Hari demi hari berlalu, Siska sudah
semakin lengket dengan Brian, disekolah ataupun diluar, mereka hampir selalu
bersama. "ron, mereka lengket banget sih", "gak tau mi, baru
jadian beberapa hari aja udah begitu mereka, tapi emang pantes sih
mereka", "pantes gimana Ron?", "yang satu cantik, yang satu
ganteng, kan pas", "iya, bener Ron" Umi dan baron tampak sedikit
Iri dengan percintaan Siska dan Brian. Entah bagaimana Brian yang sedang
ngobrol dengan Siska itu menyadari sedang dibicarakan, ia melihat Baron, ia
malah tersenyum. "Ron, ngapain?", "gak ngapa ngapain ian",
"ciee, diem dieman sama umi nih yee" Siska tampak ikut melihat Baron
dan Umi. "Apaan Sis, eh, elu ngapa liat liat gue, iih" Umi tampak
berdiri dan meninggalkan Baron, "takut jadi sama gue ya ndut? hahaha"
Baron membalas ucapan Umi, Brian dan Siska tertawa kecil melihat dua temannya
itu. Pelajaran kemudian sudah kembali dimulai, mereka sudah belajar seperti
biasa. Saat pulang sekolah, Brian dan Siska sudah berkendara bersama, "...
emang kamu gak mau kerumah lagi yang?", "gak gitu Siska sayang, aku
udah lama gak kerumah Baron, kasihan udah pengen banget bisa main gitar dia",
"ooh, gitu ya..." Siska segera diantar kerumahnya. Ketika sampai
dirumah Siska, Brian segera berpamitan, "Selamat istirahat
sayang...", "iya, makasih..." Brian segera meninggalkan Siska.
Brian sore harinya sudah pergi menuju
rumah Baron, ia kini sudah sibuk melatih Baron bermain gitar. Gitar itu milik
Brian, tentu Brian lebih ahli menggunakannya, "kurang ron, coba lagi
deh..", "udah 5 kali ini, duh tanganku ini kenapa sih?",
"belum biasa aja ron, kurang cepat aja", "kamu bisa cepet gitu
gimana sih ian?", "jangan salah, yang lebih asyik dari gitar aja aku
juga bisa mainin" Baron seketika terdiam, ia sempat bingung apa yang
dimaksud oleh Brian, "apaan tuh ian?", "Eh!, enggak ron,
haha", "hayo? apa sih ian?", "enggak, udah lanjut main
itu", Baron malah berhenti memainkan gitarnya, ia segera berbicara
pada Brian, "Udah bilang aja ian,
kita kan teman deket, masak gak mau kasih tau", Brian sempat bingung, apa
perlu Baron tau apa yang sebenarnya dipendam olehnya. "mm... gimana ya
Ron?", "ayolah, gak bilang siapa siapa deh, suer", "oke
oke, rumah kamu lagi sepi kan?", "iyaa, kasih tau lah",
"oke, maksud gua tadi, nih jari jari gue, bisa makin cepet, karena sering
gesek gesek memeknya Siska..." Glodaak! Baron menjatuhkan gitar yang ada
ditangannya, karena ia benar benar kaget. "Anjir! yang bener ian! set
dah!", "gak usah teriak gitu ah, katanya pengen tau...", Baron
masih shock, tapi ia juga penasaran. "oke oke, jauh bener dari perkiraan
gue, jadi... elu...", "iya ron, gue... udah pernah ngeseks bareng
Siska", "fuck meeen, gilaaa!" Baron tersenyum, ia merasa senang,
juga kaget, serta heran, ternyata Brian teman baiknya itu sudah beraksi cukup
jauh, lebih jauh dari perkiraannya. "haha, gak usah gitu ah ron",
"meen, sumpah gila, benar benar beruntung ente", "hehe, iya
ron", "set, jadi pengen gue", "haha, cari pacar sana",
"gebet siapa ya? huh...", "halah, entekan udah deket sama Umi
tuh, gas lah...", "gas pala lo! cewek gemuk gitu...",
"heeh, gemuk gemuk gitu, lebih montok dari Siska" baron seketika
terdiam, ia mulai memikirkan Umi itu. "naah, jadi kepikiran Umi nih yeee,
hahaha!" Brian tampak tertawa besar, baru pertama ia lihat Baron yang luar
biasa berisik terdiam dengan begitu fokus. "udah udah, apa sih ian",
"hehe, cepet deh ditembak ron, enak banget loh ciuman sama cewek",
"aah, diem diem", "terus remas remas buah dada bro, juga nusuk
nusuk vagina, beeeh, asli nikmat", "dieem, parah lu ian!",
"haha, sial, jadi pengen lagi gua" Brian malah mengingat kembali aksi
serunya bersetubuh dengan Siska, sedang imajinasi baron mulai bergejolak,
membayangkan bagaimana jika ia saja yang ngeseks dengan siska, juga sempat
terbayang jika Umi saja yang ia dapatkan. "faaak, udah tidur dulu gua,
jadi pusing", "hahaha, Baron baron, ane dukung deh, mau cari siapa
siap dukung, haha" Baron segera mencoba tidur, meski fikirannya masih
tidak karuan.
Disudut lain, ternyata Siska sedang
pergi kerumah Umi, untuk mengerjakan tugas kelompok. berbeda dengan Brian dan
baron, mereka berdua lebih tenang, dan tampak juga cukup fokus mengerjakan tugas.
"... sip sip, udah nih mi", "aseek, seperti biasa, otak mu encer
ya Sis", "hehe, iya dong, sering kumpul sama Brian soalnya,
hehe", "mm... Sis, gimana si Brian?" Umi tampak juga penasaran
dengan hubungan Siska dan brian. "hehe, Brian itu, ganteng... romantis...
pria idamanku banget...", "gitu ya, hmm...", "hehe, mi...
udah pernah ciuman sama cowok gak?", "gak pernah lah Sis, wah jangan
jangan kamu...", "hehe iya dong, ciuman sama Brian itu... asyik
banget, hiih" Siska terlihat tersenyum indah, Umi malah melongo melihat
temannya itu. "Buset Sis, keknya seneng banget...", "iya dong...
hehe", "jangan jangan kamu..." Siska sempat kaget, ia tak mau
temannya itu tau lebih jauh, fikirnya ini bukan saat yang tepat, "apa sih
mi, gak kok, cuman gitu aja, mana berani aku... sampe tidur bareng",
"siapa juga yang bilang tidur bareng, hayo?", "apa sih mi,
hiiih" Siska mendorong Umi itu sedikit, karena tertawa melihatnya.
"hahaha, iya iya percaya...", "gih cari pacar mi... biar tau
rasanya ciuman", "siapa yang mau sama aku Sis, hmmh", Siska
kemudian tersenyum, lalu memegang tangan Umi, "hei, pasti banyak cowok
cowok yang mau sama kamu, kamu itu cantik loh", "cantik dari mana ah,
gemuk gini", "gak gemuk cantiiik, kamu itu lebih tepatnya montok,
hehe", "apa sih Sis, haha" umi sedikit malu, lama sudah ia tak
mendengar ada yang memujinya. "Mi, itu si Baron udah deket banget sama
kamu, gih digebet mi", "duh, kenapa harus sama si kurus itu",
"heh, kurus kurus gitu tiap hari meramaikan kelas loh, gak ada Baron mana
meriah kelas kita", "kalau itu sih ia Sis, tapi...", "kalau
ditambah kamu, pas deh, pasangan heboh sendiri, haha", Umi tersenyum,
Siska ternyata sering melihatnya bersama Baron, "hahaha, dasar kamu
Sis", "hehe, waaah, tas kamu baru ya mi, bagusnya..." Siska tiba
tiba sibuk melihat tas baru milik Umi. Umi memang kini sibuk berbincang dengan
Siska, tapi cewek SMA itu juga masih memikirkan tentang Baron, hampir setiap
waktu ia sibuk bergurau dengan cowok heboh itu, apa benar cowok itu yang tepat
untuknya.
Beberapa hari setelah itu, tepat
dihari sabtu, dikelas yang ramai, Siska dan Brian duduk berduaan, mereka sedang
berunding, karena sabtu itu mereka sepertinya ingin bercinta lagi. mereka sibuk
berbincang bincang, sambil sesekali melihat teman temannya sibuk bergurau didepan
kelas. "Mana ada beruang masuk tivi...", "ada keleus, kalau
beruang, pasti banyak yang tertarik, jadi terkenal masuk tivi", "itu
Ber-uang kali, dasar Baron", "kan bener, tapi ada beruang yang gak
terkenal dan juga gak masuk tivi", "beruang apa tuh?", "ya
elu itu mi, beruang gendut sekolahan, hahaha" Baron seketika lari,
"heeh, kurang ajar lu, Baroon!" Umi berlari mengejar baron, tak salah
mereka memang benar benar heboh sendiri, teman temannya sudah terbiasa dengan
hal itu, mereka tak bisa menyembunyikan gelak tawa mereka, saat melihat Umi dan
Baron sibuk bergurau. "hahaha, liat tuh yang, mereka itu selalu bersama,
tapi gak pernah akur", "Bener kamu ian, padahal udah dibilangin,
baron itu udah pantes jadi pacarnya si Umi" Brian kaget, Siska yang cantik
itu berpikiran sama dengannya. "eh, kita sehati loh yang, pas kerumah
Baron aku juga sempet nyuruh Baron nembak si Umi", "eeh, pas banget
yang, aku juga sempat bilang Umi pantes sama Baron", "waah, aku punya
ide nih", Brian kemudian menghadap kearah Siska, lalu mereka segera
berbincang bincang, seperti membuat suatu strategi. Beberapa menit kemudian
guru sudah datang, penduduk kelas itu segera duduk ditempat duduknya masing
masing. Pelajaran segera dimulai kembali. "Umi, nanti kamu kerumahku bisa?",
"ngapain sis?", "temenin aku , dirumah lagi sepi, aku ditinggal
keluar kota", " mmm... gimana ya?", "ayo lah, sehari ini
aja deh", "oke deh, bisa bisa", "hehe, siip" Siska
senang sekali Umi mau mengunjunginya nanti. beberapa jam berlalu, mereka semua
sudah selesai belajar, mereka segera pulang. "Ron, sini bentar deh"
Brian yang sudah membonceng Siska itu memanggil Baron, "apa ian?",
"nanti kerumah ku ya, aku ajarin main gitar, aku kasih trik baru",
"wah, tumben ian, oke deh, tunggu ya dirumah", "oke deh, sip
ron", "daaaah" Siska juga berpamitan pada Baron, Brian dan Siska
sudah pergi meninggalkan Baron. Baron sempat heran, tapi ia segera pulang saja,
karena nanti ia akan pergi kerumah Brian.
"hai Siskaa.." Hari sudah
menjelang sore, Umi sudah tiba dirumah Siska, berbeda dengan disekolah, Umi
memakai kaos dan celana pendek, dan ternyata cewek itu cukup mempesona, meski
tak seseksi Siska. "haai, yuk masuk" Umi segera masuk kerumah Siska
yang mewah. "wah, beneran sepi ya Sis", "iya, sini mi, nonton tv
sama aku" mereka berdua sudah sibuk menonton tv, sambil sesekali
menggosip. Ditempat lain, Baron juga sudah tiba dirumah Brian, tapi ia harus
membangunkan temannya yang tidur itu, "Briaan, bangun", "hmmh...
iya iya", "katanya mau latih gue main gitar, malah tidur",
"iyaa, bentar mandi dulu aku..." Brian segera pergi mandi, ia
meninggalkan Baron dikamarnya. Baron sempat heran, ia tak melihat gitar milik
Brian yang selalu digunakan untuk berlatih. Beberapa menit setelah itu, Brian
sudah kembali kekamar, dan segera berpakaian. "Brian, mana gitarmu?",
"ooh, iya ron, lupa, gitarku dirumahnya Siska", "ya elah
broo", "santai santai, kita ambil aja kesana", baron melihat
temannya itu sudah sibuk berpakaian. "Oke deh, tumben gitarmu sampai
ditinggal", "iya, kemarin siska minta belajar juga", "ooh,
oke deh, yuk" Setelah itu Baron sudah pergi bersama Brian menuju rumah
Siska. "yang, bukain pintu" Siska mendapat pesan dari Brian,
"Bentar ya mi", "iya..." Siska pergi kedepan rumah, lalu
membuka pintu rumahnya, dan melihat Brian sudah berdiri bersama Baron,
"Sore sayang... cup" Siska langsung mencium Brian, tentu baron heran,
pasangan itu tak menggubris kehadirannya. "iya sayang, eh, sorry ron,
kebiasaan", "eh, ada baron juga", "i... iya gak papa",
"yuk masuk" Baron dan Brian sudah masuk kerumah itu bersama Siska.
Setelah masuk, Baron yang pertama kali kaget, ia melihat sosok yang familiar,
"Umi... ada yang dateng nih?", "hmm? waah, Brian, heeh!"
setelah umi melihat, segera ia kaget, tentu Baron juga kaget. "Umii? kok
disini?", "Ron?" Brian dan Siska hanya tersenyum melihat dua
temannya itu kaget. Brian mengambil gitarnya yang disimpan dirumah Siska itu,
Siska pergi kedapur mengambil minuman. Baron sudah duduk disebelah Umi, berbeda
jauh dengan disekolah, Baron dan Umi tampak sedikit canggung, iya memang mereka
tak pernah bertemu diluar sekolah. "mm... Umi, sering kerumah Siska
ya?", "gak juga kok, ini tadi disuruh nemenin dia, keluarganya lagi
keluar", "mmm... gitu ya" Baron sesekali melihat Umi, ia sedikit
heran, ternyata cewek yang selalu ia ajak bergurau itu ternyata cukup
mempesona, dengan balutan pakaian minim. "Kamu... sedang apa kesini sama
Brian?", "anu... itu... aku sebenarnya lagi latihan main gitar bareng
Brian, tapi gitarnya ketinggalan disini", "hmm... gitu ya..."
Baron dan Umi mulai bingung, kenapa mereka tak bisa seheboh biasanya, seperti
disekolah.
"Ron, yuk latihan, disini aja
gimana? males main dirumah", "oh, tapi ian...", "ini
diminum ya guys..." Siska datang membawa minuman jus jeruk, memotong
perkataan Baron. "Udah ron, disini kan enak, tenang juga ada yang nemenin,
hehe", "terserah deh ian..." Baron segera mengambil gitar yang
ada ditangan Brian, ia mulai melantunkan nada nada yang sudah lama ia latih.
"mi, diminum dong, enak loh coba deh", "oh, iya iya..." Umi
segera meminum minuman yang disediakan oleh Siska. "sip ron, udah bagus
loh" Brian melihat Baron bermain gitar tak biasanya, lebih baik dari
biasanya. lantunan nada yang menarik itu tak bisa ditolak untuk didengarkan,
Umi terpaku melihat Baron bermain gitar, cewek itu sebenarnya menyukai cowok
yang bisa bermain gitar. Siska melihat Brian, lalu mengedip kan matanya, Brian
kemudian tersenyum, ia tau rencana yang ia buat bersama Siska berjalan mulus.
"Huh, gimana ian?", "mantep Ron, sekarang butuh vokalis nih, yuk
kamu gitarin", "iya ron, aku sama Umi yang nyanyi deh" Baron dan
Brian kini duduk didekat Siska dan umi. Baron pertama masih ragu, tapi ketika
ia sudah memainkan gitar itu, Siska dan Brian mulai bernyanyi, Umi yang sudah
tersenyum manis itu ikut bernyanyi. Mereka berempat cukup gembira, sore itu
mereka bisa meluangkan waktu bernyanyi dan menikmati momen bersama. "huuh,
Baron memang hebat", "yeey, seru ya" Brian dan Siska tampak
senang. "Ternyata kamu hebat juga ya ron" Umi tersenyum manis kepada
Baron, "aah, biasa aja mi, hehe", "eit, sekarang aku yang main,
kalian nyanyi ya", "siaap" Baron segera melantunkan nada indah
dari gitar itu, lagu yang familiar itu dengan mudah membuat mereka bernyanyi.
"Jika memang dirimulah tulang rusukku..", "kau akan kembali pada
tubuh ini..." "ku akan tua dan mati dalam pelukmu, untukmu seluruh
nafas ini..." Mereka bernyanyi dengan asyiknya, Baron dan Umi sampai
terbawa suasana. Siska dan Brian benar benar gembira, mereka berhasil
mempertemukan dua orang yang seharusnya sudah berpasangan itu. "mantap
yang... hehe... cup..." Siska kembali mencium Brian, Umi seketika
menyembunyikan senyumnya, "hehe, iya Siska sayang, gih ron main
lagi", "oke ian...", " Brian sayang... anterin aku keluar
bentar dong", "kemana yang?", "beli makan, laper nih",
"ooh, oke deh, baron sama Umi disini aja yah", "eh, ian,
tunggu", "udah, main aja, mantepin ya ron", "sis,
kok...", "bentar kok Mi, jangan pulang yaa..." Brian dan Siska
sudah keluar rumah, mereka pergi membeli makan, meninggalkan Umi dan Baron.
baron bermaing gitar sendiri, Umi
tampak masih bingung harus berbuat apa. Baron menyadari Brian dan Siska memang
sudah bersekongkol agar ia bertemu Umi. Baron memilih memberanikan diri, ia tak
mau temannya kecewa. "Umi...", "iya ron?", "kamu yang
nyanyi dong, aku yang musik in", "mm... oke deh..." Baron mulai
melantunkan nada dari gitar itu, Umi tampak mulai bernyanyi, tak lama mereka
sudah bisa bernyanyi bersama, senyum diwajah mereka tak bisa disembunyikan.
"Umi... ternyata kamu pinter nyanyi yah...", "hehe, kamu juga
jago main gitar ron", "hehe, mm... baru kali ini, kita ketemu gak
rame sendiri yah...", "iya ron, aku heran sendiri...",
"mm... Umi, aku mau minta maaf", "kok minta maaf?",
"iya, aku kan sering ejekin kamu dikelas", "haha, gak papa ron,
udah biasa, kalau gak gitu mana rame kelas kita?", "hehe, iya juga
sih...", "aku juga minta maaf Ron, kamu sebenarnya menarik juga kok,
hehe" Baron tak tau, rasa yang menggembirakan itu mengalir dalam tubuhnya.
"hehe, kamu juga cantik banget sebenarnya mi...", "masak sih
ron? cantik dari mana coba?", "cantik luar dalam, apalagi suara kamu
tuh..." Umi heran, ia malah makin mendekati Baron, ia sungguh tertarik
pada cowok SMA itu. "suaraku gimana ron? gemesin yah?", "mm...
iya, terus wajah kamu...", "... cantik gak sih aku ron?",
"... cantik kok mi, kamu..." entah bagaimana, Baron dan Umi sudah
bertatap muka dengan dekat, nafas mereka saling bertabrakan, Baron tak tau lagi
apa yang akan terjadi. Umi menutup matanya, sambil membuka bibirnya, Baron
mengikutinya lalu... "cup...mmm..." Baron dan Umi berciuman, hati
mereka berdua berdegup kencang. sungguh mereka tak tau rasa apa yang ada
didalam hati mereka. Sekali cium, mereka kemudian membuka mata, lalu tiba tiba
saling menjauh. Baron dan Umi terdiam sebentar, wajah mereka memerah. Ketika
mereka kembali saling pandang, baron memberanikan diri berbicara dulu.
"mm... Umi...", "iya ron...", "sebenarnya... aku...
suka banget sama kamu... saat kita bergurau, terasa nyaman banget sama
kamu...", "... iya ron, aku... juga suka sama kamu..." Baron
lalu mendekati Umi, ia pegang tangan cewek itu, "mm... Umi, mau gak kamu
jadi pacarku?", Umi dan Baron sudah berbicara sesuai hati nuraninya.
"... Aku... mau ron... jadi pacar kamu...", mereka kemudian tersenyum
manis, "terima kasih umi... cup" Baron mencium tangan Umi itu, mereka
benar benar romantis.
"Cie ciee... Piewwiit",
"akhirnya... jadian juga..." Umi dan Baron seketika kaget, lalu
melepas pegangan tangan mereka. "loh, Brian, Siska..." Brian dan
Siska sudah duduk sambil tersenyum dibelakang Baron dan Umi, ternyata mereka
sudah tiba sedari tadi. Umi terdiam malu, "loh, kok gitu... ayo
dilanjut", "haha, Brian sayang, biarin mereka ah, yuk kita ke kamar
aja...", "iya deh, gih dilanjutin ron" Brian dan Siska pergi
menuju kamar, tentu membuat Umi heran. "mm... Umi...", "i...iya
ron", "kita... pacaran beneran kan nih?", Umi kemudian tersenyum
manis, ia tau Baron benar benar mencintainya. "Iya baron, kamu pacar aku
sekarang...", baron tersenyum lega, ia sudah melepas masa lajangnya.
"Aaaahn... pelan aja dong yaaang" Suara Siska terdengar sampai
ditelinga Umi dan baron. baron seketika geleng geleng, ia sungguh heran, Brian
memang sudah gila. "mm... Baron, itu... mereka...", "iya mi,
mereka udah mulai tuh pasti, dasar Brian", "wah, mereka gila bener
yah", "iya... mm... Umi...", "iya, Baron sayang..."
Umi tersenyum memandang Baron, "mm... nanti... kalau disekolah jangan
berubah yah", "berubah gimana?", "aku... pengen kita tetep
heboh seperti biasanya, mungkin... hubungan kita biar Brian dan Siska aja yang
tau..." umi terdiam sebentar, tapi ia tau apa yang dimaksud oleh Baron.
"Iya sayang... aku tau kamu ingin kita tetep asyik dikelas... dan temen
temen gak ikutan shock, masak yang selalu ribut malah pacaran",
"hehe, iya, okee, janji ya?", "janji deh, hihi" baron dan
Umi mengambil keputusan bulat, mereka memang pacaran, tapi yang lain tak akan
tau, dan mereka pasti akan tetap heboh dikelas.
Didalam kamar, Brian sudah sibuk
menciumi Siska itu, iya memang cowok SMA itu sudah sangat menunggu momen nikmat
itu lagi. "cup...mm...cup", "Brian sayang... mmh...cup"
Brian memang sangat bersemangat, begitu juga dengan Siska. Umi dan Baron yang
sedang bercakap cakap itu jadi kehilangan fokus. "aduh, mereka asyik bener
sih", "mm... ron, kita samperin yuk..." Umi ternyata penasaran,
tentu Baron sebenarnya juga begitu, "aku penasaran juga sih, yuk
liat" mereka pelan pelan mendekati kamar, lalu mengintip dari pintu yang
ditutup setengah itu. Umi dan Baron seketika kaget, mereka melihat Brian sudah
sibuk bercumbu dengan Siska, bibir mereka bertemu, lidah mereka tampak beradu,
sungguh mereka kagum. "cup...aahn... Brian, bukain bajuku yang...",
"iya sayang...mm..." Brian melepas baju dan BH yang dipakai oleh
Siska, tubuh mulus dan buah dada montok itu segera membuat Umi dan Baron ikut
kagum. Umi melihat Baron begitu melotot melihat keindahan tubuh Siska, ia
senggol pacarnya itu, lalu Baron tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
mereka melanjutkan aksi menonton itu, kini baron sudah sibuk menciumi bahu dan
leher Siska, lalu buah dada montok itu diremas tangan Brian. "Aahn...
terus yang... oooh", "cup...mm... cintaku... seksi banget deh...
mmm" baron benar benar iri dengan Brian, temannya itu begitu asyik
mencumbu Siska yang seksi itu. Umi tampak heran, adegan yang dilakukan Siska
dan Brian membuatnya tertarik. Brian sekarang sudah mulai menciumi tubuh mulus
Siska, Baron dan Umi baru mengetahui ternyata temannya itu sudah ahli bercinta.
Siska yang menikmati cumbuan Brian itu tampak mendesah, "ian, ouh...mmh...
eh, liat tuh yang", "hmm? eh, ada yang ngintip, haha, pengen
ya?" Baron dan umi kemudian tersenyum, "hehe, sori ian, udah lanjut
aja...", "haha, liat nih ron, ditiru juga boleh...mmm" Brian
kembali menciumi Siska, Baron geleng geleng kepala melihat temannya yang
beruntung itu. Beberapa detik berlalu, Astrid tampak sudah terangsang,
"aahn... ian, bukain yang bawah dong...", "siap sayang..."
Brian segera melucuti celana yang dipakai
Siska, kini ceweknya itu menggunakan celana dalam saja. Sudah terlihat
basah, Brian segera menempelkan jarinya,
dan mengelus bagian basah dicelana dalam Siska, "ooh, aahnn..." Baron
dan Umi masih menonton, mereka tampak sedikit tertarik untuk mencoba. Umi
menyadari dirinya belum pernah dielus dengan asyik seperti Siska, ia kemudian
melihat Baron, Umi kemudian tersenyum lebar, melihat ada yang tegak dicelana
pacarnya itu. "Aduh, Umi..." Baron tiba tiba terusik, karena Umi
menyenggol penisnya yang tegak dicelana. "Ron, kamu... pengen juga
gak?" Baron tiba tiba hatinya tergetar, ia segera memutar pandangannya,
menuju Umi yang setiap hari bergurau dengannya itu. Baron kemudian mengajak Umi
kembali keruang tengah.
"Umi, kamu... belum pernah yang
begituan tadi itu?", "yang real baru lihat ini ron, asyik sendiri
mereka berdua tadi", "iya... mmm... sini dong..." Umi tau apa
yang ingin dicoba oleh Baron, cewek itu segera mendekati Baron. "iya Baron
sayang?", "cup...mm..." Baron kembali mencium Umi, tentu Umi
membalas dengan mesrah, mereka kembali bercumbu. Bedanya kini Baron memeluk
erat tubuh Umi, buah dada cewek itu menempel ditubuh Baron.
"cup..mmh...mmm", "mm...aah... buah dada kamu gede ya yang"
Umi tiba tiba menghentikan aksi ciuman itu. Umi tersenyum heran kepada Baron,
"yang, masak baru hari ini kamu tau?", "nggak sih, dulu kan gak
berani...", "sekarang berani ya? haha, aku kasih liat deh" Baron
terlihat begitu senang, ketika Umi melepas baju dan bhnya. Buah dada montok
kini terpampang didepan Baron, memang milik Umi lebih besar dari Siska,
"Yang, liatnya jangan gitu, malu..." Umi tampak malu malu mau, ia
menyilangkan tangannya dibawah buah dada montoknya. "kok malu yang,
kamu... asli mempesona, duh... kok gak dari dulu ya..." Baron sudah
melongo berat, ia terpesona dengan buah dada montok serta puting coklat milik
Umi. "Hehe, salah siapa juga, kan...aaahn!" Baron memencet puting
Umi, tentu cewek itu kaget, "eh, sakit ya yang?", "nggak kok,
kaget aja, terusin ron, biar gak penasaran..." mendapat persetujuan, Baron
segera beraksi, ia kini berani memegang buah dada montok milik Umi. Dielusnya
dengan pelan, juga ia sesekali meremas gundukan kenyal milik Umi itu,
"Umi, makasih, aduh aduh..." Umi tersenyum, ia tau Baron pasti sudah
lama ingin mengelus buah dada. "Aaahn... geli deh, hehe" Umi
merasakan sensasi yang baru pertama ia tau, saat Baron meremas buah dadanya,
jari jari baron membuat rasa geli dibuah dada Umi itu. "uuh, gemes banget,
cup... mmm" Baron kini menciumi buah dada Umi, sesekali ia jilati gundukan
kenyal itu, Baron dan Umi sudah mulai terangsang. "Aaahn... Baron
sayang...ouh" Umi yang mulai tertarik itu ikut beraksi, ia membuka
resleting celana Baron, lalu tangannya masuk, dan menangkap penis tegak
pacarnya itu, "ouh... yang itu, oh", "w...wah, keras banget
ron" Umi baru pertama kali memegang penis, ternyata begitu tegak, dan
berdenyut hebat. "uuh... coba mi... digesek dikit....oooh" Umi yang
menggerakkan tangannya perlahan itu membuat Baron merem melek, karena gesekan
nikmat itu sudah lama ditunggu oleh Baron. Baron dan Umi memulai, sedang Brian
dan Siska kini dikamar malah sudah mulai bersenggama.
"Aahn... Brian...
sayang...ouh" Siska sudah mulai mendesah, karena Brian sudah ada diatas
tubuhnya, dan terlihat penis pacarnya itu melesat keluar masuk vagina basahnya,
Siska merasa bila ditusuk langsung tanpa pengaman ternyata lebih nikmat. Penis
Brian itu tak dipakaikan kondom, Kini Brian merasakan perbedaan ketika ia
menggesek vagina Siska dengan penisnya, secara langsung lebih berasa.
"ooh... enak banget yang kalau gk pake kondom ya...uuh",
"nnh...ouh...mmh... iya iya...uuhhf" Siska tubuhnya terus bergoyang,
hasil dorongan maut penis Brian menusuk vaginanya. Suara Desahan dan tubuh
mereka yang bertabrakan bisa didengar Umi dan Baron diluar kamar itu.
"mm...mm...oohm...mmh", "uuh... enaaak banget Umi..." baron
ternyata sekarang sedang duduk sambil penisnya diemut oleh Umi, tapi setelah
mendengar suara Brian dan Siska yang tampak sudah asyik itu, Baron jadi ingin
segera mencoba juga. "ooh... mmh... Umi... Siska sama Brian... udah
ngeseks kayaknya...", "mm...mm? iya tuh, biar deh...aduh!" Croot
croot, tiba tiba Baron menyemburkan sperma dari penisnya itu kewajah Umi.
"Aduh...uuhf... maaf umi sayang, gak tahan...", "uuh... gak papa
kok, hmh... mereka, asyik bener suaranya..." Umi dan Baron mendengar jelas
Brian dan Siska sedang bercinta dengan asyiknya. Memang saja, Brian kini
menggesek dengan cepat vagina Siska itu, sleeb sleeb sleeb, Brian memuaskan
hasrat seksnya, dan tampak Siska juga menikmati. "Aahn... Sayang... mmh...
gila deh...ouh", "ooh... mantep kan yang... aku cinta kamu Siska...oooh"
Brian makin cepat menggesek vagina pacarnya itu.
"Umi... kamu... siap kan?",
"i...iya Baron...nnnh...Aaahn!!" Ternyata Baron sudah ngebet juga,
Umi tiduran dikarpet, Baron memasukan penisnya kevagina cewek montok itu, dan
sleeb, Umi merasakan keperawanannya diambil Baron.
"oooh...woow...mmmh" baron mendapat keperawanan Umi, cewek yang
merangkulnya erat karena menahan sensasi pertama ditusuk vaginanya.
"ah...ah...ah...oooh!" Ternyata erangan Umi lebih keras dari yang
lain, Brian dan Siska sampai sempat kaget, "Buah, yang diluar udah mulai
juga, uuh", "mmh... yees... aku jadi seneng yang...", "ya
udah, aku kelarin deh ya siska sayang... mmh" Brian menggenjot siska
dengan cepat, sembari merangkul cewek cantik itu, beberapa menit kemudian,
brian mencabut penisnya dari vagina Siska, lalu Crooot croooot, sperma
menyembur dari penis Brian yang baru keluar dari vagina Siska, Sperma menyembur
kekasur dan tubuh Siska. "oooh... mantep yang...mnnh...uuh...",
"ooh...huft... makasih Siska sayang..." brian dan Siska istirahat
sejenak, sambil mendengarkan suara desahan Umi yang menggelegar. "Aah!...
Baroon...aahhnn", "ooh... mmh...sshh..." Baron menggerakan
penisnya maju mundur, meski tak terlalu cepat, baron sadar memang Umi baru
pertama beraksi, begitu juga dirinya. Vagina sempit itu memang jadi satu hal
yang membuat Baron sadar akan kenikmatan bersetubuh. Buah dada montok milik Umi
itu dipegangi oleh Baron, begitu kenyal dan montok, bergoyang terus meski sudah
ditahan oleh tangan Baron. "ooh... Umi... cintaku...ouuuh", baron makin
menggebu gebu, ia mencoba mempercepat gesekannya, Umi tampak memeluk Baron
dengan erat kembali, "aahn... sayang....auuuh" Baron terus beraksi
tanpa melihat yang lain.
menit demi menit, baron memandang
wajah Umi yang berbeda, tampak begitu terhipnosis karena gerakan penisnya yang
menusuk vagina Umi. "Umi... kamu yang terbaik... uoooh", "iya
Baron... mmh... ahn...", "hhnn... aku mau keluar, aduh...mmnnh"
baron untung sempat mencabut penisnya dari vagina Umi, Croot crooot crot,
Sperma menyembur keperut dan buah dada montok milik Umi itu, "ouuh...
Baron...ooh...mmh" baron dan umi sempat terdiam sejenak. "Wow, luar
biasa memang kalian..." Baron kemudian kaget, ternyata Siska dan Brian
sedang asyik duduk dan menonton aksinya tadi. "Brian! sejak
kapan...", "hehe, dari tadi lah, haha..." brian dan Siska sudah
memakai pakaian dalam meski, tampak masih berkeringat setelah bersetubuh.
"Umi... ckckck... gimana gimana?" Siska mendekati Umi, "nnh...
Siska... uuh... lelah juga ya... ngeseks itu...", "hehe, makin dicoba
makin enak kok, ntar juga biasa...", "hnnh... gitu ya...".
"Ron, haha, pecah telor deeh", "haha, iya ian" Brian
menjabat tangan baron yang masih lelah itu. "Hehe, oke oke, jadi, Fix nih,
Baron sama Umi pacaran", "hehe, iya, iya kan Umi?", "iya
Baron sayang... huuh", "aduh, kok aku ditabok sih yang",
"nakal sih, bilang dulu kek tadi pas mau keluar isi penismu itu...",
"duuh, kan baru coba, untung juga gak aku tembak didalem, ntar makin
gendut kamu...", "heeeeh, huuft... Baron..." baron sudah sibuk
seperti biasa bersama Umi, ribut sendiri, namun mereka tau itu bukti cinta
mereka. Brian dan Siska sempat tertawa kecil, melihat Baron dan Umi itu, mereka
tau ini bakal menjadi cerita cinta mereka yang seru, bersama teman dekatnya
juga. Kisah Cinta dua pasangan itu akan terus berkelanjutan, sampai takdir yang
menentukan.
mantap....!!!!! https://m.facebook.com/oliviaAndroid/
ReplyDeletehttp://gregetmaxsimal.blogspot.co.id/2016/09/download-video-porn-terlengkap.html
permisi kakak2 numpang promo ya
ReplyDeleteyang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com
Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!
Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%
Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.
- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com
WWW.SARANAPELANGI.COM
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate