Hari berlalu, Fana sudah terbiasa tinggal
dirumahnya. meski memang saat siang selalu panas sampai sore. Fana sering jalan
jalan untuk mengenal suasana sekitar. "wah... mbak...", "iya
dek?", "orang baru ya?", "iya... aku baru pindahan",
"ooh, namamya mbak siapa?", "aku Fana...", "ooh salam
kenal mbak Fana, aku Irul", "salam kenal juga irul" Irul kaget
benar tau ada cewek montok berkeliaran siang hari. "hehe... mbak Fana mau
kemana?", "keliling aja dek... biar tau sekeliling",
"ooh... ayo mbak... aku ajak kesungai", "disebelah mana
itu?", "disana... ayo mbak...", "hmm iya..." Irul
mengajak Fana kesungai. Irul tak bisa berhenti melihat buah dada besar Fana
dalam tanktopnya, bergoyang terus saat Fana berjalan. "ini mbak sungainya...",
"wah airnya bening ya", "iya mbak... bersih juga..." Fana
duduk jongkok dipinggir sungai itu, Irul menengok terus, dilihati isi tanktop
Fana. "iya bersih... disini sejuk ya...", "iya...wah..."
Irul kaget, ketika ia menengok kebawah, ia bisa melihat bibir vagina fana, Fana
memakai rok sedang, kini tersingkap dan cewek itu tak pakai cd pula.
"kenapa dek?", "nggak papa... emang... seger liatnya...",
"iya...hehe...", "aku juga sering mandi disungai",
"hmm pasti seger ya...", "iya... mbak Fana... nggak mau coba
mandi disini?", "iya aku mau coba... tapi apa boleh cewek mandi
disungai ini?", "nggak papa, biasanya ada kok ibu ibu mandi disungai,
udah... ayo mandi mbak...", "wah... iya deh..." Fana diajak
kesudut teduh pinggir sungai, di bagian dangkal dengan aliran air yang cukup
tenang. Irul langsung melepas pakaiannya, "mbak Fana nggak buka
baju?", "ooh iya... sekalian rokku juga deh..." burung kemaluan
irul langsung tegang, ketika melihat buah dada Fana yang besar tanpa busana,
bahkan makin terangsang ketika melihat seluruh bagian tubuh mulus Fana.
"wah...hmm...", "wah... iya seger ya..uuh..." Fana segera
turun kesungai dangkal itu, mulai ia basah basahan. Irul masih tegang, melihat
tubuh basah Fana, begitu menggoda. "dududu... mimpi apa aku
semalam...", "dek Irul... mandi juga nggak?", "ooh iya
mbak..hehe...huuh... ckckck..." Fana seperti tak pernah mandi disungai, ia
main air sambil asik membasuh tubuhnya, Irul didekat cewek itu hanya berdiri
sambil memegang kemaluannya, ia kocok pelan pelan sambil melihat bidadari
mandi. Irul geleng geleng saja, saat melihat Fana tersenyum sambil asyik
membasahi buah dada besarnya. "dek Irul... kok bengong...",
"eh... iya... mbak Fana... mana pentilnya?", "hmm? putingku
maksudnya ya dek?", "eh iya itu...", "ooh iya ini masih
didalem... harus dikeluarin" mulai Fana meremas toket besarnya.
"wah... dikeluarin...", "iya ini putingku sembunyi... nah
ini..." puting susu Fana muncul, Irul tak tahan dengan apa yang ia
saksikan, Croot croot, ia semburkan sperma kesungai. "aduh...uhh", "loh
kenapa dek?", "nggak papa mbak... aku udah deh mandinya",
"hmm iya udah dek" Fana melanjutkan membasuh tubuhnya, Irul memilih
menepi dan berteduh. bocah itu masih terangsang, berteduh pun ia masih melihatk
Fana, sambil kembali mengocok penisnya. tak lama Irul melihat Fana menepi dan
menemuinya, "udah mbak mandinya?", "anu dek ini... susuku keluar
lagi...", "susu...wah..auh..." Croot croot, Irul klimaks lagi.
"kenapa dek?", "nggak papa cuman burungku ini",
"kenapa itu? kok merah gitu dek?", "iya... itu susunya
mbak...", "mmh... iya...gimana ya..." Irul tak mampu menutup
mulutnya ketika melihat buah dada besar mengalirkan susu segar. "mbak...
biar Irul minum susunya...eeh", "ooh iya... Irul minum susuku
ya...tolong ya dek...", "i...iya mbak...uuh", "aduh masih
sakit ya burungnya? sini biar aku pangku dek..." Fana duduk merentangkan
kakinya, lalu irul duduk dipangkuan Fana. "mmh...wah... mbak...
aku..umm..mmh... sluurp..mm", "iya kamu minum susuku ya...",
"mm...mm..sluuurp..." Irul mana tahan melihat puting susu didepan
wajahnya, langsung ia kenyot dan hisap saja, asyik irul menghisap susu Fana
yang segar. "dek... burung kamu masih merah...", "mm...sluurp...
aah... kok dipegang mbak...", "mungkin kalau dielus bisa mendingan
dek", "ooh iya mbak... aku lanjut nyusu ya...umm..mm...sluurp..aah..mm",
"iya dek Irul... aduh kasian burungmu..." Irul tak bisa mengungkapkan
kegembiraannya, ia bisa memegang buah dada besar, juga menghisap puting susu
kenyal, ditambah penis tegaknya sedang dielus juga, sambil berteduh dipuaskan
bidadari. "mm...sluurp..mm..aah... mbak...uuh" Croot croot, klimaks
lagi burungnya Irul, spermanya jatuh ditangan Fana. "ooh cairan ini dek...
mm... ", "uuh... kok dijilat sih itu ditangannya mbak Fana?",
"ini kan vitamin dek..mm...", "ooh...iya iya... uuh",
"dek Irul kok makin lemes ya?", "iya mbak", "ya udah
ayo kerumah ku dulu aja", "hmm iya deh mbak" habis berteduh tadi
tubuh Fana dan Irul sudah kering. mereka berpakaian, lalu Fana mengajak Irul
yang sudah lemas pulang kerumah. sampai dirumah, Fana mengantar Irul kekamar.
"nah Irul tidur aja ya, istirahat dulu", "hmm iya mbak"
Irul istirahat tiduran dikasur. Fana keluar kamar sebentar, tak lama ia kembali
Irul menutup mata sejenak. Fana kemudian melepas tanktop dan roknya, setelah
itu ia buka lemari disebrang kasur. Irul malah membuka mata, ia lihat lagi Fana
telanjang, ia lihat Fana sibuk sendiri memilih pakaian. Fana tak sadar puting
susunya muncul dan meneteskan susu. Irul jadinya mengeluarkan burungnya dari
celana, ia kocok lagi kemaluannya yang banyak klimaks tadi. Fana bahkan sempat
nungging dan menunjukan bibir vaginanya pada Irul. tak lama Fana sadar susunya
menetes, cewek itu keluar kamar tanpa tau Irul belum tidur. Irul kemudian
melihat Fana masuk kamar, ia pura pura tidur lagi. Fana kemudian duduk didekat
kasur, sambil membawa wadah. Ternyata Fana sedang sibuk memerah buah dadanya
sendiri, susunya menetes mengisi wadah yang ia sediakan. Fana melihat Irul, ia
kira sudah tidur, padahal masih mengintip terus. "hmm? aduh kasian irul
burungnya berdiri lagi..." Irul lupa menyimpan kemaluannya kedalam celana,
alhasil penis tegaknya dilihat Fana. Irul diam saja masih pura pura tidur.
"kalau aku elus lagi nanti keluar cairan itu ndak ya? hmm... maaf ya
irul... mbak Fana minta cairan tadi lagi ya..." Fana tangan kirinya
memerah susu, tangan kanan mengelus kemaluan tegak milik Irul. Irul menahan
kenikmatan saja, ia heran Fana tampak suka memainkan kemaluan laki laki.
"hmm... udah deh susunya... nah... oh iya... apa aku emut kayak punya pak
Boni ya? hmm..umm..mm..." sudah selesai mengurus susunya, Fana malah fokus
mengurus penis Irul, bahkan kini mulai dikulum. Irul makin tak tahan, ia bakal
dibikin klimaks lagi. "mm...mm...mmgh..ghhh!" croot, mulut Fana diisi
sperma Irul. "mmgh...aah... dah makasih irul...mm... aduh jadi ngantuk...
gerah juga... biar deh aku tidur gini..." Fana habis menegak sperma malah
ngantuk, ia tidur telanjang disebelah Irul. Irul yang lemas tak berulah, ia
juga ikut tidur. beberapa saat berlalu, Irul bangun duluan. dilihatnya Fana
tidur pulas tanpa pakaian. Irul tak bisa berpaling, ia bahkan melihat penisnya
sudah tegak lagi. Ia geser Fana, cewek itu jadi tidur menghadap kanan. Irul
mencopot celananya, ia siapkan penis tegaknya, Irul merapat dihadapan Fana, ia
peluk bidadari tidur itu, lalu bocah itu memasukan penisnya kevagina Fana,
sleeb, masuk tanpa susah payah. hangat memek Fana sungguh membuat Irul mabuk
kepayang, apalagi dinding vagina Fana menyelimuti kemaluan tegak milik Irul.
digesek maju mundur, Irul resmi ngentot dengan Fana yang tidur. Irul tak bisa menahan
kenikmatan, sampai ia peluk Fana erat erat. "mmh...nngh... dek
Irul..mmh", "eeh... mbak Fana...", "aah... mmh...
burungmu..mmh", "anu mbak...itu...uuh", "uuh... kalo
dimasukin kedalam situ burungmu biar nggak sakit ya?",
"eh...i...iya... gitu...biar... nggak sakit...", "ooh iya
udah...aah... ooh...", "mmh... mbak Fana...ooh" Irul tak bisa
berhenti menusukan penisnya, seperti otomatis bergerak mencari kenikmatan. tak
bisa ia lama lama beraksi, ia rasa sudah mau keluar lagi spermanya. "kok
dikeluarin dek?", "ini mbak...mau keluar itu...aah...",
"ooh mau keluar vitaminnya... sini...umm...mm" malah Fana kini ada
diatas tubuh Irul, kemaluan bocah itu malah diemut lagi oleh Fana, Irul jadinya
bisa melihat memek Fana yang merekah. Irul tak tahan, mulutnya melesat menempel
di vagina Fana, ia coba jilati memek cewek itu. posisi 69 itu diterapkan Fana
dan Irul, "mmh... mbak Fana...aah" Croot croot, Senang sudah Fana
dapat vitamin kesukaanya. "mh..mmgh...gleg..aah.. "ooh... uuh...
makasih mbak Fana...", "hmm iya... wah udah lemas dek burungmu...
udah gak sakit pasti ya", "i...iya...huft..." Sudah tak berdaya
Irul klimaks berkali kali. Setelah itu Fana dan Irul berpakaian, karena hari
mulai gelap. "Irul ayo makan sama aku", "ndak deh mbak, Irul
pulang aja, takut dimarahi", "ooh iya udah", "mm... mbak...
kapan kapan irul main kesini ya", "ooh iya iya, nanti ketemu disungaj
juga gak papa", "hehe iya... makasih mbak..." Irul pulang dengan
amat sangat lega, klimaksnya tak sia sia, semua untuk bidadari bernama Fana.
No comments:
Post a Comment