"Siapa nama Gurunya?", "bu Anita", "tau dari
mana Na?", "kan aku tanya ayahku", "ooh, dah lama ni belum
dateng", "iya ni, mana sih?", "sabar dong, eh itu kayaknya
dateng, bentar aku buka pintu depan" Kana pergi menuju pintu depan rumah,
ia buka, lalu ia melihat Cewek cantik disana, "Hai Dek", "iya...
Bu Anita ya?", "iya betul", "masuk aja bu",
"iya..." Anita segera masuk. Kana langsung menemui teman temannya.
"Eh... betul ini gurunya?", "iya betul lah", "wah...
seksi...", "sst, diem lu ki", "aduuh bidadari ni",
"elu juga Ban" Rizki dan Bani adalah teman Kana, jadi tiga anak baru
masuk SMA itu bersiap untuk les privat. "Permisi, perkenalkan saya Anita,
bisa dipanggil bu Anita ya" 3 anak SMA didepan cewek itu hanya bisa
tersenyum lebar, "Iya bu Anita, Saya Kana", "kalo saya
Bani", "saya Rizki", "hmm iya, salam kenal semuanya" 3
cowok itu tak menyangka guru privatnya ternyata begitu menawan. Anita segera
bertanya tentang 3 muridnya itu, setelah saling kenal mereka mulai melanjutkan
kelas. Memang mereka belajar dirumahnya kana, hanya duduk dikarpet ala kadar,
tapi ruangan cukup luas, mereka duduk dikarpet tanpa meja atau kursi.
"...Jadi nanti kalau ada yang sulit tanya aja ya, itu tugas saya
disini", "iya bu..." mereka mengerjakan tugas dibimbing guru
cantiknya. Mungkin Karena cuaca yang panas, Anita jadi melepas Bajunya, 3 anak
SMA itu jadi melongo, kini mereka bisa melihat tubuh guru privatnya lebih jelas
lagi, lekuk tubuh indah Anita tertutup Kaos ketat berwarna hitam dan juga Rok
sedang warna hitam.
"bu Anita...", "iya Kana...",
"yang ini sudah benar belum...", "yang mana?" Anita
mendekati Kana, ia jadi agak menunduk, Kana tentu bisa melihat isi kaos hitam
Anita. "eh... yang ini...", "hmm itu ya..." Anita sibuk
membantu Kana, Rizki da Bani berhenti mengerjakan dan mulai berbisik bisik.
"gurunya amoy banget sih", "iya... aduh bokongnya montok
juga...", "iya... duuh aku siapin jawaban dulu" Rizki kembali
sibuk mengerjakan, Bani jadi ikutan. "kalau gitu kerjakan soal selanjutnya
ya", "iya bu" Kana kembali mengerjakan tugasnya.
"bu...", "iya Rizki?", "ini... ada...yang sulit",
"hmm... mana..." Anita pindah mendekati Rizki, beda Reaksinya, Rizki
langsung senyam senyum tak seperti kana yang biasa saja. "hehe...ini bu...",
"kamu kok senyam senyum sih?", "nggak bu...", "hmm...
oh itu... gini ya..." Rizki sambil mendengarkan, sesekali mencoba menengok
isi kaos yang dipakai Anita. Bani lain lagi, ia sibuk memandangi bokong Anita,
dilihatinya terus, Bani tak sengaja menyentuh kaki Anita. "eeh...maaf
bu...", "ada apa Bani?", "enggak ini... ada yang sulit
juga", "ooh bentar ya, Rizki yang tadi itu..eh..." Anita tadi
melihat kearah Bani, ketika menengok
Rizki lagi, cewek itu kaget karena Rizki dekat sekali dengan dirinya.
"eh maaf bu, yang ini tadi", "bikin kaget kamu ni, yang ini
tadi..." Kana disudut lain hanya geleng geleng, memang teman temannya itu
Jones alian jomblo ngenes, lihat yang cantik sebentar sudah melayang
pikirannya. Kurang lebih satu jam mereka belajar dibantu Anita, Setelah itu
Anita berpamitan pulang, katanya ada kuliah nanti malam.
"Aduuh kalo gini gua demen deh belajar dirumahmu Na",
"iya, tiap haripun siap", "haduh kalian ini emang...",
"tau gak... tadi aku sempet liat... dadanya bu Anita...mulus
banget...", "yang bener ki?! aah aku tadi gak berani ngintip",
"sst apaan si kalian", "yee... elu iri juga ya nggak liat tadi
Na?", "siapa bilang... tadi aku gak sengaja liat sih",
"waah pake alesan gak sengaja", "emang gak sengaja... udah udah
pulang sana besok kesini lagi", "iya iya, haha..." Rizki dan
Bani pulang kerumahnya masing masing. Kana menyimpan bukunya kemudian bersantai
diruang tengah tadi. "Kana...", "oh...ayah udah pulang"
Ayah kana tak lama datang, "gimana tadi?", "sudah yah, bu Anita
baik dan pengertian ya", "baguslah... sini ayah kasih nomernya bu
Anita, setelah ini kamu kontak sendiri ya", "ooh iya yah" Kana
mendapat nomor handphone Anita. Malamnya, Kana dikamarnya sibuk main handphone,
lalu ia ingat Anita. Jadi ia simpan nomor hp guru privatnya itu, ternyata
tersambung juga ke sosial media dihandphonenya. ia telusuri, nama lengkap
gurunya itu Anita Putri Santika. Foto Foto Anita banyak Juga, Kana sempat kagum
dengan guru privatnya itu, bisa kuliah sambil mengajar. Kana setelah itu
mengirim pesan pada Anita, "Bu Anita, ini nomor saya, Kana",
"ooh iya...", "besok mohon bantuannya lagi ya bu",
"iya siip" Kana senang, tak salah ia dapat guru privat seperti Anita.
Esok harinya sepulang sekolah, Kana istirahat dirumahnya, tapi tak bisa
lama, karena ada yang mengetuk pintu rumahnya. "Lah... jam berapa ini
ki" setelah dibuka, ternyata ada Rizki yang sudah datang, "hehe... ya
siap siap dulu bro", "hadeh terserah dah", Rizki masuk dan
langsung bersiap diruang tengah, "ki... nanti kalau ada Bani bukain
pintunya, aku kekamar dulu", "oke bro" Kana kembali kekamarnya,
ia memilih tidur saja. Kana bangun satu jam berlalu, ia tampaknya terlalu lama
tidur, jadi ia segera keluar kamar. ternyata Anita sudah dirumah itu, bahkan
sudah ada Bani juga. "loh... Kana baru bangun?", "i...iya...maaf
ya bu, sebentar", "hmm iya gak papa" Kana pergi kekamar mandi.
"bu... yang ini tadi...", "ooh iya Rizki...hm...udah betul
kok..", "begitu ya bu...", "iya... lanjutin ya..."
Rizki dan Bani senang bisa belajar dibimbing Anita. Kana menyusul ikut belajar,
meski ia memang telat. Beberapa saat berlalu, 3 anak SMA itu belajar dengan
fokus, tapi lebih fokus memandangi Anita. "...nah... kalau udah ngerti
dicatet dulu dong rumus singkatnya", "iya bu...", "siip...
Kana... kamu belum selesai?", "belum bu...", "hmm, Bani dan
Rizki apa sudah mau pulang? kan kalian sudah selesai", "iya kami
sudah bu, tapi...", "mereka mau pulang itu bu... iya kan teman
teman?", "enggak bu, saya...eh..", "udah ayo ayo... kalau
udah ya pulang...hiss..." Kana memaksa dua temannya pulang, meski mereka
sebenarnya masih mau tinggal untuk melihati Anita. "haha... udah ayo
diselesaikan Kana...", "iya bu...", "sini ibu bantu biar
cepet..." Kana heran, bila tak ada Rizki dan Bani, Anita makin dekat dan
lebih perhatian lagi. "...hmm, wah jadi cepet selesainya", "iya...bagus
deh...", "iya bu, bu Anita apa ada urusan ya kok terburu buru?",
"oh, ndak kok... ya biar bisa santai dulu dirumah kamu", "ooh
iya iya betul hihi" Kana menyimpan bukunya, ia lalu menemani Anita diruang
tengah, bedanya mereka kini tidak belajar. "ayah kamu belum pulang?",
"belum bu, mungkin sebentar lagi", "hmm gitu ya...
kana...", "iya bu?", "boleh minta tolong?",
"minta tolong apa bu?", "pijitin bahuku ya... pegel nih..."
Kana hatinya berdesir, ia merasa beruntung. "ooh... iya bu... permisi
ya..." Anita duduk didepan Kana, Kana menaruh tangannya dibahu Anita, ia
pijat pelan pelan, "hmm... kok Kana pinter sih mijitinnya?",
"mm...iya... biasanya mijitin ayahku juga", "ooh gitu
ya..aahn..." Kana hatinya bergetar lagi, mendengar desahan Anita.
"mm... sakit ya bu?", "enggak kok... enak malah..mmh... agak
turun Kana... lengan ku ini...", "hmm iya..." Kana kini memijat
lengan Anita, anak SMA itu makin pusing jadinya, ia harus lebih dekat, bahkan
kini ia bisa melihat jelas apa isi kaos yang dipakai Anita, gundukan mulus yang
menggoda. "mmh... enak deh... Sini kana... ", "eh...bu..."
Kana kaget, tangannya dipindah kepinggul Anita. "nah... sini ya
pijitin", "iya bu..." tak pernah Kana berfikir Anita memberikan
kesempatan seperti itu, ia jadi makin tertarik saja. "mmh...hmm...Kana...",
"iya bu?", "kenapa enggak kelas privat sendiri saja?",
"iya... biar ada temannya bu", "hmm... kalo sendiri kan enak...
lebih privat lagi...hmm", "hmm iya mungkin bu...eh maaf bu..."
Kana tak sengaja menyenggol bagian menonjol di dada Anita. "hmm? emang
kenapa?", "itu tadi...anu...", "kalo mau pijat yang itu...
lanjut aja nggak papa Kana...", "eh...bu Anita...",
"hehe...hmm..." Kana tadi masih gusar, kini ia jadi penasaran, ia
sesekali menggerekan tangannya naik, menyentuh bagian kenyal didada Anita.
Anita tak menolak, bahkan ia terlihat tersenyum. Kana makin berani, jadi kini
ia pegang saja langsung dua gundukan kenyal di dada Anita. "mm... bu
Anita...", "iya?", "nggak...sakit kan?", "enggak
kok...mmh... lanjut aja nggak papa..." Kana jadi senang, ia lanjutkan saja
meremas buah dada Anita, meski masih ditutup kaos. Anak SMA itu baru pertama
kali merasakan nikmatnya meremas buah dada kenyal. sedang asyiknya pijat
memijat, Kana mendegar suara pintu dibuka, ia langsung menghindar dan menjauh
dari Anita. "eh...ada orang bu", "hmm? siapa...oh ayah kamu
itu", "oh ada Anita...", "iya... misi pak..." Anita
bangun lalu menyalami ayahnya Kana. Kana tanpa pamit pelan pelan pergi
kekamarnya, sampai didalam ia kegirangan seperti orang gila, bahkan ia melihati
isi celananya, penisnya tegak, kana benar benar tak menyangka Anita seperti
itu. diruang tengah, Anita berbincang dengan ayahnya Kana. "...ooh, iya
itu gampang, kan Anita tau sendiri...", "hehe... iya pak... besok
dirumah saja kan pak?", "aduh besok saya ada meeting keluar
kota", "yaah...", "sudah kamu tenang saja, minggu depan
kita keluar ya", "hehe... sip deh pak...mm... besok saya temenin Kana
boleh pak?", "hmm boleh boleh... tapi jangan aneh aneh loh...",
"hehe iya pak...kalo yang itu aman, khusus buat anda saja..hihi...",
"haha dasar kamu...", "iya sudah saya permisi dulu ya pak",
"iya... makasih Anita..." Kana didalam kamarnya bisa mendengar
percakan ayahnya, Kana tidak begitu mengerti, tapi seperti ada sesuatu antara
ayahnya dengan Anita. Malam itu Kana hanya sibuk melihati foto foto Anita, iya
memang ia jadi kepikiran, bahkan Kana tak bisa melupakan kenyalnya buah dada
Anita tadi ditangannya.
Keesokan Harinya, Kana sepulang sekolah sudah menunggu Anita, tapi Bani
dan Rizki yang datang duluan. "tumben amat Na?", "iya...
biasanya kita ketuk pintu baru nongol", "udah sana masuk" Kana
bersedia menunggu Anita. "kenapa tu anak?", "tau dah... kira
kira kita tinggal kemarin ngapain aja dia ya?", "wah.. itu perlu
ditanyakan" Rizki dan Bani jadi kembali menemui Kana didepan. "Oi
Na...", "ape lagi...", "kemarin gimana?", "iya
kemarin pas kita tinggal...", "hah? kemarin... ya nggak ngapa
ngapain", "yang bener?", "iya... bu Anita langsung pulang
kok...", "hmm iya udah" Bani dan Rizki pergi keruang tengah,
meski masih tak percaya dengan Kana. Anita akhirnya muncul beberapa menit
kemudian, kini Anita tampil lebih menggoda, Buah dadanya sudah terlihat saja
dalam bajunya itu, roknya juga lebih pendek lagi. "Hai Kana...",
"selamat datang bu...", "iya... tumben kamu nunggu
didepan", "i...iya pas saya ada didepan aja ini tadi", "hmm
iya udah" Kana mengajak Anita keruang tengah, agar segera memulai kelas
privat. "halo Bani dan Rizki", "iya bu Anita... wah..."
bani dan Rizki kaget, melihat Anita berpenampilan lebih menggoda lagi.
"hehe... kalian ada tugas?", "Enggak bu" jawab Bani dan
Rizki "ada bu..." jawab Kana. "hmm? yang bener nih? ada atau
enggak?", "enggak...eh Kana emang ada tugas ya? besok kan
minggu", "eh ada tau... itu tugas bahasa...", "kan
dikumpulin masih lama", "tapi kan tetep aja tugas", "udah
udah... iya udah kita kerjain tugas bahasa itu aja ya", "yah... iya
sudah bu" mereka jadinya mengerjakan tugas bahasa. tugas bahasa cukup
mudah dikerjakan, tapi Kana membuatnya seolah sulit, ia minta Anita menjelaskan
lebih detail terus, "... hmm, memang arti kata kadang banyak maknanya,
tapi kalau disoal ini tadi artinya yang tadi itu kana", "iya...
ngapain cari jawaban lain sih na...", "iya... aku penasaran
aja", "kan yang penting sudah dijawab bro..." Bani dan Rizki
sedikit heran dengan Kana. "iya sudah... nanti setelah ini Kana bisa
belajar sama ibu ya... biar lebih faham deh", "nah... iya
bu...hehe..." Kana tersenyum, Bani dan Rizki kemudian baru paham kenapa
Kana berulah. Setelah kelas selesai, Bani dan Rizki berpamitan pulang. "kana,
bu Anita, kami pulang dulu ya", "iya, aku ada acara keluarga",
"oh iya Rizki Bani, Nanti ketemu hari senin ya..." Rizki dan bani
segera keluar dari rumah Kana.
Mereka berdua berhenti didekat rumah Kana. "beneran elu mau
pulang?", "enggak, mau balik lagi kesana habis ini", "lah
jangan ikut ikutan gue", "iya kan... udah kita pulang bentar... nanti
bareng deh kerumah Kana", "oke oke deh..." bani dan Rizki
pulang, tapi nanti malam mereka kembali. Dirumah Kana, Anita dan Kana sedang
duduk santai diruang tengah. "...haha... jadi mereka gak pernah pacaran
gitu?", "iya begitu bu... kalo aku sih pernah...", "hmm,
tapi sekarang punya pacar nggak?", "belum ada lagi sih bu... masih
teman", "hehe... ya disegerakan dong...", "baru masuk sma
bu, nanti aja", "loh... nanti keburu diambil orang", "hmm,
iya mungkin bu", "bisa jadi dia dapet pacar dulu, atau malah kamu
yang diambil orang", "diambil orang gimana bu?", "kalo dia
tau kamu deket sama aku, gimana coba?", "eh... kalau itu...",
"haha... dasar Kana ini...", "haha... iya...hehe..." Kana
heran, Anita hari itu tidak pulang pulang. Cewek itu terlihat begitu ceria.
"Kana... ayah kamu belum pulang?", "hari ini ayah keluar kota
bu", "hmm, kamu sendiri dong", "sepertinya iya bu",
"hmm, kasian... gimana kalau aku nginep disini malam ini?", "hah?
yang bener bu?", "iya... tapi kalau gak mau ditemenin ya nggak
papa", "eeh iya bu nggak papa kok...", "beneran nih?",
"iya bu beneran", "hehe... bagus deh... kana nggak laper?",
"mm.. laper sih bu", "makan dulu yuk, biar ibu yang pesen",
"wah... makasih bu" Anita memesan makanan online, jadi malam itu ia
makan malam dengan Kana.
Kana malam itu senang sekali,
makan malam dengan gurunya yang cantik. "...enak gak?",
"mm...enak bu...", "ini menu favoritku, sering deh order menu
ini", "hmm begitu ya... gak salah pilih menu deh bu..." Kana dan
Anita asyik makan didalam, mereka tak tau diluar ada Bani dan Rizki yang datang
beberapa menit sebelumnya. "Ban, mereka makan tuh", "iya
ki...", "elu gak laper?", "laper sih...", "yuk
makan dulu", "heeh nanti kelewat kalau ada apa apa",
"aduh... kita lama lama keliatan kayak maling nih Ban", "sst...
cingcong mulu lu...", "hmm... ya maap..." Bani dan Rizki sabar
mengintip. "Kana... coba yang ini", "hmm iya bu", "buka
mulutnya dong...aah", "aah..mm...awh enak bu" Kana tampak senang
disuapi Anita. "Siaaal enak banget disuapin bu Anita",
"iya...enak banget pasti itu makanan", "jiah lu ki... perut mulu
yang dipikir", "namanya juga orang laper bro..." Didalam rumah
senang, yang diluar kelaparan. "dah... habis makan kamu biasanya ngapain
Na?", "mm... nonton tv bu... nunggu ngantuk", "hmm iya udah
yuk kesana" Kana dan Anita setelah makan pindah nonton tv bersama. bani
dan Rizki masih menunggu, tapi lama lama mereka kelaparan juga. "Ban...
makan dulu yuk", "aduuh, nanti", "udah laper nih",
"iya nanti aj...aduh...iya nih gua laper", "tuh... udah ayo
nanti kita kembali lagi", "iya deh yuk" bani dan Rizki akhirnya
pergi makan juga. Anita dan Kana tadinya nonton tv layaknya dua teman biasa,
lama lama Kana makin dekat, ia kini bahkan duduk dikursi sambil dipeluk Anita.
"Kana...", "iya bu?", "kasian ya kamu... kalo ayahmu
keluar jadi sendiri dirumah", "iya gimana lagi bu, ayah udah cerai,
ibuku udah pergi, ya terpaksa karena kondisi", "hmm kamu yang sabar
ya..." Anita mengelus rambut Kana. Kana senang sekali ditemani Anita, tapi
ia agak kaget juga karena Anita sepertinya sudah tau kalau ayahnya sudah cerai.
"iya bu...", "Kana... acaranya udah ganti... ayo tidur...",
"hmm iya deh bu, bu Anita tidur dikamar ayah aja", "looh,
dikamar kamu dong, kan aku mau nemenin kamu...", "tapi bu...",
"kalau gitu mending aku pulang saja", "eh... iya deh bu tidur
dikamarku", "nah gitu... yuk...hehe..." Kana makin gugup saja,
ia diajak kekamarnya.
Sampai kamar, Anita melepas bajunya, kini ia pakai tanktop minim saja,
ia taruh barang bawaanya, lalu langsung rebahan dikasur. Kana melihat Anita
seperti bidadari yang siap dinikmati. "mm... bu Anita...",
"iya... udah sini Kana...nah..." kana memberanikan diri tiduran
disebelah anita. "bu... Kana belum ngantuk...", "iya dicoba
tutup mata dulu dong ya...hehe..." Mana bisa Kana tidur, ia tak mau
menutup mata, ia kini fokus melihat isi tanktop Anita, kini lebih jelas lagi,
tampak begitu bundar dan montok sekali buah dada Anita. Bani dan Rizki tampak
sudah selesai makan, mereka kembali kedekat rumah Kana. "huh
lega...lah...kemana mereka?", "wah iya udah pindah", "bu
Anita udah pulang sepertinya", "nggak... gak mungkin...",
"lah itu rumah udah sepi, lampunya udah pada dimatikan", "aah
gak percaya, ayo pindah kesana" bani dan Rizki berpindah kesudut lain
tempat memantau. "hmm, dari sini gak keliatan apa apa", "liat,
dari lubang ventilasi diatas itu keliatan cahaya", "hmm emang
kenapa?", "brarti ada disana si Kana pasti", "iya terus
kenapa?", "mikir dong ki... sini ikut", "kemana
oi...ban..." Bani mengajak Rizki mendekati rumah kana, lebih tepatnya
dibagian belakang rumah. "sini ki", "ban... nanti kita dikira
maling, mana udah malem...", "sst...diem...", "napa...
emang..mmh..", "sst..." bani dan Rizki diam tanpa kata, mereka
tak bisa melihat apa apa, tapi bisa mendengar suara, makin dekat mereka
akhirnya bisa mendengar suara dikamar Kana. "...dah... pegang aja nggak
papa...", "mm... iya bu...", "kemarin kan belum tuntas...
dah nih... udah aku buka deh...", "bu...kok tanktopnya
dilepas...", "iya kamu biar bisa bebas dong... tuh kamu bisa liat
dadaku lebih jelas...besar gak nih?", "b...besar banget bu...bagus
juga..." Bani dan Rizki kaget mendengar suara Kana dan Anita itu, mereka
shock berat, karena tau Kana didalam kamar itu bebas memegang buah dada Anita.
mereka berdua menempelkan telinganya didinding agar bisa mendengar lebih jelas.
"...iya... pegang aja Kana... remas juga gak papa...",
"iya...punya bu Anita kenyal sekali..." Bani dan Rizki dibalik tembok
itu geleng geleng sambil merasa kesal,
kenapa bukan mereka yang didalam menikmati toket kenyal Anita. Bani bahkan
memberi isyarat pada Rizki seperti berkata 'nah itu tuh temen kamu, enaknya
dimakan sendiri'.
kembali kedalam kamar Kana, guru privat dan muridnya itu tak seharusnya
beradu fisik. "... hmm...aah... wah Kana...aahn... tiba tiba kamu emut
putingku sih...aah...", "maaf bu... kana udah gak
tahan...mmh..mm" Kana tak bisa menahan dirinya, setelah asyik mengelus dan
meremas buah dada Anita yang montok, puting susu Anita kini diciumi bahkan
dihisap dan dikenyot. "nngh... iya nggak papa kok... yang kiri juga dong
Kana...mmh..." kana menurut, ia emut juga puting kiri Anita.
"mmh..mm...cup...mm...", "nngh...aah... Kana...
sebentar...", "ada apa bu...", "rok ku jadi ganggu... nah
gini kan enak..." Anita melepas Roknya, kini hanya celana dalam yang
menutupi bagian intim anita. "wah... bu anita...", "kenapa Kana?
aahn... Kana nakal ya... pegang pegang pahaku...", "paha bu
Anita...mulus banget...mmh...terus ini...", "aah... geli Kana...
muridku nakal deh... masak pegang pegang itu...nnh", "tapi ini
dibagian ini basah bu", "iya kah? hmm iya udah copot juga
deh...nah...", "uaah... itu...", "iya... itu lubang vagina
ku... Kana mau lihat?", "iya bu..wah..." Anita membuka lebar
selangkangannya, memeknya ditunjukan pada Kana. "tuh... liatnya jangan
deket deket..." Kana melotot melihat memek Anita, diatasnya dihiasi bulu
bulu halus. "wah...jadi ini...", "iya...Kana
nanti...aah...Kana...aah..." kana mendekat, jarinya sudah menyentuh bagian
luar memek Anita. "maaf bu... Kana mau... pegang...", "hmm iya
gak papa... tapi jangan di...aah... elus gitu...aah..." Kana mengelus
bibir vagina Anita, bahkan klistoris yang menonjol itu juga ia elus. "hmm
bu Anita..." kana benar benar senang, penisnya sudah tegak berdiri
dicelana. Diluar rumah Bani dan Rizki diam seribu kata, mereka hanya bisa
mendengar, dan membayangkan. "..aaahn... jangan dihisap
kana...aahn..." bani makin melotot mendengar suara Anita.
"mmh...lubangnya basah bu...", "aahn... lidah kamu aah...
geli...aahn..." Rizki mengelus kepalanya sendiri, makin berat ia
membayangkan bagaimana Kana asyik menjilati memek. "mmh...bu Anita...
aku...", "aah... kana... sini...", "bu...mmh...",
"wah... punya kamu tegak banget", "iya bu... aah...",
"sini aku kocokin batangmu ini...wah... besar juga...", "aah...
kalo dielus begitu...nanti...aduh bu...", "nanti kenapa? kalu
gitu...ummp...", "aah.. penisku...diemut bu Anita...auuh..."
bani dan Rizki seketika pecah pikirannya, Rizki bahkan sampai memukul tembok.
Bani segera menghentikan ulah temannya, setelah itu mereka diam lagi, mereka
berdua siap mendengarkan, bagaimana kelanjutannya.
"mmh..mmgh...mm...", "aah..bu...aku...nngh..." Croot
croot, Kana menyemburkan sperma dari penisnya, mengisi mulut Anita. "mmh...mg..gleeg..mm...aah..uhuk..mm...mmh",
"maaf bu...aku gak tahan", "mmh...aah...iya nggak papa... enak
kok pejuhnya Kana...hehe...eh...kana..." Kana merobohkan tubuh Anita, ia
peluk guru privatnya itu, lalu ia cium tubuh mulusnya, "cup..mm... bu
Anita..mm...", "hehe... Kana... seneng gak aku temenin malam
ini?", "senang sekali... hmm..cup...", "hehe... biar
total... kita lanjut ya...", "hah... bu...", "iya... kamu
mau nggak ngeseks sama aku?" BLaaar Kana kaget dan senang, bani dan Rizki
dibalik tembok itu berlarian kegirangan. "bu Anita... aku...mau
dong...", "hehe... iya udah... ayo pakai ini dulu", "ooh
iya bu" Kana memakaikan kondom dipenis tegaknya. bani dan Rizki diluar
sebenarnya marah dan emosi, tapi mengetahui temannya itu diajak ngeseks dengan
guru cantik, mereka bangga. "udah... sip... nah... selanjutnya gimana
Kana?", "mm...aku...itu...mm...", "iya... ayo masukin punya
kamu tuh kedalem", "m.. tapi...", "haduh... sini..",
"eh...bu..." Kana ditidurkan dikasur, penisnya saja yang tegak sudah
diberi pengaman. "sini biar ibu yang masukan deh..." Kana melihat
Anita bersiap ngangkang diatas batang penisnya, memek cewek itu dipasang
diujung batang kemaluan Kana, saat Anita menurunkan tubuhnya, Sleeb, Batang
penis Kana tenggelam dalam memek hangat Anita. "ooh...wah...mmh...",
"aahn...aah...nngh...rasanya..ooh..." Anita tampak keenakan juga, ia
mulai menggerakan tubuhnya naik turun. "ooh... bu Anita...nngh...",
"Kana... gimana? enak gak?", "ooh... enak sekali bu...mmh...uuh...",
"iya...aah...ngeseks itu memang enak... selain belajar loh
ya...mmh...", "aah...dalam lubangnya bu
Anita...hangat...aah...", "iya... enak ya...mmh...aahn... Kana...mau
coba mainin sendiri nggak?", "iya bu...mau...", "hmm iya
sudah... ayo..." Anita kini memilih mengambil posisi nungging, Kana kini
bersiap, sleeb, ia kini yang menusukan sendiri penis tegaknya kedalam memek
Anita. "ooh...luar biasa...", "aah...aah...hebat ya
kana...aahn...ah..."Posisi seks doggy style itu membuat Kana senang
sekali, Bani dan Rizki diluar hanya bisa membayangkan posisi itu dari film film
porno yang mereka pernah lihat dahulu. "aah...aah..uuh...",
"mmh...aahn...terusin kana...", "iya bu Anita...ooh...",
"mmh...aah...aaah...nngh...", "uuuh...mmh..." Kana menarik
keluar penisnya, ternyata ia sudah klimaks dan kondomnya terisi sperma.
"wah kana udah...nngh...keluar...", "iya bu...terlalu... nikmat
rasanya...", "hmm... kamu masih mau lagi nggak...",
"nng...iya...tapi bu...", "tenang nih... masih ada kok...",
"wah... makasih bu..." kana diberi kondom lagi, segera ia pasang
dibatang penisnya. "bagus deh... duuh aku jadi lemes, mmh..." Anita
tiduran saja. "hmmh... bu Anita..." Kana kini mengambil posisi diatas
tubuh anita, "hehe... sini sini... cup..mmh...",
"mmh...cup..mm..mm..." mereka menyempatkan sejenak untuk berciuman.
"muaah...aah... ehe... udah ayo kana masukin lagi", "iya
bu...ini aku...masukan...aaah..." Sleeb, kembali penis berpengaman itu
menusuk memek Anita. "ngaahn...yes... aku ditusuk kana
lagi..nngh...", "ooh...bu Anita...um...cup...m..." Kini Kana
bisa menikmati toket kenyal Anita sambil menusukan penisnya kerahim guru
privatnya itu. "aaah...aah... Kana hebat...aauh..." Anita hanya bisa
mendesah, memang ia sudah lemas, tapi ia menikmati sekali bersetubuh dengan
kana. Bani dan Rizki sejak tadi tegang mendengarkan, sampai bani menyadarkan
Rizki dari ketegangannya. Ia memberi isyarat pada temannya itu seperti berkata
'ayo pulang, kita sudah tau banyak' Rizki pun mengiyakan. Bani dan Rizki pergi
pulang, yang jelas mereka sudah tau Kana sedang asyik menyetubuhi guru
privatnya. beberapa menit berlalu, Kana masih asyik menikmati rasanya menusukan
penis tegak maju mundur kedalam vagina hangat Anita.
"mmh...ooh...uuh...", "Kana...aahn...ooh...mmh...auh...",
"Bu Anita...aku...mau nngh...", "keluarin aja kana... anggap
seperti gak pake kondom ya... isi rahimku...aaah...aahn!" Croot Croot
crooot, kana klimaks lagi, ia cabut penisnya, kondom yang ia pakai terisi
sperma, ia lepas dan ia buang didekat kasur. kana kemudian rebahan disebelah
Anita. "bu Anita...mmh...huh...", "aduh... Kana capek ya?",
"iya bu..mmh...tapi aku...lega...", "iya...aku juga lega
kok...hehe...", "makasih bu Anita...", "iya...sama
sama... ayo tidur deh...", "mmmh...
iya...", "eh bentar... ini pasang dulu", "loh...
bu...", "hey... nanti kalau kamu pas tidur gerak sendiri terus main
gesek lagi, kan bahaya...", "hmm iya bu siap...", "nah...
gitu kan aman... Sini... enak nggak tidur bantalnya ini?", "iya
bu...dadanya bu Anita...emang terbaik...", "hehe... cup... dah...
tidur ya..." Anita dan kana segera istirahat setelah asyik bercina dikamar
itu. Kana benar benar lega dan senang, bisa bercinta dengan guru privatnya yang
aduhai. tapi ia masih menyimpan pertanyaan untuk ditanyakan pada Anita nanti.
No comments:
Post a Comment