"Sudah tur, itu rumah pas banget
buat jadi kostan", "iya bu, memang nanti siapa yang ngurus?",
"ya kamu tur", "lah, kok aku bu?", "iyalah, ibu kan
repot dirumah, kamu kan nganggur", "tapi bu...", "udaah,
nih kuncinya, kamu besok kesana aja, kamu atur deh gimana nanti",
"terus catur tinggal dirumah itu juga?", "iyaa, udah, kamu
siapin aja", "yah, iya deh bu" Catur mendapati dirinya kini
harus mengurus rumahnya yang lama, Ibu dan ayahnya sudah pindah ke rumah
peninggalan neneknya. Catur memang baru menyelesaikan kuliahnya, dan masih
belum menemukan pekerjaan. lama tinggal diluar kota, kini ia masih harus hidup
sendiri dirumah lamanya. Esok harinya Catur tiba dirumahnya, yang memang sudah
dirubah agar sesuai digunakan untuk tempat kost. Rumah tiga lantai itu sudah
terlihat indah dari luar. Catur masih ingat, tangga menuju lantai tiga ada
diluar, tak jadi satu dengan lantai satu dan dua. Ketika masuk kedalam, lantai
satu terlihat ada ruang tamu, lalu ada dua kamar yang berhadapan. catur naik
tangga disudut lantai satu, menuju lantai dua, ada satu kamar, lalu ada dapur, ruang makan dan toilet. Dalam setiap
kamar sudah tersedia kasur dan lemari. Catur kemudian keluar, lalu pergi
kelantai tiga, yang dulunya kosong dan digunakan untuk menjemur pakaian itu
kini sudah terbangun satu kamar, menyisakan setengah bagian yang kosong untuk
tempat menjemur pakaian. Catur masih bingung, bagaimana mengatur rumah itu
menjadi tempat kost. ia akhirnya pergi kerumah tetangganya yang juga memiliki
rumah kost. Setelah dijelaskan, Catur sudah mengerti poin penting dalam
memanage rumah kost. Satu yang ingin Catur pastikan, ia akan menerima kost cewek saja.
Catur akan menempati kamar dilantai
tiga, karena tersendiri dan juga tak akan mengganggu penghuni kost dilantai
satu dan dua. Catur segera menempel tulisan "menerima kost putri"
didepan pagar rumah, setelah itu ia tinggal menunggu ada yang datang. Beberapa
hari menunggu, Catur mendapat dua orang perempuan hendak menempati kamar kost
dirumah itu. "Pagi pak", "kok pak? mas, masih muda ini",
"eh, maaf mas, hehe, disini nerima kost putri?", "iya betul,
mbaknya mau ngekost?", "iya mas", "oh, ya sudah silahkan masuk"pagar
dibuka, dua perempuan itu lalu diajak masuk menuju ruang tamu oleh Catur.
setelah duduk, mereka mulai mengobrol, "perkenalkan nama saya Catur",
"saya Erra", "kalau saya Maria" Catur tau memang tepat ia
memilih menerima kost putri, nyatanya dua cewek cantik itu tampak membuatnya
gembira."salam kenal ya, Jadi kalian berdua mau ngekost disini?",
"m... iya mas, boleh kami lihat lihat dulu?", "oh,
silahkan" dua cewek itu kemudian melihat lihat seisi rumah itu, dari lantai
satu ke lantai dua. Setelah itu mereka kembali duduk diruang tamu bersama
Catur. "Gimana mbak?", "bagus ya rumahnya mas", "loh
iya dong, kalau boleh tau... Erra sama Maria ini kuliah ya?", "iya
mas, di kampus deket sini itu", "ooh, pantes kalau begitu"
mereka melanjutkan pembicaraan, dan ternyata Erra dan Maria memutuskan ngekost
ditempat itu. "Deal yaa, kapan kalian pindahannya?", "nanti kami
hubungi mas, ada nomor hp?", "ada ada, pin bbm juga ada",
"hehe, bagus kalau begitu mas" Maria dan Erra kemudian meninggalkan
Catur setelah bertukar nomor hp. Catur tampak sedikit girang, ekspektasinya
yang berlebih ternyata benar, kost putri memang pilihan yang tepat.
Beberapa hari kemudian Erra dan Maria
sudah menghubungi Catur, mereka juga segera pindahan. Catur sudah membantu Erra
dan maria memasukan barang bawaan mereka. "aku dikamar ini yaa",
"yah Erra, huh, ya udah aku disini", Erra dan Maria memilih tidur
dikamar lantai satu, Erra kamar satu, dan Maria kamar dua. Setelah itu mereka
sudah resmi ngekost dirumah itu, setelah membayar dp bayar kost pertama.
"Ya sudah, kalian istirahat ya", "makasih mas Catur" Senyum
diwajah Erra dan Maria membuat Catur tak kelelahan, meski sedari tadi membantu
mobilisasi barang barang milik dua mahasiswi itu. Kini Catur tau ia tak sendiri
dirumah berlantai tiga itu. hari-hari selanjutnya, Erra dan maria sudah mulai
menikmati tinggal dirumah kost itu. Catur yang sekarang masih mencoba melamar
pekerjaan itu tampak membuka pagar untuk keluar rumah, "Mas Catur, bentar
dong", "iya Erra?" Catur pagi itu harus kembali tersenyum
senang, ia melihat Erra yang cantik itu menggunakan celana pendek dan kaos
ketat, "Kalau jemur pakaian dilantai tiga ya?", "iya, disana
udah disediain jemuran kok", "ooh, kamar mas Catur disana juga
kan?", "iya bener", "mm... iya udah deh mas makasih"
Erra lalu pergi membawa baju baju yang tampak baru selesai dicuci itu menuju
lantai tiga. Catur segera keluar rumah, mengirim surat lamaran kerjanya.
Siangnya setelah kembali kerumah,
Catur yang segera menuju lantai 3 itu cukup kaget, jemuran yang tampak banyak
itu meramaikan lantai tiga, yang lebih hebohnya Catur terpesona melihat BH yang
cukup besar ukurannya tergantung dijemuran diantara pakaian pakaian lain, Catur
masih belum tau, apa itu milik Erra, atau Maria. Setelah tiba dikamarnya, ia
memilih menunggu, dan beberapa puluh menit kemudian, terdengar suara Erra dan
Maria dari luar kamar, Catur mengintip dari jendela kamarnya. "Udah kering
nih Mar", "iya... gede banget BH kamu Er!" Maria mengambil BH
milik Erra yang tadi membuat Catur kaget, "sst! entar kedengeran mas
Catur, malu ah", "masih tidur itu mas Caturnya, tuh gak ada suaranya.
Catur lalu berhenti mengintip, ia langsung berpura purat tidur. Erra ternyata
menengok dari luar jendela, untung Catur cepat tanggap, "oh, iya Mar",
"Yuk diangkat semua Er, keburu sore, takut hujan", "iya
Mar" Erra dan Maria segera mengangkat dan mengambil jemurannya, setelah
itu turun dan pergi kekamar mereka. Catur kemudian bangun, dan yakin pasti buah
dada milik Erra itu montok sekali, BH yang besar tadi teringat jelas difikiran
Catur. malamnya Catur menuju lantai satu rumah itu, ia melihat Erra sedang
bercakap dengan Maria diruang tamu, "Malem", "eh, malem mas
Catur", "gimana? nyaman kost annya?", "hehe, iya mas",
Catur lalu ikut duduk diruang tamu itu. "Kalian semester berapa
sih?", "semester 6 mas", "dulu emang kalian se kost
gitu?", "enggak mas, dulu kost kita jauh, gara gara sering kumpul,
kita mutusin pindah kost, lalu ngekost bareng", "hmm... bagus
itu..." Mereka melanjutkan obrolan, meski sesekali Catur harus mengontrol
matanya, walau sesekali tak bisa karena melihat montoknya dada milik Erra.
"... iya, eh mas Catur kerja ya?", "eh, anu... masih nyari
ini", "oh, moga cepet dapet ya mas", "iya, makasih, ya udah
aku balik keatas ya", "iya mas" Catur lalu pergi keluar
meninggalkan Erra dan Maria. "Hahaha, Erra Erra...", "napa
Mar?", "gak papa, udah ngantuk ah, tidur tidur" maria menyadari
kalau Catur melihati Erra, tapi ia memilih membiarkan itu.
Hari selanjutnya, Erra dan maria sudah
kembali kuliah, setelah libur semester. Catur sering sibuk melihati jemuran
milik dua mahasiswi itu saat mereka kuliah. Dari baju, celana, sampai daleman,
Catur sudah tau warna dan ukurannya. Catur juga sering menemui Erra ataupun
Maria, saat mereka ada diruang tamu. Suatu hari, tepatnya kamis sore, Catur
baru datang dari luar rumah, ia melihat Maria sudah sibuk menyalakan motor.
"Maria, mau kuliah?", "iya mas, sampai malem lagi",
"wah, semangat ya", "iya mas" Maria segera pergi
mengendarai motornya menuju kampusnya. Catur jadi tertarik untuk menemui Erra,
dan berbincang dengan cewek cantik itu. Ketika masuk rumah, tepatnya dilantai
satu, Catur tak melihat Erra, tapi ia mendengar suara dilantai dua, sepertinya
Erra sedang memasak, Catur memberanikan diri menuju lantai dua. "Wah, lagi
masak apa Erra?", "Eh, mas Catur, sampai kaget aku, ini masak mie
mas", "ya elah, kok mie sih?", "ya gimana lagi mas, anak
kost, hehe" Sedang masak mie pun Erra tampak cantik, cewek itu menggunakan
kaos ketat dan celana pendek kesukaannya, Catur sudah sedari tadi
memandanginya. "Masak yang lain juga dong Erra", "aduh, aku gak
bisa masak mas, si Maria yang pinter", "hmm, gitu ya" Erra
menyelesaikan masakannya, lalu segera duduk dan mulai makan. "Mari makan
mas", "iya iya..." Catur kemudian duduk didekat Erra yang sedang
makan itu. Beberapa menit berlalu, Erra sempat bingung, kenapa Catur itu malah
duduk dengan santai didekatnya. "mm... mas Catur udah makan?",
"udah kok, Erra kuliahnya ada yang gak sekelas sama Maria?",
"iya mas beberapa, mm... dulu mas Catur kuliah dimana?", "ya
disitu juga", "oh, gitu ya mas" Sambil makan Erra juga
berbincang dengan Catur. "... iya itu kerjaannya Maria mas, dia kan suka
foto foto", "oh, pantes, depan kamarnya aja udah dipajang itu foto
foto", "haha iya, misi mas, mau cuci piring" Erra yang sudah
selesai makan itu segera membawa piring itu, lalu mencucinya. Catur melihat
Erra dari belakang, rambut panjang yang indah, lalu juga bokong yang montok,
serta paha mulus itu, membuat pria 26 tahun itu mabuk kepayang. "Sudah
mas, Erra kekamar dulu ya", "iya iya, aku juga mau keluar kok"
Erra dan Catur turun kelantai satu, Erra masuk kekamarnya, Catur berjalan
menuju pintu depan. Catur baru menutup pintu dari luar, ia tiba tiba berubah
pikiran, ia buka pintu itu perlahan sehingga tak mengeluarkan suara, lalu ia
kembali masuk kerumah. Catur tenyata penasaran apa yang dilakukan Erra dikamar.
Setelah mencoba mengintip, Catur, kaget, dari pintu yang terbuka sedikit itu,
Catur melihat Erra sedang ganti baju. matanya melihat jelas buah dada montok
Erra ditahan BH biru yang sering ia temui dilantai tiga. Erra yang tidak tau
itu sedang memilih baju, setelah itu ia kembali mengenakan baju pilihannya.
Catur lalu berpindah pandangannya, dan ia melihat Erra ternyata hanya memakai
celana dalam, cewek cantik itu baru memakai baju, ia lalu malah merebahkan
tubuhnya dikasur, lalu sudah sibuk memainkan handphonenya, tanpa tahu sedang
diintip oleh Catur. Catur bingung sendiri, ia melihat kedua paha mulus milik
Erra, ia juga penasaran sekali, gundukan menonjol apa yang ada dalam celana
dalam Erra. Takut ketahuan, Catur kemudian perlahan berjalan kepintu depan,
setelah itu ia segera keluar, sudah seperti maling. "Mas Catur?",
Baru menutup pintu dari luar, Catur kaget seketika, untung itu ternyata Maria,
yang baru tiba dari kampus. "Eh, Maria, kok udah kembali?",
"iya, dosennya keburu pulang tadi, Erra lagi ngapain mas?", "oh,
gak tau, dikamar itu si Erra", "ooh, iya sudah mas" Maria
kemudian pergi masuk kedalam rumah. Catur hampir ketahuan mengintip Erra,
untung ia segera keluar.
"Err!" Maria baru tiba sudah
teriak dari ruang tamu, "Iyaa", "ngapain kamu?", "buka
hp aja", "Tadi mas Catur nyamperin kamu kah?", "iya tadi
pas aku makan", Maria kemudian menuju kamar Erra, ia sedikit heran ketika
melihat pintu Erra tak ditutup rapat, dan temannya itu malah tak memakai celana
selain CD. "Elah Erra, pakai celana gih", "napa? gak ada
orang", "katanya tadi ketemu mas Catur, jangan jangan kamu pamer paha
ya?", "eh enggak kali, tadi pakai celana kok, setelah mas Catur
keluar aku baru ganti baju, udah lama juga" Maria seketika bingung, karena
nyatanya Catur baru keluar dari pintu depan ketika ia tiba. "Erra Erra,
orang mas Catur baru keluar tadi", "Eh! yang bener Mar?",
"iya, pasti ngintip kamu tadi itu", "hmmh, Ya udah biarin, gak
ngefek juga", "haha, keknya mas Catur suka sama kamu Er",
"Iya dong, aku kan cantik dan mempesona, hahaha", "malah ketawa,
dasar kamu..." Erra dan Maria tertawa dikamar itu, tapi sempat terfikir
sejenak oleh Erra apa benar Catur tadi mengintipnya.
Esok harinya, jumat sore itu, Maria
tampak sibuk mengisi tasnya dengan beberapa barang, Erra terlihat duduk didekat
Maria. "Mau pulang Mar?", "iya, minggu balik kok",
"hmmh, aku sendiri dong", "kan ada mas Catur, hihiii",
"ih, apa sih Mar", "haha, aku tinggal dulu ya Erra" Maria
kemudian meninggalkan Erra pulang kampung, Erra jadi sendiri. Malamnya, Erra
sedang duduk diruang tamu, sambil mendengarkan musik. Lalu tak lama, Catur
sudah menemuinya. "Hei Erra", "malem mas", "kok sendiri?",
"iya, si Maria pulang, mungkin mau minta uang saku tambahan",
"haha, kamu gak pulang juga?", "gak mas, baru juga beberapa hari
dikost", "iya bener kamu". Erra masih penasaran, apa benar Catur
mengintipnya kemarin. "Mas Catur", "iya?", "Kemarin
mas catur habis nemenin aku makan langsung keluar kan?", "i...iya,
aku langsung kekamar" Erra tau catur berbohong, tampak gelagatnya jadi
berbeda. "ooh, gitu ya, mm...", "napa emang Er?", "gak
papa mas", "oh, ya udah aku balik kekamar ya Er", "iya
mas" Catur pergi keluar, lalu menuju lantai tiga, menuju kamarnya. Catur
sempat kaget, apa Erra ternyata menyadari bahwa ia sempat mengintip, tapi biar
fikirnya, Catur hanya tau kini Erra sedang sendiri, dan cewek secantik itu
pasti tak nyaman sendirian.
Sabtunya, Catur sedang bersantai
dilantai tiga, tiba tiba Erra naik membawa jemuran, "Pagi mas Catur",
"iya Erra" Erra tampak senyam senyum saja, lalu tanpa malu segera
menjemur pakaiannya. BH dan CD yang pertama Erra keluarkan, tanpa ragu ia jemur
didepan Catur, lalu disusul pakaian lain. Catur jadi bingung sendiri,
"mm... Erra?", "iya mas?", "tumben... banyak jemuran
kamu", "iya mas, sering basah pakaianku" mendengar sering basah
saja sudah membuat Catur merinding, jadi berfikiran kemana mana. Erra setelah
itu meninggalkan Catur dalam kebingungan. Siangnya Catur memilih menemui Erra
dilantai satu. Baru membuka pintu, Catur sudah kaget, ia melihat Erra hanya
memakai celana dalam dan BH saja sambil duduk diruang tamu. "Eh, mas
Catur" Catur seketika bingung, apa yang sebenernya terjadi pada cewek cantik
itu. "Erra, kok... pakai daleman aja?", "iya mas,
panas...", "oh, gitu ya..." Catur menelan ludah, lalu duduk
didekat Erra, pria itu jadi makin bingung. Tak lama saling diam, Erra tiba tiba
memandangi Catur, "Mas Catur?", "iya Erra", "aku
cantik gak sih?", "c...cantik pasti", "mm... jujur kan
mas?", "iya jujur kok", "sekarang jawab jujur mas, kemarin
ngintip aku gak sih pas dikamar?" Catur seketika malu, tapi ia harus
menjawab Erra, "i...iya Er, maaf", "hmm... gitu aja pake ngintip
mas catur ini" Erra malah mendekati Catur, pria itu makin bingung.
"loh, Erra?", "Mas, Erra kesepian nih... temenin Erra dikamar
ya?" Mana bisa Catur menolak permintaan cewek cantik itu, "oh, kalau
itu mau kamu... ya gak papa" Erra kemudian berjalan menuju kamarnya,
menambah kebingungan difikiran Catur. Catur segera menyusul Erra itu.
Setiba dikamar itu, Catur menambah
porsi kagetnya, ia melihat Erra tiduran dikasur dengan cantiknya. "Sini
mas catur..." Catur kemudian duduk didekat Erra itu, meski ia mencoba tak
melihat, tentu pria mana yang tak terpukau melihat cewek secantik Erra memakai
pakaian dalam saja. "mas Catur, boleh tanya gak?", "boleh
boleh", "mas Catur... pernah ngentot gak sih?" BLAAR! Catur
seketika seperti tersambar petir, entah dari mana kata kata Erra itu bisa tersusun
begitu mengena. "Aduh, kok...", "jawab dong mas...",
"P...pernah, dulu sih pas masih kuliah", "hmm, jadi udah lama
gak ngentot kan?", "iya sih...", "ngentot sama aku yuk
mas" HNNH, Catur seperti mendapat rejeki nomplok, "aduh...
Erra....", "mau gak mas?", "mau dong", "hehe,
gitu dong...cup...mm" Erra tiba tiba bangun dan mencium mulut Catur, lalu
mereka sudah bercumbu. Catur tak menahan diri lagi, ia membalas cumbuan Erra,
lidah mereka sudah sibuk beradu, "mm...mmh...aahll...cup...mm" asyik
mencumbu cewek cantik itu, tangan Catur sudah gatel, kedua tangannya itu
bergerak dan jari jari nakal milik Catur sudah mendarat dibuah dada montok
milik Erra. "hmmh...mm...oohm...cup..." Wajah Erra dan Catur tak ada
penghalang, nafas mereka bertabrakan, ludah mereka tercampur, mereka mulai
menikmati. catur kini melepas BH milik Erra itu, dan kemudian Catur sempat
terperanga, melihat bundar dan montoknya buah dada milik Erra itu, puting
coklat milik mahasiswi itu membuat catur terpesona. "Astaga, gedenya Erra...wow",
"aahn... iya dong mas, kan sering diremas, uuuhn" Catur sudah sibuk
mengelus buah bundar dibuah dada Erra, begitu bundar seperti mangkok, ketika
diremas begitu sintal nan menggairahkan. Digoyang dan diputar begitu asyik,
jari jari milik Catur sudah lama tak memegang gundukan kenyal didada perempuan,
dan kini Erra memuaskan hasrat Catur yang sudah lama terpendam.
"hmm...cup...mm... cup... Memang kamu itu bidadari ya Erra",
"ooh... hmmh...mm.." Erra merem melek sambil tiduran dikasur, kini
Catur sudah dengan nikmatnya mencicipi buah dada montok milik Erra, gunung
bundar itu dijilat dan diciumi, puting coklat yang mengeras itu juga
dipilinnya, sungguh Catur merasakan begitu nikmat. Beberapa menit menikmati
buah dada montok milik Erra, Catur sudah tau penisnya yang sedari tadi
berdenyut juga ingin beraksi.
"Aahn...mmh...ouh... gantian mas,
sini sini..." Catur dirobohkan kekasur, Erra kemudian membuka celana
pemilik kost itu, setelah cd Catur dilepas juga, penis tegak milik pria itu
membuat Erra membuka matanya lebar lebar, "Wah, besar mas...wow...."
Erra kemudian memegang tiang berdenyut itu, lalu dikocoknya dengan asyik, tentu
Catur segera bereaksi. "ouh... asyik Er, wow... oooh!" Catur bisa
merasakan dengan nyata, kocokan tangan Erra yang mulus membuat Penisnya
terpuaskan. "hehe, keliatan banget mas, udah dari pertama ketemu Erra,
pasti pengen dikocok gini kan, hmm? .... oohmf" Erra membuka mulutnya lalu
mengulum penis tegak milik Catur, bidadari itu membuat Catur kualahan. Kini
kepala Erra bergerak naik turun, membuat Penis tegak milik catur itu
ternikmatkan. "ouh... luar biasa... mmh", "mm...mmm...
heheh...slruup...mm" Beberapa menit itu Erra begitu intens memuaskan penis
Catur, dan tentu senjata itu sudah tak kuat karena diemut oleh bidadari.
"Aduh, Erra, aku...ooh" catur memegang kepala Erra, lalu ditekan
kepenisnya, Croot croot croot, Sperma menyembur dari penis Catur, mengisi
tenggorokan Erra. "hmmh....oofh...gleeg...uhuk uhuk... uuh... mmf",
"maaf Erra, udah gak kuat", "iya gak papa, sekarang punya Erra
dipuasin ya mas" Erra kemudian merebahkan tubuhnya dikasur, ia melepas
celana dalamnya sendiri. Catur harus membuka matanya lebar lebar, saat melihat
vagina Erra terpampang jelas. "Wah, bersih banget Erra" Vagina yang
tak berbulu itu tentu membuat Catur bersemangat, terlihat juga sudah basah.
"iya dong mas, namanya bidadari, kan...Aaaahn!" Erra kaget, ketika
dua jari milik Catur tiba tiba melesat masuk dan menggesek lubang vaginanya.
"mm...waw... uuuh" Catur menggesek lubang vagina Erra dengan sangat
cepat, jari jarinya itu bergerak tanpa henti, tentu Erra tiba tiba menggoyang
goyang tubuhnya karena bereaksi. "Auh...mas...ouh...aduh...pelan
aja...aaahn", "gak mau cantik, kamu harusnya minta yang lebih cepet
lagi malah, sini aku hiseop memek kamu...mm...mm...sspp....mm... slruup"
Catur sudah menempelkan mulutnya diselangkangan Erra, vagina milik Erra itu
sudah dihisapnya, Catur benar benar bersemangat, wangi tubuh Erra makin
menambah semangatnya, lidah Catur bergerak liar, sembari mulut pria itu menyedot
isi vagina basah milik Erra. "Aaaahn... ampun...ouh...gila
deh....aaahn!" Erra hanya bisa menggerakan pinggulnya naik turun, karena
begitu hebatnya hisapan Catur menghabiskan cairan divagina Erra. Beberapa menit
kemudian, Catur sudah puas ketika mengetahui cairan mengalir lebih banyak dari
dalam lubang itu, diminumnya sampai habis.
"ssspp....mm...gleeg...mm...
buah... nikmatnya...", "aah...mmh...hnnh... tanggung jawab mas Catur,
entot aku sekarang... ouh", "Siap cantik, hehe..." catur melepas
semua pakaiannya, lalu ia sudah menyiapkan penis tegaknya itu lagi. Kini Erra
yang telanjang bulat itu kedua pahanya diangkat, lalu catur menempelkan
penisnya dibibir vagina Erra. "Siap ya Erra", "iya mas,
ayo...hmmh....Aaahn!" Penis tegak besar itu didorong, sleeb, vagina becek
itu sudah terisi penis tegak catur. "uooh... angetnya... nikmatnya...
mmh", "aah...aah...ouh...sssh" Erra menyadari penis catur memang
besar, lelaki yang pernah menyetubuhinya tak ada yang memiliki penis sebesar
Catur. Catur kini menggerakan penisnya maju mundur perlahan, itu sudah begitu
nikmat terasa. "ooh... mmh... enak mas, entot aku lebih keras mas...
aahn", "siap cantik, kamu pasti puas hari ini...uuh" catur mulai
meningkatkan kecepatan tusukannya, sleeb sleeb sleeb, penis besar itu keluar
masuk dengan nikmat, Erra dan catur sudah bersetubuh dengan asyiknya. Buah dada
montok milik Erra tadi sempat bergoyang dibiarkan saja, tentu catur segera
mengendalikan gundukan kenyal itu. Buah dada montok itu kini ditahan tangan
Catur, sambil dielus dan juga diremas dengan nikmat.
"hnnh...aaahn..oh...oh...mmh...aaahn", "uuh... enaknya ngentot
kamu Er... ooh" Menit demi menit, Catur begitu asyik menyetubuhi Erra,
entah bagaimana Catur bisa dengan mudah memberi kepuasan pada mahasiswi montok
itu. Catur juga mencoba menggunakan posisi lain, Erra kini menghadap kiri, kaki
kanan Erra diangkat, dan Catur menusuk kembali vagina Erra dengan cepat dari
bawah, "Aah... mas Catur... nnggh... mmh", "ooh... Erra, uuuh...
nikmatnya..." Sungguh senang catur, ia bisa menikmati tubuh Erra yang
mempesona itu. Setiap gesekan yang ia lakukan pada dinding vagina Erra itu,
penisnya merasakan kenikmatan luar biasa, sambil melihat tubuh montok Erra itu
bergoyang, Catur benar benar seperti menyetubuhi bidadari. beberapa saat
kemudian Catur sudah merasa penisnya ingin menyembur lagi, segera ia cabut
penisnya dari vagina Erra. Erra kini tergeletak mendesah dikasur itu,
"Aahn...mmh... mas Catur... udah klimaks ya? ooh", "iya,
bentar..." Catur mengocok penisnya sendiri, sambil melihati tubuh indah
Erra itu. Erra tiba tiba bangun dan memasukan penis besar milik Catur kemulut
cewek itu, "Sini mas, aku bantu...oohm...mm...mm...muuughf!" Croot
croot crooot, kembali Erra mengisi tenggorkannya dengan sperma Catur. Cewek
montok itu puas makan siang sperma dari penis Catur.
"oogh...mmh...gleeg...mm... uuh", "huuuft, makasih Erra..."
Catur dan Erra sempat terdiam sejenak merebahkan tubuh mereka yang lelah.
"mmh... mas Catur?",
"iya?", "Erra minta tanggung jawab", "loh?!",
"hehe, becanda mas...", "aduh, Erra...", "tapi Erra
mau minta satu permintaan mas", "kamu minta apa cantik?",
"aku mau, Bulan ini biaya kostku gratis ya... hehe...", "haha,
iya deh, boleh boleh...", "dpnya dulu dikembalikan juga ya mas",
"boleh kok, tapi...", "tapi apa mas?", "aku mau sekali
lagi... mmm", "Aaahn! nakal mas Catur, hehe, iya deh...ooh... puas
puasin deh mas" catur kembali mengelus tubuh indah Erra, tak lama pemilik
kost itu ngentot lagi dengan penghuni kost baru itu. Erra dan Catur hari itu
benar benar melupakan yang lain. Beberapa jam mereka puas bercumbu dan
bersetubuh. Setelah puas mereka kemudian tertidur dengan pulas. Erra sampai
lupa jemurannya yang sampai malam belum ia angkat juga.
Minggu itu. maria baru tiba dirumah
kost itu, setelah masuk kedalam, ia melihat Erra tanpa ragu memakai BH dan
Celana dalam saja sambil duduk dan bersantai diruang tamu. "Heeeh!
Erra!", "Eh Maria, baru dateng?", "iya, kamu kok pake
daleman aja sih? didepan lagi!", "yee, sama mas Catur loh gak papa",
"What?! kok bisa, emangnya...", "Eh, iya hehe, kekamar deh, aku
ceritain sesuatu", "apa sih Er?" Maria mulai bingung, apa yang
sebenarnya terjadi dirumah itu ketika ia pulang. "Jadi gini Mar, kemarin
itu, aku nanyain ke mas Catur...", "pasti beneran dia ngintip
kamu?", "akhirnya dia ngaku, iya bener", "terus? kok tiba
tiba kamu malah santai aja pake daleman aja gitu?", "iyalah, kan udah
gak ada yang perlu ditakutkan", "hah?" Maria masih bingung, tapi
cewek itu mulai memikirkan hal yang tak semestinya. "Orang mas Catur udah
aku cobain, mantep kok, jadi kita udah fine fine aja", "Buset! elu
ngentot sama mas Catur!?!", "Biasa aja kali ah Mar", "Aduh
Erra, kamu kok santai aja gini?", "santai aja Maria, aman kok, gak
bakal hamil juga, aku kan udah sering ngentot mah", "Dasar kamu itu,
huft" Erra hanya senyam senyum saja, melihat Maria sedikit marah.
"Udah udah, gak lagi deh, yang marah malah kamu bukan pemilik
kostnya", "iyalah Er, enak di dia kali", "haha, aku juga
dapet enaknya kok Mar", "terserah dah, aku mau istirahat" Maria
kemudian pergi kekamarnya sendiri, Erra hanya geleng geleng sambil tersenyum
manis. Maria sekarang memang sudah istirahat, tapi ia juga masih penasaran,
kenapa Erra bisa sesantai itu setelah disetubuhi oleh Catur, lebih lebih
sepertinya malah senang.
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya