Siang itu
Fino niatnya bersantai dirumah saja, tapi ia kali itu kedatangan tamu.
"Fino...", "oh... mbak Saila" Saila adalah Istri kakaknya
Fino, kali itu Saila mampir, dan kini bertemu Fino dan ibunya. Lagi lagi Fino
terpana oleh paras cantik Saila, begitu cantik dengan kaos putih dan celana
jeans pendek. "Fino, mbak Saila mau minta tolong", "iya bu, ada
apa mbak Saila?", "kamu ikut kerumah ya sekarang, bantuin aku
dirumah", "hmm, iya mbak", "saya... bawa Fino bentar ya
bu...", "iya Saila... emang repot ya kalau suami kamu gak ada".
Akhirnya Fino ikut bersama Saila pergi. Fino dibonceng oleh Saila, ia
sebenarnya iri juga pada kakaknya, punya istri secantik mbak Saila. "mbak
Saila...", "iya Fino?", "kakak kemana sih?", "keluar
kota... katanya ada bisnis", "hmm..." Fino memberi jarak antara
duduknya dengan Saila, makin dekat nanti Fino bakal terhipnotis wangi tubuh
Saila itu. Tak lama mereka sampai dirumah Saila, saat langit sudah gelap dan
mulai turun hujan. "ayo masuk Fino", "iya mbak..." segera
mereka masuk rumah, saat hujan malah makin deras.
"tuh kan hujan
lagi", "kenapa emangnya mbak?", "kalo hujan deras, rumah
ini bakal bocor semua..." Fino memang tau benar, rumah peninggalan
kakeknya itu memang diberikan pada kakaknya, dan ditinggali bersama istrinya,
Rumah itu tampaknya belum dibetulkan juga. "iya kak... wah langsung
bocor..." Fino bisa melihat air meresap dan menetes dari atap. "tuh
kan... itu Fino ambil aja baskom buat nampung air yang bocor, aku ambil lagi
dibelakang rumah", "oh iya mbak" Fino melihat Siala berjalan
kebelakang rumah, anak sma itu heran, Saila kok mau saja tinggal dirumah bocor
itu. Fino segera menempatkan baskom baskom di bagian yang bocor, tapi ia malah
melihat makin banyak saja air menetes dari atap, banyak bagian lain yang bocor.
"duh... ini Fino...", "iya mbak...wah..." Fino melihat
Saila, cewek itu basah kuyub tubuhnya, "kenapa Fino?", "kok
basah semua mbak?", "iya... embernya dihalaman rumah semua tadi, ya
udah deh aku ambil tapi sempet kehujanan" hujan memang makin deras, tapi
malah membuat Fino senang. "hmm... mana mbak embernya..." Fino
menempat kan ember dan wadah lain untuk menampung air hujan yang bocor, dibantu
Saila. Fino jadinya tidak fokus, ia bisa melihat tubuh Saila makin menggoda
saat basah, kaosnya jadi seperti transparan, ia bisa melihat buah dada besar
milik Saila, juga putingnya yang mengerucut. tak lama semua bagian yang bocor
sudah teratasi, tinggal menunggu hujan terang. "makasih ya Fino...",
"iya mbak, udah biasa kan bantuin mbak Saila" Memang sudah beberapa
kali ia datang kerumah itu untuk membantu saila. "hehe... mumpung gak ada
kakakmu nih... aku mau berterima kasih...cup...hehe..." Fino makin dimabuk
kepayang, pipinya malah dicium saila. "aduh mbak Saila...",
"kenapa Fino?", "kalo cium aku disini dong...eeh..." Fino
keceplosan, ia malah minta cium di bibir. "ternyata Fino nakal
ya...", "maaf mbak... tad..mmph...mm" Fino kaget, ia benar benar
dicium dibibir oleh Siala, "cup..mm... nih aku kasih...cup.. mmh..mm"
Saila malah mencumbu Fino, ia sibuk menggerakan lidahnya, membuat Fino makin
tertarik. Fino tak mau diam saja, ia ikut menggerakan lidahnya, sambil juga
mengecup bibir manis Saila. hujan masih turun dengan derasnya, saat Fino makin
terbawa nafsu juga. Saila juga makin merapat saja pada Fino, buah dadanya
menempel pada Fino, makin terangsang lah si Fino. "mmh...cup..aah... udah
ya Fino... untuk kali ini aja...", "mmh... mbak Saila sih... bajuku
jadi ikut basah...", "itu udah basah emang kena air hujan...eeh...
Fino..."Fino terpaku pada buah dada besar milik Saila, perempuan itu tak
pakai bh juga, Fino tangannya bergerak melesat mendarat di kedua gundukan
kenyal milik Saila. "ini kak... basah banget sih...", "eh
Fino...jangan... lepasin..." Fino tak bisa berhenti, tangannya bergerak
sendiri mengelus dan meremas buah dada montok milik Saila meski masih ditutupi kaos
basah. "aku peresin mbak...", "nggak usah...aah... lepasin...
aku ganti baju deh...aah...", "yang ujung ini..." Fino jarinya
sudak tak tahan, pegangnya puting susu Saila, ditarik dan dipencetnya.
"aah... jangan... itu putingku...", "hmmh... iya ini basah
banget..." Fino makin terangsang, ia menarik baju yang dipakai Saila
sampai lepas, buah dada besar terjuntai bebas tanpa penutup membuat mata Fino
terbelalak. Fino sampai gemetaran melihat puting susu Saila, langsung mulutnya
melesat, ia masukan mulutnya, ia jilat dan kenyot puting susu Saila itu, ia
akhirnya merasakan nikmatnya mencicipi puting susu. "Fino nakal!
hih..." Saila menjewer telinga Fino, anak sma itu jadinya tertarik kesebelah,
ia berhenti mengganggu buah dada Saila. "aduh mbak...m...maaaf..."
setelah itu Fino jadinya malu, ia merasa bersalah. "huh... aku bilangin
kakak kamu... baru tau rasa nanti...", "maaf mbak... maaf" Fino
berucap maaf, tapi anak sma itu malah sibuk menutupi celananya, ternyata ia
sudah sange, penisnya tegak dalam celana, dan Saila pun tau. "dasar
Fino...", "ya udah mbak Fino pulang deh...", "eh...
sini...hmm", "eh... mbak Saila...kok...", "gara gara liat
buah dadaku... punyamu berdiri ya No...", "jangan dibuka
mbak...aah" Penis tegak dikeluarkan dari celana, lalu dipegang tangan
Saila. "hmm... gede juga No... kayak punya kakakmu...", "aah...
mbak...wah..." Fino kaget bercampur takjub, ia mendapati Saila mengelus
penisnya, lalu cewek itu juga mulai menjilati benda pusaka itu.
"mmh...kamu kan udah nakal tadi... emut putingku...jadi...ummph..mmh"
Fino tak percaya kalau kini penisnya masuk kemulut Saila, rasanya begitu
menarik saat Saila menjilati penis anak sma itu. Fino tiduran dilantai yang
basah karena air hujan bocor, saat penisnya mulai diemut oleh Saila yang ikutan
terangsang. "aah...mbak...", "mmh... mm... kalau mau... kamu...
balas aja No...Nih..." Saila berpindah, ia mengambil posisi diatas Fino,
tapi bokong montoknya tepat didepan wajah Fino. "mbak...wah..." Saila
mencopot celananya, terlihatlah selangkangannya yang menggugah nafsu birahi,
Fino terpukau melihat memek milik Saila. "tuh... ayo...aahn... iya
gitu..mmh...ummh" Saila lanjut ngemut penis Fino, saat Fino juga mulai
menjilati memek basah Saila. Hujan sudah membuat rumah itu basah, tapi orang
dalam rumah itu basah karena nafsu seks yang tinggi. entah berapa lama Asik adu
ngemut kemaluan lawan main, Saila dan Fino tak berfikir hal lain selain
menikmati saat itu. "mmh...mm...sluurp..aah..mbak...auh" Croot croot,
"mmgh...Fino..." Saila mendapati sperma membasahi mulutnya.
Saila
berpindah, ia duduk sambil membersihkan wajahnya, juga Fino yang membersihkan
penisnya. "mmh... maaf mbak", "iya... udah udah sampe sini
aja... kita udah kelewatan... mana belum selesai ini ngurus rumah
bocor..." Saila membenarkan baskom dan ember yang roboh tersenggol saat
Saila dan Fino bercumbu dan beraksi tadi. Saila belum sempat berpakaian lagi,
memeknya masih bebas terlihat, tentu Fino meluhat terus bagian itu, dan membuat
anak SMA itu penisnya tegak lagi. Melihat Saila sibuk, dan ada memek yang siap
ditancap, Fino kehilangan kendali, ia mendekati Saila, ia pegang penisnya
sendiri, lalu ia dorong dengan tepat masuk kevagina Saila, Sleeb,
"aah...mmh", "aaih...aah... Fino... kurang ajar... kok jadi...
begini...aahn" Saila kaget mendapati memeknya terisi penis besar yang
bergerak maju mundur. "aah... aku... belum puas mbak...aah",
"aah... Fino... kamu...aah... udah gak tahan ya...uuh",
"aah...mmh" Fino memegang pinggul Saila, sehingga anak SMA itu mampu
menggenjot memek basah Saila dengan cepat juga nikmat. dinding vagina basah
membuat penis Fino dapat bergerak nikmat maju mundur dalam lubang hangat nan
nikmat itu. "aduh... Fino... ini... jadi roboh semua embernya...aah..."
Karena begerak terus, mangkok baskom dan ember jadi roboh semua, bukannya
membantu mengurus rumah yang bocor itu, Fino malah ngentot dengan pemilik rumah
itu. "nngh...uuh...mbak Saila...ooh" Fino sudah terlalu fokus, ia
amat senang, bisa ngeseks dengan istri kakaknya itu, sudah cantik, montok,
dientot enak pula. "Fino... kamu... dengerin aku gak sih...aah...
aduh..." Saila tak bisa menghentikan Fino, anak SMA itu menggenjot memek
Saila tanpa berhenti, karena rasa yang terlalu nikmat baginya, pengalaman
ngeseks pertama dengan istri orang. Entah Fino sadar atau tidak, hujan sudah
mulai Reda, tapi ia masih saja menggenjot memek Saila, sambil sesekali ia remas
buah dada montok milik perempuan itu.
"aah...aah...mbak...aku...mau...uugh", "eh...Fino...aahn"
Croot croot crot, Fino menyemburkan spermanya mengisi memek Saila, puas sekali
ia ngentot sambil basah basahan. "nngh... Fino nakal...",
"mmh...maaf mbak.. "iya... kamu persis kakak kamu... nafsunya gede
ya... sekarang kamu urus ini semuanya, kamu beresin gih", "iya mbak...maaf
ya..." Fino jadinya harus membereskan baskom, mangkok dan ember yang
berserakan, ataupun yang terisi air. yah Fino sudah senang akhirnya bisa
ngeseks dengan Saila.
Hari
selanjutnya, Saila tampaknya sudah memanggil tukang untuk membenarkan rumahnya
yang atapnya bocor. Tapi kali itu ia kembali memanggil Fino, "hmm... mbak
Saila, ada apa nih?", "kamu gak sibuk kan No?", "enggak kok
mbak...", "hehe... sini sini..." Fino baru juga sampai diruma
Saila, sudah diajak kekamar. "mm... mbak...", "Fino... nng...
kamu... ngeseks sama aku lagi... mau nggak?" Blaar, ternyata Saila malah
ketagihan untuk kembali ngentot dengan Fino. "w...wah... yang bener
mbak...aah.. jangan ngawur", "hmm... iya... aku...
cup...mm...cup...","cup...mm...ya udah mbak...yuk...mm" Fino mau
mau saja, mana tega ia biarkan Saila sange sendiri, ia puaskan saja nafsu istri
kakaknya itu. senangnya Saila, ternyata ia rindu berat beradegan diranjang.
"cup..mm...aah...hehe... Fino, dulu kan kamu masih aku larang...
sekarang... nih...gih... kamu mau apain aja boleh..." Saila melepas
bajunya, buah dada besar nan menggoda membuat Fino bertambah nafsu seksnya.
tanpa ragu ia tangkap benda kenyal itu, Fino meremas dan menggoyangkan buah
dada besar itu dengan bebas. "mbak...ooh...mmp...mmmh" Fino tak tahan
dan langsung melahap puting susu Saila, disedot dan dikenyot dengan nikmat, ia
realisasikan imajinasinya yang sudah terpendam lama, untuk menyedot dan
mencicipi puting susu dengan bebas dan nikmat. "uuh kalah deh kakakmu...
kamu kek bayi minta susu... eh, hape ku bunyi", "mmh..mmm...mmp"
Fino tak terganggu, ia terus menikmati buah dada dan puting susu Saila, saat
pemiliknya mengangkat telepon. "Halo...oh sayangku... iya aku dirumah
ini... iya udah dibenerin kok gentengnya..." Fino tau itu pasti kakaknya
yang menelepon, "mmh..mmmh..mmh" Fino malah membuat suara saat
mengenyot puting susu Saila. "hah? ooh itu si Fino lagi...makan habis
bantuin benerin genteng... iya... kamu pulang kapan? ... ooh gak papa... kan
ada Fino... nanti kalau butuh apa... aku minta bantu dia kok...iya... oke
sayang...muuaach...hehe..." telepon usai, Saila kemudian geleng geleng dan
tersenyum melihat Fino. "mm...itu tadi kakakku ya mbak?",
"iya... uuh dasar... tau ada telpon malah bersuara...", "eeh....iya
maaf mbak..." lagi lagi Fino mendapati telinganya dijewer. "nah...
karena kamu nakal... sekarang... kamu harus puasin aku...hehe..." Saila
melepas semua pakaiannya yang tersisa, lalu tiduran dikasur, dan membuka kedua
pahanya, menunjukana vagina basahnya pada Fino. "hehe... siap mbak
Saila" Fino pun bergegas, ia siapkan penis tegaknya, ia dekati Saila, ia
pasang penisnya masuk kepintu kenikmatan, didorong nikmat, Sleeb, "aahn...
ooh yeaah... ayo Finoo...aaahn...", "mbak Saila...ooh... aku
suka...mmmh" Fino kali ini diatas tubuh montok saila. Fino sudah bebas
menikmati Saila, mau ia genjot terus vaginanya, kenyot puting susu juga boleh,
asal ia bisa menjaga rahasia, dan juga terus memuaskan Saila istri kakaknya
sendiri itu. Saila juga begitu, karena terobsesi rasa nikmat seks yang sama, ia
anggap saja Fino seperti suaminya, meski ia sadar, sepertinya lebih asyik
ngentot dengan Fino.
Menunggu seri Asti dan Rini lagi
ReplyDelete