"Rangga...",
"eh... iya Mina...", "liatin Zizi ya?", "ah ndak
kok..." Kali itu Rangga sedang berjalan dengan Mina masuk kesma nya, ia
juga bertemu Zizi, kakak kelasnya. Saat disekolah, saat pelajaran pun Rangga
teringat Zizi lagi. Zizi dulu adalah teman bermainnya saat masih sd, mereka
sering main petak umpet bersama. meski bermain bersama beberapa teman lainnya,
Zizi yang paling sering bersama Rangga. Rangga sering diganggu saat bermain,
apalagi saat petak umpet, saat Rangga bersembunyi Zizi selalu ikut. Rangga
sampau hafal benar, saat ia bersembunyi, pasti celananya dilepas, lalu Zizi
dengan nakal memainkan penisnya. masih kecil sudah sering dikocok penisnya,
dulu Rangga bahkan sering klimaks juga. Meski saat smp sudah tak bermain dengan
Zizi, Rangga masih ingat betul saat penisnya dikocok Zizi, bahkan ingat
ekspresi Zizi yang tersenyum sange.
sepulang
sekolah, Rangga diajak makan oleh Mina, Mina bahkan tau apa yang dipikirkan Rangga.
"Rangga...", "eh...iya mina...", "ayo dimakan
itu...", "iya bentar", "lagi mikir apa
sih?","ndak mikir apa apa kok", "pasti mikirin kak
Zizi", "nggak", "udah lah ngaku aja", "ndak!...
eh... sori mina" Rangga sampai berteriak, mina sempat shock tapi ia
membalas dengan senyuman. "gapapa kok Rangga... udah dimakan dong
itu", "iya... mm.." Rangga segera makan, meski masih memikirkan
zizi. Zizi kini sudah kelas 3 sma, dan Rangga baru kelas 1 sma. bertemu Zizi
saja sudah sulit, iya memang Rangga tau Zizi sudah punya pacar, ia sering tau
Zizi berduaan dengan lelaki. setelah makan, Rangga pergi pulang dengan Mina,
Mina memang rimahnya tak jauh dRangga tempat Rangga. Mina sebenarnya menaruh
hati pada Rangga, tapi ia masih menunggu Rangga fokus padanya. HRangga hRangga
selanjutnya mulai berlalu, masih saja Rangga memikirkan Zizi, sering berpapasan
dijalan, tapi Zizi sama sekali tak melihat kearah Rangga. Suatu hRangga, saat Rangga
pulang sekolah, ia berpapasan dengan Zizi, kali itu Rangga mencoba acuh dan tak
melihat Zizi, "Hei Rangga..." malah ia dipanggil Zizi, ia akhirnya
melihat Zizi, "eh...iya... ", "mau pulang kan?",
"i...iya...", "ya udah bareng yuk", "oh...iya..."
Rangga heran sekali, setelah sekian lama, ia akhirnya diajak pulang bareng oleh
Zizi. Mereka hanya diam, meski berjalan bersama, Zizi hanya diam, si Rangga
yang bingung terus menengok kesana kemRangga. Rangga menengok Zizi terus,
memang ewek itu sekarang jadi makin cantik, juga makin seksi. "Rangga...",
"eh...iya", "kerumah dulu sini", "eh... ndak usah
deh...", "udah ayo... mumpung gak ada orang loh...",
"hmm...iya..." Rangga masih bingung, ia akhirnya malah diajak masuk
kerumah Zizi. Sampai didalam, Rangga langsung diajak kekamar, "ayo
kekamarku aja..." Rangga makin bingung. sampai kamar, Zizi langsung
menaruh tasnya, lalu mendarat dikasur, Rangga mendekat tapi masih kaku. "kok
kekamar sih?", "iya... enak disini lah... Rangga...",
"hmm... iya...", "masih ingat ulah ku dulu nggak?" Rangga
kaget, ia jadi berfikir aneh aneh, "ingat kok...", "seru ya
dulu... kamu juga pinter cari tempat ngumpet, selalu sulit dicari",
"ya... namanya petak umpet ya gitu... tapi... kenapa sih...",
"kenapa gimana?", "kok... Kak Zizi selalu gangguin aku...",
"hehe... kamu gak suka ya?", "ya
kan enggak boleh gitu kak... untung gak pernah ketahuan... kalau
ketahuan gimana coba?" Rangga mengungkapkan isi hatinya yang terpendam.
"hmm...siapa bilang gak boleh... ", "kan kita dulu masih
kecil", "iya... jadi kalau sekarang boleh gitu...hmm?",
"iya ndak sih...eh... kak..." Rangga jadi ingat masa lalu, memang
kini celananya dibuka oleh Zizi, "napa lagi?", "jangan kak...
kalau ketahuan pacarnya kak Zizi nanti...", "udah nggak tau lah...
sini... tuh penismu aja udah berdiri begini... pake nolak...", "aah..
kak..." Rangga merasakan lagi, rasa nikmat yang dulu ia sering dapati,
penisnya kini dikocok tangan Zizi. "udah gede juga punya kamu ya...",
"aah... udah kak... mmh", "udah udah tapi kamu sebenernya kangen
kan diginiin?" Rangga memang sebenarnya rindu benar, dan kini ia dapatkan
keinginannya. "aah... kak...uuh!" Croot crot, tangan Zizi basah
sperma yang keluar dari penis Rangga. "wah... banyak ya... tapi tetap aja
sebentar udah keluar kamu...", "uuh... eh.. kak..." Zizi melepas
pakaian yang tersisa ditubuh Rangga, kemudian cewek itu juga ikut melepas
pakaiannya. "Rangga... kan udah cukup nih umur kita... ayo ngentot sama
aku ya", "loh... kak Zizi..." Rangga hatinya berdegup kencang,
ia tak pernah berfikir Zizi akan telanjang, bahkan kini minta ngentot bersama.
"napa? masih gak mau lagi?", "aduh... aku..." Rangga masih
terpesona padah tubuh mulus Zizi. "aku tebak deh... pasti kamu udah lama
pengen liat aku telanjang kan?", "hmm... itu...iya...",
"hehe... apalagi... kamu pengen liat memekku ini kan? nih liat
aja..." Rangga melongo, Zizi mempertontonkan memeknya pada Rangga.
"wah...", "kamu pasti juga mau balas dendam kan... mau obok obok
memekku kan?", "kak... iya...aku...hmm..." Rangga tak bisa
menahan diri, ia sudah terhipnotis, langsung saja ia mengelus bibir vagina Zizi
perlahan. "pegang aja... kamu obok obok dalemnya itu... terserah
kamu...aah..." Zizi membiarkan Rangga beraksi, memang cowok didepannya itu
sudah mulai menggesek memek Zizi. Rangga masih menggerakan tangannya, ia gesek
memek cewek yang menghantuinya itu, "hmm...nnh", "aah... sini Rangga...
kamu juga mau remas toketku kan...", "wah... kak Zizi...aku...",
"udah ayo puasin imajinasimu... iya ayo gitu terus...",
"hmm...waw...hmm" Rangga tangan kiri menggesek memek, tangan kanan
meremas buah dada, imajinasinya tersampaikan, ia menggrayangi tubuh Zizi yang
mulus. setelah itu, Zizi menangkap penis Rangga yang tegak lagi itu, "Ayo Rangga...
masukin memekku ya...", "iya kak...", "eh pake ini
dulu..." Zizi meraih tasnya, ia mengeluarkan kondom, lalu dipasang dipenis
Rangga. "sudah... kak Zizi...", "iya ayo sini... sudah sekarang
kamu bales aku ya... puasin kemauanmu... ayo...", "iya kak...
mmh...ooh" Rangga penisnya sudah menyentuh bibir vagina Zizi, ia kemudian
mendorong batang tegaknya, sleeb, bless, Rangga akhirnya ngentot dengan Zizi.
"Aahn...ouh... Rangga...uuh", "mmh... kak...
rasanya...ooh", "enak kan... iya kan...aahn... ", "iya
kak...enak...", "iya ayo... hukum aku... entot aku...aahn" Rangga
tak tau bagaimana, ia merasakan otaknya bebas dari masa lalu, karena ia kini
benar benar menyetubuhi Zizi, Rangga memeluk Erat Zizi, sambil terus penisnya
dihantamkan dalam vagina Zizi. wangi tubuh zizi membuat Rangga makin terpacu,
ia gerakan penisnya maju mundur, menggesek dinding vagina Zizi yang hangat.
"aah...ooh", "ngh...aahn... Rangga... oouh" Zizi tampaknya
ikut menikmati. Jelas memang Zizi tak perawan lagi, tapi itu bukan masalah,
yang difikirkan Rangga sekarang adalah ia sudah menyetubuhi Zizi, cewek yang
selalu ada dalam fikirannya. dua anak sma itu bergoyang bersetubuh dikasur,
suara desahan dan tabrakan tubuh mereka meramaikan rumah sepi itu. Rangga benae
benar puas, Entah bagaimana ia bisa sampai mendapatkan hal luar biasa itu.
"kak...aah...ooh...uuh" Croot crot crot, Rangga klimaks mengisi
kondom dipenisnya. Setelah itu Rangga berpindah, ia duduk saja, Zizi setelah
itu iku duduk juga. "dah puas belum?", "udah kak...",
"ayo pakai seragammu lagi", "iya kak... kak Zizi... aku suka kak
zi...", "sst... inget yah aku udah punya pacar", "tapi
tadi... kok ngajak aku ngeseks kak?", "iya aku cuman menuntaskan
cerita masa laluku", "hah?", "iya... dulu aku pengen banget
ngentot sama kamu... dan sekarang sudah selesai, plus aku tau kamu juga udah
lega sekarang", "iya kak zizi... makasih... maaf ya...",
"aku dong yang minta maaf, dulu gangguin kami terus", "udah
nggak papa kak... sudah selesai", "iya... btw yang bikin aku inget
kamu itu gegara si Mina", "Mina?", "iya... dia sempat
nemuin aku... cuma bilang kalau sering liat kamu ngelamunin aku",
"ooh... dia ya", "iya... dah kamu pulang gih ntar keburu ada
orang tua ku", "iya... makasih kak", "makasih sana sama
Mina... jangan mikirin aku lagi ya", "oke kak...siap..." setelah
berpakaian, Rangga pergi pulang. Iya memang ia sudah puas dengan Zizi, kini Rangga
malah memikirkan Mina, cewek yang selalu ada disampingnya.
Keesokan
harinya, sepulang sekolah, Rangga berjalan pulang dengan Mina.
"Mina...", "iya Rangga?", "makasih ya...",
"makasih buat apa?" sambil berjalan Rangga menjelaskan bahwa ia sudah
menuntaskan masalah dengan Zizi, Mina tersenyum lega. "... sekarang aku
udah bisa tenang... makasih", "hmm... baguslah kalau begitu... emang
kalian habis ngapain aja?", "hmm... gimana ya...", "ayo
kerumahku dulu... ceritain aku..." terpaksa Rangga pergi kerumah mina.
ditempat Mina, Rangga mulai menceritakan waktu lalu bersama Zizi, dRangga awal
saat ia kecil sampai kemRanggan saat bersetubuh dengan zizi. Rangga tak
menyembunyikan apapun, ia jelaskan semua pada Mina, memang Mina bahkan tampak
shock, tapi cewek itu bisa percaya dan menerima perkataan Rangga. "jadi
gitu... aku sendiri gak tau kenapa bisa begitu", "luar biasa ya... si
Zizi itu...", "iya... ya gitu deh", "Rangga... ",
"iya Mina?", "apa... hal yang seperti tadi itu yang kamu
inginkan selama ini?", "eh... mina...", "aku... aku sayang
banget sama kamu ngga...", "eh... Mina...", "aku cuma
pengen kamu senang, nggak murung seperti dulu", "iya... sekarang kamu
udah berhasil kok... membuat aku kembali jadi diriku sendiri", "iya
kah?", "iya... dan aku juga sayang kamu mina... makasih ya... kamu
emang satu satunya yang mengerti aku", "Rangga...hmmh" Mina
langsung memeluk Rangga, ia tampak senang sekali. "hehe... makasih
Mina", "iya... Rangga...", "iya... eh..." Mina membuka
celana Rangga, "kamu... masih mau... " Mina menangkap penis Rangga,
dan mulai dikocoknya", "Mina... kamu", "aku... mau... liat
kek gimana senengnya kamu pas di giniin", "hmm...iya deh terserah
mina... tapi...kamu sekarang jadi pacarku kan?", "hehe... iya Rangga
sayang...", "kalau gitu...cup..mm...hehe... aku nurut deh kali ini
kamu mau ngapain", "hihi... kamu gak bakal nyesel jadi pacarku
..." Rangga dan Mina akhirnya mulai bersiap bercinta, tampak mereka
bahagia bisa saling mencintai, dan akan mulai menikmati hari berdua bersama
dalam cinta.
Cerita Seks
Menunggu seri Asti dan Rini. Ayo dong
ReplyDelete