Saturday

Cerita Seks: Pelayanan Seks Sasti Part 1


"Aku Pulang...", "Mbak Sasti... kok baru pulang..." Pagi itu Sasti memang baru saja pulang sejak keluar rumah dari kemarin. "jam berapa sih? kan biasanya juga kadang pulang pagi", "ini jam 9, biasanya kan jam 7 udah dirumah kalo pulang pagi", "hmm iya iya... Nico emang sendir i aja?", "iya... kan ibu udah berangkat kerja...", "hmm iya udah...". Sasti adalah seorang perempuan 20 tahun, ia kuliah disebuah universitas swasta dikota itu, Sasti bukan asli dari tempat itu, jadi ia memang kini tinggal dirumah Bibinya. Sasti tidak memberitahu siapapun kalau dirinya sebenarnya juga seorang cewek bookingan, bila ada yang order pelayanannya pasti ia terima dan tentu tak jarang Sasti pulang pagi. Sasti kali itu menuju kekamarnya, ia memutuskan untuk melepas pakaiannya. anak dari bibinya yang bernama Nico itu setiap hari memang tidurnya bersama Sasti, karena memang hanya ada dua kamar dirumah itu, kamar mereka ada dilantai dua. "mbak Sasti... mau ngapain?", "mau mandi dek... terus tidur...", "hmm...bentar mbak...", "kenapa Nico?" Sasti kini tinggal memakai celana dalam saja, ia sudah membawa handuk dan bersiap untuk mandi. Nico sudah tak sabar, tentu untuk memeluk kakaknya yang cantik dan seksi itu. "mbak Sasti...hmm...", "duuuh ditinggal sehari aja udah kangen ya?', "iya mbak...hm... mbak Sasti..." Nico tiba tiba sudah memegang buah dada Sasti yang memang cukup besar dan montok itu.
"kenapa lagi Nico...eh...ah... hmm bilang dong kalau minta susu...", "umm...mmh..mm...sluurp..aah... hehe iya mbak minta ya..." Nico sudah langsung mulutnya menyambar puting susu Sasti, dihisapnya benda yang sangat menggoda itu, sambil ia remas juga toket kakak iparnya itu, lalu air susu mengalir keluar dan segera diminum oleh Nico. Memang Sasti bisa menyusui, sejak dulu ia memulai jadi cewek bookingan. "iya iya... aduh bentar dikasur aja ya..." Sasti memutuskan rebahan dikasur, Nico menempel saja diatas cewek itu, sembari terus menyedot puting susu kenyal milik kakak iparnya itu. "mm..mm..sluurp..aah...mm...", "Nico... awas jangan digigit...", "iya mbak...umm... aah... Nico emut aja udah keluar kok susunya...umm...sluurp...",  Sasti tersenyum saja, ia elus rambut bocah itu, ia biarkan saja toketnya dijamah dan putingnya disedot terus. sudah beberapa minggu itu Sasti sesekali memberikan susunya pada Nico, meski sudah lama sebelumnya Sasti sekamar dengan bocah itu. Sasti bahkan beberapa hari terakhir membiarkan Nico mencoba menyetubuhinya, Sasti anggap itu hal wajar karena Nico lama sekamar dengan cewek itu sejak awal kuliah, nafsunya pasti meningkat. "Nico emang gak mau keluar maen sama temen temen?", "mmh...nanti aja mbak...", "hmm iya iya... Nico, kamu belum mandi ya?', "belum mbak, kan nunggu mbak Sasti tadi", "ya ampun, ya udah ayo mandi, udah minum susu disana aja...", "ooh iya mbak...", "ayo dicopot dulu... hayo...haha..." Sasti melihat burungnya Nico yang sudah tegak itu, menurutnya tampak lucu. "apa sih mbak...", "hihi... dasar Nico... hmm...", "aah..mbak..." Sasti malah memegang penis adik iparnya itu lalu dikocoknya pelan pelan. "ini udah tegak dari tadi apa barusan?', "aah...dari..uuh...", "huh kamu ini.. udah ayo kekamar mandi", "mmh...iya..." Sasti mengajak Nico kekamar mandi yang memang ada dilantai satu. sampai didalam kamar mandi, Sasti menaruh handuknya, juga melepas celana dalamnya, membuat Nico makin terangsang. "kamu mau minta susu lagi nggak?", "hmm...udah deh mbak..", 'hmm iya udah... aduh jangan bengong aja Nico...", "eh..bbrr....iya..." Sasti menyiram Nico yang melamun itu. Mereka berdua mulai membasahi tubuhnya untuk segera mandi. Sasti sempat melihat Nico mencoba mengocok penisnya sendiri, tentu Sasti pun mendekati bocah itu. "Nico... ayo cepet urus itu burung kamu...", "eh...iya... eh mbak..", "udah ayo masukin sini aja..." Sasti menunjukan bokong montoknya pada Nico, tentu memeknya juga bisa dilihat bocah itu. "wah...disini mbak..", "iya... biar cepet lemes itu...ngh...ah..." Dari belakang Nico mendorongkan penisnya masuk kememek Sasti yang sangat menggoda, meski tak masuk begitu dalam, pasti Nico meraskan kenikmatan berlebih. "wah..uh..nngh...", "aahn... Nico...hayo gimana kayak yang dulu... nah...gitu...bagus..aah..." Sasti malah menghiperbolakan desahannya, Nico mulai ingat apa yang ia lakukan beberapa hari lalu, yaitu menggerakan penisnya maju mundur dalam memek hangat Sasti. 'ngh..ngh...mmh..." Sasti sebenarnya hanya merasa seperti memeknya digesek jari nakal saja, tapi ia ingin adik iparnya itu bisa lebih mahir soal seks. "sini tangannya pegang sini...nah..ngh...aahn...hebat deh Nico...", "aah..mmh...iya..uuh..." Nico memegang pinggul Sasti, jadi bocah itu bisa beraksi lebih efektif. beberapa menit itu Nico bisa merasakan surga dunia, dengan menyodok memek kakak iparnya itu. "Nico...awas kalau mau keluar inget...", "eh iya mbak..uh..." Nico menarik keluar penisnya dari lubang kenikmatan. "udah mau keluar dek?", "iya mbak...rasanya udah...nngh..aah..." Sasti duduk didepan Nico, lalu ia kocok penis adik iparnya itu, "ya udah cepet keluariin...", "iya...ah..ngh..ouh..." Crot croot, sperma menyembur kewajah Sasti. "aduh..Nico...", "maa...maaf mbak...", "Nico nakal, udah ayo mandi yang bener' Nico dan Sasti kemudian mandi seperti biasa. Setelah mandi mereka kekamar untuk berpakaian lagi. "mbak Sasti..maafin Nico..", "iya iya... tapi kalau mau keluar jangan kena wajahku juga dong dek...", "iya maaf mbak..." Sasti hanya menggoda saja, mana mungkin Nico bisa mengontrol klimaksnya saat penisnya jelas memang ada didepan wajah Sasti itu. "iya udah... hukumannya... kamu nanti siang beliin aku gado gado... sekarang aku mau istirahat, kamu gak boleh gangguu...", "i..iya mbak Sasti siap..." Nico pun membiarkan Sasti istirahat dikamarnya itu. Sasti kemudian tertawa kecil, setelah itu ia akhirnya bisa istirahat sejenak. Sasti ingat semalaman ngeseks dengan pria yang menurutnya cukup tangguh, sampai 3 jam Sasti diajak ngeseks. karena lelah dengan mudah  Sasti sudah tertidur.
"Sasti...ayo bangun..." Sasti pun terbangun dari tidurnya, ia lihat jam didekat jendela sebelah kirinya itu menunjukan jam 4 Sore. Lalu Sasti baru sadar kalau bibinya ada didekatnya. "ooh iya Tante..." Sasti kemudian bangkit dan duduk dikasur. "itu tadi udah dibeliin gado gado sama Nico, tapi dia gak berani bangunin kamu", "ooh haha... iya tante terima kasih...", "iya sudah kalau gitu..." bibinya itu pun keluar dari kamar. memang ibunya Nico itu bekerja dari pagi sampai siang, namun untuk hari minggu memang sampai sore. Sasti mengumpulkan kesadarannya, setelah itu pergi kebawah untuk makan. Segera disantapnya gado gado yang dibelikan oelh Nico. "eh Tante... si Nico kemana?", "hmm? keluar tadi, mungkin main kerumah temennya", "ooh gitu..hm..." Setelah makan, Sasti memutuskan untuk bersantai sambil nonton tivi. Ia tak lupa mengecek handphonenya, tampaknya tak ada yang penting, hanya chat dari grup kampusnya. Dengan begitu Sasti bisa istirahat dihari itu. Sasti hanya sekali seminggu saja untuk mempromosikan layanannya, karena memang hasilnya itu lebih dari cukup untuk seminggu. bibinya itu menyangka Sasti punya uang banyak untuk beli beli barang bagus dari orang tuanya. "aku pulang...", "eh...Nico..sini sini...", "mbak Sasti..." Nico mendekati Sasti yang duduk santai itu. "hehe... makasih ya udah mau beliin gado gadonya..." Sasti berucap dengan begitu manisnya. "iya mbak...hehe...", "habis dari mana kamu?", "main sebentar sama temen mbak..", "hmm... Tante... Nico tadi gak mau mandi sebelum aku pulang...", "hee... Nico...kamu ini gimana... terus kalau gak ada mbak Sasti kamu gak mandi gitu?", "aduh maaf bu...", "udah tante kasian,haha..."Sasti cukup senang tinggal dirumah itu, Nico dan ibunya memang terbilang orang yang baik dan mudah bergaul. Malam harinya, Sasti dan Nico sudah bersiap untuk tidur, Sasti sudah memakai baju tidur saja. "mm... mbak Sasti...", "hmm, iya Nico?", "kok nggak tidur sih mbak?", "bentar masih banyak chat ini... hmm... kamu sana tidur dulu...", "hmm... masih belum bisa tidur...", "kenapa...hayo... jangan jangan...", "eh..aduh mbak...", "tuh malah berdiri ini..." Sasti tangan kanannya masih memegang hape, tangan kirinya merayap masuk celana Nico dan mengelus penis tegak milik bocah itu. "aah..mbak... nanti...", "sst... kalau kamu diem, kan gak papa...udah..sst.." Sasti memang sibuk membalas chat dihapenya, tapi masih ia kocok saja penis adik iparnya itu tanpa melihat. Nico setiap malam memang harus selalu menahan konaknya, kadang juga dibiarkan, kadang juga dipuaskan oleh Sasti. Tubuh wangi Sasti, juga tubuh indah cewek itu, tiap saat tentu bisa memikat siapa saja didekatnya. "aah..mmh...", "sst... kalau mau keluar kamu buang disana...", "eh...iya ini..." Nico bangkit dari kasur, ia mau pergi kekamar mandi, namun karena jauh, ia memutuskan mendekati tempat sampah dikamar itu, croot croot, ia buang spermanya ditempat sampah. Setelah itu ia kembali tiduran dikasur. "hii jijik ah Nico...", "hmm maaf mbak..." Nico kemudian mulai mencoba memakai celana, namun dihentikan Sasti. Sasti memberikan senyum manisnya pada Nico. Sasti menaruh hapenya dimeja dekat kasur, lalu cewek itu mendekati nico. "Besok bisa bangun pagi gak kamu?", "b...bisa mbak...", "beneran?", "i..iya..auh.." Sasti menangkap penis Nico, dielus elusnya lagi, tak lama sudah tegak saja. "kalau sampe telat bangun... kapok deh kamu...", "ah..kalau mbak Sasti gituin... nanti...", "hmm... biar deh besok kamu telat...hehe..." Sasti mencopot celananya, ia bahkan tak memakai celana dalam, ia memang mau mengganggu Nico dimalam itu. "mbak..kok malah...", "napa... gak mau ya...", "eh...anu...", "kalau mau... sini masukin burung kamu... enak loh... tapi kalau udah masuk sini... besok pasti telat...", "hmm... kalau gitu..nngh...", "ah...mmh... emang Nico...hehe..." Nico merapat, ia mulai berusaha menancapkan penisnya dimemek Sasti, berhadapan dengan Sasti sudah membuatnya berdebar debar, kini malah mau bersetubuh. Nico mulai merasakan penisnya bisa masuk dimemek sasti, meski tak begitu dalam. "mmh...wah...", "sst...diem...cup..mmh..mm..." Sasti mencumbu Nico, tentu agar bocah itu tidak banyak bicara, karena bila berkata sedikit saja suaranya sudah keras. "mmh..mm...", "mmh...aah... ayo dek itu jangan didiemin...cup..mm..mmh..." Sasti tentu membuat Nico dimabuk kepayang. bocah itu terus saja diajak bercumbu, Sasti bahkan menjulurkan lidahnya, dan mulai mengganggu lidahnya Nico, mereka beradu lidah, juga terus berciuman. Nico tak lupa untuk menggoyangkan pinggulnya, sehingga penisnya bisa bergerak merasakan memek Sasti, meski memang tak masuk begitu dalam. Mana mungkin Nico bisa ngantuk, bila Sasti mengajaknya bercinta begitu. "mmh..mmgh..m...", "aah...awas...gak boleh keluar didalem loh...cup..mh..." Sasti memeluk Nico, makin melayang Nico rasanya dimadu oleh bidadari itu. toket besar Sasti yang kenyal itu ditekan tekan kepada Nico, bukan main sensasi nikmat yang dirasakan Nico sampai sekujur tubuh. Benar benar bahagia ia bisa sekamar dengan Sasti itu. Nico menikmati saja adegan seru dikasur itu, namun ia terus mencoba berfikir, untuk tidak sampai mengisi memek Sasti dengan cairan putihnya. beberapa menit berlalu, Nico tiba tiba menarik penisnya keluar dari memek Sasti. "ah..ngh...uuh..", "mau keluar ya...sana sana..." Nico bangun, ia baru saja keluar dari kasur, croot croot croot, spermanya malah keluar, jatuh dilantai kamar. "aduh...nngh...", "Nico...hayo itu cepet kamu bersihin...", "i..iya mbak..." Nico bingung, tapi ia berusaha membersihkan hasil ngeseksnya tadi, setela h itu tak lupa untuk menyemprotkan parfum dikamar agar tak bau. Setelah itu ia kembali kekasur, namun ia sudah melihat Sasti berpakaian dengan benar, bahkan sudah tidur. Nico diam tanpa kata, tapi ia sampai mau menangis, karena senang dalam hatinya. Ia tak mengganggu Sasti, ia memutuskan tidur saja. Esok paginya, Nico benar benar bangun telat, Sasti bahkan sengaja tak membangunkan adik iparnya itu. "Nico...Nico...bangun...kamu mau telat sekolah ya...", "eh...aduh...maap bu..." Nico pun dibangunkan oleh ibunya. Segera ia mengurus dirinya untuk berangkat sekolah. Sasti masih tiduran dikasur, meski ia menutup matanya, ia sempat tersenyum tau kalau Nico benar benar kesiangan. Sasti pasti bisa menikmati hidup dirumah itu,ia hanya perlu menyembunyikan pekerjaannya saja, dan semuanya akan berjalan lancar dan aman.

3 comments:

  1. Min, plis sering sering buat cerita bocah laki vs cewe dewasa, langsung ane langganan

    ReplyDelete
  2. iya min please buat cerita cewe dewasa digangbang bocah sd. auto subscribe...

    ReplyDelete
  3. cewe jilbab disetubuhi anak kecil jalanan gan.. sama anak kecil ojek payung.. sekali2 yang ga bisa menyusui..

    ReplyDelete