"Mak,
aku kesawah dulu", "iya nak" Mirwan berangkat kesawah, ia
berjalan dengan santai, sambil menikmati indahnya pagi hari itu. Sawahnya cukup
jauh, tapi lebih dekat dengan jalan raya, dari pada rumahnya yang jauh dan
termasuk terpencil. Setelah sampai disawah milik keluarganya itu, mirwan mulai
bersiap, ia mulai mengurus sawah. Pagi itu tumben tumbennya mirwan sendiri,
sawah sebelah tampak sepi, memang hari itu banyak warga yang memilih dirumah
saja. Sibuk sibuk nya mencangkul, tak lama mirwan lelah juga, ia kemudian
berjalan menuju gubug dekat sawahnya. namun miewan malah kaget, tiba di gubug
itu, ia lihat cewek yang amat cantik sedang tidur, dengan telanjang. Mirwan
heran, sejak kapan ada cewek cantik nyasar kedesa itu, tak ada yang bisa
dilihat atau dicari dari desa ini. Mirwan mendekat, ia mau membangunkan cewek
itu tapi ia ragu, ia juga bingung, sesekali ia lihat tubuh mulus cewek itu,
wajah cantiknya juga. Cewek itu tidur sambil menyilangkan tangannya menutup
buah dadanya. Mirwan masih bengong saja, ia bahkan tertarik melihat kebawah,
dan melihat selangkangan bersih milik cewek itu.
"mmh... Wah...kyaaa!...
siapa...wah...aku kok...kyaa!" kaget lagi si mirwan, cewek itu bangun dan
teriak teriak. "aduh... Maap...", "kamu siapa... Aku kok
telanjang...wah pasti kamu ya...", "nggak... Aku gak ngapa ngapain
loh... Aduh... Itu ada sarung pakai aja mbak" cewek itu mengambil sarung
digubug itu, ia pakai menutupi tubuh dan buah dadanya. "mas, dimana ini?
habis diapain aku?", "waladalah... Desa saya ini, saya baru dateng
mbaknya udah tiduran disitu kok",
"yang bener mas?", "iya lah sumpah, saya... Tadi mau
bangunin mbaknya tapi takut marah" cewek itu lalu diam, ia sepertinya
memikirkan sesuatu. "mas... Bantuin... Cari pakaian saya ya...",
"ooh... Iya iya" cewek itu turun dari gubug, lalu berjalan disekitar
sawah, ia dibantu mirwan mulai mencari pakaiannya. "dimana ya mas?"
cewek itu melihat kekanan dan kekiri, sedang mirwan didepannya malah melihat
buah dada yang setengahnya tidak ditutupi. Cewek itu kemudian melihat mirwan,
Plaak! Mirwan kena tampar. "adududuh...", "nggak mbantuin, malah liatin aku...
Jangan jangan beneran mas ini habis perkosa aku...", "aduh enggak lah
sumpah, iya maaf, ini saya bantu nyari..." mirwan sambil mengelus pipinya
yang panas mulai mencari cari. Tak lama, cewek itu menemukan sesuatu.
"naah... Yah kotor semua",
"bajunya itu mbak? kok dibuang disana?", "iya pasti
masnya tadi habis perkosa aku pakaianku dibuang disini kan? ngaku aja
mas", "walahdalah sumpah lah saya nggak tau, saya baru ketemu mbak
ini tadi itu kok", "beneran nih mas? masnya nggak perkosa aku
kan?", "enggak asli dah", "iya udah, maaf ya mas
tadi", "iya... Gak papa mbak" mirwan berkata sambil masih
mengelus pipinya. Cewek itu kemudian pergi kegubug, saat kembali ke mirwan, cewek
itu memakai pakaiannya yang sudah kotor semua. "mm... Mas namanya
siapa?", "saya mirwan mbak", "ooh, kalo saya Hani"
mereka sempat berkenalan. "mbak hani, kesini nyasar atau gimana?",
"saya... Lupa mas, mm... Rumahnya mas mirwan dimana?", "agak
jauh sih dari sini", "saya... Mampir bentar kerumah mas mirwan
boleh?", "boleh kok mbak, sekarang kah", "iya mas",
"ya sudah mari mbak" Mirwan lalu mengantar cewek itu kerumahnya.
mirwan ditengah perjanan sempat dilihati beberapa orang lewat, karena ka
berjalan dengan cewek cantik, tapi pakaiannya kotor. Sesampai dirumah mirwan,
sudah disambut ibunya mirwan. "Mirwan, kok sudah pulang, eh ada
tamu...", "permisi bu... Maaf ya datang kesini seperti ini",
"loh mbak ini habis jatuh ya?", "nggak mak, mbak Hani tadi digub..mmh",
"eh... Iya tadi jatuh disawahnya mas mirwan bu, jadi kotor semua ini"
mirwan malah dihentikan saat bicara, dan Hani malah bohong. "ooh, kasihan
mbak Hani ya..., sini mbak ganti baju dulu, mari", "aduh, maaf ya bu jadi
ngerepotin" Hani diajak kekamar ibunya mirwan, tak lama cewek itu keluar
sudah memakai daster ibunya mirwan. "yang pas sama mbak Hani cuma itu,
saya cuci yang kotor ini dulu ya", "aduh ndak usah bu, biar saya
sendiri", "sudah mbak Hani istirahat dulu saja" ibunya mirwan
pergi kekamar mandi dan mulai mencuci pakaian kotor milik Hani. "hehe...
Mbak Hani...", "kenapa mas? jangan komentar ya...",
"hehe... Padahal mau bilang kalau mbak Hani masih cantik aja pakai
daster" Hani menyembunyikan senyumnya, mirwan sudah senyum senyum.
"mbak Hani, sebenernya orang mana sih?", "saya orang kota
mas", "kok bisa nyasar ke desa sini?", "aduh... Nanti deh
mas aku ceritanya...", "mbak Hani mau kemana?", "mau mandi
mas, eh kamar mandinya kan dibuat cuci baju sama ibunya mas mirwan",
"iya, tunggu aja dulu mbak, mbak Hani apa nggak lapar?",
"hehe... Iya mas lapee banget", "mari makan dulu mbak..."
hani diajak makan dengan mirwan, didapur sudah ada nasi dan beberapa makanan.
"wah...hehe..." Hani langsung ambil ini ambil itu, duduk manis lalu
makan seperti orang kelaparan. "wah wah... Kelaparan ya mbak...haha"
cewek itu makan ditemani Mirwan. Setelah makan, cewek itu ngobrol dengan mirwan
soal hidup didesa. "...ooh, jadi mas ini dirumah sama ibu aja?",
"iya, kesawahnya gantian", "ooh gitu ya" ibunya mirwan tampak
datang kedapur juga, "wah, sudah makan semua?", "sudah bu",
"udah mak, kamar mandinya sudah gak dipakai?", "udah itu",
"tuh mbak, silahkan mandi", "oh iya, permisi..." Hani lalu
pergi mandi. "wan, cantik sekali dia itu, pacar kamu ya?",
"walahdalah, ya bukan to mak, khayal", "terus kok kenal
kamu?", "iya... Tadi kayaknya nyasar kesawah kita mak, tadi mirwan
tolongin", "ooh, andai dia orang sini udah mak nikahin sama kamu
wan" Mirwan sendiri dalam hati berkata hal serupa, ia sudah lama sendiri,
bila dapat pasangan seperti Hani, itu hanya ada dalam imajinasinya. "ah
bisa aja mak", "ya udah, sini biar mak yang ke sawah, kamu temenin
dirumah dia ya", "loh mak, wah..." ibunya mirwan malah pergi
kesawah, ya memang mirwan tau ia tadi belum selesai mengurus sawahnya. Mirwan
menunggu saja, beberapa menit ia duduk sambil membayangkan bagaimana indahnya
tubuh Hani tadi. "mas, oii" mirwan terbangun dari lamunannya, lalu
dilihatnya Hani yang cantik sudah selesai mandi. "eh, iya...",
"ibunya mas mirwan kemana?", "kesawah, kan tadi aku belum
selesai", "kok gak masnya aja yang berangkat? modus ya? mau gangguin
Hani pasti", "walahdalah... Enggak mbak, duu negatif terus sih
pikirannya mbak Hani ini", "hehe... Iya maap, eh, hpku tadi..." Hani
pergi kekamar, lalu kembali dengan membawa handphonenya. "hpnya mbak
Hani?", "iya, untung gak rusak, aku simpen disaku celanaku
tadi", "ooh, gitu ya" Hani sempat sibuk menggunakan handphone
nya, setelah itu ia melihat mirwan. "mas...", "iya...",
"maaf ya hani jadi ngerepotin", "ah gak papa, manusia kan harus
saling menolong", "hehe... Mas, aku mau cerita nih, kronologi aku
sampai sini...", "wah gimana tuh?", "jadi..." Hani
mulai bercerita tentang bagaimana ia sampai didesa itu. Hani bekerja disebuah
perusahaan dikota, suatu hari saat hari libur ia diajak hangout (jalan jalan)
oleh salah satu teman laki lakinya. Hani malamnya juga diajak kediskotik,
memang cewek itu cukup suka menikmati malam di klub. Bedanya Hani kali itu
diajak pesta minuman keras, cewek itu sampai mabuk berat. Setelah itu ia malah
diajak pergi oleh temannya tadi, temannya membawa dua teman cowok. naik mobil
entah menuju kemana. "nah itu pas mabuk mungkin masnya bawa mbak Hani
kesini", "iya... Kalo menurutku...aku... Habis diperkosa digubuk itu
mas", "wah... Yang bener mbak", "iya mas... Pas bangun
tadi... Kerasa soalnya... Nyeri..." mendengar nyeri saja Mirwan sudah
tegak penisnya dalam celana. "wah... Kasihan mbak Hani", "bentar
dulu mas... Nyerinya dilubang laen lagi... Huft..." mirwan kaget lagi
malah Hani bilang bilang tentang lubang lain. "waduh...", "ya
untung tadi pagi mas mirwan dateng...", "i...iya... Ikut kaget juga
tadi liat mbak Hani disana", "ya untung juga mas mirwan gak pengen
perkosa aku juga tadi", "eeh... Ya enggak lah...", "yang
bener mas?", "iya lah... Enggak... ", "hehe... Kalo
sekarang?" mirwan bingung dengan kelakuan Hani itu, cewek itu terlalu
centil, mungkin itu yang membuat teman kerjanya jadi bermaksus negatif dengan
memperkosa Hani. "aduh... Jangan gitu ah mbak", "iya iya becanda
mas... Maaf ya mas, aku orangnya emang gini, gak ada bagus bagusnya, negatiif
mulu", "ya semua orang pasti punya sisi baiknya mbak",
"hmm, mungkin juga sih mas", "iya, hehe... eh...cup...mmh...
mbak..." sempat Mirwan dicium oleh Hani, cewek itu tadi kemudian tersenyum
melihat mirwan. "maaf lagi mas, hehe... Eh... Iya halo..." tiba tiba
Hani mendapati telponnya berbunyi. "iya ini Hani... Aku lagi nyasar ke
desa... Udah nanti aku cerita... Iya kamu jemput bisa... Nanti aku tanya orang
sini soal jalannya... Oke... Tengkyu..." telepom usai, Hani kemudian
melihat mirwan lagi. "siapa mbak?", "itu tadi kakakku... Besok
katanya mau dijemput", "ooh, syukurlah kalau begitu...",
"iya... Kok mas mirwan gitu sih? Gak suka lihat Hani?", "ah enggak...
Enggak papa kok...", "apa mas mirwan minta dicium lagi?",
"eeeh... Ndak jangan...", "haha... Mas mirwan ini emang..."
mirwan jadi malu, ia rasa Hani terlalu indah bagi seorang pria desa sepertinya.
Beberapa
jam berlalu, ibunya mirwan pulang dari sawah. Ia melihat mirwan tidur didepan
rumah, saat masuk kerumah, ia lihat Hani tidur dikamar. Ibunya mirwan memilih
menyiapkan makanan untuk makan malam bersama putri cantik itu."bangun
wan", "hmm... Iya mak" mirwan dibangunkan ibunya. "mandi
sana wan, habis ini makan bareng Hani", "ooh, iya mak" mirwan
segera pergi mandi, setelah itu berpakaian lagi, lalu pergi kedapur. "lama
ah mas mirwan", "eh, maaf mbak Hani, nunggu ya?", "udah
mari makan" mereka bertiga lalu segera makan malam, Hani tampak sedikit
ragu untuk makan makanan desa, tapi lama lama ia makan juga, "gimana mbak
masakan makku?", "mm... Enak banget ini, mas mirwan bangga punya ibu
pinter masak ya, hehe", "ah bisa aja mbak Hani" setelah selesai
makan, mereka sempat ngobrol bentar, Hani sudah memberitahukan kakaknya, dan
besok dijemput. "... Iya bu, besok saya pulang", "ooh, ya sudah,
malam ini kamu tidur sama saya ya", "jangan mak... mbak Hani tidur
dikamar saya aja, biar mirwan tidur diluar", "beneran mas?",
"iya, gakpapa kok", "hmm, iya sudah, kamu tidur dikamar mirwan
ya, wan kamu tidur diruang tamu", "iya mak" lalu mereka sudah
pergi ketempat masing masing, ibunya mirwan sudah tjdur duluan. "mas
mirwan..." mirwan kali itu memang belum tidur, ia duduk duduk didepan
rumah. "loh, mbak Hani nggak tidur?", "blum ngantuk mas, kok
diem aja mas?", "iya biasanya gini, nunggu kedinginan baru tidur,
haha", "ooh, mas... Habis ini tidur sama aku ya dikamar" ,
"loh, jangan...", "aku... Takut tidur sendiri mas" Mirwan
jadi bingung, apa maunya si Hani sebenarnya. "tapi kan belum ngantuk
ini", "iya iya... Mas, aku rasanya mending tinggal didesa aja
deh...", "kenapa mbak?", "disini tenang suasana nya, gak
ada polusi, orangnya juga baik baik", "hmm, tapi kan dikota enak,
semua yang mbak Hani mau pasti ada", "hmm, ada kok yang cuma didesa
ini yang gak ada dikota", "apatuh mbak?", "mas Mirwan...
Hehe..." Mirwan tak tau bagaimana bisa dengan mudah Hani membuatnya
bahagia dengan hanya kata kata. "hehe... Bisa aja mbak", "hmm,
untung aku ketemu mas mirwan..." Hani bersandar dibahu mirwan, membuat
cowok itu bingung juga senang. Lama mereka diam, Hani menikmati suasana, mirwan
menahan dirinya agar tenang. "belum ngantuk mbak?", "belum
mas... Tapi kalo sekarang ditemenin dikamar, mungkin bisa cepet ngantuk, yuk
mas", "eh... Mbak...wah..." mirwan diajak kedalam, lalu ia dibawa
kekamar.
Hani
langsung saja merebahkan tubuhnya dikasur, "sini mas...",
"aduh... Gimana ya", "biar aku cepet tidur mas, sini
sini..." malu malu mau, mirwan sudah berada disisi lain kasur. Mirwan
merebahkan tubuhnya, tapi membelakangi Hani. "eh...mbak..." Hani
malah merapat, dipeluknya Mirwan dari belakang, buah dada montok milik Hani
ikut menempel dipunggung Mirwan. "sst... Nanti ketahuan ibunya mas mirwan
loh..." Hani berbicara pelan, ia tersenyum nakal. mirwan makin bingung,
kalau ia balik menghadap Hani, pasti cewek itu tau penisnya sudah tegak.
"ya udah mbak, tidur aj...aduuh..." Mirwan kaget lagi, tangan Hani
malah merayap dan menangkap penis Mirwan yang menonjol dicelana. "sst...
Mas mirwan ribut aja ih...", "lah... Itu...mmh" Mirwan mana bisa
tahan, tangan Hani membuka celana mirwan, dan kini penis Mirwan dielus langsung
tangan mulus Hani. Hani malah makin nakal, penis mirwan itu dikocok juga, Hani
juga sibuk menggesekan buah dadanya naik turun dipunggung mirwan. "asik
kan mas kalo dikasur sama aku? hmm?", "aah...nnh..." sensasi
nikmat dirasakan mirwan, baru kali itu ia bersama cewek cantik, juga main
dikasur. "mas mirwan, baru pertamabini beginian ya?",
"aah...iya...", "wah
bagus itu, aku... Wah..." Mirwan malah klimaks, croor croot crot, beberapa
menit dikocok dan dielus penisnya membuat mirwan tak tahan, sperma menyembur
keluar kasur. "auuh...mmh", "wah udah keluar, sini sini
mas..." Mirwan kini malah dipaksa menghadap Hani. "mmh... Mbak
Hani..." Hani sudah sibuk melepas pakaiannya, lagi lagi mirwan melihat
cewek cantik itu telanjang. "gantian deh mas... Serah mas mirwan, ayo mau
diapain aku?" Hani menunjukan lekuk tubuhnya yang indah, buah dadanya yang
kenyal, juga selangkangan bersihnya. Mirwan tak lama sudah mulai menyentuh
Hani, dielusnya tubuh cewek itu, Mirwan sudah terangsang duluan memang. Hani
malah mendesah kecil, ia bahkan meminta tangan mirwan mengelus buah dada cewek
itu, tentu tanpa ragu buah dada Hani sudah dielus dan diremas tangan Mirwan.
"mbak Hani...mmp...cup...mm", "mmh...cup...wah mas
mirwan...mm...cup" mirwan tertarik mencium Hani, tentu malah berlanjut
dengan cumbuan nikmat, Hani memandu Mirwan untuk bisa adu lidah dan bercumbu
mesrah. Siang tadi mereka adu mulut, sekarang juga, tapi kini mulut mereka
saling cumbu dan bertukar ludah. "mnh... Cup.....mm",
"mm...ahn... Cup... Nakal mas mirwan ternyata ya...mm" Mirwan sambil
asik bercumbu ia masih sibuk meremas buah dada juga memilin puting Hani.
Beberapa saat kemudian, Hani mulai menyadari penis Mirwan tegak lagi karena
selangkangannya disenggol terus. Hani malah memegang penis mirwan, ia masukan
lalu ia himpit diselangkangannya. "aah... Mbak...", "sini mas
aku bukain... Nah... Yuk deh..." Hani melepas pakaian yang tersisa ditubuh
mirwan, lalu cewek itu memegang penis mirwan lagi, kini ia masukan kevaginanya.
"ooh...itu...", "mmh...aah...aah...nah..." ujungnya sudah
masuk, lalu mirwan reflek dan memeluk Hani, sambil ia dorong juga, sleeb, penis
tegak mirwan mengisi memek Hani yang sudah cukup basah. "uuh..
Wow...", "aah..aah...ah...", "mmh...sst...
Hayo...hehe...mmh", "iya...mmh" mereka mulai asik bergoyang
dikasur, sambil mencoba untuk tak bersuara. Hani menggigit bibir bawahnya, ia
mulai ingat bagaimana memang ia sudah beberapa kali ngeseks, sensasi familiar
saat penis Mirwan mulai bergerak naik turun, vagina Hani digesek dengan nikmat.
Mirwan melihati Hani, cewek itu tampak tak begitu bingung, tak seperti mirwan
takut keluar didalam. "aah... Hani...mmh", "hmmh... Ah..."
Mirwan kembali tertarik mencicipi buah dada Hani, sambil ia masih menggesekan
penisnya maju mundur, ia kecup dan jilati buah dada Hani. Hani rasanya senang,
ia dapati keperjakaan Mirwan, dan ngeseks dengan orang desa sama nikmatnya
dengan saat ia ngeseks dikota. "mh...cup..mm", "mas...pindah
gini aja...aah..." Kini Hanj tiduran telentang, dan mirwan diatasnya.
Posisi ini membuat Mirwan makin mudah menggesekan penisnya, ia bisa terus
menggesekan penisnya menikmati dinding vagina Hani yang hangat dan berdenyut
nikmat. Mirwan juga bisa melihat buah dada Hani yang bergoyang indah, lebih
nikmat juga ia pegang gunung kenyal itu, sambil menggerakan penisnya terus.
Mirwan dan Hani jadinya malah ngeseks dimalam itu, mereka bersetubuh dengan
tenang dan penuh kenikmatan, tanpa kegaduhan mereka memuaskan nafsu birahinya.
Mirwan dan Hani saling pandang, mereka tau lawan mainnya itu tampak puas. Menit
demi menit mereka terus bercinta, mirwan tau ini hari terbaik dalam hidupnya.
"aah... Aku...mmh" Mirwan mencabut penisnya dari lubang senggama,
lalu Croot croot crot, spermanya tumpah lagi, kini jatuh ditubuh Hani.
"hmm...oouh... Kok dikeluarin disini mas", "gak tahan
tadi", "bersihin dong mas, kalo enggak aku bilangin ibunya mas
Mirwan", "jangan... Iya bentar ya..." Mirwan membersihkan tubuh
Hani, setelah bersih, mereka berdua berpakaian lagi. "makasih mas
Mirwan...", "saya dong yang makasih", "hehe iya... Udah
sana mas Mirwan tidur didepan", "loh, tadi katanya...",
"kan tadi udah, masih mau perkosa Hani ya?", "eh iya udah... Iya
aku tidur didepan" Hani mulai tidur di kamar, Mirwan tidur diruang tamu,
dua orang yang puas ngeseks tadi tidur dengan senyum lega.
Pagi
harinya, Hani bangun, ia sedang bersiap. "wan...", "iya
mak?", "kamu tungguin mbak Hani ya, aku ke sawah dulu, nanti dijemput
disana kan katanya?", "iya mak, apa gak mirwan aja yang kesawah
dulu?", "udah aku aja... Hani, saya kesawah dulu, saya tunggu sana
ya", "oh iya bu" Hani lalu sudah berdua dengan si Mirwan lagi.
"mbak... Gimana?", "iya, nanti dijemputnya", "ooh iya
sudah", "hehe... Mas sini deh" mirwan duduk disebelah Hani.
"iya mbak?", "mm... Makasih ya semalam, mas Mirwan hebat juga
ya, hehe", "ooh... Iya... Makasih juga loh mbak", "iya...
Maaf ya, kalo aku nafsunya besar gini", "enggak papa mbak",
"mungkin ini ya... Yang bikin aku gampang diajak begituan, diperkosa rame
rame disawah... Emang deh", "sudah sudah, nanti dilaporin aja
temennya yang jahat itu", "dilaporin? ya mas mirwan saya laporin juga
bisa bisa", "eh jangan... Waduh...", "haha... Becanda
mas... Jam berapa ini?", "masih jam...mmp..mm..cup...mm",
"cup..mm...hehe...", "mmh, duh mbak Hani", "kenapa
mas?", "untung makku udah berangkat kesawah", "iya...
Jangan jangan mas Mirwan nyuruh ibunya berangkat dulu biar bisa perkosa aku
ya?", "walahdalah enggak, makku berangkat dari kemauannya
sendiri?", "masak sih?", "iya bener", "jadi mas
Mirwan gak mau perkosa aku nih?", "iya enggak", "meski
udah... Dibukain gini?" Hani malah membuka bajunya. "loh... Mbak
Hani...", "sekarang udah mau kan? ayo mas... Perkosa Hani ya...hehe...",
"aduuh... Mbak Hani ini...ya...", "sebelum aku pulang mas, nanti
kan mas Mirwan gak ada law...aahn...aah... Iih main sambar aja ini",
"mmh...mm... Maaf mbak, lah... Mbak Hani yang minta", "hehe
iya... Kekamar dulu dong mas...", "iya hehe...", "dasar,
emang dasarnya mau perkosa Hani pake alesan", "enggak aduh,
itu", "iya iya...cup... Yuk...mmmh" Hani dan Mirwan malah mulai
ngeseks lagi, entah apa yang membuat Hani begitu tertarik, ia rasa ngeseks
didesa begitu beda dan nikmat rasanya. Mirwan dan Hani bersetubuh lagi, ibunya
Mirwan sampai menunggu lama, bahkan kakaknya Hani sudah didekat sawah Mirwan.
Mirwan dan Hani baru kesawah, setelah puas bercinta.
permisi kakak2 numpang promo ya
ReplyDeleteyang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com
Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!
Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%
Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.
- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com
WWW.SARANAPELANGI.COM
Ayo Gabung di momopoker Agen Game Online Resmi Terbaik dan Terpercaya di Indonesia.
ReplyDeleteKeuntungan bermain di momopoker bisa mendapat hadiah utama sebuah macbook air senilai 13juta di MEGA EVENT MOMOPOKER dan juga tetap berhak mendapatkan bonus – bonus lain yang ada di momopoker seperti :
- Bonus Deposit 25%
- Bonus Harian 10%,-
- Bonus TO mingguan Up to 0.5%.
- Bonus Refferal 10%
Silahkan Hubungi Kami, melalui:
- Whatsapp : +85593718273
- LINE : csmomopk
- Pin BB : D6041C75
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya