"...berapa harganya?", "harganya beragam sih... yang
murah juga ada", "yang bagus aja jangan yang murah Fino...",
"iya... kamu beneran mau beli kamera sendiri?", "iya... Fino
pilih mana... aku difotoin orang... apa kamu yang fotoin aku?",
"ya... aku aja yang fotoin kamu", "tuh... kalau orang lain yang
fotoin... pada minta ngeseks nanti... iya kalo gak maksa... kalau aneh aneh
nanti bahaya", "hmm iya iya...", "hehe... udah ketemu lagi
nggak?" Risa dan Fino sedang duduk berdua sibuk menggunakan laptop, mereka
mencari kamera SLR, permintaan Risa. Risa beberapa hari sudah live webcam sex
lagi, fansnya sudah berbondong bondong kembali menonton live saat itu, karena
Risa dari awal sudah tidak pake baju alias memamerkan toket bundarnya yang
montok. Risa juga sudah mempromosikan akun sosial medianya, tentu pengikut
ataupun followernya datang dengan cepat, Risa memang sudah cukup terkenal. Fino
juga sudah bekerja beberapa hari, kerjanya hanya 4-5 jam saja, jadi ia tetap
bisa menemani Risa dimana saja. "...ini aja ya Risa...", "hmm
iya, sini biar aku yang kontak ya nanti", "hmm iya deh..." Risa
yang menghubungi orang yang menjual kamera secara online itu.
Hari selanjutnya, Risa kini menunggu saja dirumah agar kameranya segera
diantar. Hari sebelumnya ia sudah tawar menawar soal kamera itu, dan ternyata
cepat saja sudah deal. "...permisi...", "iya silahkan masuk
mas...", "wah...iya mbak..." Risa mengajak tamunya masuk.
"Ini mas Rozik kan", "iya betul... ini pasti mbak Risa
ya...", "iya mas...", "sesuai namanya ya... cantik
bener", "hehe makasih... oh iya kameranya gimana mas..." Rozik
segera mengeluarkan kamera SLR dari tasnya. "ini mbak...",
"wah...hmm... beneran masih bisa kan ini mas?", "iya masih bagus
kok mbak", "ayo dicoba dong mas... fotoin aku nih...",
"hehe...iya..." Rozik memotret Risa yang bergaya centil itu.
"dah liat mas... hmm bagus
ya", "iya... kamera bagus, yang difoto cantik... udah pas banget
deh", "haha bisa aja mas... ini 2 juta aja kan mas?",
"loh... dealnya kemarin 2,6 juta kan mbak", "hmm iya... tapi
uangnya harus dipakai yang lain jadi berkurang mas... gimana ya..." Risa
berlagak bingung sambil menunjukan lekuk tubuh indahnya. "iya... gimana ya
mbak... kemarin ada yang nawar segitu enggak aku terima", "hmm, tapi
kan beda yang nawar kan... gimana mas...", "aduh gimana ya...",
"gini aja mas... sementara aku kasih 2 juta dulu... sisanya nyusul aja
gimana?", "hmm gitu ya... tapi...", "tenang aja... aku
nanti kan kontak mas rozik lagi, atau kalau mau mas Rozik nanti bisa kesini deh
kalau mau nagih", "hmm... iya deh gak papa", "wah...makasih
ya mas...", "i...iya..." Rozik mau tidak mau memilih menerima
penawaran Risa, karena ia meleleh melihat kecantikan Risa. Kamera sudah jadi
milik Risa, ia juga sudah memberikan uangnya kepada Rozik.
"Makasih mas... mas Rozik keburu pulang ndak?", "hmm,
ndak juga sih mbak", "kalau gitu bantuin Risa bentar bisa gak mas...
ajarin pakai kamera ini..." "ooh iya iya bisa", "yuk
kelantai dua aja mas" Risa mengajak Rozik kelantai dua rumah kontrakan
itu. Rozik segera menjelaskan bagaimana cara kerja menggunakan kamera SLR itu,
tapi Risa tampak tidak juga paham. "...nah gitu mbak...", "aduh...
masih gak faham mas...", "praktek aja deh mbak... bentar ya... aku
foto mbak Risa... sambil aku ganti ganti
nih settingannya...", "ooh iya iya... " Risa jadinya dipoto
beberapa kali, ia berpose dengan menggoda, tiap pose dipotret dengan settingan
kamera yang berbeda. "yang ini kan udah terang kena lampu... kalau yang
satu ini tadi disetting agar agak gelap...gini...", "ooh oke
oke..." Risa disebelah Rozik, mendengarkan sambil melihat kamera yang ada
ditangan Rozik. Rozik mulai gugup juga, Risa begitu dekat, bahkan Rozik bisa
sesekali melihat isi tanktop Risa. "...nah... gimana... udah faham
kan?", "iya udah ngerti sih... nanti juga sambil belajar
deh...", "bagus deh kalau gitu", "sekalian mas... fotoin
lagi ya...", "oh iya...wah... mbak Risa..." Risa malah mencopot
bajunya, ia minta difoto pakai pakaian dalam saja. "kenapa mas... udah gak
papa sambil coba kameranya kan...", "hmm iya...wah..." Rozik
senang jadinya, ia sepertinya memilih untuk berlama lama saja dirumah Risa.
Risa mulai mengambil posi menggoda, dari satu sudut kesudut lain, Rozik
berusaha sehebat mungkin agar hasil jepretannya bisa membuat Risa terkesan.
Rozik berusaha agar tidak gemetar saat mengambil foto, meski ia merasa dimabuk
kepayang melihat lekuk tubuh indah Risa. "...lihat dong..wah bagus
banget!", "iya... kan emang udah pas...", "iya... makasih
ya mas Rozik...", "iya mbak Risa...", "dah... mas Rozik
masih mau disini?", "hmm, itu... aku sih...", "kalau gitu
ajarin Risa mindahin fotonya ke laptop ya", "ooh iya iya",
"yuk keatas mas" Risa mengajak Rozik kekamarnya dilantai 3.
Rozik segera mengajari Risa, sambil sesekali ia lihati cewek itu, buah
dada Risa mungkin hal yang paling berat untuk tidak dilihat oleh Rozik.
"...nah gitu ya mbak.. tuh udah kepindah...", "hmm iya siip
deh", "hm... mbak Risa tinggal sama siapa disini?", "itu...
sama... suamiku..." RIsa mungkin sudah lupa kalau Fino masih belum menjadi
suami aslinya, karena semua orang yang bertanya pasti ia jawab Fino adalah
suaminya."ooh... gitu ya...", "iya... eh sini mas kameranya...",
"iya...wah..." Risa mencoba mengambil foto selfie dengan kamera itu,
ia menghadap kecermin dan memotret dirinya sendiri. ternyata bagus, Risa
kemudian mengambil foto lagi, tapi cewek itu mencopoti semua pakaiannya. Rozik
tentu hanya bisa melongo melihat hal itu, ia pandangi saja saat Risa berpose
seksi membuat Rozik makin melayang. "...nah...hihi... minggir dikit mas...
aku mau coba pindahin ke laptop", "hmm iya..." Rozik makin
melongo, Risa yang telanjang itu ada disebelahnya. "...wah dah bisa... sip
mas...hei mas Rozik...", "eh iya...", "hihi... eh... aku
ada solusi nih mas soal uangku yang kurang", "gimana itu?",
"hehe...mas Rozik pasti udah mau pegang Risa kan... dah pegang
aja...", "wah... mbak..." Rozik tangannya dipandu memegang tubuh
mulus Risa, tentu ia jadi senang. "hehe... tapi... kurangnya gak usah ya
mas...", "hmm gimana ya...", "aduh...terserah deh mas Rozik
mau pegang mana aja...", "wah yang bener nih", "iya... sini
deh dikasur aja enak..." Risa malah menyerahkan tubuhnya itu, jadi dikasur
itu Risa mulai tubuh mulusnya digrayangi dan dielus elus oleh Rozik yang sudah
terhipnotis. "wah...hmm...", "tuh dah pegang semua... dah ya
kurangnya gak usah mas", "i...iya deh... udah kurangnya gak
usah...", "hehe siip deh...aahn... mmh..." Risa mulai mendesah,
membuat Rozik makin tertarik. tubuh Risa terus digrayangi, buah dada montoknya
juga mulai diremas remas. "wah...hmm...eh...", "mas... kan Risa
bilang pegang aja...gak boleh dijilatin...", "aduh...tapi
mbak...", "kalau mau jilatin... bayar dulu... sini seratus...",
"hmm... tuh aku taruh sana ya cantik", "hehe
iya...aahn...mmh...aduh putingku langsung dijilatin...aahn... iih dihisap
juga" Rozik sudah tidak mau berhenti, segala yang diminta Risa pasti ia
berikan asal bisa menikmati tubuh cewek itu. Rozik sekarang bukan hanya menggrayangi
Risa, ia juga menjilati tubuh cewek itu, dari atas, kini bahkan turun ia jilati
bibir vagina Risa. "mmh..mm...hmmh...", "aah...aah... geli
ah...mmh", "mh...aah.. Risa memang luar biasa...",
"mmh...iya... bentar mas Rozik..." Risa menghentikan Rozik, "ada
apa?", "tambah lagi seratus...", "hmm iya... tuh
udah...wah..." setelah itu Risa membuka pakaian Rozik, cewek itu menangkap
penis tegak cowok itu. "nah kalau gitu Risa kan bisa ikut
semangat...hihi", "wah...uuh... mmh" Senang sekali Rozik penisnya
mulai dikocok Risa. Rozik menikmati saja, sambil ia pegang dan juga ia remas
buah dada montok Risa. "mmh...enak kan mas...aah...",
"iya...uuh... hebat deh... mbak Risa... aku tambah seratus lagi
nih...", "wah... asyik... dah mas Rozik kita ganti posisi",
"wah...Risa..." Risa menyuruh Rozik tiduran, cewek itu mengambil
posisi diatas Rozik, ia langsung melahap penis tegak milik cowok itu, di
emutnya dengan semangat. "mmh...umm..mmh...aah... mas Rozik cobain juga
tuh vaginaku...mmh...", "wah iya...hmm..mmh...mm" dengan posisi
69 itu Rozik dan Risa berlomba menjilati kemaluan lawan mainnya. Entah berapa
lama, Risa jadi ikut terangsang dan mau memuaskan Rozik.
"mmh...mmh...mmgh...ggh!" Croot croot, Rozik klimaks,
spermanya mengisi mulut Risa. Risa kemudian turun dari tubuh Rozik, ia sibuk
membersihkan wajah dan mulutnya. "ooh...maaf... mbak Risa... rasanya
terlalu enak", "mmgh...aah... iya nggak papa...", "aku
tambah deh serat...", "eits... tambah dua ratus... mas Rozik bisa
ngeseks deh sama Risa... gimana?", "wah...iya dong... tuh
udah...", "gitu kan enak jadinya... nah ayo...udah basah tuh
lubangku... eits bentar... pakai ini mas", "hmm? wah lengkap ya
Risa", "udah sst... ayo..." Risa menyuruh Rozik memasang kondom
dikemaluannya, cowok itu menurut saja, agar ia bisa segera menusukan penisnya
kevagina Risa. Setelah siap, Risa tiduran saja, Rozik mengambil posisi dan
menyelipkan penisnya, ia angkat paha Risa agar bisa mengambil posisi lebih
baik. "aku masukin ya mbak Risa...ouh...wah...nngh" Sleeb, Rozik
menancapkan penis berpengamannya, mengisi memek Risa yang basah.
"aahn...aah...wah...uuh...", "mmh... luar biasa...hangat... nikmat...wah..." Rozik menggerakan
penisnya sedikit saja, sudah begitu nikmat ia rasakan. Bila ia gerakan lebih
mantap, kenikmatan berlebih mulai berdatangan memuaskannya. "aah...wah...
aah... gesek terus mas...nngh" Rozik menabrakan penisnya maju mundur
divagina Risa. Rozik bisa menyaksikan tubuh Risa yang bergoyang, cowok itu juga
terhipnotis buah dada Risa yang berayun naik turun. "ooh... serasa disurga
ya...wah...mmh...uuh" Rozik tak bisa berhenti, ia genjot terus memek Risa
tanpa berhenti."aah...aah...aah...aahn...", "uuh... bentar
mbak... enak gini deh..." Rozik meminta Risa tidur miring, lalu cowok itu
tiduran juga dibelakang Risa. Rozik memeluk Risa dari belakang, sambil tetap ia
hantam vagina Risa dengan penis tegaknya. Rozik bisa mencium wangi tubuh Risa
yang tentu membuat siapa saja yang menciumnya akan terbawa nafsu birahi.
"aahn...ouh...sssh...mmh..." Risa merasa senang juga mencoba ngeseks
dengan adegan lain bersama Rozik. Dari belakang penis Rozik menyelinap bergerak
maju mundur mempenetrasi memek Risa, cowok itu kini juga bisa memegang toket
montok Risa, ia remas remas juga untuk menambah sensasi kenikmatan. "uuh... mmh...ooh...",
"aahn...mas Rozik... awas jebol tuh kondomnya... aah...aah..."
mendengar itu malah Rozik makin semangat, ia hantam vagina Risa lebih cepat
lagi, meski kondom yang dipakainya tidak mungkin jebol, Rozik berusaha sekuat
tenaga, mewujudkan sesuatu yang mustahil, karena usahanya terus berbuah
kenikmatan. Rozik menyetubuhi Risa dengan begitu nikmat, entah berapa lama yang
penting ia lega. "uuh..aah...aduh..mmh...uuh" Rozik berhenti, belum
ia tarik keluar penisnya itu, Croot Croot, Spermanya menyembur mengisi kondom
yang mengamankan penisnya. baru Rozik menarik kendali , ia duduk dan mengurus
sisa aksinya tadi. Risa beristirahat sejenak, setelah itu ia duduk juga sambil
mengikat rambutnya yang berantakan. "hehe... mas Rozik... mau nambah
lagi... brapa nih... tiga ratus... apa semuanya?", "aduh.. hmm udah
deh mbak... nanti malah habis semuanya", "haha iya iya..." Rozik
kemudian berpakaian, ia tidak mau terbawa nafsu lagi, uang yang diberikan Risa
tadi sudah berkurang ditangannya. "hmm.. makasih ya mbak Risa...",
"iya... mas Rozik udah deal kan gak ada yang kurang?" ,"hmm
iya...", "awas kalau balik lagi minta lebih... aku laporin
suamiku", "eh jangan... udah tenang aja... udah deal seratus
persen", "hehe iya mas... makasih..." Rozik segera bergegas
pergi dan pulang, ia anggap impas saja, tidak rugi kan dapat uang cukup juga
dapat kenikmatan menyetubuhi Risa.
"...Aku Pulang... Risa...", "iya... Fino sayang udah
pulang ya" Risa kali itu sudah beres beres dan sudah bersantai dilantai dua sambil mengutak atik
kamera SLR nya. "wah... kameranya udah dateng", "iya... habis
ini aku ajarin kamu pakai ini ya", "enggak usah, aku udah ngerti
kok", "yang bener? yaaah tadi aku udah minta ajarin lama
padahal", "haha ya nggak papa... kalau Risa mau foto sendiri biar
bisa juga", "hehe iya... Fino sayang... ayo istirahat dulu
diatas", "pas juga nih aku mau istirahat, yuk" Risa mengajak
Fino beristirahat. Mereka beristirahat cukup lama, setelah itu mereka
beraktivitas seperti biasa. Risa baru memulai live shownya, sudah ditonton
banyak orang. "...hehe iya... selamat datang yang baru on tuh... Risa mau
tunjukin sesuatu..." Risa kemudian menunjukan kamera SLRnya itu, banyak
komen pun datang. "ooh itu tuh yang buat fotoin tubuh mulus kamu",
"kameranya bagus, kamunya cantik, pas deh serasi buat hibur malamku",
"simpan kameranya Risa... aku mau liat toket kamu" Risa senyum senyum
saja sambil menjawab pertanyaan penonton, ia juga sempat mengambil foto selfie.
"...hehe... iya Risa biar makin eksis gitu... iya deh aku simpan
kameranya... tuh keliatan nggak..." Penonton lebih tertarik melihat buah
dada montok milik Risa. "bundar indah dan segar", "montok
banget...", "digoyang dong sayang..." Risa mendekap buah dadanya
agar terlihat makin besar, juga puting merah mudanya bisa dilihat para fansnya itu.
Risa memutar musik, lalu ia bernyanyi, sambil bergoyang, ia mau penontonny
senang. "...makasih... makin banyak yang ngirim makin asyik loh Risa
goyangnya... yey tengkyuu... " makin malam makin ramai, Risa makin tak
berhenti tersenyum saat hadiah dan poin diberikan kepadanya dari para penonton.
Fino dilantai dua sampai bisa mendengar musik yang diputar Risa begitu keras.
"Risa... kecilin dikit", "hmm ooh iya iya" Fino sempat naik
untuk memberitahu Risa. "ngomong sama siapa Risa?", "wah ada
yang nemenin ya?", "siapa tuh?" Risa jadi bingung, bagaimana ia
menanggapi penontonnya. "ooh itu temanku... iya cewek juga... hmm dia gak
mau ikut live show kok... hmm iya nanti Risa coba bujuk ya..." Risa jadi
berfikir harus mencari teman cewek juga. "wah asyik kalau ada dua",
"biar ada empat deh gunung kenyalnya", "ayo segera diajak live
dong temannya". Risa tersenyum saja, ia mungkin akan off live show
beberapa hari untuk mencari teman cewek. "iya... tenang aja ya... dah
sebelum off... siapa yang mau pegang nih..." Risa sebelum menyelasaikan
live webcam shownya, ia dekatkan buah dadanya kelayar laptop, tentu untuk
memastikan fansnya gembira.
"... Risa... udah selesai?", "udah Fino..huuft..."
Risa turun kelantai dua setelah live shownya berakhir, ia langsung beristirahat
dipelukan Fino, cewek itu belum juga memakai baju. "kenapa Risa?",
"hmm... aku harus cari temen cewek, aku udah janji bakal tunjukin ke
fansku", "hmm... kamu punya temen yang se...profesi nggak?",
"hmm ada beberapa... tapi... kan banyak yang jauh tempat tinggalnya",
"iya kita cari tau nanti yang deket aja diajak kesini ya", "ooh
iya betul... sip deh Fino...", "hehe iya...", "kita coba
tidur dikamar itu aja yuk", "disitu sempit Risa..", "iya nggak
papa... nanti aku tidur diatas kamu aja", "hmm maunya...haha",
"hihi... Fino sayang pokoknya kita kesana...
sekarang...cup..mmh..mm", "mmh...cup...mm...",
"hehe...cup...aah... sini punyamu mana...hmm...", "aduh
Risa...mmh", "hmm... ummh..mmgh..mm..." Risa membuka celana
Fino, ia tangkap penis besar milik cowok itu, lalu ia kocok, dan ujungnya ia
emut dan jilati juga. "Aduh... udah ayo deh kekamar sana itu",
"hmm...mmgh..aah... bentar lagi asyik kok ini...", "hmm iya deh
terserah Risa sayang...", "hehe...umm..mmgh..mm" Risa asyik
sendiri mengulum penis Fino, saat pemiliknya
mencoba fokus nonton film di televisi. Lama lama Fino tidak bisa fokus, jadi ia
elus elus tubuh RIsa juga. "uuh... Risa... mmh...",
"bentar...mmgh.. mm..mmh...", "nanti muncrat banyak loh dimulut
kamu", "mmgh...aah, iya banyakin deh kalau keluar...",
"mmh...iya udah kalau gitu lebih dalem dong kamu emut punyaku..."
Fino mendorong kepala Risa sedikit, cewek itu jadi mengulum penis Fino lebih
jauh. "mmgh..mmh..mmh...", "uuh..ouh...aduh...ngh..." Croot
crot croot, Fino benar benar memberikan sperma yang banyak untuk Risa, langsung
masuk ke tenggorokan Risa, tanpa perlu dikunyah atau dirasakan dulu. Risa
bangkit, ia sampai tersedak, "uhuk uhuk...mmgh...aah... uuh",
"maaf Risa.. duh sampai nangis kamu...", "aah... ini nangisnya
gara gara tersedak nih... kamu sih...", "iya maaf sayang...",
"mmh... dah ayo kekamar itu", "iya iya... aduh bentar dimatikan
dulu televisinya", "udah biarin biar rame... aku mau teriak teriak
nanti...", "wah... iya udah Risa sayang..." Risa mengajak Fino
kekamar dilantai dua itu. Risa mengajak suami suami-annya itu untuk ngeseks
lagi. Setelah ini Risa pasti makin terkenal dan juga banyak yang mencari, ia
tenang saja asal tetap bisa menikmati kegiatannya setiap hari.
cerita ttg cewe sma/mahasiswi yg suka nyusuin
ReplyDelete