Distrian Pagi hari itu sudah berangkat mengendarai
sebuah mobil, Pria 30 tahun itu adalah seorang supir Taksi. “Rian, tumben
nunggu disini”, “Iya bro, coba suasana baru” Pria yang sering dipanggil Rian
itu tampak bercakap dengan teman seperjuangannya yang baru saja lewat. Distrian
memang tidak biasanya berhenti dan menunggu penumpang didaerah tengah kota,
karena biasanya ia memilih untuk menunggu penumpang dipinggir kota yang dekat
pasar dan mall. Ditengah kota ini malah banyak tempat penginapan dan juga taman
kota. Ia mulai berkenalan dengan beberapa pedagang dan juga beberapa orang yang sering berkeliaran disekitar
daerah tengah kota itu, sudah beberapa hari berlalu, dan tampak sudah banyak
penumpang yang menggunakan pelayanan taksinya.
“Mas, Taksi..” Seorang perempuan mendekati taksi
milik Distrian. Distrian yang bersandar dimobil taksinya itu segera membuka
pintu belakang mobil itu, dan perempuan itu masuk kedalam, pria itu lalu menuju
kursi depan dan bersiap mengemudikan taksinya. “Mau kemana mbak?”, “Ke ******
mas”, “Oke mbak” Distrian sempat kagum, penumpangnya itu ternyata cantik
sekali, mungkin lebih muda beberapa tahun darinya. Segera Distrian mengemudikan
mobilnya dan mengantar perempuan itu. Beberapa menit kemudian Taksinya sudah sampai ditempat
tujuan. “Brapa mas?”, “50 ribu mbak”, “Mahal kali, kalau jadi pelanggan tetap
dapet diskon nggak?”, “Ya gak bisa mbak, kan tarifnya udah diatur dimeterannya
ini“, “Ya udah mas, ini” Perempuan itu menyodorkan uang, setelah diterima
Distrian, perempuan itu segera turun. “Makasih mbak”, “Eh mas, besok ketempat
yang tadi bisa?”, “oh, saya selalu disana mbak”, “Oke, besok tunggu Disana mas”,
“Siap mbak”. Perempuan itu pergi meninggalkan Distrian. Sempat difikiran supir
taksi itu bagaimana cantiknya perempuan itu, sambil ia terus melanjutkan
pekerjaannya.
Keesokan harinya, Distrian sudah menunggu ditempat
biasanya. Ternyata perempuan kemarin itu sudah kembali menemuinya. “Taxi mbak?”,
“Iya mas” Kembali Distrian mengantarkan perempuan itu. “Alamatnya tetep yang
kemarin itu mbak?”, “Beda lagi mas, jalan aja kealamat kemarin, nanti aku
bilangin kalau berhenti”, “Siap mbak” Kembali Distrian mengemudikan taksinya
ditemani perempuan cantik itu. Dalam perjalanan, Distrian jadi tertarik untuk
menanyakan nama penumpang cantik itu. “mbak, boleh Tanya?”, “hmm? Tanya apa
mas?”, “Namanya siapa mbak?”, “Saya Nuriska mas”, “Oh, saya Distrian”, “panggilannya
siapa mas?”, “panggil Rian aja mbak”, “Oke deh…” Sempat terpasang senyum
diwajah mereka berdua. Beberapa menit kemudian, Distrian harus menghentikan
mobilnya, “Stop situ mas” Segera taksi itu menepi, “Turun sini mbak?”, “mas
Rian tunggu bentar, saya panggil seseorang”, “oke mbak” Perempuan itu mengeluarkan
handphonenya, dan segera menelpon seseorang. “Halo? Iya om ini Riska…iya ini
udah didepan…udah saya carikan taksi…iya om, saya tunggu” Tak lama menunggu,
tampak seorang pria mendekati taksi, dan kemudian masuk dikursi belakang
menemani RIska. “Hai Riska..”, “Hai juga Om…cup” Nuriska mencium om-om itu,
sempat Distrian kaget mengetahui hal itu. “Hehe, Yuk mas lanjut”, “Kemana
tujuan selanjutnya mbak?”, “Kembali ketempat tadi mas” Rian sempat bingung,
namun ia segera menuruti kemauan Riska itu. Dalam perjalanan kembali ketengah
kota, Distrian mau tak mau mendengarkan Nuriska bercakap cakap dengan om-om
itu, “Hehe, ya gitu deh om…”, “Kamu memang cantik ya, persis kayak difoto itu”,
“Masak sih om? Kayaknya cantikan yang asli dari pada yang difoto? Hehe”, “Bisa
aja kamu, hehe” Distrian sempat berfikir kenapa Perempuan muda itu sangat akrab
dengan om om itu. Beberapa menit kemudian taksi milik Distrian sudah tiba
ditempat semula. “ini mas, kembaliannya ambil aja”, “w…wah, terima kasih om..eh
pak”, “Sip, yuk cantiik ikut om” Nuriska lalu turun bersama om-om itu. Dalam
mobil taksinya itu Distrian melihat Nuriska berjalan menuju hotel didekat sana
bersama Om-om itu. Distrian mulai berfikir yang tidak tidak, namun ia kembali
melanjutkan pekerjaannya sendiri.
Keesokan harinya lagi, Distrian sudah ditempat
biasa, ia berharap Nuriska menemuinya lagi. Tak diduga, bukannya Nuriska yang
datang, malah Om-om yang kemarin bersamanya itu yang menemui Distrian. “Eh mas
ini lagi, antarkan saya pulang ya, kerumah saya, tau kan? yang kemarin itu”, “Oh,
iya pak, siap…” Segera Distrian mengantarkan Om-om itu menuju rumahnya kemarin.
Kembali ditengah perjalanan Distrian tertarik menanyakan pertanyaanya kepada
penumpangnya itu, “m..Pak, boleh saya Tanya sesuatu?”, “Silahkan mas, pasti Tanya
soal Nuriska toh?”, “w..wah, bapak tau jalan fikiran saya”, “Iya lah, Si
Nuriska itu tadi saya tinggal dikamar hotel” Distrian sempat shock, pikiran
negatifnya mulai kembali teringat dari kejadian kemarin. “oh, jadi mbak Riska
itu…”, “Dia cewek panggilan mas, mumpung ada uang Aku nikmati aja sehari
bercinta dengan cewek cantik itu, hahaha” Distrian berusaha agar tidak tampak
kaget dan menjawab pernyataan Om-om itu, “o..ooh, begitu ya pak, pasti bapak
ini puas sekali…”, “Betul mas, wah, luar biasa nikmat deh memeknya Nuriska”
Distrian tak berfikir Om-om itu akan menjawab dengan begitu lepas. Distrian
memilih diam dan mengantar Om-om itu, tak lama taksinya sudah tiba dikediaman
penumpangnya itu. “Ini mas”, “Terima kasih pak”, “Loh kembaliannya mana?”, “Eh,
maaf pak, ini…”, “Kemarin kan soalnya ada Nuriska, sekarang beda cerita, haha,
yuk mas”, “iya pak…” Distrian kemudian meninggalkan tempat itu. Diperjalanan
Distrian berfikir cukup dalam, ia tak mengira cewek secantik Nuriska itu adalah
cewek panggilan yang sering memuaskan hasrat seks para pria berduit.
Beberapa hari kemudian, Distrian tidak menemukan
Nuriska menumpang taksinya, kembali muncul pertanyaan dikepalanya. Namun
disuatu hari, saat malam itu Distrian akan pulang, namun ia melihat Nuriska
mendekati taksinya. “Hai mas Rian, lama tak jumpa..”, “Eh, mbak Riska, taksi
mbak?”, “Iya dong, masak mau diem disini sama mas Rian, haha”, “Mungkin aja
kalau mbak Riska mau ya gak papa, hehe, kemana ini mbak?”, “Pulang kerumahku
mas”, “Oke deh mbak” Distrian mengantar Nuriska pulang. Dalam perjalanan, Rian
sempat diberi petunjuk jalan dimana rumah perempuan cantik itu. Distrian sempat
memperhatikan sepertinya Nuriska tampak kelelahan. “mm…mbak, kok tumben
keliatan lemes gitu..”, “Kepo yam as Rian? Haha”, “Ya maaf, pasti habis kerja
ya?”, “I…iya mas, capek” Distrian kemudian diam dan memilih mengemudi dengan
tenang, sambil sesekali melihat Nuriska dari spion tengah mobilnya itu.
Beberapa menit kemudian Ia sudah menepikan taksinya dan Nuriska segera turun
setelah membayar tariff taksi itu. “Sampai ketemu lagi mas Riaan”, “i..iya
mbak, terima kasih” hari itu berbeda, Rian melihat Senyum yang sangat manis
ditunjukan Nuriska saat berpamitan padanya. Distrian dalam perjalanan pulangnya
sempat tersenyum sendiri, memikirkan si Nuriska itu.
Besok paginya, Distrian sudah stay ditempat
nongkrongnya menunggu penumpang. Pagi itu ia sudah kaget melihat Nuriska
menemuinya, karena tak pernah sebelumnya perempuan cantik itu menemuinya dipagi
hari. “Mbak Riska? Tumben pagi pagi udah kesini” Tampak nuriska diam saja,
perempuan itu langsung masuk kedalam taksi milik Distrian. “Kemana ini mak
Riska? Pulang?”, “Iya mas…” Distrian tau ada yang tidak beres karena Nuriska
tidak secentil dan tampak sedikit lebih tenang. Segera saja Distrian mengantar
Nuriska pulang. Distrian selalu menyempatkan waktu melirik si cantik Nuriska,
sempat Nuriska menyadari kalau Distrian itu meliriknya, namun Distrian segera
kembali fokus mengemudi, meski pandangannya tak seperti biasa, Distrian tetap
terpesona kecantikan pelanggan setianya itu. Setelah tiba dirumah Nuriska,
perempuan itu segera turun, namun tak mengeluarkan uang. “M..mbak, anu… itu…”, “bayarnya
mas? Mm… ngutang dulu boleh mas?”, “Waduh, gimana ya mbak?” Distrian menggaruk
lehernya, dan Nuriska kemudian mendekati pria yang duduk dikursi pengemudi itu.
“mm… Mas Rian, turun bentar deh, ikut aku kedalam rumah”, “Eh, tumben mbak”, “Uangnya…didalem
soalnya”, “Gitu ya, ya udah deh…” Distrian menurut, ia turun dari taksinya dan
menguncinya, kemudian mengikuti Nuriska kedalam rumah itu. Distrian mengetahui
rumah itu sangat sepi, “Kok sepi sekali mbak?”, “Lagi keluar temenku, duduk
dulu deh mas” Distrian kemudian duduk disofa bersama Nuriska, pria itu sempat
merasa canggung, karena tak seperti ditaksinya, kini ia sudah bersebelahan
dengan sicantik itu. Distrian jadi malu mengetahui Nuriska itu sedang
memandanginya, “mm…. mbak Riska, anu…”, “Apa mas Rian?”, “ndak, itu loh…apa…mmm…”
Distrian makin bingung, Nuriska yang cantik sekali itu tersenyum kepadanya. “Brapa
sih bayarnya mas?” Nuriska merapat kesebelah Distrian, membuat pria itu jadi
makin bingung. “Ya.. kayak biasanya itu mbak”, “Kalau aku gak punya uang,
gimana mas?”, “mm…iya sudah mbak, gak papa, besok besok kan juga ketemu lagi..”,
“Hehe, beneran kan mas?”, “Iya beneran, kalau gitu saya mau berangkat lagi aja mbak”
Belum sempat berdiri, Nuriska meraih tangan Kiri Distrian itu, dan merangkulnya
dengan erat. “Mas Rian disini aja… temenin Riska” Distrian menelan ludah,
sambil berusaha tetap tenang. “gimana ya mbak? Aku kan musti…”, “Ayolah mas,
Hari ini… Aku gak ada yang nyari… Tadi dibatalin ketemuannya, hiks” Distrian
kaget, ternyata Nuriska itu benar benar cewek panggilan, “Jadi…mbak Riska ini
beneran kalau kerjanya…”, “Tuh tau…hehe…”, “Terus, kalau aku disini… mbak Riska
mau…”, “Mas, itu liat deh” Nuriska menunjuk kekanan, Distrian menoleh, namun
tidak ada apa apa. “Nggak ada apa ap…mmf!” Saat menoleh kembali kehadapan
Nuriska, Distrian sudah disambar mulutnya oleh bibir merah Nuriska, Pria itu
kini berciuman dengan Nuriska.
“mm…cup…mmm…” Nuriska melumat mulut pria itu, sambil
lidahnya sudah bergerak gerak, membuat Distrian kebingungan, Pria itu melihat
wajah cantik nuriska itu sudah sangat dekat dengannya, Distrian masih membuka
matanya, tak seperti Nuriska yang menutup matanya sambil menikmati cumbuan itu.
“mm…mbak..mm..”,” ayo mas bales ciumanku…mmm…” Distrian menurut, mau tak mau ia
harus membalas permainan lidah Nuriska itu, kini ia dengan nikmat bercumbu
dengan perempuan cantik itu. Beberapa saat kemudian, Nuriska berhenti, lalu
berdiri dihadapan Distrian. “Hehe, Mas Riaan, aku cantik gak sih?” Nuriska
bergerak layaknya model majalah dewasa dihadapan Distrian, pria itu malah
melongo, ia tak pernah berfikir kalau si cantik Nuriska akan mempertontonkan
kecantikannya langsung didepan matanya. “mm…mbak Riska cantik banget kok, dari
pertama ketemu… sampai sekarang juga… makin cantik kok”, “Makacih mas ganteng…
hehe” Distrian tak pernah dipanggil ganteng oleh siapapun, kecuali orang tuanya
sendiri. “Ah, bisa aja mbak…” Nuriska lalu menunduk dan mendekat menghadap
Distrian lagi. “Mas Riaan, aku udah ngebet pengen ngeseks nih, Mas Rian mau kan
ngeseks saya aku?” PIkiran Distrian meledak, Berciuman saya tak pernah
terfikirkan, malah sekarang diajak ngeseks, DIstrian tak bisa menolak
permintaan perempuan cantik itu, apalagi saat Nuriska menunduk, belahan dadanya
itu membuat Distrian makin tertarik.
“mm…gimana ya mbak? Kasian mbak Riskanya juga… gak
ada yang nemenin”, “iiih, gak usah sok cool deh, huuh, dasar, biasanya sering
goda goda ditaksi gitu, haha”, “iya iya, aku mau deh”, “Yeeees, cup… yuk mas,
sini sini kekamar…” Distrian gembira setengah bingung, kini ia dibawa Nuriska
menuju kamarnya. Nuriska segera melompat keatas kasur, lalu dengan posisi
menantang, perempuan cantik itu mengajak DIstrian untuk segera memulai adegan
asyik itu. “Hehe, ayo mas Riaan, Bukain pakaianku doong…hehe” Distrian hatinya
meleleh, mendengar godaan itu dari si cantik Nuriska, tanpa ragu ia mendekati
Nuriska. DIstrian perlahan mendaratkan tangannya dikedua bahu sicantik Nuriska.
Karena Nuriska memakai baju yang tak menutup lengannya, Distrian tinggal
menurunkan baju itu dari atas buah dada sicantik itu. Perlahan bajunya
diturunkan, Distrian kembali menelan ludah setelah baju itu sudah terlepas.
Kemudian ia sempat terdiam, karena kagum melihat tubuh mulus milik Nuriska itu,
perut dan buah dada yang masih ditutupi bh saja sudah membuatnya terangsang. Nuriska
kemudian melepas bhnya tanpa menunggu DIstrian, “Mas Riaan, check my mountain
please.. hehe” Distrian tak mengerti ucapan Nuriska, tapi ia tau sicantik itu
ingin buah dadanya yang bundar dan menggemaskan itu untuk segera dimainkan.
Segera kedua tangan Distrian mendarat digunung kenyal milik Nuriska, Distrian
menghela nafas panjang, ia baru pertama menyentuh langsung gundukan indah itu. “Wow,
mbak Riska… aku… uuh, gemesnya…” Distrian mengelus dan menggoyang kedua buah
dada milik Nuriska itu dengan nikmat, Nuriska kini sudah tersenyum gembira,
tidak salah ia memilih supir taksi langganan. “oouh…mmf…terus mas… enak deh…hmmf”
Distrian hatinya terus berdetak kencang, sambil kini meremas buah dada montok
ditubuh mulus Nuriska itu. Distrian tak kuasa melihat wajah cantik itu
menatapnya dengan penuh hasrat. Distrian melesatkan kepalanya kearah buah dada
itu, lalu segera ia mencium dan menjilati gundukan kenyal dan sintal itu.
Distrian mencium keringat Nuriska yang malah membuatnya makin tertarik untuk
menelusuri tubuh indah sicantik itu. Distrian kini menjilat dan mengelus tubuh
bagian atas milik Nuriska itu, dari bahu, ketiak, perut, dan buah dada milik
Nuriska itu tak bisa ia tinggal begitu saja, lidahnya tak bisa berhenti bergerak
menikmati keindahan tubuh Nuriska.
“Aaahn…mmf…Geli deh…mas Rian suka jilat jilat
yach..ooh…sshh…aahn” ,”mm…m..aah…tubuh mbak Riska wangi dan nikmat untuk ditelusuri,
huh, sungguh mempesona…mmm..cup”, “aaahn…ooh…uuhf” Nuriska mendongakan
kepalanya keatas, saat DIstrian mencium lehernya. Tak lama, Nuriska sudah tak
tahan, ia mendorong Rian, lalu membuka celana pria itu. “Gantian dong mas, aku
mau juga… jilat jilat yang enak, hehe” Penis tegak milik Distrian segera
ditangkap oleh Nuriska, dan mulai dikocok dengan nikmat. “Auuh mbak, wow, aku…
belum pernah diginiin sama perempuan”, “Asyiik, masih perjaka nih mas Rian?”, “Bisa
dibilang begitu..hehe..uuuh” Nuriska jadi liar mengetahui Distrian masih belum
pernah bercinta, namun sudah sehebat itu menjamah tubuhnya. Segera penis tegak
itu dikocok dengan hebat, tak lama Nuriska memasukkan kepala penis Distrian itu
kedalam mulutnya. LIdahnya bukan main liar, menjilat kepala penis milik
DIstrian itu dengan cepat, lidah perempuan itu berputar putar dan menjilat
kepala penis Distrian yang basah oleh cairan bening. Distrian yang keenakan itu
memegang kepala Nuriska, dan menggerakkannya, kini Nuriska mengulum penis besar
pria itu dengan cepat mulutnya sudah dipenuhi penis besar itu. “mm…mm…ofhg…mm..slruup..mmm..”,
“oooh, luar biasa, uuuh” Distrian tak kuasa menikmati sensasi yang pertama kali
ia rasakan itu.
Croot crooot crooot, Nuriska kaget seketika saat
mulutnya sudah terisi cairan putih yang keluar dari penis Distrian. “oghf..mm..gleegk..uhuk
uhuk…mmf…wow… hehe”, “Ouuh, uuh”, “Asyiik, keperjakaan mas RIan aku yang ambil,
hehe, ayo mas kita lanjutkan, hehe” Nuriska lalu melepas semua pakaiannya yang
tersisa, Kini Perempuan cantik itu sudah telanjang bulat, tubuh mulus nan
mempesona itu membuat Distrian sudah kembali terangsang. Nuriska merebahkan
tubuhnya dikasur, sambil membuka selangkangannya. Lubang diantara paha mulus
itu tampak sudah basah kuyub. “Mas Riaan, Bantuin Riska ya… Memekku minta
dijilati juga, kan mas RIan hebat kalau disuruh jilat jilat, hehe” Tak perlu
menjawab, Distriian mendaratkan kepalanya atas selangkangan tak berbulu itu,
lalu lidahnya segera bergerak gerak, dengan liar menikmati cairan dalam lubang
vagina Nuriska. “mm..mm…mm… slruup.. mmm …mmm… wow… sedap ya mbak memeknya…mm..”
Nuriska tak mengira Distrian begitu hebat menjilati lubang kewanitaannya, “Aaahn…aaahn…oooh…hebat
banget mas…aaahn” Beberapa menit berlalu, Nuriska sudah tak kuat menahan geliat
lidah Distrian dilubang vaginanya. Perempuan itu mendorong kepala Distrian,
menghentikan aksi jilatan mautnya. “Udah mas, bisa sehari mas RIan jilatin
memekku nanti, haha”, “hehe, maaf ya cantik, Aku gemes dan seneng banget bisa
menikmati memeknya mbak Riska”, “Udah mas, sekarang masukan punya nya mas
RIaan, puasin aku yaach” Nuriska
tersenyum sambil mengangkat tangannya seraya meminta Distrian menyetubuhinya.
Segera Rian melepas pakaiannya yang tersisa, lalu melesat mendekati Tubuh indah
Nuriska.
Penisnya yang tegak kembali itu ditempelkan diatas
lubang vagina Nuriska, tanpa berargumen, Distrian mendorong penisnya masuk, “Wow,
mas…auh… besarnya…Aaahn! Oooh!” Penis Distrian mengisi penuh memek sicantik
Nuriska itu. Distrian sempat Diam diatas tubuh Nuriska, ia sedang merasakan penisnya
yang diselimuti dinding vagina Nuriska itu sedang membuat sensasi ternikmat
dalam hidupnya. “Waaah, nikmatnya mbak… waoow” , Nuriska memeluk Distrian, buah
dadanya menempel ditubuh Pria itu. “aahn…ooh…ayo mas…gesekin mas…aaahn” Distrian
menurut, perlahan ia gerak kan bokongnya, sehingga penisnya terdorong keluar
masuk mengoyak vagina Nuriska yang sudah tidak perawan itu. Tubuh Sicantik
Nuriska itu ikut bergoyang seiring hentakan penis besar milik Distrian. Sleeb sleeb
sleeb, Distrian terus menusuk vagina nikmat itu, “ssh…Riska yang cantik…kamu
memang terbaik…oooh… nikmatnya memek kamu…”, “Uuhf…ssh…aahn..aaahn…ooh… terus
mas ganteng…lebih cepet..aaaahn” Distrian mempercepat interfal tusukannya, kini
penis besarnya mengoyak lubang vagina Nuriska itu dengan hebat, maju mundur
keluar masuk tanpa henti. “Aaahn…eih eih…ooh…super deh mas RIaan…aaaahn” kaki
Nuriska menyilang diatas tubuh Distrian, membuat mereka berdua semakin rapat
bersetubuh dikasur yang ikut bergoyang itu. Distrian tak menyangka pagi itu ia
sudah bersetubuh dengan pelanggan setianya yang cantik dan sungguh nikmat itu.
Bermenit menit Distrian menusuk vagina cewek panggilan itu, diiringi desahan
dan suara indah tabrakan penisnya itu.
“Oooh, Mbak Riska…aku…mau keluar nih…”, “Lepas dulu
mas… ssh… sini biar aku hisap penismu..” Distrian berhenti, lalu berdiri dan
menghadapkan penisnya kearah Nuriska. Penis itu langsung dilahap mulut nuriska,
tanpa perlu menunggu, penis itu sudah muncrat isinya, Crooot crooot crooot,
Nuriska tak kuasa menahan cairan sperma dalam mulutnya. “Ofghhf..hooek…mmf..uhuk
uhuk..oooh..aaah…mm…” Nuriska sempat memuntahkan sperma dari mulutnya yang
penuh, meski sudah menelan sisanya. Perempuan cantik itu lalu kelelahan di atas
kasur. “m..mbak Nuriska…gak papa kan?”, “uhuk…mmf…gak papa kok mas… aku seneng
malah..hehe..uhuk..mmf” Nuriska tampak meneteskan air mata, tentu karena
tenggorokannya tadi dipenuhi sperma milik Distrian, meski kini sudah ditelan
dan masuk kedalam perutnya. Distrian kemudian memeluk Nuriska, sambil mengelus
rambutnya. “Udah kan mbak? Aku udah puasin mbak Nuriska kan?”, “iya kok mas
Rian, makasih ya…”, “Gak usah bayar deh soal taksinya tadi, ini udah lebih dari
cukup bagiku…”, “hehe, emang itu mauku mas, cup” Nuriska mencium kening
Distrian, kemudian mereka berdua tersenyum lepas, dan kemudian tertidur dikasur
itu.
SEtelah beberapa jam tertidur, Distrian segera
bangun, berpakaian lagi, lalu membangunkan Nuriska. “mbak Riska, aku pergi dulu
ya…”, “Loh kok pergi, Nuriska sendiri dong..”, “Kalau boleh nanti aku mampir
lagi deh, kan mbak Riska juga tiap hari ketemu saya”, “hehe, iya deeh, hati
hati mas yaa, nanti kita ngeseks lagi kan? haha”, “Terserah mbak Riska deeh,
hehe, terima kasih mbak..” Distrian meninggalkan Nuriska yang beristirahat itu.
Kembali ia mengemudikan taksinya, sambil tersenyum puas.
Kini Distrian benar benar senang, ia jadi semakin
dekat dengan Nuriska, karena sangat sering bertemu, juga sering sekali bercinta
lagi. Distrian kemudian memilih menikahi Nuriska, pria itu tak mau perempuan
secantik itu dinikmati orang selain dirinya, dan pelak nanti Hidupnya diharapkan
bisa lebih baik, dan lebih bermartabat.
obat pembesar penis bali
ReplyDeleteObat Pembesar Penis BEKASI
ReplyDeleteObat Pembesar Penis Permanen Dan Tahan Lama
SELAMAT DATANG DI TOKO ONLINE ABORSI TERPERCAYA ASLI NO TIPU !!!
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terupdate
Berita Bayern Munchen
Berita Terkini
Berita Terupdate
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen bavetline88
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Ausilio: Perisic Tahu Inter dan MU Sama Hebatnya
Eto'o Bermimpi Latih Inter Milan
Pelatih Bologna Kecam Penalti Inter Milan
Kisah Seorang Anak SMP di Tahun 1984 dan Pengkhianatan G30S/PKI
Jokowi: Saya Juga Ingin Pasang Foto Aneh-aneh, tapi Nanti Dibilang Narsis
Agen Judi 75pkgames
ReplyDeleteAgen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Agen Judi Sbobet
Agen Judi Casino Online
Agen Judi Ibcbet
Andy "/rif" Dilanda Rindu Usai Terima Ucapan HUT dari Anak
Duterte Ancam Akan Usir Seluruh Diplomat Uni Eropa dalam 24 Jam
Pergi untuk Kembali, Lagu Terakhir Djarot Saat Perpisahan
75PKGAMES TANGKAS ONLINE