Gani baru saja tiba dari kuliahnya,
namun ia sudah tau siapa yang ada dirumahnya sekarang. "Tumben udah pulang
kak", "iya na, dosennya ngasih tugas doang", "hooh, enak
dong, gak kayak Fiona ni, sore baru bisa mampir kesini" Gani lagi lagi
melihat Fiona, adik sepupunya yang suka datang dan mampir kerumahnya Gani itu.
"iya, ditinggalin apa hari ini?", "hmm? oh itu tadi mamanya kak
Gani ninggalin uang, katanya suruh beli makan sendiri", "yah lagi
lagi, hmm, iya udah, eh Fiona udah makan belum?", "belum kak",
"ya udah kamu makan juga ya", "yeey, iya deh", "tapi
kamu yang beli sana, tuh pake motorku", "yaa kak Gani, oke deh"
Fiona menuruti Gani, anak SMA itu kini sudah pergi memakai motor Gani untuk
membeli makan. Gani sudah terbiasa dengan kehadiran Fiona, meski cewek itu
memang hanya makan tidur dan nonton tv saja dirumahnya Gani itu. Gani
beristirahat sebentar sambil menunggu Fiona, namun ternyata malah ketiduran.
Gani jarang jarang bermimpi, tapi kini ia malah bermimpi sedang bersetubuh
dengan Fiona.
"Aahn...kak...oowh...mmh",
"ooh... Fiona, aku mau keluar...ouh!" Croot croot, Gani mengeluarkan
sperma dari penisnya, namun seketika itu ia terbangun, dan menyadari ia
membasahi celananya dengan spermanya sendiri. Gani kemudian harus termenung
memikirkan kembali, kenapa ia bisa mimpi bersetubuh dengan Fiona.
Setelah
mengumpulkan kesadaran, Gani keluar dari kamarnya, "Eh, udah bangun kak?
yee kak Gani ngompol ya? hahaha" Gani seketika kaget, ia lupa kalau ada
Fiona diruang tengah, "Aduh, Fiona, anu... duh..." Gani berlari
kekamar mandi, dan membersihkan celananya, untung ada celana lain didekat kamar
mandi. "Kak Gani ini, udah kuliah masih ngompol", "Fiona, aku
tadi enggak ngompol", "terus apa kak?", "itu sp... terserah
kamu deh", "haha, kan, eh itu kak makanannya aku taruh dapur, udah
aku angetin biar kak Gani makannya enak", "oh, makasih ya" Gani
segera pergi kedapur dan mulai makan. Gani dihari yang mulai gelap itu makan
dengan pikiran yang bercampur, ia masih memikirkan Fiona. "Kak
Gani...", "iya Fiona?", "aku pulang dulu ya",
"iya, ati ati..." Fiona memberi senyuman pada Gani, lalu cewek SMA 17
tahun itu segera pulang. Malam itu Gani memilih melamun diatap rumahnya, ia
memikirkan Fiona lagi, cewek itu sebenarnya cantik dan juga menawan, tapi Gani
tau cewek itu masih kurang dewasa. "Gani!", "eh, iya ma, aku
diatas", "ooh, udah makan?!", "udah!",
"siip!" Mamanya Gani baru saja tiba, ya memang ibunya itu bekerja
dari siang sampai malam, sedang ayahnya bekerja diluar kota. Gani masih
berfikir terus, iya karena baru kali ini Gani memikirkan tentang kemolekan dan
kecantikan Fiona.
Esok harinya, Gani pagi hari sudah
pergi kekampusnya, untuk mengikuti perkuliahan. "Gan, hari minggu nanti
ikut aku ya, kita piknik sekali kali", "kemana Dedi? minggu?",
"ke taman yang baru jadi itu loh, iya, kamu bawa cewek lah sekali
kali", "ooh, siapa juga yang mau keluar sama gua?", "aah,
elu sih kebanyakan sembunyi dari ciwi ciwi, sekali kali kumpul mereka
lah", "ciwi ciwi? cewek cewek maksud lo?", "iya, sekali
kali pake bahasa kekinian lah", "dari tadi ente ngomong sekali kali,
sekali kali, ente suka coba coba brarti nih", "sekali kali dong coba
coba, hahaha, oke Gani Marhadi, siap ya minggu", "haha, iyaa"
Gani setelah kuliah sudah ditemui temannya, ya memang Gani jarang sekali
berkomunikasi dengan para mahasiswi dikampusnya, padahal juga cantik cantik.
Gani memilih pulang kerumah, meski masih memikirkan harus mengajak siapa dihari
minggu nanti. baru sampai rumah, Siang itu ia sudah teringat akan Fiona.
"Gani, mama berangkat dulu, kamu tunggu si Fiona ya", "iya ma,
sip" Gani kini sendiri dirumah saat mamanya mulai pergi. Tak lama, tampak
Fiona datang kerumah itu lagi. "Hai kak Gani...", "hai Fiona,
tumben, udah ganti baju...", "iya dong, tadi sebenernya libur,
hehe", "oh, ada apa disekolahmu?", "ada ujiannya anak kelas
12, kelas 11 libur", "ooh, gitu ya?", "iya, liburnya sampe
minggu depan, hehe", "hmm, bakal sering kesini nanti kamu...",
"iya kayaknya kak, aku kan dirumah gak ada temennya, disini kan ada kak
Gani, hehe" Gani kini jadi mudah terbawa persaan, mungkin efek dari
mimpinya dulu itu. "haha, eh Fiona, kalau mau kamu bisa pakai
laptopku", "wah, yang bener kak?", "iya, kamu mau ngegame
atau mau internetan bisa", "wah, asyik, makasih kak" Kali itu
tak seperti biasanya, Gani memberikan Fiona kesempatan menggunakan leptopnya,
Gani sadar ia dulu tak begitu bersahabat pada Fiona. Fiona sedang sibuk menggunakan
leptop Gani, untuk membuka akun sosial medianya. "Fiona, aku keluar
sebentar ya", "iya kak Gani" Gani kali itu pergi keluar, untuk
membeli beberapa barang. Fiona masih sibuk menggunakan leptop, tapi cewek SMA
itu kemudian terbesit untuk mencari artikel artikel menarik diinternet,
beberapa artikel tentang perempuan ia telusuri, sampai beberapa saat ia juga
membuka masalah masalah pada pertumbuhan perempuan. Ketika Fiona mendengar
suara pintu hampir dibuka, segera cewek 17 tahun itu menutup semua tab kecuali
sosial media. "Eh, kak Gani", "Nih Fiona, ada cemilan",
"makasih kak", "eh aku belum add facebook kamu loh",
"hehe, kak Gani sih, punya kak Gani namanya apa?" Kini Gani sedang
sibuk menambahkan Fiona menjadi teman diakun sosial medianya. "duh foto
kamu Fiona", "napa kak? cantik kan?", "editannya itu,
terlalu ah", "gak diedit itu, kan emang Fiona cantik dan mempesona,
haha" Fiona tersenyum centil, Gani sempat terpukau. Gani kemudian teringat
dengan ajakan temannya tadi dikampus. "Eh, Fiona, minggu mau ikut aku gak
ketaman?", "wah, ketaman mana?", "itu taman yang baru,
sekali kali main keluar, kamu kan dirumahku terus", "eh, iya bener
kak, mm mau deh, Fiona juga jarang diajak keluar, hihi", "hehe, sip,
gitu dong" hari itu Fiona dan Gani sedikit lebih dekat, tak seperti
biasanya.
Beberapa hari berlalu, saat dirumah
itu, Fiona mulai lebih akrab dengan Gani, dan makin dekat saja. Tepat dihari
minggunya, pagi itu Gani sudah selesai bersiap, "Kak Gani...",
"iya, wah Fiona..." Fiona telah tiba kerumah itu, tak seperti
biasanya, cewek SMA itu kini tampil lebih menawan, karena cewek itu juga
mempercantik dirinya dengan kosmetik yang tentu sempat membuat Gani terpesona,
cewek itu juga mengenakan kaos dan celana jeans pendek. "napa kak? Fiona
cantik beneran kan?", "itu, kek badut kamu menor menor",
"iih kak Gani, gak jadi ikut deh", "eeh, jangan gitu, iya iya
cantiik, gitu aja marah", "hihihi..." Gani kali itu benar benar
tertarik pada Fiona, apalagi setelah melihat senyuman indahnya itu lagi, namun
lebih menawan. Tak lama Gani sudah membonceng Fiona menemui temannya yang
menunggu disuatu tempat. Gani sempat bingung juga, karena sesekali karena jalan
yang bergelombang, Fiona jadi merapat pada Gani, dan buah dada kenyal milik
cewek 17 tahun itu menyentuh punggung Gani, tentu mahasiswa itu bisa
merasakannya meski beberapa saat saja. "Gani... Sini... waduh bawaannya
cooy..." Gani kemudian menemui Dedi dipinggir jalan itu. "Halo Dedi,
sori tadi macet dideket rumah", "its okay, mm, itu siapa Gan?",
"ini Fiona" Fiona kemudian melambaikan tangannya sambil tersenyum.
"hmm, selera orang memang beda beda ya Gan, yuk deh", "eh...
iya..." Gani kemudian mengikuti temannya yang juga menggonceng cewek itu,
bedanya Dedi membonceng mahasiswi, Gani membonceng anak SMA. Sesampai ditaman, motor mereka diparkir, lalu
segera mereka pergi mencari tempat untuk berpiknik ria. Setelah itu mereka
menata karpet dan juga beberapa snack, dan mereka kini duduk santai sambil
ngobrol. "kamu pacarnya Dedi?", "iya, hehe" mahasiswi
disebelahnya Dedi itu ternyata pacarnya. "hehe, gimana Gan? cocok
kan?", "cocok banget,hehe", "sip, kalian juga cocok
kok" Gani dan Fiona sempat senyam senyum sendiri, "anu Ded, Fiona
ini...", "iya iya, gak papa, aku ngerti, sekali kali
antimainstream", "bukan, dia...", "iya Gan, jarang kok liat
cewek SMA seperti Fiona, Fiona udah lama sama Gani?", "mm... udah
lama sih, kan Fiona...", "bagus bagus, nah, kalian sekali kali keluar
bareng, ketaman gini kan bagus, sekali kali piknik", "hehe, i... iya..."
Gani dan Fiona sesekali saling pandang, lalu tertawa bersama. Entah Dedi itu
sebenarnya mengerti atau tidak kalau Gani dan Fiona itu bersaudara.
"yang, aku mau kekamar
kecil...", "oh, mm, biar diantar Fiona deh, gimana?", "iya
deh, biar aku temenin ya kak", "boleh, yuk" Fiona kemudian pergi
bersama pacarnya Dedi itu. "eh Gani, gak kepikiran, elu suka yang muda
muda ya", "aduh Ded, Fiona itu...", "udah, pantes kok,
lebih enak juga sama yang muda, pasti masih perawan tuh", "aduuh,
Ded, elu...", "iya, kalau pacarku itu udah gak perawan, tapi biarlah,
masih nikmat, sekali kali terima apa adanya", "gila ente bro, gua gak
bakal begituan mah", "ya jangan gitu Gan, cewek cantik gitu kok,
pasti seru nanti diranjang" Gani mau menghajar Dedi tapi ia tak mau
membuat suasana piknik itu jadi rusak. "Haduh, terserah lu dah Ded",
"haha, tuker aja gimana Gan, tiba tiba gue jadi tertarik",
"jangan aneh aneh ah Ded", "hehe, sekali kali mikir aneh aneh
kan boleh", "gue kasih tau ded, Fiona itu... sep...", "aku
kembali... hehe" Gani dari tadi tak bisa menyelesaikan ucapannya, Dedi dan
pacarnya itu suka menyela orang saat bicara. "hehe, yuk dimakan nih
cemilannya", "iya, mm... Fiona, kamu kok senyam senyum terus?",
"hehe, gak papa kok" senyuman Fiona diikuti oleh Dedi dan pacarnya,
tak pelak Gani ikut tersenyum, lalu mereka tertawa bersama. Dua pasangan itu
bercakap cakap dengan asyik ditaman itu, berpiknik ria sambil menikmati
suasana. "Foto dulu, hehe" Ckrek, mereka sempat foto grofie, dan
hasilnya memang bagus. "bagus ya", "iya lah Gan, hapeku kan
bagus", "kak Dedi, aku minta dong", "oh, boleh kok
Fiona" segera Dedi mengirim foto itu kehandphone Fiona juga. "sip,
yuk pulang", "iya, udah siang juga", mereka kemudian sudah
bersiap pulang. "Gan, hati hati", "oke Ded, makasih buat hari
ini" Dedi dan pacarnya segera pergi duluan. "Hehe, lucu ya kak Dedi
sama pacarnya itu", "iya juga sih, apalagi tuh orang gak bisa
berhenti ngomong sekali kali", "iya tuh, hahaha, yuk pulang kak"
Gani sempat kaget dan berdesir hatinya, Fiona kini memeluknya erat dari belakang, Gani hanya bisa tersenyum, lalu segera mereka berdua pulang.
Gani sempat kaget dan berdesir hatinya, Fiona kini memeluknya erat dari belakang, Gani hanya bisa tersenyum, lalu segera mereka berdua pulang.
"Wah, dari mana kalian?"
Baru tiba dirumahnya, Gani sudah melihat ibunya didepan rumah. "Dari
piknik ma, sekali kali, hehe", "gitu dong, adiknya itu diajak jalan
jalan, Gani, hari ini mama ada lembur, pulangnya malem banget, udah aku siapin
makanan dan uang buat kalian", "iya ma, mama jangan lupa makan juga
disana", "iya, aku tinggal dulu ya Fiona", "iya
tante..." Mamanya Gani itu segera pergi, lagi lagi Fiona berdua saja
dengan Gani. "Huft, capek juga ya kak", "iya, hmmh" mereka
berdua duduk disofa. Fiona tampak tak seperti biasa, cewek itu kini bersandar
dibahu Gani. "kak Gani, Fiona ngantuuk" Gani hatinya leleh, adik
sepupunya yang cantik itu tak bisa berhenti membuatnya baper. "ya tidur
dong cantik" Fiona sempat tersenyum, "hehe, kak Gani gak mau tidur
juga?", "belum ngantug banget sih", "tidur yuk sama
aku" Gani kaget sekali mendengar ucapan Fiona itu. "aku... nyusul
deh, m... mau makan dulu", "masih laper kak? hmmh, ya udah aku tidur
dulu deh" Fiona pergi kekamar duluan, saat Gani menghela lafasnya. Gani
sempat heran, hari itu Fiona benar benar diluar ekspektasinya. Gani sebenarnya
tidak lapar, ia memilih duduk santai untuk beristirahat. Selang beberapa saat,
Gani mengingat ingat kata kata Dedi tadi, sungguh Gani tak percaya, dari kata
kata sekali kali yang selalu diucap Dedi, Gani malah teringat sekali tentang
ekspektasi ngeseks nikmat dengan cewek yang lebih muda. Gani memilih berdiri, ia mencoba menengok
adik sepupunya itu. Fiona ternyata tidur dikarpet dikamar itu, bukan dikasur.
Sempat terlihat kemolekan tubuh Fiona itu saat tidur, Gani harus bernafas lebih
kencang, fikirannya mulai menjadi jadi. tapi Gani masih bertahan, kini ia
dekati Fiona, lalu ia mengangkat tubuh cewek 17 tahun itu, lalu direbahkan
dikasur. Gani malah makin kalu, Dikasur itu Fiona malah terlihat makin
menggiurkan. tak mau termakan fikirannya sendiri, Gina mencoba beralih keluar.
Tapi entah dari mana Gani jadi mengantuk sekali. ia mau tidur dikamar mamanya,
ternyata dikunci. terpaksa ia kembali kekamarnya. dikamarnya itu Gani tak bisa
berhenti memandangi lekuk tubuh Fiona. Gani mau tidur dikarpet bawah, tapi
akhirnya ia tak bisa menghentikan nafsunya sendiri. Gani kini tidur disebelah
Fiona, dikasur yang sebenarnya untuk satu orang itu. Gani bisa merasakan
hembusan nafas Fiona menghempas wajahnya, tentu makin membuat mahasiswa itu
terangsang. Gani mengingat sekali mimpinya bersetubuh dengan Fiona, tapi ia
masih berpegang teguh, Fiona itu adik sepupunya, dan Gani memilih tidur saja
tanpa mengganggu adik sepupunya itu.
Sejam berlalu, Gani sudah tertidur,
tidur dengan memikirkan Fiona. Fiona sendiri kini terbangun dari tidurnya,
cewek itu lalu tersenyum melihat Gani tidur disebelahnya. Cewek 17 tahun itu
wajahnya kemudian memerah, setelah itu ia malah merapatkan tubuhnya pada Gani.
cewek itu kemudian memegang tangan Gani, ia pandangi wajah kakak sepupunya itu,
lalu tak lama tangan Gani itu didaratkan diatas kaos cewek 17 tahun itu, tepat
dibuah dadanya. Fiona memandu tangan itu, untuk meremas gundukan kenyal itu.
Fiona merasakan sesuatu yang lain, sesuatu yang nikmat. Fiona kemudian melihat
Gani masih tetidur, tapi tangan itu bisa bergerak sendiri, entah bagaimana Gani
kini benar benar meremas buah dada milik Fiona adik sepupunya itu. Fiona
nafasnya makin cepat, karena ulah kakak sepupunya itu. cewek 17 tahun itu
kemudian membuka resleting celana milik Gani, lalu Fiona meraih penis milik
kakak sepupunya itu, ternyata sudah tegak, Fiona malah mengocok penis Gani itu
perlahan, suasana kamar makin memanas. Tak selang beberapa menit berlalu, Croot
croot, Fiona kaget tangannya dipenuhi sperma dari penis Gani, dan pemilik benda
tegak itu juga terbangun. Gani terbangun penuh tanya, ia menyadari dirinya
sempat mengeluarkan sperma, tapi ia tak tau tangannya itu ada tepat diatas buah
dada milik Fiona, dan adik sepupunya itu
memegang penis yang sempat klimaks itu. "Aduh, Fiona..." Fiona dan
Gani lalu bangkit dari tidurnya, dan duduk sambil terdiam, mereka sempat saling
pandang, lalu terdiam. "m...maaf kak", "maaf juga Fiona...
aku...", "kak Gani, ternyata... yang dulu itu, emang bukan ngompol
ya...", "i...iya... ya... itu...", "mm... apa kak Gani...
keluar itu... gara gara mikir Fiona?" Gani bingung, ia benar benar tak tau
bagaimana semua ini terjadi. "itu... aku... aku mimpiin kamu...",
"mmh... kak Gani, tadi pas ditaman, aku sempet ngobrol dengan pacarnya kak
Dedi", "ngobrol apa?", "dia kira aku pacarnya kak Gani,
setelah aku jelasin, dia malah ketawa, dan bilang... kak Gani sebenarnya suka
aku, dari cara kak Gani memperlalukan Fiona...", "mm... Fiona,
itu...", "terus, aku sempet juga ngobrolin tentang bagaimana kak Dedi
dan pacarnya, kata pacarnya... mereka sering begituan kak", "ya
mereka kan pasangan", "iya kak, mm... tapi..." Fiona malah
mendekati Gani, mahasiswa itu hatinya sudah berdebar debar sejak tadi.
"Fiona, aku... kok gak bisa berhenti mikirin kamu ya?", "m...
maaf kak, Fiona emang terlalu sering kesini, jadi... begini deh..." Fiona
masih saling pandang dengan Gani, mereka mulai tau ada sesuatu yang akan
terjadi. "iya, Fiona gak salah...", "kak Gani... mau... coba
ngeseks sama Fiona gak?" BLaaar! pecah serasa fikiran Gani. "Fiona...
kamu...", "mm... iya kak kita saudara... tapi... aku...mmmhf!"
Fiona tiba tiba dicium oleh Gani, hati cewek itu meleleh juga, dan akhirnya
mereka kini benar benar mulai bercumbu. "cup...mm...mm...
Fiona...mm", "mmh...aahn...cup... kak...mm" Mereka sudah
terangsang, Gani juga tak mau berhenti lagi, ia kini berani meremas buah dada menggemaskan
milik adik sepupunya itu lagi, tanpa ragu mereka bercumbu. beberapa menit itu
mereka memanaskan suasana, yang memang tak seharusnya terjadi.
"mmh...cup...mm... ", "aahn... kak Gani...ouh" Fiona
kemudian berhenti, tapi cewek itu malah merebahkan tubuhnya lagi dikasur.
"Fiona...", "kak, bukain pakaianku dong" Gani menuruti kata
kata Fiona, ia lepas kaos milik Fiona, lalu bh dan celana jeans pendek itu.
Fiona kini berbaring dengan begitu menggoda, hanya mengenakan celana dalam.
"Fiona, kamu... cantiiik sekali", "hehe, untung bukan cantik
sekali kali, haha" Gani sempat tertawa juga, "haha, mmm...
cup...mm... hmm..." Gani kini sibuk mencium dan menjilati tubuh mulus
milik adik sepupunya itu. Fiona terus mendesah perlahan, "aahn...mh...
enak kak...oh", "cup...mm...hmmh", "aahn...nnngh... kak
Gani...ouh" Gani kini juga meremas buah dada milik adik sepupunya itu, ia
juga menjilat dan menghisap kecil puting indah yang baru kali ini jelas
terlihat dimata Gani. Tak lama beraksi, Gani berhenti untuk melepas semua
pakaiannya. "wah, kak Gani, udah tegak lagi itu...", "i...iya,
kamu sih, menggoda banget", "ih kak Gani, kak, bukain itu, yang
terakhir" Gani kemudian menurut dan mencopot celana dalam milik Fiona, dan
segera ia lihat selangkangan indah milik Fiona, diselimuti bulu bulu tipis
diatas bibir vagina yang sudah membuat Gani ketar ketir itu. "wow, Fiona,
sungguh... kamu...cup...mmm...", "aaahn... kak... geli...oowh"
Gani kini menciumi dan menjilati pintu masuk kenikmatan, dinding vagina milik
Fiona itu memang sudah cukup basah. Gani tak lama segera sudah akan merealisasi
mimpinya dulu itu. Kini lubang itu sudah mulai dijilati dalamnya, dan juga
dihisap oleh Gani. "aah...aah... mmh... owh" Fiona tak bisa berhenti
mendesah, ulah kaka sepupunya itu benar benar membuat sensasi nikmat yang baru
kali itu dirasakannya. "mmh...aah... Fiona..." Gani berhenti, lalu ia
memegang penis tegaknya, dan ditunjukan pada Fiona. "kak... ayo, puasin
Fiona, puasin imajinasi kak Gani juga..." Gani tak bisa berhenti lagi,
kini ia pasang penisnya dibibir vagina adik sepupunya itu, dan tanpa ragu,
sleeb, ia isi lubang itu, persis seperti dalam mimpinya, mimpi Gani jadi
kenyataan. "ooowh... Fiona...mmh" Gani merasakan kenikmatan yang
sungguh tiada tara itu, sambil kini ia merapat diatas tubuh adik sepupunya itu.
"Aah...aah... kak...aah...mmmh" Fiona tau, kini keperawanannya sudah
diambil kakak sepupunya sendiri, tapi ia sudah tak bisa menyesali itu, ia tau
ini memang sudah keinginan mereka berdua. "ooh... nikmatnya...
Fiona...oowh" Gani mulai bergerak sedikit, penisnya maju mundur perlahan,
mengoyak vagina milik Fiona yang sempit itu, karena memang baru saja diambil
keperawanannya. "aah...ah...kak...oowh...ayo kak...aahn!" Gani terus
menggenjot Fiona, ia makin bersemangat bila mendengar desahan dari adik sepupunya
itu. Tak perlu lama Gani sudah menggenjot Fiona cukup hebat. Penis tegak itu
maju mundur dan keluar masuk lubang vagina Fiona dengan asyik. Gani benar benar
telah menyetubuhi Fiona, persetubuhan sedarah itu tak bisa dihentikan.
"aahn...ah..kak Gani... oowh...terus kak...owh... mmmgh",
"ooh... Fiona... makasih... aku suka kamu... ooowh..." Fiona dan Gani
terus bersetubuh menit demi menit, tak ada yang bisa menghentikan.
"kak...mmmgh!" Spluuurt, Fiona tampak klimaks duluan, Gani merasakan
cairan mengalir dari dalam lubang vagina Fiona, melumuri penis tegak itu.
"oowh, Fiona, oooh" Gani kemudian malah menggenjot dengan cepat
lubang vagina itu, penisnya terlumasi itu bergerak seperti mesin, dan tak lama
Gani juga ikut merasa puas. Gani mencabut penisnya, dan baru keluar dari lubang
basah itu, Crooot croot croot, Sperma
menyembur ketubuh dan buah dada Fiona. "ooowh... akhirnya... ",
"ah...ah...ahnn.... kak Gani..." Mereka berdua kemudian beristirahat
dengant tiduran dikasur itu.
"m... Fiona cantik...",
"iya kakakku yang ganteng", "hehe, m... maafin aku ya",
"udah kak, kan Fiona yang minta, enak kok tadi, seru, hehe" Fiona dan
Gani saling pandang, mahasiswa itu juga mengelus rambut adik sepupunya itu.
"hehe, mm... tenang aja, gak bakal...", "iya.. kan kak Gani
pinter, aman pasti", "hehe, makasih Fiona, ini momen terindah dalam
hidupku", "iya kak, makasih juga, hihi..." mereka berpelukan,
penuh rasa lega, dan penuh cinta. "sekali kali emang perlu yang seperti
ini ya...", "kak Gani, ketularan kak Dedi tuh, jadi bilang sekali
kali lagi...", "hehe, kok bisa ya?", "mungkin kalo udah
pernah ngeseks, jadi suka bilang begitu kak, haha", "bisa aja kamu
Fiona, haha" Mereka bisa tertawa lepas selesai bersetubuh itu. Gani dan
Fiona kini jadi makin dekat, meski mereka memang saudara, dan tak mungkin
bersama selamanya, mereka sadar, momen indah bersama dirumah itu akan selalu
diingat, dan tak pernah bisa terlupakan.
permisi kakak2 numpang promo ya
ReplyDeleteyang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com
Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!
Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%
Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.
- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com
WWW.SARANAPELANGI.COM
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate