulai berfikir untuk berkeliling dalam
rumah pak Yanto, ia sangat tertarik dengan keindahan rumah itu. Ia pergi
keruang tamu, kelantai atas, juga ke belakang rumah itu. Setibanya didapur, Ia
tidak melihat keberadaan Siti. Kemudian ia mendengar suara air mengalir dikamar
mandi, sepertinya Siti sedang didalam sana. Kemudian Siti tampak keluar dari
kamar mandi dan menuju kedapur, “Eh, mas Yanto, udah selesai ngurus kebunnya?”,
“U..udah kok, ini lagi keliling rumah aja, biar familiar”, “Haha, betul itu mas”,
“mm..Siti udah lama kerja disini?”, “Udah setahun lah mas, aku seneng kerja
disini, banyak ditinggal keluar, jadi bisa santai”, “Gitu ya, bagus kalau
begitu” Siti sempat melihat Yanto sibuk memandangi tubuhnya itu, ia tersenyum,
lalu ia pergi, “Mas, Siti mau tidur dulu ya, permisi”, “Iya mbak, silahkan”
Siti kemudian pergi kekamarnya yang ada didekat dapur.
Yanto kemudian melanjutkan menelusuri rumah bos barunya itu.
Beberapa saat kemudian, ia juga merasa mengantuk, ia memilih pergi kekamarnya,
dan segera tertidur. 2 jam berlalu, Yanto pun bangun, ia kemudian pergi kekamar
mandi untuk mencuci mukanya, dan ternyata kamar mandi itu sudah tertutup,
mungkin siti sedang ada didalam, memang jelas terdengar sepertinya Siti sedang
mandi, suara air mengalir dengan deras. Yanto kemudian duduk dikursi didekat
kamar mandi itu, sambil mengelus wajahnya. Beberapa menit berlalu, Suara air
sudah berhenti, Siti sudah selesai mandi. Perempuan itu keluar dari kamar
mandi, namun Siti langsung berteriak. “Kyaaaah!” Yanto langsung kaget juga. “Aduh,
ada apa mbak Siti?” Yanto kemudian melihat kearah Siti, pantas saja Siti
berteriak, perempuan itu hanya memakai handuk untuk menutup tubuhnya yang baru
saja mandi, Yanto bisa melihat lekuk tubuh Siti yang cukup modis. “Bikin kaget
aja mas Yanto ini, aduh, mana aku pakai handuk aja…”, “Aduh, maaf mbak, saya
kan juga gak tau…” yanto sedikit mengelak dan tidak memandang Siti. “Gak papa
kok mas, gak biasa aja ada orang lain dirumah ini selain saya pas jam jam
segini”, Siti kemudian berjalan kekamarnya. Yanto yang tadi mengantuk itu kini
sudah melek, setelah melihat Siti tadi. Kemudian ia mencuci mukanya dikamar
mandi. Setelah itu ia berjalan keluar, saat melewati kamar siti yang pintunya
ditutup itu, Yanto masih penasaran, ia kemudian mencoba mengintip dari lubang
kunci pintu itu. Yanto harus kembali kaget saat melihat siti baru memakai
celana dalam saja, dan sedang memegang bh. Yanto terpaku pada tubuh Siti itu,
apalagi kedua buah dada perempuan itu cukup membuatnya terpesona. Yanto
menyaksikan SIti sedang memakai bhnya, lalu kemudian memakai baju dan celana,
Yanto yang keasikan itu tak sadar adiknya dalam celana itu sudah berdiri. Yanto
kemudian pelan pelan pergi dari depan kamar Siti, menuju kamarnya.
Dalam kamarnya, Yanto sedang melamun sambil merebahkan
tubuhnya diatas kasur. Ia masih membayangkan kembali lekuk tubuh Siti, paha
mulusnya, juga buah dada si pembantu itu. Beberapa menit asyik membayangkan
Siti, Yanto kemudian sadar, ia harus membersihkan halman rumah Pak Yanto itu.
Segera ia keluar, dan membersihkan bagian terluar rumah pak Yanto. Sore itu
lalu pak Yono dan Istrinya sudah pulang. “Wah, rajinnya kamu Yanto”, “Hari
pertama pak, masak gak rajin,haha”, “BIsa aja kamu ini,haha” Pak Yono dan
Istrinya lalu pergi masuk kerumah, Yanto menyelesaikan pekerjaannya itu, meski
ia sesekali memikirkan Siti lagi. Setelah merasa sudah bersih semua, Yanto
segera masuk kedalam rumah. Didalam rumah, ia melihat pak Yono dan Istrinya
sedang makan malam, tampak berbagai hidangan sedang disantap kedua Pemilik
Rumah itu. “Yanto, kamu belum makan kan? kamu susul si Siti sana didapur”, “Iya
pak, terima kasih” Yanto kemudian menuju kedapur. Ia melihat siti sedang makan
malam, meski menunya beda jauh dengan yang dimakan pak Yono dan Istrinya. “mm…Siti,
boleh ikut makan?”, “Silahkan mas, udah saya tambah porsinya emang buat mas
Yanto”, “Hehe, makasih” Yanto kemudian makan bersama Siti didapur itu. Sesekali Yanto memandang
kearah Siti yang sedang makan itu. Siti kemudian melihat kearah yanto, kedua
orang itu saling pandang, lalu saling mengalihkan pandangan, entah apa yang
sedang terjadi pada kedua orang itu. “m…Mas Yanto, dulu tinggalnya dimana?”, “Aku
tinggal di Desa ******”, “hmm, kok memilih kerja dikota ini mas?”, “Iya, disana
udah banyak yang berkebun, jadi aku coba kerja dikota saja, kalau Siti, kenapa
kerja jadi pembantu disini? Padahal kamu cantik” Yanto dan Siti sama sama kaget,
Yanto tak tau kenapa mengucap kalimat terakhir itu, Siti tak percaya Yanto akan
memuji kecantikannya. “Ah, bisa aja mas yanto ini, Aku kerja disini, karena
tanggungan keluarga”, “Siti udah nikah brarti ya?”, “Iya mas” Sempat Yanto
kecewa, tapi ia menyembunyikan perasaannya itu. “oh, begitu ya..” Mereka berdua
kemudian diam dan menyelesaikan makan malamnya. Yanto kemudian pergi dari
dapur, dan meninggalkan Siti.
Hari demi hari, Yanto bekerja dirumah pak yono itu, malah
tukang kebun itu makin terpesona kepada Siti, apalagi karena setiap siang
sampai sore, dirumah itu selalu hanya ada mereka berdua. Pak Yono dan Istrinya
memang memiliki sebuah perusahaan, mereka juga sering pergi keluar kota. Siti
dan yanto juga makin sering berbincang bincang didapur, apalagi saat makan
malam.
Suatu hari, pak Yono dan Istrinya pergi keluar kota, dan
Yanto bersama Siti saja dalam rumah besar itu. Siangnya, seperti biasa, Yanto
kini sudah hafal kapan waktu Siti akan pergi mandi, jadi ia sudah mendekati
kamar mandi itu, sambil mendengar suara air. Karena terus penasaran, Yanto tak
bisa mengelak dirinya sangat ingin mengintip Siti mandi. Pelan pelan Ia
mengambil kursi, dan menaruhnya didepan pintu, lalu ia menaiki kursi itu dan
mengintip melalui celah sempit diatas pintu kamar mandi. Yanto terbelalak
matanya, saat melihat tubuh basah Siti itu tak ada yang menutupi. Buah dada
bundar itu, pantat padat itu, membuat Yanto makin senang terhadap Siti. Apalagi
saat mandi itu, Siti suka sekali mengelus elus tubuhnya, Yanto sampai menggigit
bibirnya saat Siti mengelus dan menyenggol buah dadanya yang terlihat kenyal
dan bergoyang, Yanto benar benar terpesona. Yanto merasakan kembali penisnya
tegak dalam celana, saat ia melihat tubuh Siti itu diselimuti gelembung putih
dari sabun yang melumuri tubuh pembantu itu. Yanto terus menyaksikan Siti yang
sedang mandi itu. Saat Siti sudah selesai mandi dan sedang mengenakan Handuk,
Yanto segera mengembalikan kursi pada tempatnya, lalu mendudukinya. Siti
kemudian keluar dari kamar mandi, meski ia sering melihat yanto menunggunya
keluar dari kamar mandi, kini Siti kembali berteriak. “Kyaaah, Mas Yanto!”
Yanto ikut kaget, lalu pria itu baru sadar kenapa Siti berteriak, terlihat
celananya itu mengembung, jelas terlihat pasti penis Yanto sedang berontak
dalam celana itu. “Eeh, M…maaf mbak, aduh, saya, baru bangun, tadi mimpi aneh
aneh, jadi…begini deh”, “Aduh mas, gak ditenangin dulu itu… ya udah gak papa
mas” Siti berjalan kekamarnya sambil tangan kiri perempuan itu menutup matanya.
Yanto sempat malu setengah mati, namun bagaimana lagi, ia benar benar sudah
tidak sanggup menahan nafsunya.
Malamnya saat makan malam, Siti tampak diam tidak seperti biasanya,
Yanto jadi merasa bersalah, karena tadi siang itu. Siti jadi makan dengan
cepat, dan segera meninggalkan Yanto. Yanto sempat bingung, namun setelah
selesai makan malam, ia mencoba mendekati kamar Siti itu. Ia ingin meminta maaf
pada siti, namun ia malu. Akhirnya ia malah memilih melihat dulu apakah siti
sudah tidur atau tidak, dengan mengintip dilubang kunci pintu itu. Yanto tidak
melihat siti sedang tidur, malah ia melihat Siti memasukkan tangannya kedalam
celananya, dan terlihat digesek gesekkan, Siti juga tampak keenakan, Yanto tau
Siti pasti sedang masturbasi. Pria itu memilih melanjutkan Aksinya mengintip
Siti itu, ia tanpa ragu memegang penisnya juga untuk masturbasi. Yanto masih
penasaran, apakah Siti itu sedang masturbasi memikirkan suaminya didesa, atau
sedang memikirkan Yanto.
Tangan Siti masih masuk kedalam celananya, terus bergerak
dengan cepat, begitu juga Yanto. Yanto tiba tiba makin senang mengocok
penisnya, apalagi saat melihat Siti juga meremas buah dadanya dengan tangan
kanannya. Beberapa menit itu Yanto dan Siti saling masturbasi sendiri, entah
mereka juga sedang memikirkan satu sama lain. Beberapa saat kemudian, Siti
tampak menggoyangkan tubuhnya sambil membuka mulutnya, tampaknya ia sudah
klimaks. Yanto benar benar terkejut, tapi pria itu masih belum klimaks. Tampak
Siti yang sudah selesai beraksi itu tiba tiba berdiri, sepertinya mau kekamar
mandi, segera Yanto bersembunyi dibawah meja dapur. Benar saja Siti pergi
kekamar mandi, pasti membersihkan lubang vaginanya yang basah. Yanto yang sudah
terangsang itu tak mau menahan nafsunya lagi, ia pelan pelan masuk kekamar
Siti, menunggu perempuan itu didalam. Siti yang sudah selesai dari kamar mandi
itu segera kekamarnya, namun ia sangat kaget saat membuka pintu, karena melihat
Yanto didalam, dan penis tegaknya dikeluarkan dari celananya. “Kyaaah, Mas
Yanto, Kok…”, “Ssst, udah deh, Siti, Tadi kamu habis Masturbasi kan?”, “m…mas
Yanto kok…tau…”, “Tau dong, orang aku lihat jelas”, “Itu…mas Yanto kok…”, “Daripada
mikirin Suami kamu, mending kocokin penisku aja deh ti…”, “Jangan ngawur mas,
aku kan…”, “Ayolah… penisku belum pernah disentuh perempuan, gara gara ulah
kamu tadi jadi pengen, jadi, kamu harus tanggung jawab”, “Tapi kan mas”, “kalau
gak mau nanti aku bilangin pak Yono kalau kamu sering masturbasi dikamar”, “jangan
mas, aduh…”, “ya udah, bantuin aku dong…” “I…iya mas” Siti tampak malu malu
mendekati Yanto yang duduk dikasur itu, Siti kemudian dengan malu menangkap penis
tegak milik Yanto itu, kemudian perlahan dielus dan dikocok oleh tangan Siti. “Woooh,
mmm… ssh…terus mbak…Asik deh…”, Siti tampak wajahnya memerah, perempuan itu
kemudian melanjutkan aksinya, namun kini lebih cepat tangannya mengocok penis
tukang kebun itu. Yanto benar benar senang, ternyata ia kini bisa merasakan
langsung kocokan hebat tangan Siti itu. Beberapa kali dikocok dan dielus, Yanto
sudah tidak kuat, Croot crooot Sperma menyembur keatas, lalu mendarat ditangan
dan wajah cantik Siti. “Aah, mas, uuh”, “uuuhf, leganya…oooh” Siti kemudian
melepas pegangannya dipenis Yanto, lalu membersihkan tangannya. Yanto masih
penasaran, ia kemudian menanyakan alasan kenapa Siti melakukan masturbasi tadi.
“Siti, aku boleh Tanya?”, “mm..tanya apa mas?”, “Kamu…tadi masturbasi…karena
mikirin suami kamu…atau…mikirin aku?”, Siti terdiam, lalu perempuan itu dengan
malu malu menjawab, “mm…mikirin…mas yanto” Yanto sekejap kaget seketika,
penisnya yang tadinya lemas karena baru beraksi itu kini telah tegak kembali.
Yanto benar benar kaget dan senang, seketika pikirannya
pecah, tak ada yang lain selain Siti. Tukang kebun itu lalu menarik Siti, dan
menjatuhkannya diatas kasur. “Aduh, mas Yanto…” Yanto langsung merangkul Siti
itu, lalu tangannya dengan cepat menahan kedua tangan Siti. “Kalau pengen
begituan sama aku…bilang aja mbak, aku mau kok…mmmf!” Yanto mencium bibir Siti
itu, ia kemudian memaksa siti untuk melawan lidah nakal tukang kebun itu yang
mulai bergerak dengan cepat mencumbu pembantu itu. “mm..mmm…mas…mmmf”, “mm…mm…dinikmati
aja mbak..mm” Siti tak bisa melawan, tangannya ditahan oleh Yanto. Yanto
kemudian melepas tangan Siti, namun langsung menarik kaos yang dikenakan siti
itu dengan cepat, membuat siti kaget. “Aduh, mas Yanto, Jangan!” Yanto sudah
kehilangan kendali, melihat perut mulus milik Siti itu, ia kemudian mengelus
tubuh Siti dengan nikmat, kemudian meraih bh yang dikenakan siti, dan dilepas seketika.
“Ini nih, Yang bikin aku suka…ooh indahnya kamu ini” Yanto yang melihat dengan
dekat buah dada pembantu itu segera saja mendaratkan tangannya diatas benda
kenyal itu. Yanto merakan daging kenyal itu begitu nikmat untuk diremas,
tangannya kini sudah dengan lihay bergerak mengelus dan meremas buah dada Siti.
“Aaahn, maas, ooouuh, sssh, mmmf” Siti tidak begitu melawan, mungkin karena
tadinya ia sudah sempat terangsang karena baru selesai masturbasi, jadi ia
mudah saja kembali terangsang. Puting coklat Siti itu kini dipencet dan diputar
putar, benda itu kini mengeras, “Wow, bisa gini ya mbak, sungguh luar biasa”
Siti hanya mendesah dan meneteskan air mata, sambil menggigit bibirnya sendiri.
Beberapa menit itu, terus saja Yanto menikmati bagian atas tubuh indah milik
Siti.
Penis tegak yanto itu sedari tadi sudah berontak, segera
yanto mengikuti insting kemaluannya itu, ia membuka celana Siti, dan jelas
saja, siti tidak memakai celana dalam, karena tadi basah oleh cairan
kewanitaannya sendiri saat masturbasi. DIdepan Yanto itu kini terpampang lubang
basah milik Siti. Dengan bulu yang lebat diatasnya, selangkangan Siti itu makin
membuat Yanto bernafsu menikmati lubang vagina Siti. “Luar biasa,wah wah sini
aku jilat…mmmf!..lmfmlmf” Yanto langsung mencupang lubang vagina Siti dengan
mulutnya itu, sontak Siti mengerang hebat, “Aaaahn! Oooh, m…mas Jangan…auuuh..sssh”
Yanto sudah tidak bisa berhenti, lidahnya berputar putar, menikmati cairan yang
berada dalam lubang itu. Siti tampak menggerak gerakkan kepalanya, merasakan
lubang kewanitaannya sedang dihisap dan dijilati oleh Yanto. “mmm…mmm…slruup…aah…sedap…mmm”
Beberapa menit beraksi, yanto segera puas. Ia kemudian berdiri dan melepas
semua pakaiannya. SEgera ia melesat menindih Siti yang cantik itu.
“m..mas, jangan mas, aku kan sudah menikah, aduh”, “Sudah
Siti, kali ini biarkan aku menggantikan suamimu ya, kamu pasti senang, biar aku
masukin yaa..”, “Aduh, jangan, mas yant….Aaaahn!” Kepala penis yanto itu sudah
masuk dibagian terluar vagina Siti. Digoyang goyang perlahan sambil didorong, “Aah…aah..oo..itu…jangan…mas…Aaaahn!”,
“Bayangkan aku suami kamu aja Siti, biar enak,oooh” Sleeb, Penis yanto yang
tegak itu mengisi penuh lubang kewanitaan Siti. Kepala tukang kebun itu
mendongak keatas, merasakan sensasi luar biasa nikmat itu. “oooh, mmmf, Super
nikmat…uuh” Yanto tak menyangka dinding vagina Siti yang menyelubungi penisnya itu
akan berdenyut dan memberi kenikmatan luar biasa. Yanto lalu merangkul dengan
erat tubuh Siti itu, lalu ia menggerakkan penisnya perlahan maju mundur
menggesek lubang basah itu. “Aaahn…Aaahn..mas Yanto…ouuh…sssh… penismu…”, “ooh…kenapa
Siti? Penisku besar dan hebat kan, uuuh” Yanto makin semangat saat buah dada
montok milik Siti itu bergerak dan bergoyang mengelus dadanya. Yanto
mempercepat gesekannya, tabrakan penisnya dimemek milik Siti itu kini
menghasilkan bunyi yang sangat khas, membuat suasana kamar itu makin panas. “Oouh,
mas…sshh…Aaahn…gila deh…oouuh…aaahn” suara desahan itu diikuti dengan tabrakan
penis Yanto yang makin cepat saja maju mundur dan keluar masuk mengolah vagina
Siti itu.
Beberapa menit terus beraksi menyodok memek Siti, Yanto
benar benar senang dan gembira. Pria itu lalu berhenti, ia mencabut penisnya
dari lubang kewanitaan siti, yanto kemudian mengarahkan penisnya kearah tubuh
Siti. “Siti, ini tanda terima kasihku padamu.. oouuh” Croot croot croot, Sperma
milik yanto muncrat keatas tubuh dan buah dada Siti itu. Yanto benar benar
puas, telah menjadi suami Siti untuk sehari. Yanto kemudian duduk disebelah
tubuh siti yang masih lemas itu. “ooh,ssh, mas Yanto…”, “Ada apa siti?”, “m…m..makasih…”,
“I…iya, maaf kalau aku..”, “Sudah gak papa mas, memang udah seharusnya begini”
Kemudian Siti dan Yanto saling menguatkan diri, dan kemudian saling minta maaf.
Siti kemudian pergi mandi dimalam itu, namun tidak sendirian, Yanto ikut
menemani. Setelah mandi, tak tanggung tanggung, yanto ikut tidur bersama Siti.
Hari hari selanjutnya, hubungan Yanto dan Siti malah makin
baik, Kini mereka tidak pernah malu bila ingin meminta bantuan melepas
kepenatan dengan masturbasi bersama, ataupun bersetubuh. Tanpa diketahui oleh
pak Yono dan Istrinya, pembantu dan tukang kebunnya itu bisa dikatakan
menggantikan mereka menjadi pasangan dirumah itu.
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terupdate
Berita Bayern Munchen
Berita Terkini
Berita Terupdate
Agen Judi 75pkgames
ReplyDeleteAgen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Agen Judi Sbobet
Agen Judi Casino Online
Agen Judi Ibcbet
Andy "/rif" Dilanda Rindu Usai Terima Ucapan HUT dari Anak
Duterte Ancam Akan Usir Seluruh Diplomat Uni Eropa dalam 24 Jam
Pergi untuk Kembali, Lagu Terakhir Djarot Saat Perpisahan
75PKGAMES TANGKAS ONLINE