"Sudah ya, bu Anita pulang dulu", "iya bu",
"makasih bu Anita" Anita kali itu baru selesai les privat dengan 3
muridnya itu, Kana, Bani dan Rizki. Sudah beberapa hari sejak kejadian hebat
itu berlalu, Kana masih tidak bisa melupakan kebahagiaanya saat itu, Bani dan
Rizki juga masih kepikiran terus. Setelah Anita pulang, 3 anak tadi mulai
ngobrol lagi. "Na...", "oit Ban?", "beberapa hari
ini... kamu gak ada sedihnya ye, senyuum mulu", "hehe iya bro lagi
bahagia", "yee... dasar...bilang aja kalau...mmh..." Rizki
mengganggu Bani agar tidak ngomong aneh aneh, "sst... Kalau temennya
bahagia elu harusnya ikut bahagia dong", "duh, iye iye...", Kana senyum saja melihat kelakuan dua
temannya. "Haha, kalian mau disini dulu apa langsung pulang?",
"aku pulang dulu deh ya, sini Ban pulang juga", "nanti deh, aku
mau tanya...duh...", "udaah... kami pulang dulu Kana...",
"haha...iya... makasih" Rizki memaksa Bani untuk ikut pulang.
"duh ki... kan ane mau interogasi Kana", "gak usah... ngapain...
kan kita tau sendiri gimana", "hmm, iya iya..." Bani ngobrol
dengan Rizki dijalan, "Percaya aja Ban... nanti jatah kita ada
sendiri", "iya deh, moga aja..." Jalan raya kali itu cukup
ramai, Rizki melihat lihat kemacetan dilampu merah, ia tak sengaja melihat ada
Anita diseberang jalan, sedang mampir kesebuah tempat makan.
"dah Ban, gue
tinggal", "kemana Ki? arah rumahmu kan kesana?", "iya...
mau kesana dulu... ada yang mau dibeli", "hmm iya udah..." Bani
berjalan pergi, Rizki menyebrang jalan yang ramai itu. "eh, Rizki..."
Anita tampaknya tidak lama, ia sudah keluar dari tempat makan itu, "eh, Bu
Anita, habis makan ya bu?", "nggak jadi, menu favoritku sudah habis,
rumah kamu didaerah sini ya?", "ehm... nggak bu, masih jauh",
"hmm, jauh kok kamu jalan kaki?", "iya... udah biasa
begini", "hmm, aku temenin jalan deh...", "bu Anita tempat
tinggalnya didekat sini ya?", "iya gak begitu dekat sih, ayo"
Rizki jadinya berjalan bersama Anita. Rizki agak canggung, mungkin karena
suasananya berbeda, biasanya saat dirumah Kana, Rizki banyak bertanya dan
bercakap cakap dengan Anita. "Bu Anita...", "iya Ki?",
"hmm... ndak jadi bu", "loh kok gak jadi...", "lupa
tadi mau tanya apa..." Rizki bingung sendiri, ia lihat Anita disebelahnya
itu makin cantik saja. Tak begitu lama, Anita berhenti didekat sebuah rumah,
"Rizki, nggak mampir dulu?", "loh, ini rumahnya bu Anita?",
"mm, rumah orang sih, aku ngontrak disini", "ooh ngontrak ya
bu?", "iya, dah ayo masuk dulu", "hmm, iya deh bu"
memang Rizki berharap bisa mampir ketempat Anita. "maaf ya, belum
dirapikan rumahnya", "nggak papa bu" Rizki melihat dalam rumah
itu cukup berantakan. Rizki duduk saja dikarpet rumah itu, karena memang tidak
ada sofa untuk tamu. Anita sempat pergi, lalu kembali sudah ganti pakaian.
"Ni ada jajan sama minuman", "iya, makasih bu" Rizki senang
sekali, ia lihat Anita memakai tanktop dan celana pendek, jauh berbeda dari
saat mengajar dirumah Kana. "iya... oh iya tadi aku lupa kasih tau",
"ada apa bu?", "besok libur dulu kelasnya", "hmm, iya
bu, bu Anita ada kuliah ya?", "nggak, ada keperluan", "hmm
iya bu" Rizki ngemil dan juga meminum hidangan yang diberikan Anita, ia
mencoba agar tidak terlalu fokus melihati tubuh indah guru privatnya itu. Anita
dan Rizki mengobrol beberapa saat, cukup lama tentunya bagi Rizki karena anak
itu jadi makin fokus memandangi Anita. "... iya kalau dirumah gini maunya
santai terus, jadi kadang lupa bersih bersih", "hmm... sekarang aja
bu bersih bersih, biar Rizki bantu", "wah, beneran nih?",
"iya bu", "iya bagus deh, ayo ki" Anita jadinya bersih
bersih bersama Rizki. yang terlihat lebih banyak bekerja adalah Rizki, Anita
tinggal memberi arahan, Rizki langsung bertindak. "...yang sini sudah
bu", "siip, udah deh kayaknya bersih bersih sini aja",
"ruangan lain nggak dibersihin sekalian bu?", "kasihan kamu
nanti", "hmm, masih Rizki masih kuat kok bu", "hmm, iya
udah yang terakhir ayo bersih bersih kamar", "iya bu" Rizki
diajak pergi kekamar. Kamar Anita makin amburadul, pakaian dimana mana.
"maaf ki, parah deh kalau kamarku", "tenang aja habis ini udah
rapi bu" mereka mulai membersihkan kamar. Rizki sempat tegang sendiri, ia
lihat bh Anita disekitar kasur, bahkan celana dalamnya juga, Rizki makin
semangat membantu. "tolong itu ki, pakaianku", "iya bu..."
Rizki merasa tubuhnya berdesir, ia sedang memegang bh Anita, setelah itu ia
berikan ke pemiliknya. Anita sempat tersenyum melihat Rizki, "hihi... itu
itu ki...", "...ini bu..." makin panas Rizki disuruh mengambil
celana dalam Anita, untung ia masih kuat.
Setelah usai, terlihat Kamar Anita lebih rapi, "wah... kamarku jadi
keliatan luas, makasih ya Rizki", "iya bu...", "Rizki
keburu pulang nggak?", "hmm... nggak sih bu...", "hehe...
sini sini..." Anita duduk diatas kasur, Rizki langsung mengingat suara
Anita saat bersama Kana dulu. "hmm, bu...", "Udah sini bentar...
nah..." Rizki malu malu mau naik dan duduk disamping Anita. Anita kemudian
jadi ingat saat bersama Kana dulu, "mau ngapain bu?", "gak
papa... sini hadap aku bentar", "iya..." Mereka berdua berhadapan,
Rizki makin penasaran. "hmm... hehe...", "eh, bu..." Anita
memeluk Rizki, mereka jadi berdekatan. "makasih ya Rizki", "iya
bu...", "aku kangen deh... ada yang nemenin dirumah gini..."
Anita tidak melepas pelukannya, membuat Rizki terbawa suasana, anak itu ikut
memeluk Anita. "mm... bu Anita cari temen aja buat tinggal disini",
"hehe... nggak deh, aku mending sendiri, mau minta Rizki tinggal disini
juga mana boleh...", "hmm...iya..." Rizki berfikir mungkin ia
akan senang bila bisa menemani hari hari Anita dirumah itu. Rizki bisa
merasakan dada kenyal Anita menempel disekitar wajah anak itu, hangat tubuh
Anita membuat Rizki merasa nyaman. "hmm...mmh... Rizki diem bentar
ya...", "eh, bu..." Anita merobohkan tubuhnya, ia tiduran dikasur,
otomatis Rizki ada diatas pelukannya. Anita mengelus rambut Rizki, membuat anak
itu merasa senang sekali. "diem aja bentar... kamu peluk aku dong",
"iya bu..." Rizki memeluk Anita, anak itu takut Anita tau kalau Rizki
sebenarnya sudah tegang. "seneng deh ditemenin Rizki...",
"iya... Rizki juga senang bu..." Rizki tak tahan dengan wangi tubuh
Anita, begitu menggoda, anak itu kepalanya mendarat didada kenyal Anita, Rizki
sudah tidak sabar lagi. "hmm, eh... Rizki...", "aduh, maaf
bu..." Rizki tangannya berpindah menangkap buah dada Anita yang masih
ditutupi tanktop itu. "hehe... nggak papa, dah pegang lagi...nah... kamu
dah lama ya pengen pegang dadaku?", "mm...i...iya bu...",
"nah udah pegang nih... lega belum?", "i...iya... tapi Rizki mau
kayak Kana juga bu...aduh..." Rizki tadi melarang Bani menanyakan Kana,
kini malah ia sendiri keceplosan langsung ngomong ke Anita. "hah?
Kana...", "eh, ndak bu... itu..." Rizki dan Anita duduk lagi dikasur itu.
"Kana gimana?", "ndak bu... mm... Rizki pulang dulu deh
bu..." Anita kemudian tau, pasti Rizki memergoki Anita bercinta dengan
Kana. "sebentar... udah kamu disini aja", "tapi bu...",
"tadi katanya mau kayak Kana itu? jadi mau apa enggak?" Rizki
tersentak, ia kemudian memandang Anita yang tersenyum tengil itu. "mm...
yang bener bu?", "iya... hih pasti kamu dikasih tau Kana ya soal
itu?", "eh nggak kok bu, Kana gak bilang apa apa", "terus?
kamu kok tau?", "iya...aku... denger aja suara bu Anita sama kana
dikamar itu", "hmm, dasar kamu ya...", "m...maaf bu",
"kalau gitu...cup...hehe... kamu harus dapet juga..." Rizki kaget, ia
pikir ia akan dimarahi, tapi malah dicium Anita. Anita lalu memeluk Rizki dan
mengajaknya tiduran dikasur lagi. "aduh...bu...", "hehe... kamu
mau pulang... atau mau enak enak yang kayak Kana itu?", "mm... nggak
jadi pulang dulu deh bu", "hehe... gitu dong... nah... ayo
deh..." Anita mencopot tanktopnya, juga bhnya, Rizki melongo melihat buah
dada Anita secara langsung, ia tak perlu lagi mengingat masa lampau.
"wah...", "ayo Rizki mau pegang lagi apa endak? sekarang bisa
pegang langsung...", "mm...iya...wah..." Rizki lupa cara
berhenti, tangannya sudah berpindah memegang buah dada Anita yang kenyal itu.
"punyaku gimana nih?", "mm... punya bu Anita besar ya... montok
banget", "hehe... anak SMA sekarang udah pinter deh soal begini...
aahn..." Rizki sudah terpaku, terbawa nafsu, ia remas buah dada Anita yang
indah itu. "mmh, sakit ya bu?", "enggak... enak malah, liat deh
putingku..." Rizki melihat puting susu Anita mengeras, ia pegang benda
itu, ia mainkan sejenak. "wah...hmm...", "ahn... itu jangan
dimainin terus... itu kan buat dihisap...", "oh
iya..um..mmh...", "ahn... nakal Rizki... ibu gak suruh isep
itu...haha..." Rizki sudah nyosor, mulutnya sibuk menikmati puting susu
Anita. "mmh...mm...", "uuh... bentar deh..." Anita mengajak
Rizki duduk lagi dikasur itu, cewek itu mencopot celana Rizki. "aduh
bu...", "kenapa? tuh... punya kamu udah bediri juga...",
"aah...uuh..." Anita menangkap batang kemaluan Rizki yang sudah
tegak. "punya Rizki... lebih panjang deh dari punya kana...",
"mmh... masa sih bu?", "iya... jadi pengen
coba...um...mmh...mm..." Anita melahap penis tegak Rizki, dikulum dengan
nikmat seperti menikmati eskrim yang segar. "uuh...wah..." Rizki
begitu senang, akhirnya ia batangnya dioral guru favoritnya itu. "mmh...mm...mm...aah...
eh bentar...liat Rizki..." anita berhenti, ia memegang buah dadanya, ia
pasang dipenis Rizki. Batang kemaluan tegak anak SMA itu dihimpit dua gunung
kenyal yang montok. "wah... paizuri...", "hmm? apa tuh
ki?", "eh... ndak bu...uuh..." Rizki ingat adegan saat batang
penis digesek buah dada kenyal, sebutannya paizuri, iya Rizki sering nonton
film bokep Anime alias hentai. "hmm, gimana ki...enak nggak?",
"mmh... enak banget bu...", "hehe... mm...mm... kepalanya nongol
lagi sih...mm..." Buah dada Anita digesekan naik turun, Batang penis Rizki
tenggelam dalam kenikmatan, namun bagian ujungnya masih muncul, dan Anita
menjilatinya. Rizki tak akan lupa dengan adegan nikmat yang ia lakukan dengan
Anita saat ini. "aduh...bu...mmh..." Rizki benar benar keenakan, ia
pegangi kepala Anita yang bergerak naik turun, tubuh cewek itu memang digerakan
untuk memuaskan Rizki. Beberapa saat berlalu, Croot Croot, Rizki klimaks,
spermanya menyembur, jatuh dibuah dada Anita. "wah... mmh... spermanya
Rizki banyak...dadaku jadi hangat..." anita duduk kembali, ia ratakan
sperma ditoketnya, ia elus elus buah dadanya yang kini jadi makin menggoda.
Rizki sempat lemas sejenak, tapi tegak lagi setelah melihat Anita mencopot
celana pendeknya. "wah...bu Anita...", "mmh... liat ki... aku
dah basah juga... tuh..." Anita membuka selangkangannya, menunjukan celana
dalamnya yang basah, lalu ia copot juga, RIzki kemudian melihat memek guru
privatnya itu. "wah...", "Rizki dulu kan denger aja, gak sempet
lihat vaginaku kan? sini liat aja" Rizki melihat dekat, ia pandangi memek
Guru Privatnya itu. Anita lalu menggesekan jarinya pada klistorisnya sendiri,
ia mendesah kecil, membuat Rizki nafsunya bertambah. "wah...bu..."
Rizki ikutan menggunakan jarinya, ia elus elus bibir vagina Anita, "baru
pertama lihat langsung ya ki?", "iya...bu...mmh...mm..." Rizki
nyosor lagi, kini mulutnya mencoba menikmati vagina Anita.
"aahn...mmh...Rizki tau benar deh...ayo jilat aja nggak
papa...aahn..." Rizki mulai menggunakan lidahnya, ia gerakan bebas mencicipi
basahnya vagina Anita. "mmh...mm...sluurp...mm..." Rizki memegang dan
mengelus paha mulus anita, sambil terus menyedot dan menjilati memek guru
privatnya itu. "ssh...aah...mmh...nngh" Anita heran juga, Rizki
begitu hebat beraksi. "mmh...mm...aah...", "udah ki... ayo
ki...", "boleh ni bu?", "iya...nngh... bentar... pakai ini
ya", "oh iya bu..." Rizki memakaikan kondom pada penisnya, lalu
ia bersiap menikmati malam. "ayo Rizki... masukin ya...", "iya
bu...mmh...aah..." Rizki kini ada diatas Anita, mulai ia siapkan
pedangnya, ia cari lubang vagina Anita, lalu segera ia tancapkan, sleeb, masuk
semua mengisi memek Anita. "aahn...ouh...yes...asik..mmh...",
"uuh...wah..." Rizki akhirnya merasakan nikmatnya menyetubuhi Anita.
mulai digerakan penis tegak itu pelan pelan, Rizki menikmati aksinya,
"Ki... peluk aku...mmh", "iya...mmh...uuh...",
"aahn... gesek terus Rizki sayang...aahn..." Rizki jadi termotivasi,
segera ia gesekan penisnya maju mundur lebih cepat, ia penetrasi vagina guru
privatnya dengan penuh semangat. Ditempat lain, Bani sedang penasaran, ia kirim
pesan ke handphone Rizki, tapi belum juga dibalas, ia pikir pasti temannya itu
sudah tidur, padahal Rizki sedang asyik menyetubuhi Anita. "mmh...uuh...bu
Anita...ooh...", "nngh... uuh...", "mmh...mm...mm..."
Rizki terus memuaskan Anita, anak SMA itu juga kembali meremas toket Anita,
juga menciuminya. Rizki Benar benar lupa akan waktu, ia terus saja menggesekan
batang kemaluannya, ia nikmati dinding vagina Anita yang berdenyut hebat.
"aahn... nngh... Rizki...auh..mmh..." Anita makin suka saja bercinta
dengan anak SMA, semangat dan penuh rasa ingin tahu. Beberapa saat itu, Anita
dan Rizki bukan murid dan guru lagi, tapi pasangan mesrah yang saling memuaskan
nafsunya. "aduh...uh...mmh...aah..." Croot Croot, Rizki akhirnya
Klimaks, ia cabut penisnya keluar dari lubang kenikmatan. "uuh... lega
deh...sini...", "mmh..uuh... makasih bu Anita..." Kondom
dicopot, lalu Anita menjilati dan menghisap sisa Sperma dibatang penis Rizki.
"mmh...aah... iya... dah ayo pakai lagi pakaianmu", "iya
bu...", "wah udah jam segini, berani nggak pulang sendiri?",
"berani bu", "iya harus berani, buktinya kamu dah berani perkosa
gurunya sendiri", "aduh, m..maaf bu", "haha bercanda Rizki
sayang..." Rizki bergegas berpakaian, ia lalu bersiap pulang.
"m...makasih bu Anita", "iya, dah hati hati... eh... jangan
kasih tau siapa siapa loh...", "iya bu Siap...",
"hehe...dah...hati hati..." Rizki pulang, dengan amat lega, dan juga
senang, ia bisa melampiaskan imajinasinya, dan merealisasikannya dengan begitu
indah.
Esok Harinya, Anita mengirim pesan pada Kana kalau kelas hari itu
diganti lain hari, Kana lupa memberitahu temannya, Rizki sudah tau pun juga
tidak memberitahukan Bani, jadi Bani sore hari itu pergi kerumah Kana.
"... Lah kamu gak ngasih tau aku Na...", "sori Ban, lupa, aku
juga lagi ribet tadi dirumah, ayahku lagi pergi soalnya", "hmm iya
udah deh" Bani akhirnya pulang sendirian. Sampai rumahnya ia juga mengirim
pesan pada Rizki, "gak bilang Ki kalau libur lesnya", "eh... iya
lupa, soalnya sama bu Anita gak boleh
bilang", "lah... aneh deh", "eh, maksudny emang aku lupa
aja Ban, Sori haha" Bani heran juga, memang dari kemarin baru sore itu
Rizki membalas chatnya. "Bani...bantu ibu bentar", "iya
bu..." Bani dipanggil ibunya, ia ternyata disuruh membeli sesuatu. Bani
pun pergi keluar. Ia langsung menuju toko tempat biasa ibunya beli sesuatu.
Sampai Sana, Bani segera membeli barang yang diminta, setelah itu ia bergegas
pergi. Langkah Bani pergi kali itu terhenti, ia melihat Anita dan Ayahnya Kana
dalam mobil yang sedang berjalan pelan dijalan itu. Setelah mobil berjalan
pergi, Bani masih termenung, kenapa Ayahnya Bani bersama Bu Anita? namun Bani
memilih pergi kerumah dan memberikan barang pembelian tadi kepada ibunya. jadi
Hari itu Bani tidak bertemu Anita,Rizki,Ataupun Kana secara langsung.
hari selanjutnya, Saat disekolah, Bani menyempatkan diri bertanya pada
Rizki. "lusa elu kok gak bales sih Ki?", "mm...itu...pulsa ku
habis bro", "halah... eh... tau nggak kemarin aku ketemu Ayahnya Kana
sama bu Anita dalam satu mobil", "hah? katanya bu Anita kan kemarin
ada urusan jadi gak bisa ketemu kita", "lah? apa emang urusannya sama
Ayahnya Kana?", "ah entahlah, yang pending aku udah", "udah
apa?", "eh...udah tau itu tadi, kalau Kana dan ayahnya sama sama
dekat sama bu Anita", "hmm, iya bener" Bani masih belum tau
kalau Rizki sudah pernah menikmati malam dengan Anita. Sore Harinya, Bani dan
Rizki pergi kerumah kana untuk mengikuti les privat seperti biasa. "oi
kalian", "hei kana...", "mana bu Anita?", "tadi
dadakan kasih tau aku, bu Anita gak bisa dateng lagi",
"halah...", "ya...dua kali ketipu gue", "sabar sabar,
dah masuk dulu aja", "oke bro", "gak deh aku pulang
aja", "lah kenapa ban?", "iya napa ban? sini ngobrol
dulu", "gak deh, dah aku pulang dulu..." Bani berjalan pulang,
Rizki memilih menemani Kana. Bani bergegas pulang, menyimpan tasnya, lalu ia
pergi keluar, anak itu berharap bisa bertemu Anita dijalan seperti kemarin.
Jadi ia tunggu saja didekat jalan Raya kemarin, namun ia tak melihat ada mobil
kemarin, ataupun Anita. Sempat bersiap pulang, Bani melihat Ayahnya Kana,
berjalan dari sebuah tempat makan. Bani memilih mengikutinya, dari jarak yang
aman agar tidak ketahuan. Setelah diikuti, Ayahnya Kana berhenti disebuah
Rumah. Bani tentu tidak tau, tapi itu adalah Rumah kontrakan Anita. Bani baru
tahu setelah Anita keluar dan menyambut Ayahnya Kana. "wah...makasih ya...", "iya...
iya sudah aku pulang ya...", "iya, makasih ya buat semalem,
hihi...", "hehe iya Anita sayang..." Bani menguping lagi, ia
kini makin percaya, ada sesuatu antara Ayah Kana dengan Anita. Setelah Ayahnya
Kana pergi, Bani memberanikan diri pergi kerumah kontrakan Anita itu. Setelah
mengetuk pintu, beberapa saat Anita muncul, "wah... Bani...",
"sore bu anita...", "iya...sini masuk dulu..." Bani kini
yang menemani Anita dirumah itu.
Dari ketiga anak Sma itu, Bani yang terakhir kali terpukau pertama
melihat Anita pakai tanktop dan celana pendek. "maaf ya bu, tiba tiba
kesini", "hmm, nggak papa, tapi aku boleh tanya nggak?",
"iya bu, ada apa?", "kamu tahu ini rumahku dari siapa?",
"hmm... tadi liat ada Ayahnya Kana sama Bu Anita didepan sebentar",
"ooh, aku kira dikasih tau Rizki", "memang Rizki tau rumah bu
Anita?", "eh...nggak tau juga bu Anita, hmm eh itu ayo snacknya
dimakan", "hmm iya bu makasih" Anita bingung, bagaimana kalau
nanti Bani memberitahukan hal tadi kepada Kana? "mm... Bani...",
"iya bu?", "jangan kasih tau Kana yah kalau tadi ayahnya
disini", "ooh iya bu, tapi emangnya kenapa bu?", "iya
bahaya nanti", "mm... nanti bahaya juga kalau Ayahnya tahu soal
kana...eh...", "loh... bentar... Bani juga nguping pas aku dikamarnya
Kana ya?", "aduh...endak...anu itu..." Bani mudah saja
keceplosan, Anita tersenyum, lalu tertawa kecil, "Haha... udah nggak papa,
jadi kamu bareng Rizki ya ngupingnya?", "hmm...iya
bu...maaf....", "iya udah nggak papa...", "bu Anita kok tau
kalau saya sama Rizki juga?'', "hmm... iya Rizki udah bilang ibu, udah
minta maaf juga", "oh begitu ya...", "hmm, memang harus
adil nih jadinya", "adil gimana bu?" anita tidak bisa kerumah
Kana karena ia tidak mau kesana bersama dengan ayahnya kana, karena malam
sebelumnya ia bercinta dengan Ayahnya kana. Anita berfikir lagi, kemarin dengan
ayahnya kana, sebelumnya dengan Rizki, terus apa ia harus dengan Bani malam ini?
"Bani nggak keburu kemana mana kan?", "ndak kok bu, tadi
kan emang niatnya les dirumah Kana", "iya udah, kalau gitu kali ini
kamu les dirumah ini ya sama aku", "tapi buku saya dirumah bu",
"iya kali ini lesnya gak butuh buku", "les apa emangnya
bu?" Bani mulai bisa menebak jalan ceritanya. "udah ikut aja, sini
kekamar aja" Bani tersenyum, pasti asyik bila ia diajak kekamar. Sampai
kamar, Bani diajak duduk dikasur, anak SMA itu sudah senyam senyum, membuat
Anita tak bisa menahan tawa, "lah bu Anita kok ketawa?",
"haha...aduh aduh Bani... kamu emang lucu...", "lah... bani kan
cuma duduk ini bu?", "iya... haha... lihat tuh kening kamu",
"kenapa bu? eh", "cup... haha..." Anita mencium kening
Bani, membuat anak SMA itu tersipu. "aduh bu Anita bikin malu" Anita sadar
Bani memang paling lucu diantara Kana dan Rizki. "haha... gitu aja udah
malu, sini sini", "aduh...bu...", "dah... sekarang kamu
belajar jadi orang dewasa, mau nggak?", "wah... mau bu!",
"ssst... jangan ramai, kalau ramai gak jadi belajar aja", "hmm maaf
bu, iya Bani diem deh", "haha... emang kira kira kita belajar
ngapain?", "mm...belajar itu bu...", "itu apa?",
"ituloh... yang itu...", "orang kita belajar ngitung keuangan
sehari hari kok", "yaah... ternyata....", "hahaha... ya
enggak kali...sini sini...", "eh...bu anita..." Anita menangkap
Bani, ia ajak tiduran dikasur. "haha... iya iya... kita belajar yang
itu...", "yes...hihi...", "seneng bener ya, padahal juga
gak boleh aslinya", "hmm, kan belajar aja bu", "iya
iya...cup... langsung aja ya... belajar ciuman yuk...cup...mm..." Bani
senang bukan kepalang, ia diajak berciuman, tentu ia tanggapi ciuman anita, ia
balas dengan baik, "mm...cup..mmh...", "mmh...aah... wah kok
kamu udah pinter...cup...mm...", "mmh...cup..mm..." Bani asyik
beradu lidah dan juga berciuman dengan Anita yang cantik. "mmh...aah...
Bani... berenti dulu...", "mmh...iya bu...", "tangannya
nakal ya... kan belum disuruh pegang dadaku", "oh iya... m...maaf
bu", "hmm, kalau mau pegang ya dibuka dulu, ayo bukain...",
"i...iya bu..." Bani fokus pelan pelan mencopot tanktop Anita.
"eits... satu dulu yang dibuka, sini cium aku lagi...cup..mmh...",
"mmh...mm..." Bani tentu senang diajak ciuman lagi.
"mmh...cup...mm...aah... sambil bukain ini deh Ban...cup...", "iya...mmh...mm..."
sambil asyik ciuman, Bani membuka bh Anita, "mmh...cup...aah... Bani bisa
enggak?", "yang belakang ini susah bu...", "hahaha... nih
nih aku bantu...", "nah udah bu...wah..." Bani terpukau melihat
buah dada Anita yang montok. "kamu bikin aku ketawa terus deh Bani...haha...
ayo sini...cup...mmh..mm...", "mmh...cup...aah..." Bani diajak
ciuman, anak itu kini sambil memegang buah dada Anita, dielus dan diremas pelan
pelan. "mmh...mm..aah... udah... sini sini cium yang itu deh...",
"wah iya...cup...mm...", "haha... lucu banget sih kamu
ini..." Anita heran saja, setiap kelakuan Bani bisa membuatnya tertawa.
Bani mulai mencicipi buah dada Anita, ia gemas sekali dengan benda kenyal milik
guru privatnya itu. "mmh... bu Anita...aku boleh... cium yang ini?",
"boleh boleh...ahn...haha... geli deh... kayak Bayi Bani minta
cucu..." Bani asyik sendiri, ia cicipi puting susu Anita, dikecup dan
dikenyot nikmat. "mmh...wah...mm..", "Bani... udah sini
kamu...", "mmh...bu Anita..." Anita mencopot Celana Bani, ia
melihat batang kemaluan anak SMA itu sudah tegak. "hahaha...aduh
Bani...", "lah kok ketawa terus sih?", "iya itu...haha...
sini sini..." Anita melihat batang kemaluan bani lebih pendek dari milik
Rizki dan Kana. Anita mulai mengocok penis Bani, "wah...bu Anita...",
"enak gak nih?", "iya enak...", "punya kamu lucu ya
Ban... hayo geli gak nih kalo dijilat gini...mm...",
"aah...geli", "mm...umm..mm..." Anita melahap batang penis
Bani, ia sedot kuat, ia emut terus, "uuh..aduh...ngh...", "mm...mm...mmgh.."
Croot Croot, Bani sudah klimaks, Anita mulutnya terisi sperma lagi.
"m...maaf bu udah gak kuat", "mmgh...gleeg...mm...aah... iya gak
papa...", "wah ditelan semua bu?", "iya, hebat kan
aku?", "wah iya hebat" padahal Bani spermanya tidak terlalu
banyak yang keluar. "dah, sini..." Anita melepas celananya sendiri,
ia segera telanjang bulat, lalu ia nungging dan menunjukan memeknya pada Bani.
"wuah... bu Anita...", "udah keliatan belum tuh?",
"iya keliatan bu...wah...", "hei hei belum disuruh
pegang...", "eh iya maaf...", "haha... iya iya pegang aja
Bani...aahn...", "hmm, ini ya..." bani akhirnya bisa melihat
vagina Anita juga. "mmh... buka coba Bani, liat aja...", "hmm,
lubangnya dalem gak bu?", "hahaha.. dalem banget tu... punya kamu
masuk semua nanti", "wah iya, aku masukin ya bu", "ssh
bentar dulu... kalo mau masukin... jilat dulu punyaku itu", "oh iya
bu siap...mm...mmh..", "iya gitu bener Bani...uuh..." Bani mulai
menjilati bibir vagina Anita, ia juga mencoba memasukan lidahnya dan mencicipi
dinding vagina Anita. "mmh..mm...rasanya aneh bu...", "hahaha...
emang kamu kira manis?", "hmm iya nggak gitu
bu...hehe...maaf...mmh...mm..." meski aneh, tapi rasa memek Anita membuat
bani ingin terus menjilat lubang nikmat itu, bahkan Bani mulai menghisap hisap
vagina Anita. "mmh...uuh...sssh...udah ban...", "mmh...iya sudah
bu...", "dah... nih pake...", "gimana pakainnya bu?",
"hahaha...iya pasang aja coba", "hmm, iya udah bisa bu"
Bani sudah memasang kondom di batang penisnya. "pinter deh, udah ayo, biar
kamu cepet dewasa", "iya bu...mmh...aku...masukin...oooh..."
Bani benar benar senang, ia sodokan penisnya masuk, dan batangnya itu tenggelam
semua divagina hangat Anita. "haha... gimana? enak gak?", "enak
banget bu Anita...ooh..." Bani benar benar keenakan, Anita malah tertawa lagi,
karena memang dua hari yang lalu ia disodok penis yang lebih besar dan panjang.
"iya... deketan dong... pegang dadaku bisa enggak?", "mmh...bisa
bu...mmh..." Sambil menusukan Penisnya, bani merapat dipunggung Anita,
tangannya menangkap buah dada Anita yang menggantung. "aahn... ayo digesek
dong Bani sayang...aahn...", "ooh...iya...mmh...uuh..." Bani
senang sekali, ia bisa melakukan adegan seks doggy style dengan menggesekan
penisnya di dinding vagina Anita yang hangat. "aahn...mmh...uuh..."
Anita menikmati juga akhirnya, ia baru mencoba adegan doggy style itu, ternyata
asik juga. Bani tangannya menahan buah dada Anita yang bergoyang, saat tubuh
guru privatnya itu terus bergerak. Bani terus menabrakan penisnya maju mundur,
ia sepenuh tenaga menikmati vagina Anita. "uuh...ooh...",
"Bani... bentar..." Anita meminta ganti posisi, ia suruh Bani
tiduran. "wah... Bu Anita...", "hehe... gantian aku yang gerak
ya...ooh..." Anita menyiapkan lubang vaginanya, ia pasang dipenis tegak bani yang tidur itu,
sleeb, masuk semua. kini Anita yang bergerak melompat lompat, ia buat Bani
benar benar keenakan. "uuh...waw...hebat...uuh...", "sini tangan
kamu Bani...mmh...pegangin yang bener", "iya
bu...wah...hmm...uuh..." Bani terpesona, ia lihat Anita begitu enjoy
melompat lompat, Bani tangannya menahan buah dada Anita yang bergoyang hebat
itu. Anita juga tidak berhenti tersenyum. Bani sungguh senang, sore itu terlalu
indah baginya. Beberapa saat itu Bani terus dipuaskan dengan aksi Anita. Namun
tak lama, Croot Croot, "aahn...wah udah keluar..." Anita berpindah,
ia kini ada disebelah Bani. Anita mencopot kondom dipenis Bani, Anita juga
menghabiskan sperma dibatang penis bani sambil ia bersihkan juga.
"wah...mmh...makasih bu Anita...", "iya Bani... hehe... dah
belajarnya udahan dulu ya", "iya bu, bani juga udah lega",
"haha... udah lama pengen belajar begini ya sama aku?",
"hmm...iya bu...hehe...", "haha dasar... sana pake
pakaianmu" Bani berpakaian lagi. "m... sekali lagi makasih bu
Anita", "iya iya, hmm, bisa nggak kamu jangan kasih tau siapa siapa
soal yang barusan?", "siap bu, Bani gak kasih tau siapa siapa",
"siip, udah kamu pulang ya, nanti dicariin loh", "i...iya
bu", "iya udah... kalau belum pulang juga nanti aku laporin polisi,
udah perkosa guru privatnya sendiri", "aduh jangan bu, iya ini Bani
pulang", "hahaha... bercanda Bani...dah...makasih..." bani
akhirnya pulang juga. Anita geleng geleng, heran saja, ia tak percaya kalau
dirinya bisa ngeseks dengan banyak laki laki. Anita sempat melamun sejenak
untuk berfikir. Dan akhirnya ia memilih memutuskan untuk tidak bersetubuh untuk
beberapa saat. Anita sudah memuaskan 3 Anak SMA murid lesnya itu, jadi, ia
ingin tahu dulu apa yang akan diberikan mereka untuk bisa mendapatkannya lagi.
No comments:
Post a Comment