Vera
yang merasa sudah fit itu segera bersiap untuk mencari pekerjaan, tapi sebelum
itu Vera memilih mengontrakkan rumahnya itu, dan pergi keluar kota saja, ia sadar
dikotanya sekarang pasti ia tidak bisa mendapat pekerjaan(Cerita sebelumnya,Klik Disini).Vera segera mencari
tempat kost dikota tujuannya melalui internet. Vera menemukan sebuah kost yang
dikhusukan untuk perempuan single dengan usia 25-30 tahun, ia pun memilih untuk
tinggal dikost itu. Setelah transaksi selesai, Vera segera mengemasi barangnya
dan kemudain berpamitan kepada tetangga dekatnya. "Pak Darji, Bu Dian,
Saya titip rumah saya, tolong diatur sendiri tentang sistem kontraknya",
"Iya mbak, saya jamin aman, nanti uangnya biar kami kirim ke atmnya mbak
Vera. Suami saya pasti bisa mengaturnya dengan baik" Vera melihat Pak
Darji tidak seperti saat sedang mencoba menikmati air susunya, pria itu lebih
memperhatikan istrinya. "Iya, mbak Vera tenang saja, oh iya, mbak vera
bisa ambil motor saya sebagai ganti kepengurusan rumah ini", "Wah,
terima kasih pak, terima kasih bu", "Iya mbak, kan mbak Vera sudah
seperti anak saya, iya gak pak?", "oh, itu, iya iya, begitu mbak
hehe" Vera tersenyum melihat pak Darji seperti kebingungan. Motor pak
Darji lalu disiapkan, dan barang barang Vera segera dinaikkan. Sebelum pergi
pak Darji mendekati Vera dan memberikan sesuatu. "Mbak, tolong ini dibuka
dan diperhatikan ya, penting ini", "Apa ini pak?", "Sudah
nanti saja bukanya, kamu berangkat saja", "Iya pak, Terima kasih,
saya berangkat Dulu". Vera lalu pergi dengan motor pak Darji, membawa
barang bawaannya. Pak Darji tampak begitu sedih, entah karena ditinggal Vera,
atau karena tidak bisa menikmati tubuh janda muda itu lagi.
Dalam
perjalanan, Vera sempat berhenti untuk istirahat, ia membuka kotak dari pak
Darji tadi, ia menemukan ada surat didalamnya. "Mbak Vera, agar tubuh mbak
Vera tetap sehat, kalau bisa terus dirawat buah dadanya, air susunya
dikeluarkan, atau kalau bisa menyusui lebih baik, dan juga kalau bisa cari
pasangan baru, agar ada yang membantu mbak Vera,hehe, sepertinya mbak Vera
lebih terbiasa begitu, selamat jalan" Vera tersenyum, ia berfikir
tetangganya itu memang sangat baik, karena sering sekali membantunya, juga
sangat memperhatikannya.
Siang
itu perjalanan masih jauh, Vera memilih beristirahat disebuah warung, warung
itu sepi sekali, dan menu utama diwarung itu adalah mie ayam. "Permisi
pak" Tampak diwarung itu pemiliknya adalah seorang laki-laki, " Iya
mbak, mau makan ya?", "Iya pak, mm.. saya pesan mie ayam dan es teh
saja pak", "Iya mbak, tunggu sebentar" Vera lalu duduk dan
menunggu. Beberapa menit itu Vera sempat merasa buah dadanya itu sudah terisi
penuh, tubuhnya begitu berat, Janda muda itu kini bingung harus mengeluarkan
air susunya. Setelah hidangan sudah tiba, Vera segera menghabiskan hidangan
itu. Setelah makan, Vera menemui pemilik warung itu dan segera membayar.
"huuft... Berapa pak semua?", "8000 mbak sama tehnya, mbaknya
sakitnya?", "Ndak pak, cuma ada yang ngganjel aja", Pemilik
warung itu mulai melihat tubuh Vera yang montok itu, "kenapa mbak? mbak
nya sehat sehat aja sepertinya", "mm...pinjam Gelas saja pak",
"Buat apa mbak? mau minum lagi?", "Ndak pak, saya mau
mengeluarkan air susu dari buah dada saya" Pemilik warung itu sempat
kaget, Vera dengan lugunya mengucapkan kalimat itu. "Loh, sedang menyusui
toh mbak?", "Iya pak, tapi sudah sendiri, tidak bersama anak
saya", "Ooh, ini mbak gelasnya", "Terima kasih pak"
Vera masih bingung, ia melihat kekanan dan kekiri, seperti mencari tempat yang
sesuai. "Mbak, kedalam saja, kalau didepan nanti ganggu yang lain, nanti
yang lewat nonton semua", "Iya pak, maaf mengganggu",
"Silahkan mbak" Pemilik warung itu mengajak Vera masuk kedalam.
"Mbak
ini namanya siapa?", "Saya Vera pak", "Oh, saya Heru, nah,
silahkan disini saja mbak". Vera lalu ditinggal, sepertinya Heru menuju
kedepan, dan menutup warungnya. Vera kemudian mengeluarkan buah dada kirinya
dari dalam baju. Kembali janda muda itu bingung, saat ia berusaha meremas buah
dadanya, juga memencet putingnya, air susunya tidak mau keluar. "Kok gak
keluar mbak?" Vera baru sadar, Heru ternyata sedari tadi sedang menonton
buah dadanya itu, Pria itu tampak tenang saat melihat buah dada montok Vera.
"tidak tau pak, padahal lusa bisa keluar air susunya...",
"Memang kemarin bagaimana kok bisa keluar?", "Tetangga saya yang
meremas pak, dia juga minum, jadi saya masih bingung" Heru tampak kaget,
ia menutup mulutnya sambil menggelengkan kepala. "mmm... begitu ya mbak,
kalau saya bantu gimana?", "Jadi ngerepotin pak", "loh gak
papa, demi mbak Vera juga", "Iya deh pak, pak Heru bisa nyusu
tidak?", "mmm... pasti bisa deh", "kalau begitu silahkan
pak" Vera menghadapkan Buah dada kirinya kearah heru. Pria itu pertama
masih ragu, namun akhirnya ia berani mendaratkan tangannya dibuah dada kenyal
milik Vera. Heru mengelus elus buah dada itu, sambil sesekali meremasnya.
"wah, mulus banget ya mbak, kalau yang kanan dikeluarkan juga
gimana?", "Begini pak?" Vera langsung mengeluarkan buah dada
Kanannya. Kini Heru melongo melihat kedua buah dada montok Vera itu. Tangannya
segera menempel di kedua buah dada itu, kini ia dengan sigap meremas buah dada
sintal Vera. Heru merasakan tangannya begitu nikmat meremas dan menggoyangkan
buah dada montok janda muda itu. Beberapa menit kemudian air susu menetes dari
puting merah muda Vera. "Itu mbak, sudah keluar", "Wah, iya
pak" Vera mengambil gelas tadi, dan menaruhnya dibawah buah dadanya. Heru
lalu memencet puting merah muda Vera, tetes demi tetes Air susu janda muda itu
mengisi gelas. "Mbak, itu buah dada kirinya silahkan diperas
sendiri", "Iya pak, mumpung sudah keluar" Vera meraih buah dada
kirinya, diremasnya denga kuat, tetes demi tetes air susu mengisi gelas itu
lagi. "Mbak Vera... saya...minum air susu yang di buah dada kanan
boleh?", "Iya pak, silahkan, memang itu yang bagus" Heru
langsung melahap puting kanan Vera. Puting merah muda itu dijilat dan ditarik
tarik oleh Heru, mulut pria itu mulai terisi air susu Vera. "mmm...slruup...mmm...segar
juga ya mbak air susu perempuan itu... mmm", "mmmf....kan sebenarnya
buat bayi pak...uuuh...", "mmm...slruup...cup...mmmm... kalau buat
orang dewasa juga bisa kan mbak?", "uuh...mmmf...ssh...iya pak".
Entah
kenapa Vera merasa buah dada kirinya masih berat, karena memang ia memeras
sendiri air susunya, gelas itupun masih belum penuh juga, padahal buah dada
kanannya sedari tadi diremas dan puting kanannya sudah mengalirkan air susu
dengan deras kedalam mulut Heru. "Pak Heru, sekalian yang kiri pak, sssh...
kalau saya sendiri lama selesainya..." Heru langsung meraih puting kiri
Vera. Pria itu lalu menggencet kedua buah dada Vera, dan memasukkan kedua
puting merah muda Vera itu kedalam mulutnya. Tangan pria itu mulai meremas buah
dada Vera dengan kuat, kedua puting Vera juga terus dijilat dan ditarik tarik.
Air susu mengalir dari kedua puting Vera kedalam mulut Heru.
"sssshhh....aaaahn...terus pak...oooh...",
"mmm...slruuup...sssh....mmm...cup...slruuup" Beberapa menit itu buah
dada Vera ditangani oleh Heru. Setelah kenyang oleh air susu Vera, heru
berhenti. "Mbak Vera, sudah kenyang saya", "kalau begitu sudah
pak, terima kasih ya" Vera memasukkan buah dadanya kedalam bajunya lagi.
"Sudah mbak Vera gak usah bayar, sudah digantikan air susunya tadi",
"ooh, begitu ya pak, ya sudah pak, terima kasih" Vera sudah merasa
lega, ia kembali kemotornya, dan melanjutkan perjalanan.
Setelah
menempuh perjalanan panjang, akhirnya Vera sampai dikota tujuannya, sesampai
ditempat kostnya, Vera segera menurunkan barangnya. "Mbak Vera ya?"
tampak seorang pria sudah menunggunya didepan tempat kostnya itu. "Iya
pak, pasti ini pak Arif", "betul sekali, salam kenal", pria itu
menyalami Vera, sepertinya dia itu adalah pemilik kost tersebut.
"Tempatnya cukup sepi ya pak", "Iya, disini juga hanya ada 1
kamar kost", "Loh, terus kamar itu kosong pak?", "Tidak,
didalam sudah ada 1 orang", "terus saya bagaimana pak?",
"tenang, kamarnya cukup besar, didalamnya ada 2 kasur kok, jadi memang
didesain untuk 2 orang", "Oh, kalau begitu bagus pak",
"Mari mbak Vera, silahkan langsung kedalam" Pak Arif tampak senang
sekali, dari raut wajahnya seperti ia mendapat hadiah doorprize. Vera lalu
masuk kedalam membawa barang bawaanya. Kamar kostnya itu ternyata ada didalam
rumah pak Arif. "Kamarnya dilantai dua mbak" Sesampai dilantai dua,
Vera membuka pintu kamar itu, dan ternyata didalam kamar itu ada seorang
perempuan. "Silahkan masuk mbak Vera, Mbak Nat tolong dibantu"
Perempuan itu lalu berdiri. Vera cukup kagum, perempuan itu tampak persis sepertinya,
putih mulus dan montok, serta memiliki buah dada besar. Barang bawaan Vera itu
segera dibawa masuk.
"Perkenalkan,
namaku Natasya", "Salam kenal, aku Vera", Pak Arif tersenyum
senang melihat mereka berkenalan, "Kalian memang cukup mirip ya, Vera
umurnya berapa kalau boleh tau?", "Saya 27 tahun pak",
"wah, sama dengan Nat, haha", "Wah, mungkin kita juga senasib,
ya ndak Vera?", "bisa jadi, haha" Setelah mengijinkan Vera
tinggal sekamar dengan Nat, pak Arif meninggalkan kamar itu, “Permisi ya, saya
tinggal dulu”, “Iya pak” Vera dan natasya kini telah menjadi teman baru. Vera
dibantu oleh Nat mulai merapikan barang bawaannya. "Ver, kamu ngekost
karena apa nih?", "Aku mau cari kerja, karena aku sekarang hidup
sendiri", "Memang kamu biasanya sama siapa?", "Dulu aku
sudah menikah, sekarang suamiku sudah pergi dengan anakku", "waah,
kok bisa senasib sih Ver?" Vera cukup kaget, pernyataan Natasya sebelumnya
tadi bukan hanya candaan. "Kamu juga ditinggal suamimu ya?",
"Iya, persis kasusnya, wah memang kita ini banyak yang sama",
"Haha, senang bisa sekamar sama kamu" Vera dan Nat kini mulai
menemukan kesamaan, mereka berdua melanjutkan bercakap-cakap setelah menata
barang bawaan Vera. Setelah beberapa menit bercakap cakap, tampak Natasya
meninggalkan Vera keluar. Vera menyelesaikan menata kamar serta barang
bawaannya itu.
Malamnya,
Vera memilih untuk berangkat mandi. Vera merasa buah dadanya sudah penuh lagi.
Beberapa menit kemudian, Nat datang dari luar, tampak buah dadanya sama besar
dan montok seperti milik Vera. "Dari mana Nat?", "Dari keluar,
sekarang waktunya ngurusin buah dada nih" ucap Natasya sambil
menggoyangkan buah dadanya. "Loh, kenapa buah dadamu?", "kan aku
seharusnya menyusui, jadi harus aku
keluarkan susunya", "waah, sama juga tuh, aku juga harus mengeluarkan
air susuku", "Wah wah, kamu ini, peniru, haha", "Aku masih
gak bisa memeras buah dadaku sendiri tapi, huft", "Ya elaah, terus
biasanya gimana? ada yang bantuin gitu?", "Iya, aku baru dari minggu
lalu mulai sih", "haha, Aku bantu deh, gimana?", "Iya deh,
tolong ya, kamu kayaknya udah ahli, haha", "Sip, yuuk cin" Lalu
tanpa malu Vera dan Natasya melepas pakaian mereka. Tampak dua janda muda itu
begitu mulus dan montok tubuhnya.segera mereka menuju kamar mandi.
Nat
menyalakan shower, dan air mulai membasahi tubuh mereka berdua. "Kamu
disitu ver, ikutin aku ya", Nat sudah duduk sambil memegang kedua buah
dadanya. "Gini ya nat?" tampak Vera menirukan Natasya. "Sip
sekarang kamu remas kuat buah dadamu, kayak gini" Natasya meremas kedua
buah dadanya, ekspresi wajah natasya membuat Vera tau kalau remasan tangannya
harus kuat. Vera segera menirukan Natasya, Ia pegang buah dada montoknya, lalu
diremasnya kuat kuat. "Perhatikan aku ver, kamu terus ikutin ya",
Vera dan Natasya terus meremas dan menggoyangkan buah dada montok mereka,
dengan saling pandang. Tubuh mereka juga terus dibasahi air dari shower.
Beberapa menit itu Vera merasa dirinya sudah menirukan Natasya dengan baik.
Natasya yang sedari tadi memandangi Vera sambil menggigit bibirnya itu mulai
mendekat, "Ver, coba deketan, tempelin buah dada kamu sini" Vera
mendekat, kini buah dada montok Vera dan Natasya saling bertabrakan, Benda
bundar kenyal itu terlihat begitu serunya bertabrakan. Vera merasa Natasya
mendorong dirinya, janda muda itupun mengikutinya. Buah dada mereka semakin
erat bertabrakan, mereka juga terus meremas buah dadanya. Sensasi yang Vera dan
Natasya itu membuat mereka berdua terengah-engah. Puting mereka yang mengeras
itu bertabrakan, juga berputar putar karena saling tabrak. "mmf...Nat,
lucu deh rasanya...", "Kalau ada kamu, jadi seru mainnya...mmmf"
Mereka berdua tersenyum, sambil terus berinteraksi.
Beberapa
saat kemudian, Air susu mengalir dari puting Vera dan Natasya. "Udah
keluar tuh ver, hehe", "Iya, mantap deh" Mereka terus menabrakan
buah dadanya dengan hebat. Air susu itu menetes dan juga muncrat kemana mana,
karena puting keras mereka terus bergerak dan terangsang karena remasan dan
goyangan hebat mereka berdua. Natsya tiba tiba meraih buah dada kiri Vera, dan
menyedot putingnya. Air susu Vera diminum oleh Natasya, Vera sempat mendesah,
tak mau kalah ia meraih buah dada kiri Natasya, dan meminum air susu lawannya
itu. Karena saling sedot puting lawan mainnya, tubuh mereka jadi lemas.
"Ver, mmm....slruup...mmm...kamu tiduran aja deh..",
"mmm...slruupp...mmm...knapa?", "udah
cepet...mmm...slruupp...aaahn" Air shower dimatikan. Vera lalu merebahkan
tubuhnya dilantai, Natasya pun mengikuti. kini mereka berdua saling berhadapan
dilantai. Natasya menghisap puting Vera dengan hebat, tentu Vera mengikuti ulah
teman sekostnya itu, Kini mereka terus menikmati air susu asli dari buah dada
mereka, Natasya dan Vera juga meremas dan menarik narik buah dada lawan mainnya
itu agar air susu dari buah dada mereka dapat mengalir dengan deras mengisi
mulut mulut indah janda janda muda itu. Beberapa saat kemudian, Natasya
merangkul erat Vera, kini buah dada mereka yang masih meneteskan air susu itu
saling bertabrakan. Bedanya kini Natasya mencium bibir Vera, lidahnya bergerak
berputar putar. Vera tak mau kalah, ia peluk erat Natasya, juga membalas lidah
nakalnya itu. Kini Vera dan Natasya sibuk merasakan sensasi luar biasa, dimana
mereka tanpa sadar menikmati hubungan sejenis. Janda janda muda itu terus
bercumbu sambil menabrakan buah dada mereka.
"mmmf...cup...mmm...slruup...mantep
deh ver....oommmf", "iya nat...mmm...cup...slruup... mmm...
seru...uumf" Mereka semakin asyik berciuman. Tangan Natasya mulai bergerak
dan memencet puting Vera, sebaliknya Vera pun mengikuti dan memutar mutar puting
Natasya. Tangan mereka berdua mulai basah oleh air susu, mulut mereka berdua
sudah bercampur air liur. Tanpa sadar lubang vagina mereka berdua sudah basah
kuyub. "mmm...slruup...ver...memek kamu pasti basah, sini..." Natasya
memasukkan tangannya kedalam lubang vagina Vera, dan jari jarinya bergerak
menggesek lubang itu. "Aaahn... mmm...cup..slruup...kamu juga kan
Nat...mmm... nih" Vera membalas Natasya, tangannya juga beraksi, Jari jari
Vera sudah masuk dan mengobok obok memek Natasya. Sungguh luar biasa, janda
janda muda itu masturbasi bersama, dan terlihat begitu menikmati. "Ahhn,
ver, uuuhf...mmm...slruupp..ooh",
"Nat...ouuuh...mmmf...sss...slruup...mmm" Buah dada mereka masih
bertemu, dan air susu mereka terus menetes. Lubang vagina dan mulut mereka berdua
juga tidak henti dipuaskan oleh birahi. Persetubuhan sejenis itu berlangsung
terus, sampai mereka berdua pun klimaks. "Nat, aku gak kuat",
"sama, barengan ya keluarnya oouuh" Cruut cruut cruut, Air surgawi
janda janda muda itu keluar dari lubang kewanitaannya. Vera dan Natasya pun
merasakan tubuh mereka bergetar setelah klimaks tadi. Beberapa saat kemudian
mereka menyelesaikan kegiatan mandi mereka, dan segera memakai pakaian tidur.
"Seru
banget tadi Nat, kamu belajar dari mana sih?", "Aku sih penuh
pengalaman, nanti kamu aku kasih tau lebih deeh", "Hehe, Oke dah,
tidur deh", "Sip, Ver, aku saran boleh?", "hmm? apa
nat?", "Besok pagi jangan kaget", "Ooh, oke deeh…"
Vera mengira Natasya akan mengajaknya bermain dikamar mandi lagi, namun Natasya
tampak tidur dengan tenang, dengan wajah serius menunggu besok pagi.
Part 4: Klik Disini
Part 4: Klik Disini
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terupdate
Berita Bayern Munchen
Berita Terkini
Berita Terupdate
Agen Judi 75pkgames
ReplyDeleteAgen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Agen Judi Sbobet
Agen Judi Casino Online
Agen Judi Ibcbet
Andy "/rif" Dilanda Rindu Usai Terima Ucapan HUT dari Anak
Duterte Ancam Akan Usir Seluruh Diplomat Uni Eropa dalam 24 Jam
Pergi untuk Kembali, Lagu Terakhir Djarot Saat Perpisahan
75PKGAMES TANGKAS ONLINE