Fana memang hanya menikmati hari hari tanpa cemas
masalah uang, memang ia tinggal menunggu uang transferan dari orang tuanya.
"mas... ojek ya", "iya... mau kemana mbak?", "mau ke
bank mas", "ooh iya iya... mari mbak" Fana kali itu naik Ojek,
Minta diantar ke bank untuk menarik uang. tukang ojek yang ditemui Fana
langsung terpukau melihat seksi dan montoknya tubuh Fana. Fana segera saja
dibonceng, diantar ke bank yang cukup jauh dari daerah tinggalnya. "maaf
ya mas, Fana takut jatuh, jadi aku dempetan ya mas", "oh iya ndak
papa... bagus malah, hehe... ooh jadi namanya mbak Fana ya", "iya mas
saya Fana" Fana jadinya merapat dibelakang pria itu, buah dada montoknya
menempel dipunggung tukang ojek itu. "hehe... saya Handoko mbak... mbak
Fana baru pindah kesini ya?", "iya mas, udah agak lama sih",
"ooh gitu ya... saya juga baru balik dari kerja luar kota mbak",
"ooh gitu ya mas" Beberapa saat kemudian Handoko sampai dibank, Fana
segera turun dari motor dan masuk kebank. Handoko menunggu Fana sampai selesai
mengambil uang, tak lama Fana kembali juga. "sudah mbak Fana?",
"udah mas, anter saya balik ya mas", "oke...hehe..." Kini
Handoko mengantar Fana kembali kerimahnya. Handoko memilih mengendarai motornya
pelan pelan, ia menikmati buah dada Fana dipunggungnnya, bila lewat jalan tidak
rata, bisa ia gencet gencet gundung kenyal milik Fana itu. entah karena
keasyikan berulah, motor Handoko jadi rewel.
"mas Han... kenapa
motornya...", "aduh... mulai rewel lagi ini...", "rewel
gimana mas?", "iya... gak biasa kena jalan bolong bolong
gini..." Handoko kemudian sadar motornya mogok namun tepat berada didekat
rumahnya. "gimana mas?", "saya benerin dulu deh... berhenti
dirumah saya... itu udah deket", "ooh iya sudah mas" Handoko
jadinya membawa pulang motornya, plus membawa Fana. sampai dirumah, Handoko
segera membenarkan motornya, sedang Fana hanya duduk menunggu. "bentar ya
mbak Fana", "iya mas gak papa, Fana gak keburu buru kok",
"bagus deh... lagi panas panas gini enaknya berteduh dulu mbak", "iya
mas, panas... Fana boleh pinjem toiletnya mas?", "oh iya masuk aja,
dibelakang ya", "iya mas" Fana pergi kekamar mandi. Handoko
segera memperbaiki motornya, setelah selesai, ia siap mengantar pulang Fana.
Tapi Handoko belum melihat Fana kembali dari kamar mandi, jadi ia matikan motornya,
ia parkir saja. Handoko masuk kerumahnya dan mencari Fana. Fana ternyata sudah
tidak dikamar mandi, cewek itu sudah duduk disofa, telanjang dada pula.
"wah... mbak Fana...", "eh... mas Han... saya numpang nampung
susu bentar ya... tadi terlanjur keluar" Handoko bengong, ia lihat Fana
sibuk meremas buah dada besarnya, puting susunya menyemburkan susu yang kini
ditampung dalam gelas. "wah... mbak Fana bisa memproduksi susu?",
"iya mas... eh iya saya pinjam gelasnya mas", "hmm iya iya...wah
wah...hmm" Handoko jadinya duduk didepan Fana, pria itu melongo, baru
pertama ia menyaksikan langsung puting susu perempuan sedang dipencet pencet
dan mengalirkan susu segar. Handoko jadi tertarik, ia mendekat dan duduk
disebelah Fana. "mmh... udah banyak ya...", "kenapa mbak
Fana?", "ndak papa mas... cuman biasanya Fana emang lama gini ngurus
dadaku ini", "hmm... bentar mbak...", "iya mas...
nghh...", "wah... keluar terus mbak" Handoko mendekat dan
memegang buah dada besae Fana, ia elus gunung besar itu, jari handoko kini
disekitar puting kenyal Fana, dipencetnya puting kenyal itu, susu muncrat
muncrat keluar. "iya...aah... kalo dipencet gitu keluar banyak
mas...aah", "hmm ... um...mm...sluurp..mm...aah.. wah enak susunya
mbak... saya bantu minum ya..." Handoko tak tahan, ia dekatkan mulutnya
keputing Fana, langsung ia kenyot benda kenyal itu, ia hisap susu segar Fana,
rasanya memang nikmat. "aah.. mmh... iya mas... mas Handoko tiduran aja
dipangkuan Fana", "ooh iya bener...naah... umm..mm..sluuurp..aah..mm..."
Fana bisa mengistirahatkan tangannya, cewek itu tinggal memegang buah dada
montoknya, ia biarkan handoko sibuk menyedot susu dari puting kenyal Fana.
"mas Han... motornya udah bisa ya?", "mm...sluurp... mm...aah..
udah mbak... habis ini ya saya anter pulang", "nanti aja mas kalau
udah gak panas... ", "hehe iya deh... aku mau minum susunya mbak Fana
aja dulu..umm...sluurp... mm...aah..mm", Handoko makin asyik saja, puting
susu Fana yang besar diemutnya seperti permen,.dihisapnya terus susu keluar. Handoko
membuka resleting celananya, ia keluarkan penisnya uang sudah tegak. Handoko
memegang tangan Fana, ia pandu agar mengelus penis besarnya. "mas
Handoko...", "tolong mbak kocokin punya saya ya...", "hmm
iya mas... ini punya mas Handoko besar ya", "mm...sluurp..mm...ssp...aah...
kenapa emangnya?", "nggak papa mas, soalnya biasanya gak besar
gini", "gitu ya? bentar... hmm...hehe..." Handoko berhenti
nyusu, ia malah kini mencopot celana yang dipakai Fana. Fana tak pernah pakai
pakaian dalam, Handoko langsung saja memeriksa selangkangan Fana. "kenapa
mas?", "buka dong mbak", "iya mas...aah...nngh",
"hehe... pasti mbak Fana bingung ya... muat apa enggak punyaku dimasukan
kedalem itu...", "mm... iya mas... kalo Fana liat kayaknya enggak
bisa masuk...", "kalo enggak dicoba mana bisa tau...hehe...",
"hmm iya juga sih mas", "hehe... sini mbak dicoba aja"
Handoko duduk saja, ia siapkan penis tegaknya yang besar. Fana mendekat, ia
menghadap kedepan, bokongnya mulai ia turunkan, kini bibir vagina Fana sudah
menempel diujung penis Handoko. "mmh... nnghh...aaahn...",
"uuh... nah itu masuk kok mbak", "iyaah...aahn... tapi sulit
mas", "biar gampang gini mbak...", "aah... mas...aahn...
aah...aah" Fana tubuhnya dipegang, ia dipaksa menurunkan tubuhnya, jadi
sleeb, vagina Fana terisi penuh penis Handoko, batang kemaluan pria itu tak
masuk semuanya, terlalu panjang dan lebar untuk memek sempit milik fana. Fana kini duduk dipangkuan Handoko, tapi
memeknya didobrak penis besar handoko. "ooh... masih sempit ya mbak
lubangnya... gimana... tuh muat mbak...ooh", "aah...iya...aah...
tapi... sesak mas...aah...", "iya... katanya sih makin besar yang
masuk makin enak loh mbak rasanya... udah nyender aku aja mbak...nah... mbak
Fana tinggal gerakin aja pinggulnya", "aah...iya...aahn..
ooh...mmh" Fana akhirnya percaya memeknya bisa dimasuki penis besar milik
Handoko. Handoko memegang bokong montok Fana, ia angkat lalu ia turunkan, ia
bantu Fana melompat lompat diatas penis besar Handoko. "hehe... bentar
mbak Fana berdiri dulu", "aah...iya...nngh... iya mas... bisa masuk
ya...uuh", "hehe... sini hadap aku mbak", "hmmh iya
mas...", "nah... sekarang mbak Fana masukin sendiri coba tanpa aku
bantu", "hmm iya mas... nngh" Fana kini menghadap Handoko, cewek
itu mencoba sendiri menenggelamkan penis besar Handoko kedalam memeknya. ia
turun kan tubuhnya, batang kemaluan Handoko mulai masuk, lalu Fana menurunkan
tubuhnya dengan cepat, blees... memeknya dicoblos penis besar lagi.
"wah... hebar mbak Fana", "aah...aah... masuk lagi...aah...
mmh", "hehe... iya... uuh... nih aku goyangin didalem ya
mbak...", "aahn... aah... itu... goyang...aah...ngh" Fana tak
tahan, ia baru merasakan vaginanya begitu sesak karena diisi penis besar yang
kekar. apalagi saat penis besar itu bergerak naik turun, gesekannya membuat
Fana mendesah dan mengerang terus. Handoko tampak gembira sekali, Fana begitu
penasaran dengan penis besar tegak itu. Handoko mengurus buah dada Fana yang
melompat lompat, susunya muncrat terus. "mm..sluurp..mm... aku jadi mandi
susu nih... mbak Fana suka banget ya kalau lubangnya digesek",
"aah... mmh... rasanya...ooh... aku...mmh", "hehe...
mm...sluurp... lanjutin aja mbak... umm..ssp..mm", "aah.. mas Han...
nanti... keluar itu nggak...", "ooh iya dong... mau aku keluarin
dimana?", "aah... itu... Fana mau... minum itu...aah",
"wah... suka minum begituan...waw...hmm", "iya mas...mmh",
"iya udah bentar lagi ya, kalo gitu aku cepetin ya",
"aah...iya...aah...aah!... besarnya...aah... sampai...aah...
perutku...aah...aahn..." Fana tak kuasa mendesah, saat Handoko mulai ikut
bergerak, penis besarnya dihentakan maju mundur menggenjot memek Fana. Fana
nafasnya terenga engah, ia julurkan lidahnya, tak kuasa ia menahan kenikmatan
ngeseks dengan Handoko. "uuh... udah nih mbak... turun dulu ya...",
"aah.. iya...aah..." Fana akhirnya merasakan memeknya bebas setelah
penis handoko dikeluarkan. Fana duduk lemas disofa, Handoko didepan cewek itu,
menunjukan batang perkasanya. "jadi mbak... mau minum itu...",
"nngh..iya...mau..ummgh..nmmh..mmhf" mulut Fana dicekoki batang
kemaluan Handoko, "dimulutnya mbak Fana juga cukup tuh",
"mmh...ngfhgh...mmh", "ooh... ini mbak aku kasih... uuh"
Croot croot crot, sperma menyembur, mengalir masuk sampai ketenggorokan Fana.
"mmgh..mmhg..ghhhg...mmh" Handoko menarik penisnya, lalu terlihat
mulut Fana penuh sperma. "ooh... leganya...",
"haagh..mmaah...mm...gleeg.. mm...aaah... vitaminku..aah...mmh..."
Fana jadi tergila gila dengan sperma pria yang lezat baginya. Setelah itu, Fana
dan Handoko istirahat sejenak, setelah dirasa cuaca tidak terlalu panas, mereka
berpakaian, dan bersiap pergi. mereka keluar dari rumah, "mbak Fana, kuat
jalan enggak?", "kuat kok mas...eeh...hehe... ", "tuh kayak
orang mabuk haha... nanti pegangan ya", "iya mas..." Handoko
segera mengantar Fana pulang kerumahnya. "udah sampai mbak",
"iya ..mmh, makasih ya mas", "iya... udah ndak usah bayar mbak
ojeknya tadi", "jangan mas, kan mas Han udah repot",
"udah... tadi udah diganti susunya mbak Fana...hehe...", "ooh
gitu ya mas", "iya... nanti kalau mau saya anter lagi, gak perlu
bayar deh, tapi saya minta susunya mbak fana ya", "ooh iya deh mas,
ntar kalo mau kebank saya temuin mas Handoko","nah sip, haha..."
Handoko kemudian pergi dengan senyum lebar. Fana segera masuk rumahnya, lalu
segera ganti baju, ia pakai baju terusan saja. Ia istirahat dikamarnya. ia bisa
tidur lama setelah itu, Fana pasti bisa mengingat begitu rasanya ngentot dengan
pria yang punya kemaluan besar dan panjang.
No comments:
Post a Comment