"Malam mas", "iya
Fika..." malam itu Faiz sudah kembali bertemu Fika, cewek cantik yang
selalu menyapanya. Faiz yang duduk duduk didekat pintu masuk hotel itu sudah
terbiasa menyapa banyak orang, terlebih cewek cewek cantik. Faiz bekerja
sebagai Satpam dihotel itu, dimana yang ia tau, kalau kebanyakan hotel itu
digunakan para kupu kupu malam mencari nafkah. "Iz, aku balik dulu",
"iya bro, ati ati" Faiz tampak sudah ditinggal sendiri, ketika
temannya yang juga satpam itu pulang, memang Faiz mendapat jatah jaga malam.
Malam itu cukup banyak yang terlihat masuk kedalam Hotel, beberapa sempat
menyapa Faiz didepan, tentu mereka yang memang langganan servis di hotel itu.
beberapa jam berjaga, satpam berusia 30 tahun itu melihat Fika keluar dari
hotel itu, tetapi menyempatkan diri menemui Faiz. "Hai mas Faiz",
"hei Fika, tumben", "tumben? haha, emang biasanya gimana
mas?", "biasanya nanti jam 2 malam baru keluar", "Batal mas
yang mau dilayanin, haha" Fika begitu santai berucap, meski Faiz masih
sedikit heran, tetapi pria itu tau Fika memang cantik dan menawan, berbalut
tanktop dan celana pendek, cewek itu pasti bayarannya mahal. "ooh, belum
rejeki hari ini", "yee, bentar lagi ada yang gantiin kok, haha"
Fika lalu duduk disebelah Faiz, bau semerbak wangi membuat satpam itu terpukau,
tak rugi baginya menjadi satpam dihotel yang seperti ini.
"Haduh neng, wanginya...",
"napa mas? hehe", "gak papa sih, bisa pingsan lama lama
disebelahnya Fika, haha", "yang bener? kebanyakan malah tahan berjam
jam tuh, haha" Guyonannya malah dibuat makin asyik, Faiz tau Fika ini
sebenarnya mudah berteman. "Aduh, kalau itu beda lagi ceritanya
neng", "hehe, hmm... kok belum dateng juga sih?" Faiz melihat
Fika sedikit bingung, tetapi cewek itu tetap saja menawan meski tampak
cemberut. "Ditunggu aja, nanti juga datang", "kalau gak dateng,
mas Faiz harus gantiin ya..." Faiz sempat kaget, tapi ia berfikir itu
pasti hanya candaan Fika. "loooh... siap, saya ada disini terus kok",
"hehehe... eh bentar mas..." Fika berdiri, lalu mengangkat telponnya
yang berdering, sepertinya pelanggannya sudah datang. Tampak Fika menyusul seseorang
diluar hotel, lalu dibawa masuk. "Misi ya mas Faiz..." Fika tersenyum
sambil melambaikan tangan, Faiz hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu melihat
Fika pergi dengan seorang pria. Faiz sempat berfikir, bila memang pria itu tadi
tidak jadi datang, ia pasti sudah asyik bersama Fika.
Beberapa jam berlalu, Faiz terdiam
dipos jaganya, sambil melihat lampu lampu yang menyala dari kamar hotel, ada
yang dimatikan, ada yang menyala, Faiz sudah sering menikmati waktu sendiri
diluar hotel itu. Tepat pukul 3 malam, tampak Pria yang tadi bersama Fika
sudah, keluar dengan tersenyum senang, berlalu pergi dari hotel. Faiz tau FIka
pasti sudah memuaskan pria itu. Tak lama Fika keluar, meski tampak kelelahan.
"Huft, hmmh...", "Udah mau pulang fika?", "Bentar mas,
capek, aduh..." Fika duduk didekat Faiz, kini Faiz malah mencium bau
keringat dari tubuh Fika, pasti pria tadi bermain cukup hebat, Fika tak
biasanya sampai seperti itu. "Kamu gak papa fika?", "gak papa
kok mas, tadi itu hebat banget, itu orang gak pake istirahat, huft" Tubuh
Fika yang mengkilau karena sempat berkeringat itu sempat membuat Faiz terpukau
lagi. "ooh, kamu hebat ya...", "hebat gimana mas?",
"ya... hebat aja", "mas pinjem ya..." Fika mengambil buku
yang ada didekat Faiz, lalu digunakannya sebagai kipas, cewek itu juga menarik
tanktopnya, ia mengipasi tubuhnya yang berkeringat. Faiz harus menelan ludah,
ketika melihat buah dada milik cewek cantik itu dari lubang ditanktopnya. Tak
lama Fika beristirahat, cewek itu tampak sudah pamit, "mas, aku balik dulu
ya...", "iya Fika..." Fika segera meninggalkan Faiz. Malam itu
Faiz sadar, meski pekerjaanya sebagai satpam cukup berat, tapi bila ada kupu
kupu malam yang sering ia temui dan juga menyapanya, ia tentu senang.
Hari hari selanjutnya Faiz bergantian
dari bekerja shift malam, atau shift pagi. Saat malam ia beberapa kali bertemu
Fika, sesekali tidak. Suatu hari, saat
Faiz mendapat shift malam, ia belum melihat kehadiran Fika. Pria itu sempat
heran, beberapa hari itu ia tidak bertemu Fika. "Hayoo!!! ngelamun aja
mas..." Fika tiba tiba mengagetkan Faiz yang sedang melongo, tentu pria
itu segera tersadar, yang sedang ia pikirkan sudah datang. "waduh, bikin
kaget aja neng", "hehe, maaf mas..." Fika kembali duduk
disebelah Faiz, satpam itu kembali tersenyum. "beberapa hari ini kok gak
liat neng Fika sih?", "hmm? iya mas, libur dulu, hehe", Faiz
sempat berfikir, pasti Fika punya pekerjaan lain diluar, "hmm... Fika...
kamu kalau gak disini kerja dimana?", "hmm? aku kuliah mas, kerjanya
ya disini, hehe" Faiz sempat terenyuh hatinya, Fika sampai rela bekerja
seperti ini, mungkin ingin membiayai kuliahnya sendiri. "hmm... memang
kamu hebat Fika", "hehe, lebih hebat mas Faiz dong", "kok
bisa?", "iya, tiap hari disini, liatin orang orang bawa pasangan, eh
mas Faiz masih kuat sendiri, hahaha", "yee, gitu ya si eneng, iya
emang saya ini jomblo akut, hmmh..." Faiz sedikit heran, tetapi Fika malah
tersenyum dan tertawa kecil, tentu Faiz jadi tersenyum.
"haha, emang mas Faiz ini, sekali
kali kalau ada yang lewat, kenalan kek atau apa, kali aja tertarik sama mas
Faiz", "gak mau ah...", "kok gak mau mas?", "kan
ada neng Fika disini, hehe" Fika jadi malu, Faiz kini yang tersenyum
senang. "mm... mas emang biasanya sepi gini ya?", "iya... yang
rame kan didalem, kadang sampe kedengar sampe diluar suaranya",
"masak sih! suaraku juga ya?", "gak pernah denger suaranya fika
dari hotel kok", "hehe, pas asyik asyik aku jadi pendiem mas, tapi
kalo gini ngomong terus gak berhenti...", Faiz hanya tersenyum dan
memperhatikan Fika, yang memang tampak kini malah mulai bercerita lebih banyak,
Faiz berfikir mungkin memang malam itu Fika ingin ada yang mendengar ceritanya.
"... Untung dikampus gak banyak yang tau sama Fika, bisa bisa pada banyak
langganan dari kampus, haha", "hmmh... kamu ini, emang...",
"hehe, mas Faiz, udah pernah ngeseks belum sih?", DEEG, Faiz
terkejut, pertanyaan itu membuatnya bingung. "Eh... aduh... kalau
itu...", "sering malah ya? sama orang orang sini juga?",
"aduh, gak pernah atu neng, saya kan cuma satpam, mana ada orang sini yang
mau...", "looh, jangan gitu dong mas... maafin Fika..." Merasa
bersalah, Fika merangkul bahu kiri Faiz, sambil merayu satpam itu, tentu Faiz
jadi ketar ketir, buah dada milik Fika itu kini mengelus bahu Faiz. "Aduh,
gak papa kok neng, udah biasa...", "tapi kasian mas Faiz dong...
hmm" Fika tetap erat memeluk bahu Faiz itu, suasana hening membuat Faiz
merasakan suasana berbeda dimalam itu, karena ada Fika yang menemaninya.
Beberapa saat berlalu Fika kini bersandar dibahu Faiz itu, sembari hari makin
dingin. "mm... Fika...", "iya mas?", "gak dingin
kah?", "dingin sih...", "kamu gak pengen pulang?",
"enggak deh, dsini aja, nemenin mas Faiz..." Faiz merasa sangat
senang, entah kenapa Fika jadi seperti itu. Beberapa saat kemudian Fika
ternyata tertidur, faiz jadi bingung, akhirnya Faiz mencopot jaketnya, lalu
diletakkan diatas tubuh Fika yang kini tertidur itu. Pagi harinya, tepat pukul
5, Faiz membangunkan Fika, "Fika... bangun neng...", "hmmh...
mm.. mas Faiz... loh, aku ketiduran ya?", "iya neng...",
"aku gak diapa apain kan mas?", "heeh, enggak lah..." Fika
kemudian melihat ternyata ia diselmuti jaket milik Faiz, cewek itu tersenyum.
"hehe, mas Faiz emang baiik banget, hmm... jam berapa mas?",
"jam lima ini, kamu... ehh.." Fika tiba tiba mencium pipi Faiz ketika
ia melihat jam tangannya, segera saja Faiz tersipu malu. "Hehe, makasih
mas, Fika pulang dulu...", "Eh, Fika..." Fika yang baru bangun
itu tampak sudah berjalan pergi. Faiz masih bingung, tetapi ia sangat senang
dicium oleh Fika itu.
Hari hari selanjutnya Faiz berharap
Fika datang seperti waktu itu, tapi ternyata ia malah tidak melihat kehadiran
fika sampai beberapa hari ditempat itu. Suatu malam, Faiz tampak bersiap untuk
pergi, shift kerjanya selesai. "Pamit dulu bro... eh, biasanya kamu liat
fika gak?", "siapa iz? fika? gak pernah tuh, beberapa hari ini... eh
itu tuh orangnya..." Faiz yang sedang berbicara dengan temannya itu segera
berpaling dan melihat fika yang berhenti disekitar hotel itu. "ya udah bro
pamit dulu" Faiz meninggalkan temannya yang sekarang berjaga itu, lalu
menemui Fika. "Malem Fika...", "malem mas Faiz... mm... fika
boleh minta tolong gak mas?", "hmm? minta tolong apa fika?",
"anterin fika dong mas", "ooh, kemana?", "nanti deh
aku tunjukin jalannya...", "oh, ya udah, yuk kemotorku..."
Setelah menuju kemotornya yang diparkir, kini Faiz sudah membonceng Fika,
mereka segera pergi, Faiz mulai diberi arahan oleh Fika. "ya mas
terus...", "oke... fika, kok jarang nongol sih?", "hmm?
iya... gak papa sih mas... itu mas, berenti disitu" Faiz menghentikan
motornya, lalu parkir didepan sebuah rumah. "Rumah siapa ini Fika?",
"ini kontrakanku mas", "ooh, nganter pulang toh... iya udah,
aku..." Fika menangkap tangan Faiz, "mas jangan pulang dong...",
"hmm? loh, kan sudah sampe...", "mm... mas Faiz temenin Fika
dong..." Blaaar, wajah memelas fika dengan mudah merayu semua pria,
apalagi Faiz. "L...loh, neng fika sendiri ngontraknya?", "enggak
sih", "jadi ada temennya kan?", "bertiga aja ngontraknya
mas, dan mereka berdua lagi pulang kampung" Faiz malah makin bingung, Fika
mungkin jauh jauh datang kehotel hanya untuk menemui satpam itu. "Aduh,
gimana ya?", "udah mas, yuk masuk..." FIka menarik Faiz masuk
kerumah, pria itu hanya bisa menurut. Didalam kontrakan itu, memang ternyata
sedang kosong, rumah yang tidak rapi itu memang pasti kontrakan mahasiswi. Faiz
duduk di depan, Fika sudah pergi kedalam kamarnya. Tak lama cewek itu keluar,
tetapi mata faiz yang tadi sedikit sayu sekarang terbuka lebar ketika melihat
Fika hanya memakai bh dan celana dalam. lekuk tubuh indah itu membuat Faiz
terhipnotis, meski berusaha mengalihkan pandangan, hatinya tak bisa bohong.
"Aduh, Fika...", "napa mas? hehe", "kok pake daleman
aja... gak dingin?", "kan ada mas Faiz, jadi angeet, hehe",
"aduuuh,hmm...", "mas Faiz, aku sebenarnya udah gak kehotel
lagi" Faiz yang tadi menyembunyikan rasa senangnya itu tiba tiba tersenyum
lebar. "Akhirnya... udah gak gituan lagi kan Fika?", "iya, udah
enggak mas", "syukurlah, neng fika bisa fokus kuliahnya dong",
"iya, aku dapet beasiswa mas", "wah, hebat dong pasti
kamu", "enggak juga sih, aku deketin aja bagian ngurus beasiswanya,
eh dikasih, hihi...", "haha, bisa aja kamu ini" Faiz dan Fika
terlihat tersenyum senang, tapi faiz justru lebih senang, satu kupu kupu malam
ini sudah kembali menjadi bidadari.
"hehe, tapi mas... ada yang
ngganjel", "loh, kenapa fika?", "aku... masih pingin
ngeseks lagi..." JGlaar, Faiz kagetnya tak terkira, ia takut apa yang ia
fikirkan terjadi. "Loh, kok bisa gitu neng?", "hmm... kan...
biasanya juga ngeseks... lama gak gituan... jadi kangen rasanya mas..."
Fika berbicara sambil perlahan mendekati Faiz, dan kini sudah kembali bersandar
dibahu pria itu, Faiz sudah kalut pikirannya. "Ooh, mm... mungkin fika
bisa nunggu nanti pas mau nikah...", "gak mau... aku maunya sekarang,
ngeseks sama mas Faiz ya..." Fika memandang Faiz dengan begitu menggoda,
Pria itu tak bisa menahan penisnya yang sudah berontak dicelana. "Aduh Fika... aku kan gak berpengalaman,
nanti... aduh!" Fika tiba tiba berpindah, cewek seksi itu langsung duduk
dipangkuan Faiz yang duduk dikarpet itu. "Ahn... tuh... adiknya udah
tegang... jadi mas Faiz pasti mau... mau ya? mau mau?" Faiz sudah kalang
kabut, Buah dada Fika itu ada didepannya, paras cantik Fika makin menghipnotisnya,
Faiz sudah tak bisa menolak lagi. "Aduh...mm... tapi... Fika janji
ya...", "janji apa mas?", "gak bakal kerja malam seperti
itu lagi", "siap mas Faiz... kalau mau ngeseks lagi aku main sama mas
Faiz aja, gitu kah? hmm?", "mm... iya deh, terserah neng
Fika...", "yeey, hihi... cup...mmm" Segera mereka beraksi, Fika
sudah langsung mencium Faiz, Pria itu merasakan sensasi yang baru, bercumbu
dengan cewek secantik Fika. "mmh...mm", "ahmm...mm cup... bales
lidahku ya mas...mm" Faiz menyadari FIka memang jauh lebih handal, pria
itu menurut saja, ia balas gerakan lidah Fika, kini mereka beradu ludah dalam
cumbuan mesrah. sembari bercumbu, Faiz membuka bajunya, dibantu fika. setelah
itu Fika langsung menabrakan buah dadanya kepada Faiz, pria itu merasakan
gundukan kenyal itu menambah indah pengalaman pertamanya.
"mmh...cup...mm... hehe... bentar mas" Fika tiba tiba berhenti, lalu
beranjak dan bersiap melepas bhnya. "mas Faiz mau liat punyaku?",
"mm.. mau neng", "hehe, tara... gimana?" Faiz seketika
terdiam dalam kegembiraan, buah dada yang selalu ia fikirkan kini terlihat
jelas tanpa halangan, bundah dan indah, dua gundukan mulus itu menarik selera
seks Faiz. Fika yang kini duduk didepan Faiz itu membusungkan dadanya,
"Mas, pegang dong, ayo ayo" Faiz perlahan mendaratkan tangannya, dan
kini ia sudah merasakan bagaimana kenyal
dan mulusnya buah dada milik Fika itu. Dielusnya perlahan, sembari terus ia
pandangi gundukan indah itu. Fika menyembunyikan tawanya, cewek itu tau pasti
Faiz sudah lama ingin memegang buah dada miliknya itu. "mmh...ahn..",
"sakit ya neng?", "enggak mas, geli... tapi kalau diremas,
rasanya enak... ouuh" Faiz meremas gundukan kenyal milik Fika itu, sungguh
nikmat, sungguh memikat, Faiz sudah tak bisa menghentikan tangannya yang
bergerak liar itu. puting merah muda milik Fika itu juga diputar dan ditarik
sedikit, begitu menggemaskan, dan kini benda kenyal itu sudah mengeras.
"aahn...mmh... mas Faiz, geli... mmh" Fika malah menggunakan suara
indah yang menggoda, Faiz jadi makin terangsang, pria itu kini menciumi buah
dada Fika, tak lama ia mencoba menjilati gundukan itu, sensasi yang ia rasakan
tak bisa diungkapkan, luar biasa. "mm... neng Fika... cantiik
sekali...cup...ohmmh!", "mmh...aahn... uuh! nakal deh, putingku
disedot sedot...oooh" Faiz sibuk melahap puting milik fika itu, dihisap
dan ditariknya dengan nikmat, begitu memuaskan. beberapa menit itu Faiz bisa
mengelus dan menikmati tubuh Fika dengan bebas.
"Aaahn... mmh... mas faiz...
kekamar aja yuk... sini sini..." Fika tiba tiba berpindah pergi menuju kamarnya.
Faiz memilih melepas baju dan celananya, kini pria itu hanya memakai celana
dalam, ia segera menyusul Fika. Sampai dikamar, ia melihat Fika sudah berpose
diatas kasur. "Aduh neng... hmmh...", "hehe, sini mas..."
Faiz mendekat, lalu Fika tiba tiba membuka celana dalam milik Faiz, segera
penis tegak yang tadi tersembunyi kini terekspos didepan Fika. "wah, gede
juga punya mas Faiz ya...hehe..." Fika langsung mengocok penis milik
satpam itu, tentu Faiz bisa merasakan kenikmatan. "Auh... uuh...
wow", "gimana mas? kocokannya Fika maut kan?", "hebat
banget, neng fika emang top deh...ooh",
"pastinya...ummh...mm...ssp...mm" tiba tiba fika sudah mengulum penis
tegak milik Faiz itu, sensasi pertama dioral penisnya itu membuat Faiz melongo,
ia kini melihat Fika yang cantik itu menggerakan kepalanya naik turun,
menikmati tegangnya penis satpam itu. "aduh...ooh... fika...
oooh...mmh", "mm...mmh...oghmm...enak kan mas...oohmm...mm",
"top deh, mantap dah...ooh" Faiz merasa sangat senang, penisnya yang
berdenyut itu beberapa menit itu diemut oleh Fika yang menggoda. Tak lama Faiz
merasa penisnya sudah mau muntah, "Aduh, Fika, aku mau keluar
itu...", "mmh...mm... mm...mmmm..." Fika malah mempercepat
gerakannya mengulum penis Faiz itu, cewek itu juga meremas buah zakar milik
Faiz, Crooot croot croot, Sperma mengalir deras dari penis Faiz mengisi mulut
fika sampai ketenggorokan. "hmh! gggh....mm...gleeg...hmmh... uhuk uhuk...
waah banyaknya..." Fika sampai berkaca kaca, memang semburan sperma Faiz
itu begitu maut.
"neng Fika gak papa?",
"gak papa mas, hmmh... sekarang gantian yah..." Fika memutar
tubuhnya, kini bokong montok milik mahasiswi itu dipertontonkan dihadapan Faiz.
"neng fika... saya...", "buka mas... isep memek ku ya..."
Faiz mengelus bokong montok milik fika dulu, setelah itu ia melepas celana
dalam milik Fika, dan segera saja, memek basah terlihat dimata Faiz. "Aduh
neng, basah ya...", "iya, kan... aduh... mmh" Faiz memasukan
jarinya kedalam vagina itu, digesek gesek dengan lembut, ternyata begitu hangat
dan berlendir. Setelah itu faiz mendekat, ia kemudian sudah menjilati bibir
vagina milik Fika itu. "mm... mm... gini ya neng...mm", "aahn...
iya terus mas, dalemnya yang dijilat, diisep juga bis....Aaahn!" Faiz
langsung menghisap dengan liar vagina milik Fika itu, lidahnya juga bergerak
gerak dengan liar, lubang yang berdenyut itu tak bisa dibiarkan. kedua tangan
Faiz memegang paha mulus milik Fika, kepala pria itu menempel erat dibokong
Fika, mulutnya terbuka dan mengisap vagina Fika, lidahnya yang liar bergerak
membuat Fika mendesah desah, "aahn... asyik mas, ooh... uh...
aahn..." Faiz makin liar bila mendengar desahan Fika, menit demi menit
pria itu memuaskan dahaganya dengan meminum cairan divagina Fika.
"aahn...mmh...udah mas...ooh" Faiz berhenti, ia kemudian melihat
fika memutar tubuhnya, kini cewek cantik
itu merebahkan tubuhnya dikasur. "mas Faiz, ayo deh, dimasukin" Fika
membuka selangkangannya, vaginanya itu terlihat terbuka, Faiz sudah siap
beraksi. "mm... nanti sakit gak neng?", "gak lah mas, fika udah
biasa...", "ooh, siap ya...", "aku mau liat deh, mas Faiz
walau pertama kali, pasti asyik...hmmh....aahn!" Faiz merapat ditubuh
Fika, penisnya yang tegak itu menempel dibibir vagina Fika, setelah didorong,
sleeb, Faiz sudah mengisi vagina mahasiswi itu dengan penisnya, sungguh sensasi
ternikmat itu tak mungkin ia lupakan. "ooh... mmh...", "nnh...
ayo mas, sodok aku... ahn...mmh" Faiz langsung menyodok vagina fika itu
dengan penisnya, ia bergerak maju mundur, menikmati vagina milik Fika meski
sudah tak perawan. Dinding vagina yang berdenyut itu meremas penis Faiz,
sembari digesek, mereka merasakan senasi luar biasa nikmat, yang memang membuat
Fika ketagihan.
"mm...cup...ooh... pantes neng
Fika ketagihan, emang enak banget... ooh", "iya mas, puasin Fika mas...aahn"
Faiz sembari menyodok vagina Fika, ia juga menangkap buah dada milik cewek itu,
tubuh mahasiswi itu terus bergoyang, buah dadanya ditahan tangan Faiz, dan
vaginanya disodok dengan nikmat. Penis yang bergerak maju mundur itu tak mau
berhenti, memang kenikmatan yang diberikan tak mungkin dihindari. makin keras
sodokannya, nikmatnya makin berlimpah, Faiz makin merapatkan tubuhnya diatas
Fika, ia ingin menyetubuhi bidadari itu sesuai keinginannya.
"Aahn...ooh... mas Faiz", "uuh... gimana fika? ooh", "teru
mas, puasin Fika..ooouh" Faiz menyetubuhi Fika dengan nikmat, menit demi
menit, suara tabrakan tubuh mereka mengiringi desahannya dimalam yang penuh
kenikmatan itu. "ooh... Fika... aduh... aku mau keluar... mmh",
"keluarin didalem mas", "loh, nanti kamu...", "tenang,
udah aku atur, ayo deh isi penuh memek aku... aaahn!" Crooot croot croot,
Sperma menyembur dari penis faiz, mengisi vagina Fika itu. Faiz kemudian
mencabut penisnya dari lubang kenikmatan itu, Fika kemudian berdiri, cairan
sperma itu keluar menetes dari vaginanya. "uuh... gila deh mas Faiz,
hehe", "beneran gak papa neng?", "mmmh... iya, aku udah
minum obat, jadi gak bakal hamil... mmh... udah keluar semua tuh... huft"
Fika kemudian mendarat diatas Faiz yang tiduran dikasur. "Neng Fika... makasih",
"looh, harusnya fika yang bilang gitu... karena mas Faiz bilang duluan...
aku mau lagi... hehe" Fika kini menggesek penis Faiz yang lemas itu dengan
bibir vaginanya, tak lama benda itu sudah tegang kembali. "Waduh, Fika,
mau lagi?", "iya dong, udah sekarang Fika yang gerak deh, fika masih
semangat kok, hehe.. mmh...oooh" Fika berdiri, lalu membuka
selangkangannya, penis tegak milik Faiz ditempel kan dibibir vaginanya, lalu
saat Fika turun, penis tegak itu masuk dan mengisi vagina Fika. Faiz kini harus melihat Fika mulai bergerak
melompat lompat diatas penisnya. "Fika... ooh... kamu memang yang
terhebat", "ooh... inget mas... masih pertama... next time harus
lebih seru dong... ooh...", "mmh... aku siap deh, buat Fika...",
"hmmh... hehe... mas Faiz mau coba lubang lain gak? mmh... aku kasih
deh..." Fika mencabut penis tegak Faiz dari vaginanya, lalu disiapkan
masuk kedalam lubang pantat milik mahasiswi itu. "Aduh, fika...ooouuuh!
sempitnya itu", "aahn... yeeah... asyiik...aaahn..." Fika dan
Faiz bersetubuh dengan asyik dimalam itu. Memang itu baru aksi mereka yang
pertama, tapi itu sudah jadi permulaan terbaik untuk Faiz.
Hari hari selanjutnya, Faiz tidak
bingung lagi menunggu kehadiran Fika kehotel, "makin hari makin ceria aja
iz", "hehe, iya dong...", "haha, eh itu dicari Fika",
"mana? waduh...", "haii mas mas", "iya fika... iz
balik dulu ya", "sip bro" Fika malam itu bersama Faiz dipos jaga
hotel. "mas Faiz... mau ngentot nih...", "aduh fika... kan aku
harus jaga", "hmmh... gak papa, ngeseks disini deh", "aduh,
nanti orang kaget, liat satpam hotel udah ngeseks duluan diluar",
"hehe, iya sih, tapi Fika harus diturutin...", "eh, fika,
aduh... hmmh" Fika duduk dibawah, lalu membuka celana Faiz, cewek sange
itu melahap dan mengulum penis tegak milik Faiz. Faiz kini harus siap untuk
ngeseks dengan Fika yang ketagihan bersetubuh itu, kapan saja, dan dimana saja.
permisi kakak2 numpang promo ya
ReplyDeleteyang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com
Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!
Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
*Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
*Bonus Refrensi Sebesar 20%
Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.
- BBM : 2B47BB9C
- CALL : +855964972098
- WEECHAT : saranapelangi
- SKYPE : saranapelangi
- EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
- FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com
WWW.SARANAPELANGI.COM
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya