Siang itu setelah selesai kuliah,
Syahrul duduk didepan gedung perkuliahannya bersama teman sekelasnya. Mereka
sibuk menikmati kecantikan para mahasiswi yang hiruk pikuk lewat disekitar
mereka. "Permisi" Seorang cewek cantik lewat didepan Syahrul dan teman
temannya. Beberapa saat setelah cewek itu pergi, mulailah para pria berkicau.
"Wah itu rul, baru bidadari dari langit!", "Bener lu bro, sayang
itu dia pacarnya Jerry", "halah... namanya siapa tuh... lupa",
"Itu Icha, anak prodi sebelah", "wah, keknya elu kenal bener
rul", "iyalah, kan sering gua keluar sama jerry, ya pasti ketemu dia
juga", "awas lo rul, ntar lama lama pengen juga lu, kasian si jerry
nanti, haha", "wah, pikiran lo itu parah, malah nyumpain,
dasar..." Syahrul melanjutkan perbincangan dengan teman temannya itu,
tentang mahasiswi cantik dikampusnya, juga tentang Icha, yang memang sudah
cukup dikenal oleh Syahrul.
Beberapa saat setelah selesai bercakap
cakap, Syahrul menerima sms dari Jerry, "Rul, kelantai 2 bentar
dong", Syahrul lalu berpamitan pada temannya untuk menemui Jerry.
"Men, aku keatas dulu ya... dicari jerry", "dicari jerry apa
dicari Icha lo rul? haha", "dua duanya, haha, aku pergi dulu
ya..." Segera syahrul pergi kelantai dua gedung perkuliahannya itu. Setelah
sampai, ia melihat Jerry sedang bercakap cakap dengan Icha. "Aduh Icha
sayang, aku ada kuliah habis ini...", "Heem, terus aku pulang bareng
siapa?", Lalu jerry baru menyadari kalau Syahrul sudah tiba dilantai 2
itu. "Eh, rul, sini deh..." Syahrul mendekat, lalu disambut senyum
manis Icha.
"ada apa nih jer?", "gini rul, aku habis ini ada
kuliah, kamu gak ada kuliah kah?", "gak ada nih, mau pulang habis
ini..."nah, barengin Icha pulang ya, aku udah mau masuk ini",
"oh, itu...mm..." Syahrul sempat menoleh ke arah Icha, dan langsung
disambut dengan hangat oleh cewek cantik itu, "Iya deh, aku pulang sama
Syahrul, boleh kan yang?", "iya iya, ya udah aku kuliah dulu..."
Jerry segera meninggalkan Syahrul bersama Icha. "mm... kamu gak ada kuliah
Ca?", "gak ada, yuk rul, udah ngantuk nih, hehe", "iya iya,
yuk" Malu malu Syahrul kini berjalan bersama mahasiswi cantik itu menuju
mobilnya. Didepan tadi masih ada teman temannya , sempat mereka ramai sendiri
melihat Syahrul berjalan bersama Icha. "Minggir minggir, ada yang mau
lewat", "Awas neng, sebelahnya agak bahaya tuh...", "Aduh,
tadi kayaknya bilang pergi gak ketemu cewek Rul...", Syahrul dan icha diam
saja sambil melanjutkan langkah mereka meninggal kan keramaian itu.
Setelah tiba dimobilnya, Syahrul
segera masuk dan duduk dikursi kemudi, dan ICha memilih duduk dibelakang.
Syahrul sebelum menyalakan mesin mobilnya, menyempatkan diri melirik kebelakang
untuk berbicara dengan ICha itu, "Maaf ya ca, temenku suka celometan
emang...", "udah biasa kok, hehe", "Rumahmu dimana?",
"Kostku sih, di jalan ********", "oh, oke oke..." Syahrul
kemudian segera menjalankan mobilnya, dan pergi mengantar Icha pulang. Dalam
perjalanan, Syahrul berusaha memulai percakapan, "mm... Ca, tumben pulang
jam segini, biasanya nunggu si jerry", "males aku rul, nungguin jerry
itu, huft", "kan dia...", "udah rul, udah ngantuk
nih...", "oh, iya deh" Syahrul sedikit menahan diri, anda saja
Icha tak secantik dan semenewan itu, mungkin sudah ia suruh turun dari
mobilnya. Setelah beberapa menit perjalanan, Syahrul sudah tiba dijalan yang
tadi Icha beritahu, "Ca, ini udah sampe, yang mana kost mu? ca?"
Syahrul melirik kebelakang, ternyata Icha sudah tertidur. Syahrul memilih
membangunkan si mahasiswi cantik itu. "hey, hey, udah sampe ca..."
Icha tidak terbangun, Syahrul sebenarnya tak kuasa melihat si putri tidur itu,
ingin rasanya ia cium si Icha itu. Syahrul memilih menyenggol bahu ICha, dan
tak lama cewek itu terbangun. "hmmh... eh, mmh, rul, udah sampai?",
"iya, kostmu yang mana?", "hmmmh, udah tepat banget kamu, itu
dikiri" Syahrul kemudian baru tau tempat kostnya icha itu. Segera cewek
itu turun dari mobil, lalu menengok kepintu depan untuk memberi salam pada
Syahrul. "Makasih Rul, kapan kapan minta anterin lagi boleh gak?
hehe", "boleh boleh aja kok, haha", "iya udah,
dadah..." lambaian tangan Icha kemudian segera pergi masuk kedalam rumah,
Syahrul tersenyum dan mulai pergi pulang.
Syahrul dirumahnya baru tersadar,
kenapa ia tidak membiarkan sicantik Icha tadi tertidur lebih lama, dan ia bisa
melihat dan memperhatikan sicantik itu. Tapi tak lama ia sadar, mahasiswi itu
milik temannya yang bernama jerry itu, dan ia tak ingin membuat masalah. Segera
syahrul memilih untuk beristirahat juga. Beberapa jam setelah istirahat,
Syahrul mendapati handphonenya berbunyi, nomor tak dikenal menelponnya, segera
ia angkat saja, "Halo?", "halo? Syahrul, ini icha...",
Syahrul benar benar tau, suara indah itu memang milik Icha. "Eh, Icha, ada
apa nih?", "mm... lagi sibuk gak rul", "gak kok...", "maaf
ya ganggu...", "gak kok, gak ganggu sama sekali, ada apa ca?",
"gini rul..." ICha ternyata meminta Syahrul untuk menemaninya lewat
telfon itu, Syahrul memilih mendengarkan berbagai cerita yang disampaikan cewek
cantik itu, jarang sekali mahasiswa itu mendapat waktu berbicara dengan perempuan
lewat telepon. "... terus dia juga sering gak bisa ditemui sekarang
rul...", "mungkin jerry lagi sibuk ca, dia kan cukup giat kuliahnya,
nilainya juga bagus terus...", "tapi gak gitu juga kali, masak aku
musti nungguin dia kuliah terus, mana dia gak mau sekelas bareng lagi..."
Syahrul malah jadi tempat curhat dari perempuan cantik itu, tentu ia tak bisa
membiarkan Icha tenggelam dalam kesalah pahaman. "Udah ca, aku tau kok,
jerry itu orangnya baik, gak bakal aneh aneh...", "iya... tapi ada
satu hal yang bikin aku jengkel rul", "apa itu ca?", "Jerry
gak pernah mau diajak gituan, tau kan? aku kan pengen tau..." Seketika
Syahrul menelan ludahnya, sambil terheran, bagaimaan cewek seperti Icha
memikirkan hal yang seperti itu. "Aduh, mungkin... dia gak pengen yang
gitu gitu an ca...", "gak asyik tau... kalah sama anak SMA",
"emangnya...", "dulu pas SMA aja aku sering ciuman sama pacarku,
ini ciuman gak pernah, mana bisa aku coba yang lebih seru...", Syahrul
mengelus kepalanya, ia benar benar pusing, antara heran dan tidak percaya.
"Ya... kamu mungkin kurang perhatian aja sama si Jerry, coba diajak lagi,
mungkin mau...", "hehe, iya deh Rul, keknya kamu udah pengalaman yah?
habis cerita sama kamu jadi lega dikit nih..." Syahrul tersenyum dan
menahan dirinya gak tidak berteriak, tak pernah ia berfikir Icha akan
mengucapkan kalimat itu. "Ah, ya gitu lah ca... emang tiap orang beda
pengalamannya", "haha, ya udah, makasih Rul, udah mau dengerin
ceritaku...", "iya, sama sama Ca" Beberapa saat kemudian telepon
itu berhenti terhubung, dan Syahrul tersenyum heran sambil mengelus kepalanya,
ia masih tak percaya, ada cewek seperti Icha. Syahrul menyimpan nomor Hp icha
itu, dan ia tau, pasti icha akan kembali menghubunginya.
Beberapa hari selanjutnya, Syahrul
mendapati Icha beberapa kali sempat memintanya untuk diantar pulang, atau juga
pernah ditelpon untuk bercerita. Syahrul sendiri heran, sebenarnya yang
berpacaran itu siapa, dan kenapa ia malah yang terlihat lebih sibuk bersama
Icha. "Rul, gila lu mah, sekarang pacarnya Icha itu elu ya?", "heh
ngawur! gak kok", "tapi aku jarang liat jerry bareng Icha, malah elu
yang sering keliatan pulang bareng", "ndak, itu cuma nganterin pulang
aja", "wah, kesempatan dalam kesempitan ya rul?", "apaan
sih? gak ada apa apa kok dibilangin gak percaya" Teman teman Syahrul mulai
berfikir kalau Syahrul kini yang lebih dekat dengan Icha.
"Syahrul..." Syahrul yang duduk bercakap cakap bersama temannya itu
harus menoleh, dan ternyata icha terlihat berdiri dan memanggilnya. Mahasiswi
cantik itu memakai berpenampilan cukup menarik, kaos hitam dan kemeja yang
dipakai oleh cewek cantik berambut panjang itu, sempat membuat Syahrul dan
teman temannya terdiam sesaat dalam kekaguman. "Eh, Icha..." Syahrul
lalu berdiri dan mendekati icha, "Rul, ganggu gak nih?", "eh,
gak kok, kenapa ca?" Syahrul sempat melihat kearah teman temannya, yang
tampak sudah girang sendiri, tampak mereka memberi kode, dengan gerakan gerakan
yang memberi support agar Syahrul segera mengambil alih Icha dari Jerry.
"Heh heh, ngapain kalian? Kesana aja ca, disini ntar diganggu temen
temen...", "lucu temen temen kamu rul, yuk kesana" Icha dan
Syahrul pergi menuju sudut lain gedung perkuliahan itu, ditempat yang lebih
sepi dan tepat untuk berbicara. "Udah ca, mau ngomong apa?", "mm...
kamu... ada kuliah?", "gak kok, habis ini pulang, dirumah lagi gak
ada orang soalnya..." tiba tiba Icha terlihat begitu senang, membuat
Syahrul heran. "hehe, mm... pulang yuk rul", "oh, kamu mau
pulang?", "iya, kerumahmu tapi..." Syahrul mulai menyadari
sesuatu, yang sempat membuatnya bingung. "Aduh, kok kerumahku ca?",
"gak boleh ya? ya udah aku...", "eh gak papa kok, tapi
jerry...", "udah, dia keluar sama temennya, gak usah diomongin, ayo
deh kerumah kamu...", "mm... gitu ya? ya udah deh yuk". Kembali
Syahrul harus mengemudikan mobilnya itu bersama icha, namun kini ia harus
sedikit heran, Icha kini duduk disebelahnya.
Icha tampak begitu sibuk tersenyum dan
memperhatikan Syahrul, membuat mahasiswa itu jadi salah tingkah. "ca?
kenapa?", "gak papa, kamu ternyata ganteng juga ya rul" Syahrul
jadi mulai tau, arah perbincangan yang mungkin terjadi nanti. "ah, bisa
aja kamu ca", "Gak dari dulu aku ketemu kamu rul..." Syahrul
memilih diam, ia menahan dirinya, dari godaan mau Icha itu. Sesampainya
dirumah, mobilnya segera diparkir, dan Syahrul segera masuk kerumah bersama
Icha. "Waah, rumah kamu bagus rul", "ya, ayahku sih yang punya
rumah, aku...", "masuk yuk ah..." Syahrul segera ditarik dan
diajak masuk, menuju ruang tamu. Mereka lalu duduk disofa, tampak icha dengan
senyum centilnya sibuk melihat Syahrul. "mm... ca, tadi mau ngomong
apa?", "Rul... aku mau minta diajarin sesuatu...", "eh,
b..belajar apa ca?", "belajar itu loh? apa namanya?" Icha tampak
sibuk berfikir, Syahrul memilih mencoba menghindar dari kemungkinan terburuk
yang ia fikirkan. "belajar matkul? apa belajar main gitar? aku pinter main
gitar loh...", "iya kah, wah... tapi bukan itu...", "terus
belajar apa ca?", "mm... belajar ngeseks yuk" Daaaaaar! Syahrul
mendapati perkiraan terburuknya benar benar diutarakan oleh Icha, ia mulai
bingung. "Ca! yang bener ah!", "loh iya... kamu... pinter kan
soal itu?" Icha mendekati Syahrul, memberikan godaan mautnya, membuat
syahrul tak kuasa melihat bidadari cantik itu. "Aduh ca, kan...",
"kamu itu kaya, cakep, baik lagi, masak gak mau sih... bantuin aku kali
ini aja...yah", "tapi ca, nanti kamu...hmmf!" Syahrul pecah
sudah pertahanannya, saat Icha mencium bibirnya dengan nakal. Wajah cantik Icha
membuat Syahrul terpesona, kini mahasiswa itu memilih membalas Ciuman Icha, ia
sudah tak bisa menghentikan kemauan mahasiswi cantik itu.
"mm...mm...asyik...mm" Icha begitu senang bisa berciuman lagi dengan
lelaki, mungkin selama berpacaran dengan Jerry, ia tak pernah dipuaskan hasrat
cintanya. "mm... ca...mm" Syahrul memilih mengikuti kemauan Icha,
kini Syahrul merapatkan tubuhnya dengan Icha, lalu tangannya kini sudah memeluk
mahasiswi cantik itu. Tampak Icha begitu senang, baru kali ini ia begitu asyik
bercumbu, ciuman mereka berdua makin hebat, saat lidah mereka sudah asyik
beradu. "mm...aah...sluurp..mm", "mmh...mm... gila
rul...mmm", "mm...m...ah... bentar ca" Syahrul menghentikan
ciumannya, bibir mereka berdua berhenti bertemu, cairan dari pertemuan merek
berdua sempat terlihat terpisah dari kedua bibir mereka. "Ada apa
rul?", "Sebenernya, Jerry itu...", "aku udah mau putusin
jerry Rul, dia gak pernah mau diajak beginian", "kamu pengen banget
ya ca?", "iya rul, temen kostku aja sering nunjukin fotonya asyik
ngeseks dengan pacarnya, aku masak kalah" Syahrul sudah lepas kontrol, ia
sudah memastikan ingin memuaskan hasrat seks Icha.
Syahrul menangkap tangan Icha, lalu ia
berdiri dan mengajak mahasiswi itu kekamarnya. Setelah itu tanpa Ragu Syahrul
melepas celananya dan CDnya, penisnya itu sudah mulai tegang, mahasiswa itu
ingin memastikan keteguhan Icha yang ingin beradu fisik itu. "Kalau
beneran kamu mau, aku juga siap ca, tapi emut penisku dulu gih",
"nantang nih ya? hehe sini sini...uuhmm" Tanpa Ragu icha melahap
penis Syahrul itu, mulut cewek cantik itu sudah sibuk melumasi penis Syahrul,
pangkal penis mahasiswa itu juga dielus elus dengan tangan mulus Icha. Syahrul
mulai menikmati permainan itu, "mmh... tuh udah pinter ca, ooh",
"mm...mm... hiyah honh, hicha, higu..." Syahrul tersenyum ia begitu
tak jub melihat icha sempat membalas ucapannya sambil terus mengulum penis
tegak. Beberapa menit dioral penisnya, Syahrul sungguh sudah merasakan
kenikmatan, Icha tampak begitu menikmati juga. "uuh... bentar Ca, kekasur
aja" Syahrul lalu pergi keatas kasur. Icha tiba tiba langsung melepas kaos
dan kemejanya. "bentar dong rul, bantuin dong" Icha meminta bantuan
Syahrul, segera mahasiswa itu beranjak dan membantu melepas kait bh Icha, dan
setelah dilepas, buah dada menggemaskan milik Icha membuat Syahrul percaya ia
seharusnya dari awal sudah menuruti kemauan Icha.Dari belakang, Syahrul lalu
menangkap kedua gundukan kenyal itu, lalu mulai dielus dan diremas dengan
nikmat. "Gini nih ca, biar kamu ikut enak juga...",
"aahn...ooh... udah dari dulu pengen gini rul... aahn... tanganmu pinter
banget itu...oooh" Syahrul terus menggoyang buah dada Icha, sambil ia
menciumi tubuh mulus Icha, menghirup wangi tubuh mahasiswi cantik itu.
"cup..hmm... kamu cantik banget ternyata ca...hmm...cup",
"aahn... syahrul...ooh... ehhm" Dengan penuh kenikmatan mereka
menikmati sensasi itu. Icha membuka perlahan celana jeans panjangnya, lalu
mahasiswi itu menempelkan penis tegak Syahrul diantara kedua pahanya, tepat
menggesek ujung bawah celana dalamnya. Syahrul sungguh menikmati, adegan seks
yang sudah lama ia ingin coba itu kini terealisasi.
Syahrul menggerakan penisnya itu,
menikmati hangatnya selangkangan Icha, ia merasa penisnya itu terkena cairan
basah dari celana dalam Icha. "cantik... puting kamu nih, aduh gemes...
hmm", "aahn...ah... geli...uh... ssh...ooh" Syahrul memutar
mutar puting merah muda Icha dengan jarinya, benda yang mulai mengeras itu juga
ditarik tarik, membuat cewek itu mendesah dengan suara indahnya. Syahrul menit
demi menit menggesek penisnya disela dua paha Icha dengan cepat, sambil
menggoyang buah dada cewek itu dengan nakal, "haaahn..mm...
Syahrul..cup..mm..mmmh.." Icha yang wajahnya memerah itu mencium syahrul,
untuk menambah kenikmatan, beberapa menit kemudian, Syahrul sudah klimaks,
croot crooot croot, spermanya menyembur kedepan, Icha yang melihat sperma
tertumpah kelantai itu jadi ikut masturbasi, "wow... Syahrul...aaahn"
Cairan muncrat tumpah keluar dari celana dalam Icha, membasahi penis Syahrul
itu. Syahrul lalu merebahkan tubuh Icha yang lemas setelah klimaks itu. Melihat
si cantik itu berbaring dengan pesonanya, membuat Syahrul sudah ingin kembali
menikmati kenikmatan bersama. "Ca, mau lanjut?" "haah, huft, iya
rul, hmmh" Icha kemudian melepas celana dalamnya, dan segera syahrul
melihat lubang basah disela kedua paha mulus Icha, membuat mahasiswa itu
terangsang lagi penisnya. "Sungguh kamu cantik dan sexy ca... pria mana
yang mau menolak diajak ngeseks sama kamu, pasti dia sudah gila..",
"hmmh... iya rul, masukin dong?", "ca, kamu masih...",
"iya, aku... masih perawan, rul, kamu pakai kondom dong, di celana jeansku
ada" Syahrul meleleh hatinya, apa benar ia harus mengambil keperawanan
Icha, ia mengambil bungkus dicelana jeans icha, setelah dibuka, kondom itu
dipasang pada penis tegaknya. Syahrul lalu bersiap dan mendekati Icha yang
menggemaskan itu.
"Ca, beneran nih? aku
harus...", "iya syahrul ganteng... gih kamu ambil keperawananku,
spesial buat kamu..." Tak bisa syahrul berkata kata, ia sangat bahagia, ia
pasti memuaskan hasrat si cantik Icha itu. Segera ia mendekati tubuh telanjang
cewek cantik itu, lalu menempelkan penisnya yang sudah berpengaman itu dibibir
vagina Icha. "Siap ya ca, aku masukin nih, mmh...", "iya,
syahrul...hnnnh...Aaaaah!" Sleeb, penis tegak Syahrul merobek keperawanan
Icha. Sempitnya lubang itu membuat Syahrul tak kuasa menahan kenikmatan. "Ah..ah..ah...sakit..ouuh",
"pertama aja kok ca, nanti gak sakit deh" Syahrul lalu menyeka air
mata diwajah Icha. "hnnh..i..iya... pelan pelan aja ya rul..hnnh"
Syahrul memilih mendiamkan penisnya sebentar, mahasiswa itu mengelus tubuh
Icha, sambil meremas buah dadanya, meningkatkan kesiapan untuk melanjutkan aksi
nikmatnya. "Siap ya ca, makasih udah memberikan keperawananmu
padaku...hmmh", "aahn...iya rul...ooh" Syahrul mulai
menggerakkan penisnya perlahan, beberapa tetes darah keluar dari lubang vagina
Icha. Syahrul sungguh menikmati setiap gesekannya kedalam lubang sempit icha
itu, rasa yang sungguh luar biasa itu baru kali ini ia rasakan selama hidupnya.
"oooh, luar biasa ca...", "eih..hnnh..oh..ah...mmh...
Syahrul...aahn" Icha lalu memeluk Erat tubuh syahrul, sambil mereka terus
bersetubuh. Syahrul terus menghabiskan keperawanan Icha, gesekan penisnya maju
mundur semakin nikmat baginya, semakin dalam semakin hebat rasanya. "oooh,
nnnnh... besarnya penismu... ouh", "iya cantik, kamu memang
tercantik, gimana ca? hmmh", "oh..ooh, sodokanmu... aahn... luar
biasa", "hmmh... gak salah deh ngeseks sama kamu.." Syahrul
meningkatkan gesekannya, menggoyangkan tubuh Icha dengan setiap sodokan
penisnya kedalam vagina sempit mahasiswi cantik itu.
"Oh...mmh... rul...mau
gak..aah!", "mau apa ca?", "mau gak, jadi... hnnh... pacar
aku..", "m...mau banget, Icha cantikku..oooh",
"aaahn...ah...yeees...mmh...aaahn" Syahrul makin cepat gesekannya,
vagina sempit Icha itu disodok dengan hebat, memang sungguh nikmat menyetubuhi
perempuan, apalagi mendapatkan vagina yang masih ada segelnya. Syahrul Kini
dengan senang hati memuaskan Hasrat Icha, dan menyetubuhi cewek cantik itu
dengan penuh cinta. Icha kini terus bergoyang dengan setiap sodokan penis
Syahrul, menit demi menit terus beradu dengan nikmat. "Ca, terima
kasih...oooh!" Croot croot croot, Syahrul sudah klimaks, Spermanya
menyembur tertampung dalam kondom yang dipasangnya. Setelah penisnya dicabut
dari lubang nikmat itu, Segera mereka berdua beristirahat, dengan lega mereka merebahkan
tubuhnya. "huuft, makasih ya syahrul sayang, kamu hebat banget",
"makasih juga Ichaku... kamu... gak akan kubiarkan sendiri, tanpa kasih
sayangku...cup" Entah bagaimana jadinya, Sekarang Icha jadi berpacaran
dengan Syahrul, dan jerry sudah dilupakan dari histori percintaannya.Syahrul
begitu gembira, punya pacar secantik Icha, bagaimana pun keadaannya, tak akan
ia membiarkan icha tanpa kasih sayangnya, bila minta bercinta, ia siap
memuaskan hasrat seks cewek pujaannya itu.
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate