"ya
nanti kamu kerumah tetangga sebelah ya ti, ngomongin masalah nganter kamu
pulang", "iya pak, saya ngurus si kecil dulu" Asti memang dihari
terakhirnya ada dirumah orang tuanya. Asti sebenarnya ingin berlama lama, tapi
banyak pekerjaan yang harus ia lakukan dikota. Asti kini mengurus anaknya
dirumah, setelah menyusui anaknya, juga kemudian anaknya tidur, Asti menuju
rumah tetangganya. "permisi...", "iya... eh mbak Asti...",
"hai Izam, lama tak jumpa", "iya mbak, mari masuk dulu"
Asti bertemu Izam, anak dari tetangganya itu. Asti masuk kerumah itu, lalu
betemu dengan bundanya Izam, Asti sempat mengobrol santai, "...ooh, besok
balik soalnya mau kerja lagi?", "iya bu, apakah suaminya ibu bisa
mengantar?", "suami saya lagi keluar kota nih Asti, bagaimana kalo
Izam ini yang nganter" Izam memang juga ada disebelah ibunya, tapi anak
itu melongo, ia terpaku melihat Asti yang menggoda. "hmm, Izam apa ndak
sekolah?", "Izam masih libur sekolah, ada ujian kelas 3, eh izam...
kok diem aja...", "eh... iya bu... eh... iya lagi libur mbak
Asti", "hmm, gitu ya", "Izam udah pinter kok pake motor, ya
udah kamu omongin sama Izam dulu ya Asti, saya kesawah dulu, soalnya saya
ngurus sendiri tanpa suamiku", "ooh, iya bu..." Asti ditinggal,
ia hanya bersama Izam dirumah tetangganya itu.
"Izam,
ndak ikut kesawah?", "oh... nanti aja mbak, kan... ada mbak Asti ini
dirumah", "iya sih..." Izam makin bingung, ia tak bisa berhenti
melihati Asti. "m... mbak Asti, kesininya sama siapa?", "sama
pamanku, tapi ditinggal pergi duluan", "hmm, gitu ya..." Izam
tau Asti sejak lama, anak 17 tahun itu dulunya sering bermain bersama Asti.
Izam bahkan ingat saat ia masih sd, Asti sudah berparas montok dan menggoda,
kini justru makin menggoda. "Izam, kok diem aja?", "ah... enggak,
anu... inget masa lalu mbak", "masa lalu?", "iya, inget pas
dulu sering main sama mbak Asti", "ooh, iya, kamu sering mampir
kerumah" Izam kemudian ingat, ia bahkan dulu suka sekali mengusik buah
dada Asti, saat main dirumah Asti. Izam berfikir mungkin lebih nikmat bila
mengusik buah dada Asti yang sekarang. "mmm... mbak Asti, nanti anaknya
diajak kekota?", "enggak, dia tetep disini", "loh,
kenapa?", "nanti kalo dirumah kasihan saya tinggal kerja",
"ou iya juga sih, tapi kan... dia gak bisa nyusu nanti", "udah
diurus ibuku kok zam, jadi aman kok", Izam makin penasaran, ia lama lama
ingat kalo Asti itu tak bisa bohong. "ooh, kalo gitu nanti apa nggak
mampet mbak", "mampet apanya?", "itu... susunya mbak
asti...", "ooh, nggak lah, ini aja masih bisa menyusui aku",
"hmm, kok bisa ya?", "dikota susuku keluar terus kok tiap
harinya, banyak yang suka minum" mendengar itu Izam kaget sekali,
"loh, kok gitu?", "ya mereka bantuin biar susunya nggak berhenti
keluar" Izam makin bingung, suasana rumah membuatnya makin tertarik pada
Asti. "ooh, kalo... Izam... coba minum susunya... mbak Asti... boleh
ndak?", "oh, ndak papa zam, kan dulu kamu sering minta nyusu ke aku
kalo gak salah ya?" Izam kemudian ingat, ia bahkan dulu suka menghisap
puting Asti saat remaja, meski tak keluar susunya. "ehh... inget juga mbak
Asti, aku jadi... pengen coba lagi", "Izam mau? bentar..." Izam
tersenyum senang saat Asti membuka bajunya, lalu menunjukan buah dada besarnya.
"wah... mbak Asti", "kenapa zam?", "gak papa... buah dadanya
besar aja... ndak kaya dulu", "ooh iya, kan makin dewasa makin besar,
terus...aah...mmh" Izam langsung menyambar puting Asti yang kenyal,
dijilat dan dihisapnya dengan nikmat. "mm...mmh...mm...sluurp...mmm, wah
keluar beneran susunya", "iya memang keluar zam...mmh",
"mmmp...mmm...ssp...sluurp...aah, bentar ya mbak, mmm...", "iya
zam...mmh" Izam mulai asyik minum susu, ia hisap puting Asti sampai susu
mengisi mulutnya terus. Izam juga meraba dan meremas buah dada Asti, Izam
akhirnya bisa kembali menikmati benda bundar kenyal itu, Izam sudah lama tak
memegang benda itu sejak Asti menikah dan pergi kekota. Izam jadi ada
dipangkuan Asti, ia tak takut bila ada orang datang kerumahnya, ia terlanjur
menikmati susu segar milik Asti. "mbak Asti...mmm sluurp...mmm, besok
berangkat pagi ya?", "ah... iya rencananya gitu", "gimana
kalo berangkat nanti malem? biar besok paginya bisa istirahat", "hmm,
betul juga sih zam, tapi kamu kan belum siap siap", "gampang aku
malem nanti pasti udah siap kok", "ooh, ya kalo gitu nanti malam deh
brangkat", "iya, mmm...sluurp...mmm... mbak Asti habis ini beres
beres dulu aja", "iya zam" Izam tak lama berhenti menghisap
puting Asti, ia membiarkan janda itu pulang dan bersiap pulang nanti malam.
"...
ooh, kalo gitu gak papa", "iya bu, mbak Astinya biar bisa istirahat
besok pagi", "iya, ini kamu susul asti?", "iya , biar
langsung berangkat", "iya sudah, hati hati" Izam malam itu sudah
berangkat kerumah Asti setelah berpamitan pada ibunya. sampai rumah Asti, Izam
sudah ditunggu. "Mari mbak Asti", "iya... pak bu... saya berangkat...
tolong urusin si kecil ya", "iya, hati hati" Asti tak lama sudah
dibonceng Izam kembali menuju rumahnya dikota. "mbak Asti, pegangan
ya", "iya zam" Asti sudah rapat dibelakang Izam, buah dada
montoknya jadi penyemangat Izam agar segera mengantar Asti pulang. Memang
perjalanan cukup lama, Izam beberapa kali berbicara pada Asti agar janda itu
tak tertidur. "mbak, ngantuk?", "dikit zam", "tahan
ngantuknya mbak, bentar lagi sampai loh", "iya zam" Izam memang
mempercepat laju motornya, remaja 17 tahun itu sudah seperti pembalap saja, ia
pacu kecepatan penuh. Akhirnya setelah beberapa jam perjalanan, Asti dan Izam
sampai. "zam, cepat juga sudah sampai rumah, sama pamanku dulu lama banget
perjalanannya" iya menang dulu asti diantar pamannya dengan motor butut
berjalan rata rata 80 km/jam, sedang Izam memacu motor ninjanya rata rata
diatas 100 km/jam. "kalo malam kan jalan sepi, jadi bisa dipercepat
motornya", "iya, hmmh, aku.. ngantuk banget zam" Asti menyimpan
barangnya, Izam masih istirahat diruang tamu. "mbak asti, rumahnya bagus
juga" Asti tak menjawab, Izam mengira Asti masih sibuk mengurus barang
bawaan. makin lama Izam tak mendengar suara Asti, remaja itu kemudian menuju
kamar Asti, dan ia melihat Asti sudah tidur. Izam jadi berfikir aneh aneh, tapi
memang itu yang ia harapkan dengan mengantar Asti malam itu. Izam mendekat, ia
lihat Asti tidur pulas. Izam sempat pergi kedepan, mengamankan motornya, dan
mengunci pintu. saat kembali kekamar, ia lihat Asti makin menggoda saja saat
tidur. Izam langsung mendekat, ia buka baju Asti, ternyata Izam sudah ingin
menjamah buah dada Asti, dan menghisap susu keluar dari puting janda muda itu.
Tangan Izam mulai mengelus dan meremas buah dada Asti itu, susu segar keluar
dari puting Asti, Izam mulutnya langsung menyambar puting Asti, dihisapnya
kuat, susu sedap ia teguk lagi. beda dengan didesa, dirumah Asti itu Izam tak
ada halangan untuk menikmati Asti. Sambil asyik minum susu Asti, Izam berani
menelanjangi Asti, lalu remaja 17 tahun itu melihat selangkangan Asti, Izam terangsang
sekali. Izam sudah segera telanjang juga, lalu ia merapat diatas Asti yang
tidur itu. Izam sudah lama ingin merasakan nikmatnya menyetubuhi perempuan,
segera remaja itu menyiapkan penis tegaknya, ia pasang dipintu vagina asti.
sleeb, Izam merasakan sensasi pertama menusuk vagina hangat. sensasi nikmat itu
makin menjadi ketika Izam menggerakan penisnya, ia juga menghisap puting Asti.
Izam sibuk bergerak sendiri menyetubuhi Asti yang tertidur itu. Penis remaja
itu bergerak maju mundur tanpa berhenti, Izam seperti mendapat energi baru
meski tadi ckup lelah setelah berkendara. Izam tak percaya kenikmatan ngeseks
membuatnya merasa sangat senang. Ia terus menggesek vagina Asti, juga menjamah
buah dada besar itu, Izam tak peduli kalau Asti bangun. menit demi menit Asti
masiy tidur, tapi tubuhnya bergoyang terus, puting susunya dihisap terus, memek
basahnya digenjot juga, memang remaja 17 tahun itu sudah sejak kecil tertarik
meniduri Asti. "mmh...aah... Izam...mmh", "eh... mbak Asti...uuh"
izam melihat Asti terbangun, remaja itu menarik penisnya keluar dari lubang
kenikmatan. "mmh... Izam...aah..." croor croot, izam malah klimaks,
spermanya menyembur ketubuh Asti. "uuh... mhh...",
"izam...mmh", "maaf mbak... tadi izam kedinginan, biar anget aku
tidurin mbak asti, eh... ternyata...", "mmh... iya izam, aku juga
udah nggak dingin kok...", "i...iya...", "mmh...
izam...belum ngantuk ya?", "ini... ngantuk sih mbak", "ya
sudah sini tidur, maap ya kamarnya cuma ini, jadi kamu sama aku aja",
"iya mbak... hehe..." Izam kini tiduran disebelah Asti, sambil ia
peluk Asti. "mmh... izam... masih mau nyusu ya?", "mm...mm...
biar gak basah kekasur mbak, nanti kalo udah berhenti izam langsung
tidur", "hmm, iya deh..." sambil menemani Asti, Izam juga masih
menghisap puting susu Asti. tak lama Asti tidur lagi, izam baru tidur setelah
puas minum susu.
pagi
harinya, Izam bangun tidur, namun ia tak melihat Asti. Izam keluar kamar, lalu
baru ia melihat Asti sedang bersih bersih rumah. "pagi mbak Asti",
"Pagi izam", "mari saya bantu mbak", "oh iya"
Izam pagi pagi membantu Asti, baru melek ia sudah sadarkan diri, setelah
melihat Asti yang montok itu. setelah bersih bersih, Asti dan Izam duduk
diruang tengah. "hmm... Izam sampai kapan libur?", "lusa baru masuk
mbak", "ooh, gitu ya...", "iya... mbak Asti..." Izam
tiba tiba memeluk Asti, "iya zam?", "mbak Asti... Izam...
mau...", "hmm? kamu mau minum susu lagi ya?" Izam memang sudah
sibuk meremas buah dada Asti dari luar bajunya, Izam sadar Asti tak akan marah
padanya. "iya mbak...", "bentar ya... udah ini...aah...mmh"
Izam langsung menyambar puting Asti, dipilin lalu dihisapnya, tak perlu lama
susu segar diteguk izam dipagi hari. "mm...sluurp...mm..., mbak Asti habis
ini mau ngapain?", "aku tadi udah cuci baju, mau jemur aja",
'mmm..sluurp...mmm, ya udah dijemur aja cuciannya", "kan kamu masih
mau minum susu", "ya sambil mbak Asti jemur pakaian kan bisa",
"ooh, iya udah" Asti berjalan menuju belakang rumah, lalu menjemur
cuciannya, Izam masiu sibuk menghisap puting asti, entah dari depan atau dari
samping. "mm...mm...hehe...", "mh...aahh...", "mbak
asti, saya copot ya ini" Izam malah mencopot pakaian yang masih tersisa
pada tubuh Asti. "kenapa zam?", "nanti basah, kena cucian, bisa
kena susu juga, tuh pas gak aku hisap susunya masih keluar", "hmm,
iya bener" Asti melanjutkan menjemur cucian, saat janda itu sudah
telanjang. Izam terangsang lagi dipagi itu, kini ia dekap Asti dari belakang,
ia elus bokong montok Asti, Izam bahkan menggesekan penisnya diselangkangan
Asti. "hehe...ooh... mbak Asti, jemur disana itu masih kosong",
"oh.. iya...mmh" Asti berpindah menjemur pakaian disisi lain, namun
tetap Izam sibuk mengelus tubuh Asti. "hehe...mmh...ooh..." Izam
memasukan penisnya kevagina Asti dari belakang, "aah... izam",
"kenapa mbak? ini izam pegangin, biar mbak asti gak jatuh kalo jemur
diatas itu", "iya...aah...mmh", "mh...uuh..." Izam
malah menggesekan penisnya, Asti baru selesai menjemur cucian terakhir.
"aah... izam... udah selesai njemurnya...aah...", "ooh... bentar
mbak ya... pegangan aja ditembok dulu mbak" Asti nungging bersandar
ditembok, Izam makin asyik saja menggesek vagina Asti dari belakang. Remaja 17 itu tenaganya seperti tak
habis habis, pagi itu ia semangat lagi ngeseks dengan Asti. "aah...izam...aah...",
"hmmh... bentar mbak..lagi enak...ooh .." Izam asyik maju mundur
menyodok memek asti, sedang janda muda itu menunggu saja, sambil merasakan
geliat penis Izam menggesek vaginanya. beberapa menit berlalu, Izam mencabut
penisnya keluar, "aah... mbak... mmh", "mmh... kenapa
zam?", "ini mbak... ini..."," kenapa itu...mmh!" croot
croot crot, sperma menyembur kewajah Asti yang sempat melihat kepenis tegak
Izam. "uuh... maaf mbak... ", "mnh... izam...mmh...mmgh!"
Izam malah menyodorkan penisnya, lalu ia masukan paksa kemulut asti.
"aah... mbak... jilatin dong... uuh...",
"mmgh...mmhh...mmm", "oh...mmh... udah mbak... mnh",
"mmhg...iya..." sebentar saja izam meminta Asti mengulum penisnya.
"mbak Asti, mending sekarang mandi deh", "hmm, iya bener",
"tapi aku ikut ya, habis ini keburu pulang soalnya", "ooh, iya
sudah" Asti malah diajak kekamar mandi, lalu Izam malah minta ngentot lagi
dikamar mandi. Izam tak tau, ia bergerak sesuai nafsunya, dan memang ia senang
bisa beberapa kali menyetubuhi Asti. Setelah ngeseks lagi dan juga selesai
mandi, Izam dan Asti sudah berpakaian lagi, setelah pergi makan, Izam segera
bersiap pulang. "mbak Asti, saya pulang dulu, terima kasih ya",
"iya Izam..." Izam kemudian pulang dengan lega, sudah puas menikmati
hari bersama Asti yang montok nan memanjakan. Esok harinya Asti sudah kembali
bekerja, "Asti, gimana liburannya", "menyenangkan pak, saya bisa
bertemu keluarga", "bagus bagus, sekarang saya juga mau senang senang
dong, sini Asti", "iya pak... aahn...mmh" Asti kembali disibukan
dengan kegiatan penuh seks dikehidupan kota.
permisi kakak2 numpang promo ya
ReplyDeleteyang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com
Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!
Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%
Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.
- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com
WWW.SARANAPELANGI.COM
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya