Hari mulai gelap, Erra tampak sudah
bosan, meski memang Leno dan Azhar sudah menyelesaikan tugas kelompoknya itu.
"Udah kan guys?", "iya udah ni Er", "sip sip, rumah
kamu... sepi juga Zhar", "iya, pada keluar semua ini" Erra tiba
tiba tersenyum, lalu ia mencoba menggoda dua temannya itu, Erra tak mau kalah
asyik dengan Catur dan maria yang ngeseks dikostan sana. "huuh, pegel
banget nih", Erra tampak mengangkat kedua tangannya, sambil membusungkan
dada, buah dada montoknya tak bisa untuk tak dilirik oleh Leno dan Azhar.
"istirahat aja deh Er", "iya no, eh Zhar, kamar kamu
dimana?", mendengar kata kamar saja, Azhar tampak begitu senang, "itu
itu, udah aku rapiin kok", "ooh, aku istirahat disana dulu",
"iya Er, nanti dibangunin jam berapa?", "hmm? terserah kalian,
kalian kalau ngantuk nyusul aku yaah..." Erra lalu pergi kekamar itu,
sedang Leno dan Azhar tampak menahan kegembiraan dihati mereka. Erra yang sudah
sampai kamar itu langsung melepas jeans pendeknya, ia segera merebahkan
tubuhnya dikasur, meski masih memakai kaos, semua pria yang melihat pasti 100%
ingin melahap buah dada didalam kaos itu. Erra lalu segera istirahat, meski
memang ia tak menutup pintu kamar itu.
"Z...zhar, gimana nih?",
"ya gak gimana gimana no, tunggu dulu ah", "tapi liat tuh zhar,
aduuh, bokongnya tuh... aduh aduh..." Dari ruang tengah memang bisa
terlihat kamar Azhar tak ditutup, juga terlihat Erra tidur dengan begitu
mempesona, bokong montoknya terlihat menggoda. Azhar dan Leno tampak berdiam
diri sebentar, mereka masih menonton Erra mencoba tidur, cewek itu memutar
mutar tubuhnya, dua mahasiswa itu ketar ketir jadinya.
Beberapa puluh menit
kemudian, mereka mulai berani beraksi. "Z... Zhar, kamu... tiduran dikiri,
aku dikanan", "sip no" Mereka berbisik bisik, lalu masu kekamar
itu. Untungnya Erra tidur ditengah kasur itu pas, jadi mereka berdua bisa
mengerumuni cewek montok itu. Segera mereka ikut tidur disisi Erra itu.
"mmh...mm..." Erra menggumam, cewek itu tampak masih tidur, ia kini
menghadap kekiri, Azhar melongo seketika, buah dada montok milik Erra itu ada
tepan didepan tangannya. Nafas Erra yang menggairahkan itu menerpa wajah Azhar,
tentu mahasiswa itu makin kegirangan. Paha mulus milik Erra itu dapat dengan
mudah membuat Leno dan Azhar makin semangata untuk segera beraksi. Azhar tampak
merapat kearah Erra, ia kini sudah mendapati buah dada montok milik Erra
menempel ditubuhnya, mahasiswa itu menggerakan tubuhnya, sehingga buah dada kenyal
itu bergoyang dan memijit dada Azhar. Leno tampak mencoba mengelus elus paha
mulus milik Erra itu, jari jarinya tak bisa berhenti bergerak. Erra yang
sebenarnya tidak tidur itu tampak berusaha diam saja, menikmati rangsangan yang
diberikan Leno dan Azhar. Dua mahasiswa itu terus beraksi, "hmmh...
uuuh..." Erra tampak bergerak lagi, kini ia berganti menghadap kearah
Leno. Azhar dan Leno bertukar tugas, kembali mereka merangsang tubuh montok
Erra itu. Bedanya sekarang Azhar memilih meremas bokong montok milik Erra itu,
dan Leno sudah mengeluarkan buah dada Erra dari dalam bajunya. Mereka berdua
sudah asyik sendiri meremas tubuh montok Erra, Erra lama lama juga tidak tahan.
"mmh...mm" Erra memilih menghadap keatas, Tampak buah dadanya sudah
terpampang, dan ternyata celana dalam yang masih terpasang itu sudah
basah. Leno dan Azhar tanpa ragu masing
masing menangkap satu buah dada milik Erra, diremas remasnya dengan nakal, Erra
yang dirangsang terus itu sudah tak bisa berdiam diri. "Aahmm... aduh...
Leno... Azhar...ooh" Erra membuka matanya, sempat membuat Leno dan Azhar
berhenti beraksi. "Erra... anu..." Leno dan Azhar baru melepas
tangannya dari buah dada Erra, tapi pemiliknya malah menangkap tangan mereka,
dan kembali didaratkan dibuah dada montok itu, "Kok berhenti? lanjut
dong..." Mendengar kata kata Erra itu, Leno dan Azhar seperti dibukakan
pintu kenikmatan, tentu mereka segera menuruti Erra, buah dada montok milik
cewek cantik itu kembali diremas dan digoyang dengan menggairahkan. "Erra,
kayaknya kamu seneng banget diginiin", "bener no, Erra kayaknya udah
biasa diginiin ya", "Aaahn... tuh tau... gih disantap... oooh"
Leno dan Azhar sudah sangat gembira, mereka segera menjulurkan lidahnya, lalu
Erra mulai merasa geli, saat buah dadanya dijilati, juga putingnya.
"Aah... geli, haha...mmh" Leno dan Azhar begitu semangat, mereka lalu
melahap puting Erra itu, dipilin dan dihisap hisap, begitu nikmat sensasinya.
"Erra cantik, yang bawah aku obok
obok ya...", "iya Zhar... aahn... udah gatel...mmh" Azhar lalu
berpindah dari menikmati buah dada montok Erra, menuju bagian bawah cewek
cantik itu. dilepasnya celana dalam basah itu, lalu Azhar terperanga melihat
selangkangan mulus milik Erra, tanpa bulu, begitu menggairahkan, segera vagina
milik Erra itu digesek gesek dengan jari jari nakal Azhar itu. "Wah, maen
serobot lu Zhar, ya udah, Erra?", "iya No...mmhpp...mm..cup... puasin
deh nyium aku...cup...mmm" Leno tampak memilih mencium bibir manis Erra,
lalu tanpa ragu sudah bercumbu, Erra juga membalas lidah Leno yang bergerak
liar dimulutnya. Erra tampak sempat heran, ternyata digrayangi dua pria
sekaligus itu rasanya begitu nikmat. Leno sambil bercumbu mesrah dengan Erra,
juga meremas buah dada montok yang menggiurkan itu. Azhar tak menggubris Leno,
ia kini sudah sibuk menjilati dan menghisap vagina basah milik Erra itu.
"mm...ssp...mm... Seger memek kamu Er", "cup...mm...asyik
kan...mm", "Aaahn...mm..cup... kalian hebat
yah...oohm...cup...mm" Erra tampak terangsang hebat, Leno dan Azhar menit
demi menit terus merangsang Erra, karena setelah ini mereka akan memperkosa
teman sekelasnya itu dengan puas.
Leno dan Azhar berhenti beraksi,
mereka kemudian melepas pakaian yang masih menempel ditubuh mereka. Setelah
itu, mereka melihat Erra sudah merona wajahnya, tubuh cewek montok itu
berkeringat, tapi justru makin menggairahkan. Segera mereka beraksi,
"Erra, mau coba punyaku?", "sini sini, oohgh...mm...mm"
Erra sudah merangkak mendekati Leno, dan segera ia membuka mulutnya, lalu
melahap penis milik Leno itu, segera saja Leno tampak begitu takjub, Erra yang
cantik itu semangat sekali mengulum penisnya. "Siap ya Er",
"mm...mm...oohg... hakal Hahar hyaa....aahn...mmm" Azhar meremas dan
menggoyang goyang bokong montok milik Erra itu, tampaknya Azhar sedang melonggarkan
vagina Erra, tak lama ia sudah beralih memegang penisnya, lalu ditempelkan
dibibir vagina milik Erra. Sleeb, Penis Azhar itu segera mengisi vagina Erra,
dan tentu Azhar tak bisa meluapkan rasa nikmat yang terindah itu, "ooh...
auh... memek kamu...ooh", "Aaahg...mm...mmh!..." Erra tampak
takjub, matanya terbuka lebar, ketika mulut dan vaginanya disodok penis
temannya itu, Erra merasakan hal baru yang sangat menarik. Kini Erra tubuhnya
berayun ayun, karena bergantian di sodok penis Leno dan Penis Azhar itu.
"Beeh... terus Er, emut terus, huuuw...", "ooh... denger gak
bunyinya no? woooh... asyik" Kini Erra tak mampu mendesah, karena dari
sodokan penis dua temannya itu, ada suara khas yang menggairahkan hasil dari
gesekan penis mereka ketubuhnya. "oogh...mm...mm...hmmh!...aahn!"
Sodokan penis Leno tak berhenti mengisi mulut Erra, Azhar juga begitu asyik
menggerakan penisnya maju mundur menikmati vagina hangat milik Erra, buah dada
montok milik cewek cantik itu berayun tanpa terkendali.
Leno dan Azhar sempat berhenti,
setelah puas menyodok Erra beberapa menit itu. Leno kini tidur dikasur, Lalu
Erra berada diatasnya. Leno kini mendapat kesempatan menyetubuhi Erra, vagina
yang baru berhenti disodok itu sudah segera terisi lagi, kini penis Leno yang
tegak itu sudah masuk dan merasakan vagina Erra. "Aaahn... Leno...ouh...
gesekin terus...ooh", "mmh... siap cantik... aku pengen netek juga...
mm...mm..." Leno begitu senang, sambil mempenetrasi vagina Erra, ia juga
bisa meremas dan juga memilin puting coklat milik Erra. "Wah, enak lu No,
gua ikut juga dong" Azhar tampak memegang bokong montok Erra, kini lubang
pantat milik cewek itu sudah jadi sasaran, karena sudah terangsang berat,
lubang itu sedikit terbuka. "Aaah...aah... Aduh... Azhar...
itu....Aaaahn!!" Erra mengerang keras, ketika Azhar menusuk lubang
pantatnya itu dengan penis keras, memang Erra baru kali ini ditusuk tepat
dilubang itu. "mmh!, sempit bener, haha...ooh",
"hnnh...Auh...mmh..." Erra mulai kualahan, dua penis keras menusuk
tubuhnya, Lubang pantat dan vaginanya disodok begitu hebat, tentu cewek itu
mendapatkan sensasi baru, sampai ia tak bisa berhenti mendesah. Leno terus
beraksi, ia menikmati kenyalnya buah dada Erra, sekaligus menusuk vaginanya,
Azhar juga ambil andil menyodok lubang pantat milik Erra. Adegan threesome itu
memang sudah lama ditunggu oleh mereka, Leno dan Azhar tak menyangka mereka
merealisasikannya dengan memperkosa Erra yang super cantik dan montok itu.
Beberapa menit itu mereka terus beraksi, benar benar mereka memuaskan hasrat
seksnya menyetubuhi Erra. "ooh...aahnn...gila...mmh...mmh",
"ooh, aku mau keluar", "aku juga Er", Erra lalu diangkat,
penis penis yang menusuknya itu sudah terlepas dari lubang di tubuh Erra. Erra
kini yang berbaring lemas dikasur. "mmmmh... keluarin semua guys...
ooh..." Leno dan Azhar sudah mengocok penisnya didepan Erra, lalu croot
croot croot Sperma menyembur kesekujur tubuh Erra itu. Leno dan Azhar benar
benar gembira, aksi mereka itu tak ada duanya. Leno dan Azhar lalu segera duduk
didekat kasur itu, mereka cukup puas. "mmh... buah... banyak banget nih...
lengkeet", "hehe, itu simpenan kami Er, hehe", "kamu sih
Er, kalau kelompokan yang semangat, bukan semangat ngeseks gini, haha",
"hehe, mmh... maaf ya gak aku kerjain bagianku, tapi... ini tadi cukup
buat ganti kan ya? hehe", "Iya deh, makasih Erra", "hehe,
sini kalian, tidur sama aku yah" tanpa menjawab Leno dan Azhar segera ikut
merebahkan tubuhnya dikasur. Mereka bertiga segera beristirahat dikasur itu,
tanpa memakai baju. Senyum lega terpampang diwajah mereka bertiga.
Esok harinya, Ditempat kost itu, Maria
baru bangun tidur. Ia masih mengingat adegannya bersama Catur, dikamar dan
ditoilet, Maria masih bisa merasakan vaginanya itu berdenyut, masih menyisakan
rangsangan hebat dari penis besar milik Catur itu. Segera cewek itu pergi
mandi, setelah itu segera memasak untuk sarapan. Saat sedang memasak, ia
mengingat Erra kemarin pamit kerja kelompok, dan memang ia belum balik kekost.
Maria mengambil handphonenya dan menelepon Erra. "Erra?",
"mmh... halo...", "maria ini" Maria tau Erra sepertinya
baru saja bangun, terdengar dari suaranya. "oh, maria, aduh... haha",
"kok ketawa, gak balik kamu?", "bentar Maria, baru bangun, ini
Azhar sama Leno sama aku juga", "heh?! kamu tidur sama mereka?!",
"iya, kemarin juga sempet ngentot rame rame, asyiiik", "haduh
Erra...", "aku kan gak mau kalah sama kamu... yang asyik sama mas
Catur", "iya iyaa... gih pulang...", "iya baweel, habis ini
aku pulang", "iya, aku tunggu" setelah itu Maria berhenti
menelepon Erra. Maria jadi terbiasa dengan ulah Erra itu, tapi ia heran,
disetubuhi satu pria saja begitu menguras tenaga, apalagi dua orang sekaligus.
Maria memilih menghabiskan sarapannya, lalu menunggu Erra pulang.
Erra sudah beranjak dari kasur, dan
memang Leno dan Azhar masih disana. Cewek itu lalu membangunkan Azhar,
"zhar, oi", "mm... eh... udah bangun Erra", "iya,
habis ini anter aku balik kekost ya...", "hmmh... iya, tapi mandi
dulu dong", "iya, aku mandi dulu deh...", Azhar memang baru bangun,
tapi ia segera membuka matanya lebar lebar, ia mengingat nikmatnya menyetubuhi
Erra kemarin. "Eh, Erra, aku ikut deh, biar cepet", "iih,
maunya, jangan jangan mau ngentot aku lagi ya?", "m... ya kalau kamu
mau lagi gak papa, haha", "hehe, yuk mandi..." Erra dan Azhar
segera masuk kamar mandi. Mereka memang sudah membasahi tubuh mereka, namun
Azhar sudah tegak lagi penisnya, Aduh Er, minta lagi nih punyaku...",
"dasar, haha, coba deh... pas basah basah gini enak deh...",
"hehe, yuuk" Segera saja, Erra malah bersetubuh lagi dengan Azhar.
Kini Azhar tampak lebih senang, karena ia bisa menikmati vagina Erra itu,
sambil mandi bersama. Setengah jam kemudian, Leno terbangun dari tidurnya. ia
sempat heran, Azhar dan Erra sudah tak dikasur. setelah ia bangun dari kasur,
ia segera melihat Erra dan Azhar sudah sibuk berpakaian. "Eh, ngapain
bangun no?", "hmm... apa sih zhar", "Leno, aku pulang dulu
ya...", "mm? oh iya iya Er", "makasih buat kemarin",
"he'em, makasih juga" Erra yang sudah memakai pakaian lengkap itu
segera keluar rumah, Azhar tampak sempat berbicara pada Leno, "barusan gue
mandi bareng Erra, sekalian ngentot sekali, bonus buat tuan rumah, haha",
"Curang lo Zhar, wooi..." Azhar suda berlari keluar rumah, Leno
tampak senyam senyum sendiri, meski ia sedikit iri, tapi ia sudah puas menyetubuhi
Erra malam yang lalu. Erra segera diantar pulang oleh Azhar.
"Makasih Zhar...",
"iya, makasih juga Erra, kapan kapan kelompokan lagi", "gak mau,
kalian nakal, haha, iya iyaa..." Azhar tertawa kecil lalu segera ia pergi
meninggalkan Erra yang tiba didepan kostnya itu. "Sampe segembira itu si
Azhar", "Eh, kaget aku Mar, haha, ya gitu deh..." Maria ternyata
sudah membuka gerbang kost itu, Erra dan Maria lalu segera masuk kedalam kost.
" Huft... capek Mar, haha", "Elu sih... dua cowok dituruti
juga...", "aku juga pengen Mar, seru tau kalau rame...",
"dasar kamu... gih sono istirahat", "bentar, kemarin gimana sama
mas Catur?", "hmm? ya gitu... namanya ngeseks ya gimana
lagi...", "iih, maksudnya maen berapa kali?", "ooh, dikamar,
terus di toilet juga...", "wah, sama, aku dikamar sama Leno dan
Azhar, ditoiletnya pas mandi tadi pagi ngeseks bareng Azhar", "wah,
enak di Azhar tuh", "hahaha... Beneran kan punya mas Catur gede
banget?", "i... iya Er, buset deh", "haha, punya Leno sama
Azhar mah kalah, tapi kalau disodok bareng ya plus plus enaknya",
"aduh udah udah, sana istirahat" Maria mendorong Erra, dan cewek itu
segera pergi kekamarnya setelah tertawa. Maria kemudian baru mengingat kalau ia
belum mengangkat jemuran Erra dari kemarin, segera cewek itu pergi keluar, lalu
kelantai tiga. sesampainya diatas, segera ia mengangkat semua jemuran disana.
Maria lalu tertarik untuk melirik mas Catur dikamarnya, setelah dilihat dari
jendela, ternyata pria itu masih tertidur pulas, Maria tersenyum, mungkin catur
masih lelah karena adegan bersamanya kemarin. Setelah itu ia kembali kekamar.
Senin dan Selasa berikutnya, Erra dan
Maria kuliah seperti biasa, namun ada yang membuat mereka bertanya tanya.
Ketika tiba dikostan setelah kuliah, mereka melihat ada cewek yang sedang
berbicara dengan Catur. "Sore mas Catur", "sore Erra dan
Maria...", Cewek yang bersama Catur itu menoleh, Erra dan maria tau cewek
itu lebih muda dari mereka. "oh, jadi... ini mereka ya mas?",
"iya Evi, mereka habis kuliah", Erra dan Maria lalu mendekati cewek
itu. "m... kenalin kak, nama saya Evi..." Evi menjabat tangan Erra
dan Maria. "salam kenal, aku Erra", "aku Maria, kamu... temennya
mas Catur?" catur lalu mencoba menjelaskan, "Anu, Ini Evi, anaknya
pamanku, dia... mau tinggal disini juga", "hmm... kamu kuliah
ya?", "iya kak, di Univ *********, Sebelumnya ngekost sendiri, tapi
disuruh pindah kesini, katanya biar gak terlalu boros, hehe", "oh, ya
udah, selamat tinggal disini, ada mas Catur, semua aman dan menyenangkan, ya
gak mas?" kata kata Erra itu membuat Catur sedikit bingung, "haha,
i...iya betul", "hehe, makasih mbak Erra" Erra dan Maria tak
pernah berfikir kalau akan ada yang ngekost disitu juga, dan kini Evi datang
mengisi kamar 3 dilantai dua, yang memang kosong. Kini tampak Erra dan Maria membantu
Evi mengatur kamar 3 itu. setelah selesai, mereka bertiga duduk dan bersantai
dikamar itu. "huft, banyak juga barang kamu vi", "hehe, iya
kak", "Evi, kamu beneran saudaranya mas Catur?", "iya kak
Erra, kenapa?", "gak papa sih, kamu cantik banget tau",
"hehe, makasih kak", "semester berapa vi?", "semester
2 kak Maria, kalau kakak sekalian semester berapa?", "kita semester
6, gimana kampus kamu?" Mereka akhirnya mulai sibuk membicarakan bedanya
kampus mereka. "... sama juga sih, mungkin beda banyak mahasiswanya
aja", "iya, Vi, kalau butuh apa apa bilang kebawah ya",
"siap kak", "plus, kalau denger yang aneh2 jangan kaget"
Erra tampak berucap dengan santai, Maria tampak menyenggol temannya itu,
"Er, baru dateng udah nambahin yang aneh aneh", "hehe, maaf Mar,
ya udah, kami turun dulu ya vi", "hehe, iya kak, makasih
bantuannya" Erra dan maria segera turun kelantai satu, lalu masuk kekamar
masing masing. Mereka semua segera istirahat. Sedang dilantai tiga, Catur
senyam senyum sendiri, meski ia sudah merasakan nikmatnya menyetubuhi Erra dan
Maria, pria itu jadi kalut pikirannya, melihat Evi yang begitu menggemaskan.
Pria itu memilih mengurangi aksi berlebihnya dengan Erra dan Maria, supaya Evi
tak sampai berfikir yang aneh aneh juga.
Hari selanjutnya, Erra, Maria, dan Evi
sudah sibuk kuliah. Erra dan Maria berangkat bersama, sedang Evi kadang diantar
Catur atau dijemput temannya. Erra dan Maria sadar Catur sedikit menjauh, ya
memang takut Evi tau keganasan saudaranya itu. Erra dan maria jumat itu asyik
sendiri dikostan, malamnya mereka tampak sudah bersantai didepan rumah.
"Eh, mana si Evi Mar?", "tadi siang udah dibonceng sama mas
Catur", "kemana tuh?", "entah lah, eh itu mas Catur"
Catur malam malam itu baru tiba dirumah itu. "Mas Catur, kok baru
dateng?", "iya Er, habis nganter Evi pulang, ada acara
keluarga", "waah, aman nih brarti mas, hehehe", Catur mana bisa
menyembunyikan senyumnya, Erra memang tak bisa berhenti menggoda Catur.
"Haha, bisa aja kamu Er", "Bentar mas, masuk bentar, kamu juga
Mar", "eh, iya iya" Catur baru tiba sudah ditarik tarik menuju
ruang tamu. "Ngapain sih Er?", Maria tampak heran dengan tingkah
Erra, "haha, Mas Catur, aku boleh tanya?", "b...boleh tanya
aja", "Enakan mana mas, ngentot aku atau Maria?" Catur seketika
menelan ludah, pertanyaan tajam itu membuatnya bingung, "Waduh, Er,
itu...", "Erra, tanya yang bener dong" maria tampak jadi senyam
senyum, Erra malah tertawa, "hahaha, ayo mas, enakan mana deh, hihi"
Catur hanya duduk sambil mengelus rambutnya sendiri, tak lama ia segera berkata
sambil senyam senyum juga, "mm... kalian asyik semua kok, hehe",
"yaah, gak bisa dong mas, pilih satu, Aku atau Maria", "Erra,
maksa banget sih" Maria sedikit ragu, ia takut Catur memilih Erra, karena
memang temannya itu lebih ganas dan binal. "Bukan gitu Er, aku...",
"oh iya, kan ada Evi, mas catur belum ngentot Evi, jadi gak bisa menilai
ya?" Erra benar benar ngawur, Maria dan catur tampak kaget, "Erra!!
udah mas gak usah dijawab" Maria mengelus dahinya keheranan, tapi Catur
menjawab dengan lantang, "Iya Er, mungkin gitu, haha" Catur mengira
dengan menjawab begitu Erra akan setuju dan diam, "wah, kalau gitu,
ditunggu beritanya mas, kalau udah ngentot sama Evi, nanti pilih yang paling
asyik dan enak dientot ya mas, kalau gak gitu, gak boleh ngentot sama aku atau
Maria, hahaha" Erra tertawa lantang, Catur jadi malu, Maria geleng-geleng
kepala karena ketidak jelasan percakapan mereka. "haha, iya udah aku
istirahat dulu ya", "iya mas, mau aku temenin atau ditemenin
Maria?", "aduh, gak usah, ngerepotin jadinya, met malem ya..."
Catur segera keluar, lalu pergi kekamarnya untuk istirahat. "Erra, jahat
iih, malu tuh jadinya mas Catur", "loh, itu tadi motivasi Mar, jadi
nanti pasti dia mikir lagi", "mas Catur pasti pilih enggak lah",
"siapa bilang? pasti mas Catur mau coba toket montok ku lagi, jadi ia
harus ngentot Evi dulu, hihii", "Kege'eran kamu Er, yang bener itu...
mas Catur mau coba punyaku yang sempit nih, hahaha" Maria tertawa, Erra
malah tersenyum lebar, temannya itu ternyata bisa jujur juga, "hahaha, mau
lagi kan ngewe bareng mas Catur? dasar Maria, huuh", "eh apa sih Er,
haha" Maria dan Erra saling senggol, sambil tertawa lepas, setelah itu
mereka memilih untuk segera istirahat.
Esoknya, dihari sabtu itu, Catur sudah
terbangun, difikirannya sudah terisi imajinasi indahnya, saat dulu bersama Erra
atau Maria, dan juga imajinasi baru bila mencicipi Evi. Catur sesekali menampar
dirinya sendiri, ia tak bisa menghentikan pikiran itu. Catur bersantai dilantai
tiga, Maria tampak datang kelantai tiga untuk menjemur pakaian, "Pagi mas
Catur", "pagi Maria" maria memang hanya menjemur pakaian, tapi
Catur sudah merasa penisnya itu tegak didalam celananya, ya memang sabtu lalu
ia menyetubuhi Maria. "mas? sakit ya? kok tampangnya gitu?",
"eh, enggak papa Mar, hehe" maria masih bingung, namun kebingungannya
terjawab ketika cewek itu melihat kecelana Catur, dan memang terlihat ada yang
menonjol. Maria senyam senyum saja, "Udah mas, aku turun dulu",
"iya Maria" Maria segera turun kelantai satu, lalu menemui Erra yang
mendengarkan musik didalam kamarnya. "Er, aku kasih tau deh",
"duh, apa sih Mar?", "tadi pas aku diatas, ada mas Catur, terus
itunya udah bediri kayaknya, padahal aku gak ngapa ngapain, haha",
"Yee, seneng amat kamu Mar?", "eh, enggak kok, cuman ngasi tau
aja, udah lupain" Erra tersenyum, ia tau Maria memang tak mau kalah
dengannya, "bisa aja lagi mikirin tubuh mulus ku itu Mar, jadi gak usah
bingung", "Mana bisa? kan tadi aku yang diatas", "Ya
udah... biar aku tanyain deh...", "Heh, Erra, duh kamu ini..."
Erra tiba tiba sudah keluar kamar, lalu menemui Catur dilantai tiga. "Mas
Catur...", Catur yang tadi melamun itu jadi kaget, "Eh,
Erra...", "kok diem aja mas... gak main kebawah?", "eh,
anu, lagi santai aja kok", "kan lebih enak kalau dibawah...",
"iya sih, tapi..." Erra tersenyum, cewek itu juga menyadari Catur
penisnya tegak dicelana itu. "Halah mas, udah tegak itu... jangan dibiarin
aja..." Catur jadi malu, tangannya direntangkan disekitar celananya itu,
"Aduh, enggak kok Er, haha" Erra malah makin centil, ia mendekati
Catur itu. "Mas Catur? aku punya ide nih", "aduh, ide apa
Er?", "Nanti malem, kita ngeseks bareng yuk, sama Maria juga, tapi
gantinya mas Catur harus ngentotin si Evi segera, gimana? haha" Catur
pikirannya bercampur campur, apalagi sicantik Erra itu begitu dekat dengannya,
belahan dada yang menggoda itu memperburuk fikiran Catur. "Aduh, mm...
jangan Er, Evi kan saudaraku juga", "ooh, ya udah, fix, mas Catur gak
mau ngentot sama Erra dan Maria..." Erra beralih dan berjalan menjauhi
catur, "Aduh, Erra", "Kalau berubah fikiran, nanti turun ya mas,
kita asyik asyikan bertiga, daah..." Erra segera turun kebawah,
meninggalkan Catur yang tampak semakin bingung itu.
"hahaha, maria maria...",
"g...gimana Er?", "kepo deh, hihii"," huuh, jangan
gitu dong", "iya iya, tadi aku nego sama mas Catur, kalau beneran
masih mau ngentot lagi sama aku... next time dia harus ngentotin Evi,
hahaha", "Buset dah strategimu Er", "gimana? mantep toh? eh
tadi aku juga bilang kamu mau ngentot sekalian, haha", "Gila Er, yang
bener ah!", "hehe, tapi tadi mas Catur nolak, tunggu aja, nanti malem
juga minta jatah tuh, haha..." Erra segera kembali kekamarnya, Maria
tampak masih berfikir, ia senyam senyum sendiri, entah apa yang akan terjadi
nanti malam, Maria juga segera pergi kekamarnya. Catur masih bingung seperti
orang kehilangan barang berharga, pria itu tak tau mana pilihan yang benar.
Sampai Siang Catur pontang panting kebingungan dilantai tiga, akhirnya pria itu
memilih tidur saja. Erra dan maria juga segera istirahat, mereka semua
mengumpulkan tenaganya masing masing.
Sore itu, Erra dan maria sudah bangun,
sudah mandi, juga sudah mulai menyiapkan diri, Erra memang seratus persen tau
pasti catur turun malam itu, Maria tampak sedikit ragu, tapi ia juga ingin ikut
andil. Hari sudah mulai gelap, Erra sudah memakai tanktop dan celana pendek
saja, ia duduk manis diruang tamu. "maria...", "iyaa",
"sini kedepan", "Ngapain?", "Ya nungguin mas
catur", maria tak menjawab, Erra tersenyum saja, ia setia menunggu Catur
diruang tamu itu. Waktu berjalan terus, dan Erra yang sempat bosan menunggu,
akhirnya tersenyum lebar, "Hai Erra", "Mas Catuuur!! Yeey"
Erra beranjak dan langsung memeluk catur, tentu Pria itu jadi tersenyum senang.
"Aduh, Erra...", "hehe, jadi... mas Catur malem ini mau
kan?", "anu... itu..." belum sempat selesai menjawab, Maria
tampak keluar dari kamar, Catur seketika meleleh hatinya, Erra yang begitu
menggoda sudah cukup membuatnya senang, kini Maria datang dengan begitu
mempesona dalam balutan baju tidur. "Eh, Mas Catur...", "Cute
banget Mar, gemeees, mas Catur pasti lebih gemes lagi" Erra mengelus pipi
tembem milik Maria, catur hanya bisa komat kamit menyembunyikan kegembiraanya.
Catur kemudian duduk disofa diruang tamu itu, Erra dan Maria juga ikut duduk.
"Mas Catur, fixnya milih apa mas? Maria pengen tau tuh" Erra yang ada
dikiri catur itu sudah kebelet, catur memberanikan diri menjawab. "ya,
malam ini, aku puasin kalian deh, hehe", "Yang bener mas?",
"i... iya Mar, Aku... gak bisa nolak lagi...", "Asyiiik...
cup... gitu dong mas Catur, Erra jadi seneng", Erra mencium pipi Catur
itu, pria itu jadi mulai merasakan kemenangan, "hehe, jadi...mmh!",
"cup..mmh...aahmm...mm...cup" maria tiba tiba mencium bibir Catur,
lalu mencumbu pria itu, Erra tampak keheranan, Maria ternyata malah sudah nakal
duluan, "Aseek, bales mas, Maria udah pengen tuh..." Erra memeluk
catur tepat disebelah kiri pria itu, Maria yang ada dikanan itu sudah membuat
Catur sibuk membalas cumbuan mesrahnya. "mmm...cup...mm... Maria...",
"mm...cup... mas Catur... aku... cup...mmm" maria wajahnya memerah,
sembari terus mencumbu Catur. Erra menggigit bibirnya sendiri, cewek cantik itu
kini menggesek gesekan buah dadanya dibahu Catur. belum beberapa menit, Erra
memegang dagu Catur itu, lalu digerakan sehingga catur kini menghadap kekiri,
"aku juga mau dong... mmm...cup...mm...mmhmaah", "cup...mm...
Iya Erra...mmm" Kini Catur ganti bercumbu dengan Erra, Maria tampak
mengelus elus bagian menonjol yang terpampang dicelana milik Catur itu. Catur
tak bisa mengungkapkan rasa yang indah itu, saat dua mahasiswi cantik sibuk
memberikan rangsangan padanya.
"mm...aah... main dikamar aja yuk
mas...", "dikamarku aja...", "enggak dikamarku aja",
Erra dan maria tampak sibuk berebut memilih kamar, Catur benar benar heran,
"mm... Erra Maria, dikamarnya Evi aja gimana? eeh..." catur tau ia
mengucapkan kata yang salah, tapi itu membuat Erra dan Maria setuju,
"betul tuh mas, Ayo!" Erra dan maria kini berjalan kelantai dua
dengan catur, lalu mereka sudah tiba didepan kamar Evi, catur yang punya kunci
tambahan itu segera membuka pintu kamar Evi, setelah itu mereka segera masuk
kedalam. Tanpa diminta, Erra dan Maria sudah langsung melepasi semua pakaian
yang ada ditubuh Catur. Setelah itu pria itu dirobohkan kekasur. "Bener
banget mas, kamarnya Evi kan lebih gede dari kamar kita", "Untung
juga udah ditata", "i...iya, aduh, kalian..." Erra dan Maria
berebut mengocok penis tegak yang besar milik Catur itu, "aku dulu dong
Mar", "gak mau...", "Hih, kamu kan udah sabtu lalu",
"kamu juga udah pernah" Catur melihat Erra dan Maria kembali beradu
argumen, tapi mereka juga terus mengocok penis besar pria itu. Catur benar
benar gembira, tak salah ia memilih menjadikan rumah itu kost untuk cewek.
"Aduh...ooh... udah bareng aja, gak usah berebut...uuh", Erra dan Maria
lalu tersenyum, mereka kemudian menjulurkan lidahnya, dan bergantian menjilati
kepala penis catur yang sudah basah oleh cairan bening, "mm...bener mas
catur ya..mm... hehe", "mm...mhlleh...cup... iya, adil banget...
mm...oohmmgh ... mm... mmm....", "looh, maria jahat, udah main emut
duluan..." Maria tiba tiba mengulum penis Catur dengan mulut manisnya,
tentu catur merasakan kenikmatan berlebih, "oouh... Maria...uuh",
"mm...mmh..oohghm...sluurp..mm", Erra tak mau diam, cewek itu
akhirnya berpindah, ia membuka bajunya, juga melepas bhnya, lalu ia menempelkan
buah dada montoknya didada Catur, lalu digesek gesekan dengan begitu asyik,
"mmh... mas Catur, enak gak nih?", "ooh... enak banget Er, ah...
maria juga..ooh", "mmh... hehat hya mahsh...mm..." Catur tak
pernah berimajinasi bila Erra dan maria akan bersamaan memuaskan dirinya itu.
Erra kemudian menangkap tangan catur, lalu diletakan dibuah dadanya, "Mas
catur, remas toketku yah, ooh..." catur sudah begitu asyik meremas buah
dada montok milik Erra itu, begitu kenyal, juga menghipnotis. "ooh... luar
biasa... aku mau...mm..cup...mm...cup..." Catur kini mengarahkan buah dada
Erra kemulutnya, dan segera puting coklat milik mahasiswi itu sudah sibuk
dicium, juga dipilin dengan nikmat, sesekali ia hisap hisap juga, "Ah...ooh...
asyik mas terus... oooh", Erra menikmati sekali usaha Catur itu, memang
adegan itu sungguh ia tunggu. "mmh...mm...mmh... curang Erra,
haha...mmm", "oooh... udah mar lanjut gih, mas catur gak mau setengah
setengah, haha... aahn", "cup..mm...mhhmm...ssp...mmm ooh
nikmatnya..." Catur terus menikmati aksinya, beberapa menit itu ia sibuk
mengurus Erra, selagi penisnya diemut Maria. "mm...cup...ooh... maria...
aku...", "mm...mmh! mghgh!" Croot croot crot, Sperma dari penis
catur menyembur mengisi mulu Maria, "Wah, udah keluar mas?",
"ooghmh...mmh...gleeg...uhuk...oohg... mmh... banyaknya... mm...mm...
sluuurp...aku habisin bentar mas...mm...mlaah...aah..." Maria menelan
habis sperma Catur itu, setelah itu penis yang lemas itu dijilati sampai
bersih.
Erra dan maria lalu berdiri, mereka
segera melepas semua pakaian mereka. Catur segera terperanga saat melihat dua
cewek cantik itu telanjang bulat, siap untuk memuaskannya. "Gih Mar, tuh
punya mas Catur udah tegak lagi, minta masuk memek, haha", "mmh...
iya...mmh...Aaahn!" Dengan cepat Maria sudah berdiri diatas penis catur
itu, lalu saat ia menurunkan tubuhnya, vaginanya segera terisi penis besar
milik Catur itu, "oooh... Maria...ooh...", "hehe, aku mau... mas
Catur isep punyaku...mmh..." Erra tiba tiba jongkok diatas wajah Catur
itu, segera saja vagina basahnya membuat Catur terhipnotis, lubang basah itu
tanpa diminta sudah dijilat dan dihisap oleh mulut Catur,
"ooh...mm..sssp...slruup...mm... mmhlahm...mm", "Aahn... asyik
mas, terus...oooh..." Erra menikmati vaginanya dihisap, dan Maria tampak
sudah melompat lompat sambil penis besar milik Catur menusuk vaginanya,
"mmmh... ah ah ah...ooohn", "ssh...aahn... sini Mar,
cup..mm" Sambil vaginanya dihisap, Erra tampak menciumi buah dada milik
Maria, ia juga meremasi buah dadanya sendiri. beberapa menit kemudian, catur
memang menikmati aksi minumnya, juga tak perlu susah menggerakan penisnya yang
otomatis menyetubuhi Maria itu. "aahn... Maria udah hmmh" Erra
mengangkat tubuh Maria, lalu dirobohkan kekasur, Erra kini menindih temannya
itu. "Erra, aduh...mmh", "Mas Catur, sekarang aku
dong..ooh" Catur kini bangkit, ia melihat Erra ada diatas Maria, dan
vagina mereka yang basah itu berhadapan, diantara paha mulus dua mahasiswi
cantik itu. "Siap Erra...mmh...ooooh... masuk deh...uuh" Dengan cepat
kini Catur mengisi vagina Erra yang lebih longgar dari punya Maria itu,
"aaahn... ayo mas Disodok..ooh..ooh..mmh... aahn!", Catur memegang
pinggul Erra, dan kini pria itu menunjukan kejantanannya, penisnya itu bergerak
maju mundur, mempenetrasi vagina milik Erra itu. "Wow, belum pernah aku
liat kamu kayak gini Er, cup..mm..mm" Maria tampak kini mencium dan
mencumbu Erra, yang memang ada diatas tubuhnya.
"mm...cup...mmaah...aahn...mm", Catur terus menusuk vagina Erra
dengan penis besar itu, tubuh montok mahasiswi itu bergoyang, buah dadanya yang
montok itu bertemu dengan gundukan kenyal milik Maria, kedua cewek itu tubuhnya
saling beradu dan bergoyang, Catur begitu gembira dan terpesona dengan apa yang
ia lihat dan juga ia lakukan. "oooh... mmh... aku tusuk punya Maria juga
deh...mmh... ouh" Dengan mudah catur mencabut penisnya, lalu dimasukan
kevagina Maria yang ada dibawah vagina Erra, "cup...aahn... mas
Catur..oooh" Maria sempat kaget, karena ia sekarang disodok lagi vaginanya.
"Hebat mas catur, gali lobang tutup lobangnya seru...
cup...mm..oohm.." Erra sempat terpesona juga, lalu ia segera kembali
mencumbu Maria, agar cewek itu tak mengerang keras keras. "oooh... liat
deh, aku bisa gesek punya kalian berdua... ooh... nikmatnya...", "kyaah...aahn..mm",
"Hebat mas Catur...ooh...aaahn" Catur kini malah menggesek bibir
vagina milik Erra dan Maria, penis besar itu bisa menggesek dua wanita itu
dengan mantap. Menit demi menit Catur lama lama makin cepat menyetubuhi Erra
dan Maria, ia tak perlu menyembunyikan keganasannya lagi, ia menikmati sekali
adegan threesome itu.
"Ooh... mas catur... gila
...aahn", "Auuh..ooh... mmh..." Erra dan maria terus mendesah,
dan Catur sudah benar benar menikmati. "ooh... Erra, Maria... aku mau
klimaks.. ini mmh..." Catur roboh kekasur, Erra dan Maria yang masih
terengah engah nafasnya itu segera bangkit, lalu mereka mengocok penis besar
milik Catur itu bersamaan. "Ayo mas, keluarin semua", "iya, aku
mau mas...", "Aaahn... terima kasih bidadari bidadari... oooh!",
"Kyaah" Croot croot croot, sperma menyembur dengan hebat, mengarah
kewajah Erra dan maria itu, juga tumpah ketangan dua mahasiswi itu.
"mmhah... banyaknya...mmm", "mm... lezat... hehe",
"oooh... ampun... luar biasa banget kalian...", "hehe, gimana
mas? asyik kan?", "hooh... iya Erra... uuh", "mas Catur
pasti mau lagi, hehe", "mmmh... kalau kalian mau sih, hehe",
"tapi janji ya... Evi harus mas Catur entot juga", "mmh... iya
iya, untuk kalian apa aja deh", "haha, mau aja mas diakalin
Erra", "apa sih Mar, haha, ayo main lagi mas....aahn",
"lanjut nih? ooh...mm", "Sampai kalian puas deh...ooh...
ayo..." Catur benar benar bahagia, Erra dan Maria malam itu benar benar
menjadi pemuas hasrat seksnya, catur menyetubuhi Erra dan maria tanpa ada ragu,
Catur hanya perlu memastikan ia mengurus Evi setelah ini.
atikelnya bagus sekali saya suka dengan uraian dan penjelasan dia atas
ReplyDeleteseperti saya melakukanya sendiri, tips nya bagus saya juga mempunyai tips untuk kejantanan saya perkenalkan nih obat kuat
herbal yang aman dan bermanfaat untuk anda gunakan menambah libido gairah
seksual dan kejantanan pria sejati terdapat di dalamnya coba deh kamu coba obat kuat herbal kejantanan ini
http://goo.gl/nHxz3P
obat kuat herbal ini bermanfaat dari
dalam untuk menjadikan anda dtrong bertahan lebih lama dari pada kekuatan istri
anda menahan muncratan sampai orgasme silahkan kunjungi disini
obat kuat herbal
ReplyDeleteAyo Segera daftarkan diri anda kepada kami Liga178
Nikmati Promo dan Bonus menarik hingga 100%!!
Jangan ketinggalan daftar sekarang juga!!
www.liga178.info/daftar
ReplyDeleteAyo Segera daftarkan diri anda kepada kami Liga178
Nikmati Promo dan Bonus menarik hingga 100%!!
Jangan ketinggalan daftar sekarang juga!!
www.liga178.info/daftar
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate