"Selamat Siang", "Selamat datang
Catur", "Mas Catur, kok baru dateng?", "m... maaf Evi,
dikostan ada urusan sampe malem, jadi ngelembur", "pantes, kok lemes
gitu, istirahat dulu aja mas", "iya deh, huft" catur baru tiba
dirumah pamannya, ia disambut pamannya, juga disambut Evi. Catur memang bangun
kesiangan, sampai lewat tengah malam ia puas puaskan menyetubuhi Erra dan Maria
dikost itu. Kini ia sudah ada dirumah Evi dan pamannya itu, memang ia ingin
istirahat disana, takutnya bila ia dikost, ia akan menyetubuhi Erra dan Maria
lagi, ya memang Catur tadi bangun lebih dulu. kini Catur sudah tertidur dirumah
pamannya itu. Ditempat lain, dikost yang semalam penuh adegan seks itu, maria
sudah bangun tetapi masih belum beranjak dari kasur, sedang Erra masih tertidur
pulas. "Eeerr, bangun..." Maria menggoyang goyang bahu temannya itu,
tapi masih belum bangun juga. Maria masih ingat, ia sudah berhenti beradu fisik
dengan Catur terlebih dahulu, dan ia tau benar kalau Erra pasti bersetubuh
dengan Catur lebih lama darinya. Maria kemudian memilih bangun, lalu mengambil
pakaiannya yang tergeletak, iya memang ia masih telanjang, begitu juga dengan
Erra. Maria segera pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Suara gemericik air dikamar mandi, tak lama membuat Erra
terbangun, "mmh... aduh...uuh... hmm? haha, udah jam segini, gila emang
semalam itu..." Erra merasakan tubuhnya lemas sekali, ia benar benar
menuruti keganasan Catur, Erra menikmati sekali adegan seks semalam itu. Erra
melihat tubuhnya sedikit lengket, ya memang sperma Catur melumuri tubuhnya.
"Udah bangun Er?", "mmh... Maria? iya", "gih mandi,
baunya kamu itu, haha", "iya bentar, haha" Maria tampak sudah
selesai mandi, cewek itu kini merapikan kamar Evi yang kemarin jadi tempat
ngeseks itu. Erra tampak sempoyongan pergi kekamar mandi, dan segera ia
membersihkan diri juga. Setelah itu Erra dan Maria segera makan, kemudian
bersantai dikostan itu.
"Mas Catur...", "hmmh... iya Evi"
Catur dibangungkan oleh Evi, tapi yang pria itu liat pertama adalah belahan
dada Evi dari lubang dikaosnya, matanya segera terbuka lebar. "Pulang gak
nih mas?", "oh, iya iya", "gih siap siap mas, Evi juga mau
beres beres", "iya vi..." Catur bangun dari kasur, lalu segera
pergi mandi, Evi tampak sibuk beres beres barang bawaannya. Setelah Catur
mandi, Catur pergi kekamar, ia melihat Evi masih sibuk sendiri, "Udah
Vi?", "bentar mas, kurang satu, kemana sih itu?" Evi kemudian
mencari sesuatu dibawah kasur, bokongnya yang montok harus membuat Catur geleng
geleng, pria itu jadi ingat janjinya pada Erra dan Maria. Catur melihat
pamannya itu tak ada, ia mendekati Evi, pria itu memilih memandangi bokong
montok Evi, celana pendek yang dikenakan cewek itu tak menghentikan Catur untuk
memandangi cewek itu. "Nah ketemu, aduh!" Ketika Evi bangkit dari pencariannya,
bokongnya itu bergerak, dan menabrak wajah Catur, sontak Catur tersungkur.
"mmh!", "Aduh, maaf mas, mas Catur ngapain kok
dibelakang?", "tadi mau bantuin, eh malah kamu tabrak",
"hehe, maaf mas, aduh itu mas, handuknya..." Catur yang selesai mandi
itu memang hanya memakai handuk, dan pria itu baru sadar penisnya terlihat
jelas, karena handuknya terlepas, segera ia memakai handuknya lagi, Evi tampak
menoleh kearah berlawanan dari Catur, "Aduh, m... maaf Evi, ya udah aku
pake baju dulu" Catur segera pergi memakai pakaian. Evi tampak sudah
kembali merapikan barang bawaannya.
Catur yang sudah berpakaian itu segera memanaskan mesin
motornya, Evi tampak sudah menaruh barang bawaannya didekat motor, "Bentar
mas Catur, aku ganti baju dulu", "iya vi" Evi kemudian pergi,
Catur tampak masih bingung, Evi tadi pasti sempat melihat penis besar milik
Catur itu. Catur kemudian sudah bersedia didepan rumah, kemudian Evi sudah
datang, membawa barang barang bawaanya tadi. "Wah,udah mau
berangkat?", "iya yah, aku berangkat dulu" tampak Evi berpamitan
pada ayahnya itu, "mari paman", "iya, hati hati" Setelah
Evi naik kemotor, segera Catur tancap gas. Mereka kini sudah dalam perjalanan
menuju rumah kost Catur itu. Erra dan Maria dikostnya catur itu tampak sedang
mengangkat jemuran mereka, "Gak balik balik mas Catur tuh", "ya
elah Er, baru ditinggal bentar, udah dicari lagi", "hehe, namanya
juga pengen", "set Er, dasar kamu,hahaha" Mereka kemudian turun kebawah, lalu masuk
kembali kekamar kostnya masing masing. Beberapa jam kemudian, Evi dan Catur
sudah sampai dikostan itu, "Huft, akhirnya sampe", "iya mas,
capek juga", "gih vi, kamu istirahat", "iya, makasih
mas" Catur memarkir motornya, lalu pergi kelantai tiga, ia segera
istirahat. Evi yang baru datang itu masuk kelantai satu, melihat Erra tiduran
disofa ruang tamu, "Hai kak Erra", "eh, Evi, baru dateng?",
"iya kak, huft capek", "sini sini aku bantu", "makasih
kak" Evi kini naik kelantai dua bersama Erra, membawa barang bawaanya.
Sesampainya dikamar, Evi sedikit heran, "Aneh kak", "aneh
gimana?", "kayak ada yang beda sama kamar ini", "iya kah?
hahaha", "kok ketawa kak?", "haha, gak papa, perasaan kamu
aja kali...", "hehe, iya mungkin", "ya udah, aku turun
dulu" Erra kemudian meninggalkan Evi. Evi tampak segera menata barang
bawaanya tadi, lalu segera istirahat.
"Mas Catur... oi" Catur terbangun dari
tidurnya, ia mendengar suara Erra diluar kamarnya. "bentar Er" Catur
kemudian bangun, lalu membuka pintu kamar, dan melihat Erra yang cantik itu
tersenyum, "Hehe, mas Catur...", "mmh... ada apa Erra?",
"Udah belum?", "apanya yang udah?", "itu, si
Evi...", "aduh, b...belum Er, kan baru ketemu", "ooh, gitu
ya, gih tidur lagi mas", "maaf ya Er, nanti aku usahain deh...",
"hehe, aku... numpang tidur juga boleh mas?" Catur jadi bingung, yang
ngebet ngeseks ini sebenarnya siapa, "oh, b... boleh Er", "hehe,
yuk mas" Erra menarik Catur kedalam, lalu mereka sudah tiduran dikasur.
Erra sudah dengan erat merangkul Catur, pria itu malah jadi tidak bisa tidur,
buah dada montok milik Erra menempel erat, catur jadi bingung lagi. Dilantai
satu, Maria tampak sedikit heran, tak melihat kehadiran Erra, bahkan
dikamarnya, ia kemudian pergi kelantai dua, ia melihat Evi sedang istirahat
dikamar, Maria kemudian mencoba pergi kelantai tiga. "Er, jangan gerak
gerak, mmh", "hehe, maaf mas..." Erra memang sedari tadi menutup
matanya, tapi ia tak berhenti menggoyangkan buah dadanya memijit dada Catur,
pria itu tentu jadi terangsang. "Eh kutukupret, orang istirahat malah
diganggu" Erra kaget, Maria ternyata sudah ada dikamar itu juga, Erra
langsung ditarik turun kasur. "Aduh Mar, bentar dong...", "maaf
mas Catur, istirahatnya keganggu, permisi..." Maria kemudian memaksa Erra
untuk ikut turun kelantai satu, Erra akhirnya meninggalkan catur, pria itu sempat kecewa, namun memang ia harus
istirahat, lain kali pasti ia turuti kemauan Erra itu.
Hari selanjutnya, para penghuni kost itu sudah pergi
kuliah, tapi tampaknya Evi masih sering melamun, ia teringat saat melihat penis
besar milik Catur, ia baru pertama melihat kemaluan laki laki langsung, dan
yang pertama sudah membuatnya tercengang. "Ngelamun aja kamu Vi", Evi
kali itu duduk diruang kuliah, dan disadarkan oleh temannya, "eh, enggak
kok Mei", "Enggak gimana? orang dari tadi, aku panggil juga gak
denger", "gitu kah? maaf ya", "mikirin apa kamu vi?",
"enggak mikir apa apa Mei", "awas kesurupan, haha" Evi tau
dirinya tak akan kesurupan, tapi hal yang berkecamuk difikirannya itu bisa
membuatnya tampak kesurupan. Sore itu Evi sudah selesai kuliah, ia sudah
dijemput oleh Catur. " Yuk pulang vi", "iya mas",
"Oooh, pantes kok ngelamun terus, mikirin abang ganteng sih",
"Aduh apa sih Meei", Evi segera naik kemotor Catur itu juga, dan
tampak Mei yang juga bersama beberapa temannya terlihat tertawa kecil. Catur
segera menjalankan motor, ia tak mau Evi jadi malu.
"Maaf ya mas", "maaf kenapa vi?", Evi
tak menjawab, dalam perjalanan itu Catur sudah kembali bingung memikirkan apa
yang ada didalam fikiran Evi itu. Sempat mereka berhenti diperempatan, menunggu
lampu hijau menyala. "Hai Evi, mas Catur", "Eh, Erra,
Maria" Catur kaget, Erra dan Maria juga menunggu dijalan itu, motor Maria
itu sudah dikenali Catur, "Habis kuliah vi?", "i... iya
kak", "hmm, aku juga mau dong, dijemput mas Catur, hehe" Erra
lagi lagi berulah, membuat Evi jadi malu. Lampu sudah hijau, mereka segera
menjalankan motor, lalu pulang. Tak lama mereka berempat tiba ditempat kost
milik Catur itu. "Makasih mas Catur", "iya vi", "Vi,
sini sini..." Erra tiba tiba mengajak Evi masuk kedalam lantai 1, Maria
tampak segera mengikuti, Catur hanya geleng geleng saja lalu pergi kelantai 3.
"Ada apa kak?", "Maap ya tadi, hehe", "iya kak, gak
papa", "kamu kok jadi sering diem vi, kenapa?", "gak papa
kak", "udah bilang aja, kan kakak kakak ini bisa bantu kamu",
"Erra mah mana bisa bantu, kalau aku bisa", "apa sih maria nih,
huh" Evi masih terdiam sejenak, tapi ia akhirnya berani berbicara.
"Anu, dulu pas aku mau balik kesini, mas catur bantuin beres beres,
tapi...", Erra langsung beranggapan negatif, "wah, bagus itu, gimana
punyanya mas Catur? gede banget kan?", Evi sontak kaget, ia belum bicara
jelas, tapi Erra sudah tau, "loh, kak Erra, kok...", Erra langsung
girang sendiri, ia peluk Evi, juga tertawa dengan senang. "Er, gila kamu
ya? biasa aja kali, maaf Vi, gih kamu cerita yang bener, itu tadi ngawur si
Erra", "tadi... bener kata kak Erra" Kini ganti Maria yang
tercengang, apa yang sebenarnya terjadi. "loh, kamu... cuma liat aja kan
vi?", "iya kak, tapi kok jadi kepikiran sih?", "hmm,
soalnya kamu itu pengen tanya sesuatu sama mas catur, tapi kamu pendem
aja", "tanya? aku gak...", "gih nanti tanya aja kemas
catur, apa aku yang tanyain vi?", "j...jangan kak Erra, ya udah nanti
aku tanya deh", Erra tertawa senang, Maria tersenyum sambil menggelengkan
kepalanya, Evi jadi sedikit tenang. Mereka tampak mulai berbincang lebih jauh,
Evi harus siap tercengang.
"Mas Catur?", malam itu catur keheranan, tumben
sekali Evi naik kelantai 3, segera pintu kamar dibuka, Evi yang cantik sudah
menunggu Catur, "Evi, ada apa?", "mm... boleh masuk mas?",
"boleh boleh" Evi lalu masuk kedalam, duduk dikasur disebelah Catur, Evi
tampak malu malu, Catur jadi bingung apa mau dari cewek cantik itu. "Ada
apa vi?", "eh, iya, anu mas, aku mau tanya", "gih
tanya", "anu mas... itu... masalah..", "masalah motor
ya?", "n, itu...", "ya udah kalau Evi mau, bisa bawa
motornya mas Catur buat kuliah, nanti mas Catur urus deh", "mm...
tapi mas, kan mas catur kerja", "iya, nanti aku beli sepeda atau bisa
ngangkot, udah kamu tenang aja", "hmm, kalau begitu... makasih
mas", "iya, sama sama, ada lagi yang mau ditanya vi?",
"mm... itu mas, katanya kak Erra dan kak Maria... mas catur sering tidur
bareng mereka ya?", JDAAR! Catur kaget setengah mati, kenapa Evi bisa tau
hal itu, "Aduh! Evi, kamu...", "aku... dikasih tau mereka sih
mas", "oh, dasar mereka itu, hmmh, iya vi, kadang aja kok, kebanyakan
mereka yang minta", "Terus... mas Catur... gituan ya sama
mereka?" Catur tak bisa berdalih, ia lihat Evi begitu serius bertanya.
"I... iya Vi, tapi...", "hmmh, pantesan", "pantesan
kenapa Vi?", "mm.. nggak mas, anu... Evi kekamar dulu,
makasih..." Evi tiba tiba keluar, tentu Catur jadi bingung. Catur kemudian
memilih turun kelantai 1, dan bertanya pada Erra. "Er, kok Evi kamu kasih
tau sih?" Erra malah senyam senyum saja duduk cantik diruang tamu,
"Gak boleh mas?", "ya bukannya gak boleh...", "Orang
dia yang pengen tahu", "gak mungkin lah", "mas Catur yang
ganteng, Evi itu kepo banget tadi, asli gak bohong", "Kepo
gimana?", "Tau gak, Evi sempet shock liat punya nya mas Catur itu, ya
kita kasih tau aja gimana, eh dia tanya lebih, ya udah..." Catur jadi
tertawa mendengar ucapan Erra, "hahaha, Dasar, itu aja gak sengaja, bisa
sampe gitu sih?", "hehe, brarti... dia minta ditemenin juga noh,
makin kepo tuh pasti, haha" Maria tampak datang keruang tamu, "Mas
Catur...", "Maria, anu...", "pasti ngomongin Evi ya?",
"anu... itu...", "haha, iya iya mas, kami tadi udah ngobrol
lama, jadi dia udah gak kaget sekarang, liat ulahnya Erra gimana pun ia biasa
aja", "hehe, iya iya", "gih sana mas, disamperin,
hehe", "iya deh, haha" Catur kemudian naik kelantai dua, lalu
menuju kamar Evi.
Evi tampak sedang melamun sambil tiduran dikasurnya, lalu
terkejut melihat Catur datang kekamarnya itu. "Eh, mas Catur",
"Evi... boleh kesini kan?", "boleh mas..." Catur kemudian
duduk didekat kasur itu. "Gini Vi, kamu kan udah tau tuh dari mereka,
mungkin...", "iya mas, aku gak bilang siapa siapa deh",
"tentang punyaku yang gede juga gak akan bilang siapa siapa kan?",
"Hih mas Catur, enggak" Evi jadi sedikit malu malu, Catur malah
tersenyum terus. "Hehe, iya udah deh... ", "Mas Catur,
anu...", "ada apa vi?" Evi menghentikan catur yang ingin
beranjak pergi itu. "mm... mas Catur, nggak ngantuk?", Catur bukan
menjawab, malah tersenyum senang, "eh, iya ngantuk sih, Evi kayaknya udah
ngantuk juga", "i...iya mas, mm...", "Evi mau aku temenin
kah?", "mm... kalau mas catur mau...", "ya deh, aku
temenin, emang kamar kamu gede vi, harusnya buat berdua" Tanpa ijin, Catur
langsung naik kekasur, dan tiduran disebelah Evi. Evi tampak sedikit bingung,
dulu ia sering tidur dengan Catur, tapi waktu itu waktu ia masih kecil,
sekarang ia merasakan perbedaan yang jauh. Evi kini sudah berhadapan dengan
Catur, "terakhir kapan kita tidur
bareng ya vi?", "waktu aku sd mungkin mas", "iya itu, dari
dulu tetep ya...", "tetep gimana mas?", "tetep aja, kamu
cantik", "ih mas Catur, hihi" Evi tersenyum, catur jadi makin
berambisi saja. Catur tiba tiba memeluk Evi, tentu cewek itu sempat kaget, tapi
ia mencoba menikmati. "Evi... kamu udah punya pacar?", "... dulu
sih pernah pacaran mas", "loh, kalau sekarang?", "masih
sendiri mas", "hmmh, cewek secantik kamu harusnya punya pacar yang
baik" Evi terdiam, sambil merasakan hangatnya pelukan catur itu.
"mm... mas Catur, dibawah...", "Erra sama Maria udah
tidur", "hmmh, gitu ya mas", "Evi, mau aku ajarin
sesuatu?", "ajarin apa mas?", "ada deh, mau gak?",
"mm... mau mas, tapi...mmmh!" Catur langsung mencium Evi, dan tanpa
ragu mencumbunya, Evi pertama memang kaget, tapi karena keingintahuannya itu,
Evi memilih mengikuti aksi Catur itu.
"mm...mmh... mas...mmh", "cup...mm... coba
bales lidah aku vi, seru deh... mmm" Evi mencobanya, dan rasa yang pertama
ia nikmati itu membuatnya kagum. LIdah mereka kini beradu, Catur sambil
mencumbu Evi, ia juga mengelus elus tubuh anak pamannya yang mulus itu, Evi
yang memakai kaos dna celana pendek itu merasa tangan Catur sudah bergerak
menjelajahi tubuhnya. "mmh...aahn...mmnh...",
"mmh...cup...mmm... Hebatnya Evi, cup...cup...mm..." Catur berhenti
mencumbu bibir indah milik Evi, ia kini menciumi leher dan bahu cewek cantik
itu. "Aahn...mmh... mas Catur, mmh..." Catur juga meremas buah dada
milik Evi itu, tangannya masuk kedalam kaos itu, bergerilya menikmati gundukan
kenyal didada Evi. Evi tak bisa berhenti mendesah, Catur begitu asyik memberi
rangsangan yang nikmat. Evi kini berbaring sambil terus dirangsang oleh Catur,
pria itu sudah melepas kaos Evi, buah dada yang menggemaskan itu kembali dielus
dan diremas, "Aaahn... mmh... Geli mas... Auuh" Catur tiba tiba
menjilati dan memilin puting merah muda milik Evi, bagian itu selalu menarik
bagi Catur, tapi untuk perempuan rangsangan yang diberikan itu rasanya luar
biasa. "mm...cup... gemes lihat punya kamu Vi... ", "hmm...
aahn... kalau... punya kak Erra mas?", "k...kalau itu... masih kalah
indah sama punya kamu...mm...cup...mmh" Catur harus meyakinkan Evi, meski
sebenarnya buah dada milik Erra yang besar nan montok itu lebih nikmat untuk
digerayangi atau dikenyot putingnya. Beberapa menit itu Catur tak bisa berhenti
merangsang tubuh Evi, dan memang cewek itu tampak menikmati.
"Geli mas... aaahn...ah...mmh" Sekarang Evi
sudah telanjang bulat, dan Catur sudah begitu asyik menghisap vagina milik Evi
itu, "mm...ssp...mmaah...mmm..", "auh... mas
Catur...mmmh...aduh...aahn" Evi sampai tak kuasa menahan geliat lidah
nakal Catur divagina mahasiswi itu, Evi tak henti menggoyang kan tubuhnya.
"enak kan vi...mm...sssspp... kamu masih perawan nih ya",
"aaahn... iya, aku masih... mmh...aahn" Catur makin hebat menghisap
vagina Evi, ketika tau anak pamannya itu masih perawan, beberapa menit dihisap
vaginanya, Evi tampak sudah tak kuat. "Aaahn...mas...
aku....itu...mmmh!" Spluurt, Cairan mengalir dari vagina Evi, menyembur
mengisi mulut Catur, tentu Catur dengan senang menghabiskan cairan berlendir
divagina Evi, "mm...slruup...gleeg...mm... aaah... makasih Evi, enak
banget", "aah...aah...iya...mmh..", Catur melihat Evi yang
telanjang itu, begitu menggoda, penisnya yang sudah berdiri tegak dari tadi
kini dikeluarkan dari celananya, bwuung, Evi kembali terperanga. "mas...
itu...", "ini kah yang bikin kamu bingung?", "mmh...iya
mas", "gih kamu cek sendiri..." Evi yang sudah terangsang berat
jadi menurut, penis tegak milik catur itu ditangkap tangan mahasiswi itu, lalu
dikocok perlahan, Catur tau kenikmatan yang ia rasakan sekarang benar benar
membuatnya senang. "Mas... gini kan ya?", "iya Vi, uufh... kamu
udah bener itu, ohh", "mm... gimana mas?", "enak banget vi,
apa lagi kalau... oooh!" Evi tiba tiba sudah menjilati kepala penis milik
Catur itu, geli yang asyik itu sudah kembali dirasakannya. "mmm... tadi
jilatin punya Evi gini juga kan mas?", "iya, ooh... tapi
vi...mmh", Evi sudah memasukan tongkat besar tegak itu kemulutnya, lalu
segera mahasiswi itu mengulum penis Catur. "mm...mm...mmh... ",
"Pinter banget vi, ooh", "mm...mmh! Mash... nngh...mmh!"
Catur menekan kepala Evi, penis besar milik Catur jadi mengisi penuh mulut Evi,
Beberapa menit kemudian, Catur sudah tak kuasa menahan kenikmatan, Croot croot,
SPermanya muncrat didalam mulut Evi itu. "ghhh!
gleeg...mmh...buaagh...uhuk uhuk..mmh", "uuh, luar biasa" Catur
berhenti sejenak ia kemudian melihat Evi sibuk membersihkan mulutnya. Catur
kemudian melihat selangkangan Evi itu lagi, lubang menganga diantara dua paha
itu membuatnya tertarik.
catur bangkit, ia merapatkan paha mulus milik Evi, penis
milik catur itu kemudian sudah terhimpit paha mulus Evi, benda tegak itu ada
tepat diatas vagina Evi. Digeseknya selangkangan Evi, sambil merasakan nikmat
yang baru itu, "mmh...mas, nnnh...aahn", "Asyik kan vi? paha
kamu mulus banget, digesek gini licin dan enak loh.. ooh" Catur kemudian
menggesek selangkangan Evi dengan cepat, paha mulus itu tak henti digesek,
bibir vagina milik Evi juga ikut tergesek, mahasiswi cantik itu jadi mendesah
terus, "oowh... mmmh.... geli banget mas...ooh". Tak lama, Catur
membuka dua paha Evi lebar lebar, vagina basah itu jadi targetnya.
"M...mas Jangan mas", "kenapa vi? enak kok", "jangan
mas, plis, aku masih perawan" Catur jadi mengurungkan niatnya, ketika
melihat wajah memelas milik Evi, tapi ia tetap ingin menikmati tubuh Evi. "Ya
udah deh, kalau yang ini aja gimana vi?", "itu... i... iya deh mas,
tapi pelan aja...", "iya vi, sia deh". Evi kini berganti posisi,
cewek itu sudah nungging dikasur, dan Catur sudah siap, lubang pantat milik Evi
jadi sasaran. Penis catur yang besar itu segera tegak lagi, lalu ditempelkan
dilubang yang sedikit terbuka itu, didorongnya dengan perlahan, Evi tampak
mulai meronta, ketika kepala penis itu mempenetrasi lubang pantat Evi.
"aah... besarnya mas...aduh...aah", "tenang evi,
tenang...", "aduh...nnnnh...aaahn!" Evi meronta keras, ketika
penis itu sudah mulai masuk dan mengisi lubang itu. Catur yang sudah ingin
beraksi itu segera menggerakan penisnya,
"ah...ah...mas...mmh...auuh....nnh..." Evi tak bisa berhenti
mengerang, karena lubang pantatnya kini disodok penis besar milik Catur. Tubuh
cewek cantik itu bergoyang seiring tusukan maut yang dilakukan Catur, pria itu
memegang pinggul Evi, jadi ia bisa dengan asyik menusuk mahasiswi itu dari
belakang. "ooh...mm...uuh", "oh...ooh...mas
Catur....uuuuhn", "Bentar lagi vi, dikit lagi...ooh" Catur
melanjutkan Aksinya, ia tak melihat wajah Evi yang memerah karena tak kuasa
menahan penetrasi hebat yang dilakukan Catur. Beberapa menit itu catur terus
beraksi, penisnya itu sudah bergerak cukup cepat, dan memang Evi tau pasti
Catur sangat menikmati. "ooh... Evi...aku...nnh... seneng
banget...ooh!" Croot croot crooot, SPerma dari penis Catur menyembur,
mengisi lubang yang sempit itu, setelah penisnya dicabut, Evi masih dalam
posisinya, "aah...aah....mmmmmh....uuuh" Cairan sperma keluar
mengalir dari lubang pantat Evi, setelah itu Evi Roboh dikasur.
"Evi... kamu gak papa?", "mmh... iya mas,
cuman... mmh... masih sedikit kaget" Catur kemudian menyeka air mata
diwajah Evi, "maaf ya vi, aku terlalu semangat, kamu jadi...",
"gak papa mas, mas Catur udah mau membiarkan keperawananku, jadi mas Catur
masih peduli sama Evi", "i...iya, makasih Evi" Catur kemudian
mengelus rambut Evi, sembari cewek itu tampak sudah mulai tenang. Tak lama Evi
sudah tertidur, Catur memakaikan selimut menutup tubuh Evi. Catur segera pergi
kekamar mandi untuk membersihkan dirinya, kemudian berpakaian lalu memilih
meninggalkan Evi untuk beristirahat. Setidaknya catur tau, janjinya terpenuhi,
dan ia sudah siap untuk kembali menikmati nikmatnya ngeseks dengan Erra ataupun
Maria.
ReplyDeleteAyo Segera daftarkan diri anda kepada kami Liga178
Nikmati Promo dan Bonus menarik hingga 100%!!
Jangan ketinggalan daftar sekarang juga!!
www.liga178.info/daftar
permisi kakak2 numpang promo ya
ReplyDeleteyang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com
Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!
Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%
Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.
- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com
WWW.SARANAPELANGI.COM
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate