Sudah Sebulan berlalu, sejak Anita telah memuaskan 3 anak SMA murid
lesnya itu. Kini Anita sudah banyak diberi hadiah oleh Kana, Rizki, ataupun
Bani. Jelas pasti 3 anak SMA itu ingin menikmati lagi adegan ranjang dengan
Anita. Saat les dirumah Kana pun 3 anak itu makin giat belajar, seperti
berlomba menunjukan kemampuannya pada Anita, tentu Anita makin senang. Kali itu
Kana, Rizki dan Bani sudah menunggu, mereka ada dirumah Kana dan sudah duduk
dikarpet menunggu Anita. "Lah Kana, kok udah kamu kerjain?", "iya
kan nanti biar bu Anita senang, tau kalau aku pinter", "tapi kalau
salah ya percuma,haha", "ya liat aja nanti bro,hehe" tak lama
Anita tiba. "Sore anak anak...", "Sore bu...wah...",
"maaf ya, tadi gak sempet ganti baju, gini gak papa ya" jaket Anita
dilepas, lalu 3 Anak SMA didepannya itu melihat Anita pakai tanktop, bukan baju
atau kemeja seperti biasanya. "wah iya nggak papa bu", "yang
penting kan kita belajar", "iya bu ndak papaa", "hehe...iya
sudah..." Anita memang sengaja, ia mau melihat reaksi tiga muridnya itu.
Mereka segera belajar lagi, seperti biasa, hanya saja 3 anak SMA itu kembali
fokus terus melihati dada Anita yang menonjol. Anita sadar akan hal itu, bahkan
ia sengaja tidak pakai BH, jadi bila ia menunduk, buah dadanya terlihat
menggantung, bahkan sesekali puting susunya terlihat dimata 3 Anak SMA itu.
"...tuh masih salah ini kana...", "i...iya bu biar saya
benerin", "sip, Bani sudah belum?", "eh, belum bu...",
"ayo nanti ketinggalan temannya loh, tuh Rizki sudah selesai, Rizki?", "eh, iya Ban ayo
cepet" Anita bisa melihat jelas, 3 anak itu benar benar terpesona dengan
dirinya. Saat mereka semua sudah Selesai, dan les privat sudah selesai, Anita
memakai jaketnya lagi, lalu segera berpamitan, "Nah sampai ketemu besok ya
anak anak...", "iya makasih bu..." Anita kemudian pergi.
"ya ampun... dadanya bu Anita..." Bani langsung berbicara
dulu, "iya... hmm besarnya tadi", "hmm, tumben bener ya..."
mereka bertiga sempat diam, mungkin untuk mengingat adegan mereka sendiri
sendiri, saat menikmati buah dada Anita yang besar nan sintal.
"duh jadi
pengen pegang lagi...", "iya sam...heh Bani...",
"eeh...nggak nggak itu...", "kamu juga Ki... tadi mau bilang iya
sama kan?", "napa Na... kayak kamu enggak aja...lah..." mereka
saling melirik, lalu "Kalian pernah pegang dadanya bu Anita ya!?"
mereka bersamaan berteriak. "lah,haha..." Rizki yang pertama tertawa,
"yah, gimana lagi", "wah wah memang kalian", "Napa
Kana, kamu tuh yang ngawalin", "hah? kok kalian tau?",
"iya, dulu itu pas kami pulang dulu, bu Anita nggak pulang, malah nemenin
kamu kan?", "i...iya... wah kalian ngintip ya?", "enggak
ngintip, nguping aja, Eh..", "wah Bani...dasar...", "udah
Kana, aku juga nguping pas itu", "hmm, iya udah... lah elu kapan Ki
pegang dadanya bu Anita?", "iya...dulu sempat kerumahnya", "waaah...
elu kerumahnya juga ya, jadi beneran!" Bani berteriak sendiri, "lah,
elu emang kapan Ban?", "hehe, iya sama aku pas dirumah bu Anita, asik
deh...", "jangan jangan... kalian... ngeseks sama Bu Anita",
"loh, kayak kamu enggak aja Kana...eh Ban elu jadi...", "lah
elu..." Mereka saling kaget, memang belum saling memberitahu, karena
dilarang Anita. "udah udah... intinya, kita semua pernah ngeseks sama bu
Anita", "iya, plus pernah pegang dadanya", "pernah jilat
memeknya juga", "Heeh..., gak usah diperjelas", "hehe
sori...". "oke...diurutin dulu, pertama aku nih ya...",
"iya habus kamu aku Na...", "habis Rizki aku nih...eh... sebelum
aku sih ayahmu Na...", "hah! ayahku?", "eh... anu..."
Bani sudah mengungkapkan semua, "eh iya kamu pernah bilang ya Ban, liat bu
Anita sama ayahnya Kana", "i...iya... menurutku sih nggak cuman
ketemuan", "wah, masa Ayahku ngeseks sama Bu Anita juga?",
"aku gak tau loh bro", "cuma nebak aja...hmm... aku pulang dulu
Na..", "eh aku juga pulang ya Na..." Bani dan Rizki segera
pulang saja. Malamnya, Kana masih penasaran, apa ayahnya benar benar lebih
dekat dengan Anita bahkan sudah pernah bersetubuh. "Kana...",
"iya yah...", "aku keluar lagi ya", "i...iya
yah...tapi yah...", "kenapa?", "eh, nggak yah, hati
hati..." Ayahnya Kana baru pulang sudah pergi lagi. Kana pergi kekamarnya,
ia mengirim pesan saja kepada Anita. "Malam Bu Anita..." tak lama
Anita membalas, "iya Kana", "maaf bu, saya mau tanya
sesuatu", "hmm iya tanya aja", "bu Anita apa memang
berhubungan dengan Ayah saya sudah lama?" Kana menunggu, namun ia tidak
dapat balasan dari Anita. Kana menyimpan saja pertanyaanya untuk esok hari.
Hari selanjutnya, saat Sore Hari, Kana sudah menunggu, tidak ada yang
datang juga. Bani dan Rizki juga tidak muncul. Tidak lama, Anita datang menemui
Kana. "Sore kana...", "iya bu Anita...", "kamu nunggu
Bani dan Rizki ya?", "iya bu", "mereka nggak kesini, udah
ayo masuk dulu" Anita masuk kerumah bersama Kana. "mereka kemana
bu?", "hmm bentar... jadi gini... aku udah bilang mereka, kelas hari
ini libur dulu", "kenapa bu?", "iya... aku mau ngobrol lagi
sama kamu Na...", "hmm iya bu, apa soal...ayahku ya?",
"hm...iya..." Anita akhirnya mulai memberanikan diri ngobrol dengan
Kana empat mata. Anita segera menjelaskan, Ayahnya kana memang dekat dengannya,
bahkan jauh sebelum ia mengadakan les privat dirumah Kana. Anita menjelaskan
detail, memang ayahnya Kana berharap menjadikan Anita istrinya. Anita beralasan
ingin menyelesaikan kuliah dulu baru menikah, lalu biaya kuliah Anita
dibayarkan Ayahnya Kana,bahkan kontrakannya juga dibayarkan. Kana terdiam dan
juga kaget, ternyata begitu ceritanya. "Jadi... bu Anita... mau menikah
dengan ayahku...", "gimana ya... iya mungkin begitu...",
"kok mungkin bu?", "iya... gimana ya..." Kana melihat ada
keresahan dalam kata kata Anita. "apa bu Anita nggak ingin jadi istrinya ayahku?",
"bukan begitu...", "iya kalau nggak mau ya jangan diterusin
bu", "hmm, iya sih, tapi...", "oh iya, kuliahnya bu
Anita..." Kana kemudian diam saja. "huft... Maaf ya kana... bukannya
mau memperalat atau apa, tapi kan ayahmu yang...", "iya iya, bu Anita
nggak salah, aku juga senang bu Anita mau cerita...", "hmm, maaf ya
Kana...", "minta maaf sama Ayah dong bu... kalau aku malah senang bu
Anita nggak jadi ibuku", "loh...kenapa?", "bu Anita kan
masih muda, cari suami yang umurnya nggak begitu jauh kan lebih baik",
"hmm...", "terus kalau nikah sama ayah aku jadi keinget terus,
soal yang dulu itu", "hehe...iya betul juga", "nah... ya
udah Bu Anita bilang Aja keayah dengan jujur", "tapi... ibu takut
dimarahi, kan ibu udah habisin banyak uang", "hmm, ya udah, Kana ikut
ngomong ke ayah", "Kana..." Jadi Anita dan Kana menunggu Ayahnya
Kana pulang, ketika pria itu tiba, Kana membantu Anita menjelaskan semuanya,
juga mengakhiri permasalahan.
"Kana... kemarin bu Anita ketempatmu ya?", "iya
Ban", "terus, gimana Na?", "iya gak gimana gimana Ki, iya
aku ajak ngobrol, terus aku ajak ketemu ayahku"Kana diajak ngobrol bani
dan Rizki di SMA mereka. "hmm, terus jadinya gimana?", "iya udah
aman deh, ayahku gak jadi niat nikah sama bu Anita", "hmm gitu ya,
terus bu Anita gimana?", "iya tetep jadi guru les kita dong",
"oalah, bagus dah kalau gitu", "napa kalian? takut gak ketemu bu
Anita ya? haha..." Kana tau benar, pasti Bani dan Rizki juga peduli dengan
Anita. Hari itu juga, saat Sore Hari, 3 anak SMA itu sudah dirumah Kana. Tak
Lama Anita datang juga, "Sore anak anak", "Sore bu
Anita..." Anita kembali mengenakan pakaian layaknya guru yang baik. "udah lama nunggu?", "nggak
kok bu, saya baru dateng", "hehe... iya sudah ayo dimulai saja"
mereka belajar seperti biasa, bahkan lebih semangat lagi, karena tau Anita
tidak akan meninggalkan mereka. Rizki,Kana dan Bani sama sama tau dan sama sama
setuju, untuk bisa memertahankan Anita dengan cara mendapatkan hasil terbaik
disekolah mereka nanti. "Terima kasih bu...", "iya... beneran ya...
kalian harus dapet hasil terbaik", "siap bu... kami pastikan hasil terbaik, kan bu Anita
sudah ngajar dengan baik juga", "iya bagus...", "kalau
nilai kami jelek nanti bu Anita hukum aja deh", "haha iya... dah aku
pulang dulu ya" Anita kali itu selesai mengajar. Rizki, Bani dan Kana
tidak bubar sendiri sendiri, mereka menyempatkan belajar dulu bersama, mereka
mau hasil terbaik.
Waktu cepat berlalu, Mereka bertiga juga sudah belajar banyak dari
Anita, mereka lebih menghormati Anita, meski masih menyimpan ingatan indah saat
bersama cewek itu diwaktu berdua saja. Anita sudah tau hasil belajar 3 muridnya
memang sudah makin baik. 3 anak SMA itu yakin bisa melalui semua pelajaran
dengan baik setelah ini. "Bu Anita kemana?", "hari ini nggak bisa
kesini katanya", "ooh iya udah, ayo belajar deh", "iya
bentar, katanya tapi besok kita disuruh kerumahnya", "besok? besok
kan hari minggu", "enggak tau sih... kalian tau rumahnya kan",
"tau dong", "iya udah besok kita kesana", "wah...
mungkin aja", "sst... jangan asal tebak dulu... disimpen dulu tuh
pikiran, kita liat besok", "siap... dah belajar bentar lah..." 3
anak SMA itu belajar bersama sejenak, meski Anita tidak kerumah Kana itu. Esok
harinya, Kana, Rizki dan Bani berangkat menuju rumah kontrakan Anita, yang
jelas lebih santai tanpa membawa buku pelajaran. "ini rumahnya bu
Anita?", "iya bener Na...", "udah ayo..." mereka
mengetuk pintu, setelah dibuka, Anita segera muncul. "ayo cepet
masuk...", "wah...iya bu..." Anita menyuruh 3 muridnya itu
segera masuk. Pintu ditutup, 3 anak SMA itu kemudian bengong, mungkin sudah
lama mereka tidak melihat Anita memakai pakaian yang amat minim. "Hehe...
Halo...", "i...iya bu...", "tumben bu..." Anita mulai
senyam senyum, membuat 3 anak SMA didepannya bingung. "hehe... makasih
kalian udah mau datang...", "iya bu... kami kan kangen bu...",
"iya... takutnya bu Anita sakit atau apa kok gak ke rumah", "bu
Anita... nggak papa kan?" Anita makin tersenyum manis, "iya...
Bani... Kana... Rizki...aku nggak papa kok... aku seneng kalian udah ada disini
semua", "hehe... iya bu..." Mereka bertiga masih bingung, tapi
penasaran. "tau nggak... aku tu kangen banget sama kalian...",
"i...iya sama bu...", "sini... aku pengen peluk kalian...",
"mmh...hmm..." Anita mengajak mereka berpelukan. "hehe... nah...
aku mau kasih tau sesuatu", "apa itu bu?", "aku... setelah
ini mau pindahan...", "loh... pindah kemana bu?", "ada
deh... kalian gak boleh tau", "loh kok gitu sih bu...",
"hehe... udah... setelah itu... mungkin ibu gak bisa ke rumah Kana lagi...
aku liat kalian udah pinter pinter... udah giat belajar juga... udah gak perlu
bantuanku", "loh...nggak gitu bu...", "iya... tenang aja
nanti tetep aku mampir nemuin kalian kok"," hmm, iya bu..." 3 anak SMA itu sempat murung, tapi segera
tersenyum setelah melihat senyuman Anita. "dah... ikut aku yuk..."
Mereka bertiga diajak pergi kekamar.
"bu Anita...", "Kana, Bani, Rizki...", "iya
bu?", "kalian sayang aku nggak?", "sayang banget bu!",
"hehe... sayang karena apa nih... karena udah pernah ngeseks sama aku
ya?" Anita senyum senyum, 3 anak SMA didepannya malu malu. "b...bukan
bu...", "kan bu Anita udah ngajarin kita... banyak hal...",
"iya... jadi kami..." Anita mendekati 3 anak SMA itu, "iya
iya... sekarang aku mau tau seberapa sayang kalian sama aku ya... ayo copot
pakaian kalian...", "lah...bu...", "udah ayo... kalau gak
mau brarti kalian gak sayang aku..." Anita menunggu dan duduk didepan
mereka, tak lama 3 anak SMA itu mencopot pakaian mereka sendiri. "udah
bu...", "tuh... udah pada berdiri juga... belum diapa apain"
penis 3 anak SMA itu sudah tegak, Anita makin senang. "iya ini...itu
bu...aah...", "wah...bu...uuh", "bu Anita...ah..."
Anita bergantian mengocok 3 penis tegak dihadapannya. "kalian kok malu
malu sih kalau barengan gini... pas sendiri sama aku biasanya gak
gini...", "mm... iya beda ceritanya bu...", "hehe gitu
ya... takut aku bandingin? nggak lah...
punya kalian hebat semua kok..." 3 anak SMA itu masih malu malu. Anita
berhenti mengocok penis 3 muridnya, ia kini pergi kekasur dan tiduran dengan
begitu menggoda. "bu Anita...", "sini... bukain sini ayo...
kalian sayang aku nggak?", "hmm...iya bu..." mereka akhirnya
mendekati Anita dikasur itu. mudah saja pakaian minim yang dipakai Anita itu
dilepas, kini tubuh mulusnya membuat 3 anak SMA itu melongo, jelas mereka sudah
kangen melihat keindahan tubuh Anita. "tuh gampang kan...
kalian...aah...mmh... wah udah gak malu malu nih...gitu dong..." Kana
sudah sibuk mengelus tubuh Anita, Bani dan Rizki jadi ikutan. "maaf ya
bu... udah kangen nih...", "iya bu... udah lama...", "bu
Anita tetap cantik dan seksi ya..." Anita jadi senang, ia memang sudah
ingin merasakan rangsangan nikmat pada tubuhnya itu. "tuh...hehe...mmh...
sini Kana...cup...mmh..mm...", "bu...mmh...cup..mm..." Anita
mengajak Kana bercumbu, bibir mereka bertemu, lidah mereka beradu lagi. Bani
sibuk mengelus tubuh Anita, ia paling tertarik mengelus bagian bawah tubuh guru
cantiknya. Rizki sudah sibuk mengelus dan meremas buah dada montok milik Anita
itu. "mmh..mm...cup...aah... gantian ya... Rizki...sini...", "oh
iya bu...cup...mmh...mm...", "cup..mm..aahm...mm..." Kini Rizki
yang dapat jatah berciuman dengan Anita. "mmh...aah...hmm...",
"cup...aah... Bani sekarang...", "iya bu Anita...cup..mmh..mm..."
Anita sudah mencumbu 3 muridnya itu, ia membagi kasih sayangnya.
"aah... makasih...hehe... eeh udah digesek gesek aja itu punya
kalian...hmm..." selain menjamah dan menggrayangi tubuh Anita, 3 anak SMA
itu juga sibuk menggesekan penis tegaknya pada tubuh Anita, meski belum
kelubang kenikmatan. "mmh...udah gak tahan bu...", "gitu
ya...hehe... ya udah... pelajaran terakhirnya... ujian ngeseks aja yach...
gimana anak anak?", "wah iya bu...mau...", "hehe... oke
deh... aturannya gimana? masih
inget?", "hmm... harus pakai...kondom bu?", "iya betul...
karena Kana jawab duluan... boleh deh masukin duluan..." Anita membuka
selangkangannya, memeknya ditunjukan pada Kana. "wah...hmm...",
"hei mana kondomnya hayo?", "oh iya...dimana bu?",
"hehe itu itu ambil dalem sana" Kondom diambil dari lemari, 3 anak
SMA itu segera memakaikannya dirudal masing masing. Kana segera mendekat dan
memegang kedua paha Anita, lalu ia tempelkan penis berpengamannya dibibir
vaagina guru cantiknya. "mmh...bu... aku...", "iya lanjut aja
Kana... kan ini lagi ujian... ayo...aahn....aah... hebat masuk semua punya
Kana...aah..." Kana mendorong penisnya masuk, sleeb, masuk semua dalam
vagina Anita. Anita tampak sudah kangen merasakan memeknya ditusuk penis tegak.
"ooh... iya...mmh... betul nggak gini bu...gerakinnya...",
"aah...iya gitu... gesek terus ya Kana...",
"iya...mmh..ooh" Kana senang ia bisa memulai pertama untuk menggesek
memek guru favoritnya. Tak lama, Anita meminta Kana berhenti, "Kana...
gantian dulu ya... Ayo Bani sini...", "oh iya bu...hmm" Bani akhirnya
dapat giliran, ia kini merapat diatas tubuh Anita, ia tanpa perlu diajari sudah
bisa menyodokan penisnya masuk ke memek Anita. "aah...hebat juga ya
Bani...iya gitu ya...aah...", "uuh...mmh...iya bu...hmmh" Bani
akhirnya bisa menusukan penis tegaknya kememek Anita lagi. Selanjutnya, Bani
diminta pindah, kini waktunya Rizki. "nngh...
Rizki...wah...aahn...langsung masuk ya...hebat Rizki..." Rizki memilih
segera menusukan penisnya kememek Anita, karena ia sejak tadi hanya berdiri
sambil mengocok penisnya. "uuh...akhirnya...yes...", "ngh...iya
gitu bagus...ah..aah...", "ooh...bu Anita.." Rizki menggesekan
penisnya terus membuat dinding vagina Hangat Anita tak berhenti dipenetrasi.
"aah...ngh... kalian semua...aah... dapet seratus...", "ooh
makasih bu Anita...", "iya... sekarang... terserah kalian deh mau
ngapain...", "wah...iya bu", "aahn...Rizki..." Rizki
kini yang tiduran dikasur, Anita ada diatasnya. Anita masih merasakan lagi
memeknya disodok penis berpengaman milik Rizki. Bani tampak mau ikut beraksi,
dari belakang ia siapkan penisnya, ia dorong dorong dilubang pantat Anita.
"mmh... aku masukin sini ya bu...", "aahn...wah... iya
Bani...aauh... sesak...hebat..." sleeb , lubang pantat Anita ikut dimasuki
penis. Anita mendesah terus, apalagi kini memek dan lubang pantat nya disodok
penis tegak bergantian. "bu Anita....",
"iya...Kana...ummh...mmh..mmgh..." Kana bagian depan, jadi ia minta
Anita mengulum penisnya, dan cewek itu tentu mau. Jadi Anita digangbang 3
muridnya itu. dari depan belakang dan juga bawah, Anita terus disetubuhi dengan
nikmat. "ooh...aku sayang bu Anita...", "iya...aah... bu Anita
yang terbaik...", "makasih bu Anita...ooh.." 3 anak SMA itu
benar benar senang. Entah berapa lama mereka menyetubuhi Anita, yang jelas
mereka secara bergantian sudah klimaks, Croot crot Croot, kondom yang terpasang
menahan sperma agar tidak muncrat kelubang kenikmatan Anita. Setelah itu 3 anak
SMA itu berhenti dan istirahat dulu, Anita mengambil nafas lebih, sambil masih
tersenyum. "huft...hhm...hehe... Kalian semua hebat ya...", "bu
Anita juga hebat kok...", "hehe... iya... udah sampai disitu aja?
kalian katanya sayang sama aku...", "loh bu Anita masih...",
"hehe... itu kondomnya masih ada banyak toh...", "wah...
itu...", "ayo... yang masih sayang aku siapa?" Sontak 3 anak SMA
itu bersemangat lagi. "Aku bu...", "aku sayang bu
Anita...", "bu Anita emang hebat..." Anita tersenyum senang
sekali. "Iya...hehe... ayo anak anak... cup...mmh...aahn..." Anita
dan 3 anak SMA itu meneruskan aksinya. Kana, Bani dan Rizki benar benar senang
dan bahagia, meski mungkin itu saat terakhir bisa bercinta dengan Anita, mereka
bertiga akan mencurahkan rasa sayangnya pada guru tercintanya itu. Anita tau
ini momen terbaik dihidupnya untuk sekarang ini, jadi ia akan memberikan yang
terbaik untuk murid murid kesayangannya.
No comments:
Post a Comment