Esok harinya Erra dan Maria bersiap
pergi kuliah, Erra memang tak punya motor, ia dibonceng oleh Maria itu. baru
menaiki motor, tampak Catur membuka pagar rumah, ia baru tiba dari luar,
"Eh, Maria, Erra", "hai mas Catur" Erra tampak begitu
centilnya menyapa mas Catur, "hehe, iya Erra, kalian mau kuliah",
"iya mas, keburu ini", "oh, iya udah silahkan" Erra dan
maria kemudian segera meninggalkan Catur. Catur tampak masih heran kenapa Maria
terlihat sedikit sewot, tapi yang jelas Catur masih mengingat nikmatnya
menyetubuhi Erra. Erra dan Maria sudah dikampusnya, mengikuti perkuliahan
sampai Usai. "Huh pake ada tugas kelompok lagi", "biasa aja kali
Mar", "tapi kelompoknya dipilihin dosennya tuh", "ya kamu
masih mending, sekelompok cewek semua", "haha, iya sih, kamu malah
cewek sendiri", "Eh, aku juga untung sih, asyiiik", "Heh!
malah seneng", "temen kelompokku ganteng ganteng tuh, iiih" Erra
tampak begitu antusias, ia mendapati teman sekelompoknya memang cowok cowok
ganteng dan gagah. "Aduh, dasaaaar, gak ngerti gue sama cara pikiranmu
Er", "hehe, udah yuk pulang Mar" Maria dan Erra segera pulang
disiang hari itu. Sampai dirumah mereka sudah sibuk sendiri, Erra tampak sudah
kembali melepas baju dan celananya, ia suka berpakaian minim, apalagi saat
panas begini. Maria tampak memilih tidur dikamarnya.
Sore harinya, Maria terbangun, belum
sadar sepenuhnya, ia sudah mendengar suara Erra, "Aahn... geli
mas...", "tapi enak kan Er? hehe" Maria langsung geleng geleng,
kenapa ia bangun saat hal seperti itu tedengar olehnya. Maria kemudian keluar
dari kamar, seketika membuat Catur dan Erra kaget, Ternyata Catur tadi sibuk
mengelus dan menikmati mulusnya tubuh Erra, tanpa melepas BH dan CD nya. Catur
sontak berhenti beraksi dan sedikit menjauh dari Erra, "Eh, Maria... udah
bangun", "ngapain kok berhenti? hmm?" Maria hanya menengok
sebentar, lalu ia pergi kekamar mandi. Erra lalu menengok kepada Catur, ia
tersenyum, "Kaget ya mas?", "i... iya Er, aduh, jadi malu
aku", "udah gak papa mas, kan cuma Maria", "aku keatas dulu
deh ya Er", "loh mas Catur...", "udah makasih ya,
permisi..." Catur segera keluar rumah lalu Erra sudah sendiri lagi diruang
tamu itu. Maria setelah dari kamar mandi pergi menemui Erra yang sedang membaca
buku didepan, "Erra...", "iya Mar?", "Kamu kok malah
enak enakan mesum disitu tadi?", "apaan sih Mar? cuman gitu aja
kok", "tapi kan itu gak wajar Er, dia bukan pacar kamu juga"
Erra lalu tersenyum dan melihat kearah maria, "jangan jangan kamu pengen
ya Mar?", "Heh, gak lah, harga diri sis...", "halah, Mar mar...
belum tau seluk beluknya mas Catur sih...", "siapa juga yang mau
tau", "beneran gak mau tau? punya mas Catur gede banget loh",
"hiih, udah udah, hmmh!" Maria lalu pergi kekamarnya lagi, Erra malah
tertawa lepas diruang tamu itu. Maria sedikit kesal dengan Erra, temannya itu
memang terlalu bebas hidupnya, tapi sempat dibenak Maria memikirkan tentang
Catur itu.
Hari hari selanjutnya, Erra dan maria
tampak sudah beraktivitas seperti biasa, Erra mendapati Catur mengurangi
intensitas kehadiran menemuinya, tapi itu memang membuat Erra bisa bersama
dengan maria. Hari itu jam 10 pagi, Erra memilih memakai kaos dan celana
pendek, ia tak mau maria terus memarahinya. "... Yang ini belum Mar",
"mana? oh iya bener..." Maria dan Erra sedang mengerjakan tugas
diruang tamu. Beberapa menit kemudian mereka sudah menyelesaikan tugasnya,
"Yey udah...", "siip, memang kamu yang terbaik Mar, haha",
"heleh, hampir semuanya yang jawab aku Er", "ya maap, agak gak
mudeng matkul ini sih, haha", "Aku ke lantai tiga dulu Er",
"mau nemui mas Catur ya?", "bukan keleus, mau njemur
pakaian", "ooh, iya, haha" Maria mengambil jemuran yang telah ia
cuci sebelumnya, kemudian segera pergi keluar, lalu menuju kelantai tiga. ia
kemudian segera mejemur pakaiannya. tak lama, Catur terlihat keluar dari
kamarnya, terlihat memakai pakaian rapi. "Eh, Maria", "iya mas
Catur, tumben, rapi banget", "iya, hari pertama kerja",
"wah, dapet kerja dimana mas?", "Di ********, mumpung pas sama
pengalamanku", "wah selamat ya mas" maria menyalami Catur, meski
beberapa detik kemudian Maria sempat mengingat keganjilan yang pernah dilakukan
Catur. "makasih Maria", "ya udah mas, aku kebawah dulu"
Maria turun kelantai dasar, Catur hanya tersenyum saja, lalu pria itu segera
pergi kerja. Saat masuk rumah lagi, maria melihat Erra sudah berpakaian yang
sesuai, menggunakan jaket dan celana panjang. "Er, mau kemana?",
"kekampus Mar, kelompokan duyu, hihii", "habis ini aku juga
kekampus kok, nanti sore kuliah loh", "iya, jadi sekalian sampai sore
keluar aku", "loh, kamu mau pakai motorku?" maria sedikit
bingung, tapi ia makin bingung lagi ketika mendengar suara bel motor dari luar.
"Gak, itu si Azhar udah jemput aku", "oalah, ternyata"
Maria lalu ikut keluar rumah dengan Erra. Erra segera menemui Azhar, teman
sekelompoknya itu, memang cukup ganteng, motornya Satria juga. "Hei
Maria", "iya Zhar", "Aku berangkat dulu mar" Erra
sudah segera naik kemotor Satria milik Azhar itu juga. "Iya Er",
"tenang aja nanti ditemenin mas Catur, kok, haha, daah" Azhar segera
tancap gas, Maria segera ditinggal sendiri, sambil menampangkan ekspresi kesal.
Maria masuk kembali kerumah, ia baru
ingat, tak sempat ia memberi tahu Erra kalau mas Catur baru mendapat kerja,
Maria jadi tau dirinya pasti sampai sore sendiri dirumah. Mahasiswi itu memilih
bersantai saja, sambil sesekali mengambil foto selfie. Ditempat lain, Erra
sedang dibonceng oleh Azhar, cewek centil itu memeluk Erat azhar dari belakang,
membuat Azhar tampak sedikit malu dan bingung, ia membonceng seorang cewek yang
amat menggoda. "mm... Erra...", "Iya Zhar?", "kumpul
di depan wifi zone deket fakultas kan?", "iya, si Leno udah disana
kah?", "masih otw juga kok", "hmmh, oke deh..." Azhar
yang memakai helm itu menyembunyikan senyum senangnya, merasakan buah dada
montok milik Erra menempel dipunggungnya. Beberapa menit perjalanan, mereka
segera tiba ditempat tujuan. Mereka sudah duduk menunggu Leno, anggota
kelompoknya juga. Erra sudah sibuk memandang handphonenya, ketika Azhar
menengok, ia mulai bertanya, "Itu... Maria ya?", "iya Zhar,
cantik kan?", "namanya cewek ya cantik", "hehe, iya... tapi
ini efek kamera 360, haha", "gak boleh sirik Er", "bukan
sirik Zhar, komen aja, temenku deketku ini emang sukanya foto foto" sedang
asyik berbincang, tampak Leno sudah tiba, "Maaf guys, macet",
"gak salam gak apa langsung duduk aja no", "sorry Zhar,
hehe", "nah, udah pas nih kita bertiga, gimana nih tugasnya?"
Mereka segera mulai berdiskusi, mengerjakan tugas kelompoknya. Erra memang
tidak bisa fokus, tampak Azhar dan Leno yang lebih mendominasi. "...
gampang itu, cari diinternet ada", "iya sih No, tapi perlu di edit
juga, nanti biar gak ketahuan copas", "iya sih, gimana menurutmu
Er?", "hmm? aku sih terserah kalian" Azhar dan Leno menengok
Erra, mereka sedikit heran dengan cewek cantik itu. "oke deh, jadi bagian
awal aku, terus ini Azhar, yang terakhir Erra", "oke oke",
"siap deh, sabtu ketemu lagi ya", "kok sabtu Er? gak besok
aja?", "kan butuh waktu ngerjain dulu, iya gak?", "eh bener
kamu, iya iya". Leno kemudian tampak berdiri, "titip tas bentar ya,
aku kekamar mandi dulu", "iya no" Azhar sudah kembali berdua
dengan Erra yang menggoda itu. Erra tampak sibuk melihat handphone, Azhar jadi
punya kesempatan memandangi cewek itu, dilihatnya dengan seksama, ternyata
benda kenyal yang menempel dipunggungnya tadi memang buah dada Erra, tapi Azhar
sedikit kaget, ia kagum ternyata gundukan milik Erra itu begitu montok,
terpampang dari kemeja ketat yang dipakai Erra. "Erra?", "iya
Zhar?", "sejak kapan kamu ngekost bareng Maria?", "baru
beberapa hari kok, untungnya dapet kost yang spesial", "spesial
gimana?", "ada deh, hehe", "yee, bikin penasaran aja",
Erra teralihkan dari Azhar, saat ia mendapat pesan dari Maria. "mm... Zhar
aku mau nyamperin Maria, dia digedung lama tuh, gak papa kan aku
tinggal?", "oh, gak papa kok", "oke oke, daah" Erra
kemudian meninggalkan Azhar sendiri.
beberapa menit kemudian, Leno sudah
datang menemui Azhar, "kemana Era zhar?", "nemuin Maria, duuh
kenapa gak besok kita kelompokan lagi", "kan tadi Erra yang minta,
napa zhar?", "gak papa no", "bentar, tadi elu yang jemput
Erra?", "iya", "oalah, ngerti dah, elu pengen bonceng tuh
cewek cantik lagi kan?", "tau tuh ente, haha", "gak boleh
Zhar, sabtu depan gue yang nyusul", "eeeh, enak aja, jatah
gua!", "bagi bagi lah, pengen juga gua", "mana mau gue bagi
bagi, punggung gue udah pengen lagi", "Anjir! gimana Zhar
rasanya?", "enak banget no, beeh, punggung gue dipijit toketnya Erra
tuh, beh gede banget", "Anjir, fix deh sabtu aku yang nyusul
Erra", "Eh gak bisa..." Leno dan Azhar malah ramai sendiri,
mereka ingin membonceng Erra yang menggoda itu. Erra yang sempat dibicarakan
itu sudah bersama Maria, "Hacuuh, hmmh", "haha, pasti ada yang
ngomongin kamu Er", "hadeh Mar, cuman bersin doang", "haha,
Eh iya, tau gak, mas Catur udah dapet kerja, tadi dia pagi udah
berangkat", "wah, beneran Mar?", "beneran Er",
"bagus dong, makin bebas dah aku...", "bebas gimana?",
"aku kasih tau deh, bulan ini bayar kostnya free, alias gratis",
"hah? kok bisa?", "iya, sini sini...", "apa sih?"
Erra kemudian berbisik pada Maria, "habis ngentotin aku, mas Catur aku minta
biar gratisin bayar kost bulan ini...", "Anjaay, dasar elu
Err!!", "hahaha, aduh, gak usah cubit cubit ah" Maria cukup
gemas dengan Erra, apalagi setelah mendengar perkataan cewek itu tadi.
"huuh, emang kamu itu", "hehe, terus kalau mas Catur udah kerja,
aku kan tenang, jadi meski gak dapet uang dariku bulan ini, ada gantinya,
hehe", "entahlah, terserah kamu Er", "hehe, Mar, pengen
foto...", "hehe, yuk sis..." Maria segera menyalakan kamera,
lalu "cheese", mereka berfoto selfie dengan cantiknya. Setelah
diunggah diakun sosmednya mereka kemudian kembali berbincang.
"Haah, Siaal!",
"hahaha, gua yang nyusul Erra, yehaa!" Leno tampak menang suit dengan
Azhar, Leno mendapat kesempatan menyusul Erra dihari sabtu nanti. "Heeh,
payah, eh iya, emang mau kumpul dimana?", "eh iya, gimana kalau
kumpul dirumah Elu Zhar?", "yang bener ah, nanti kalau... Wah mantep
tuh no!", "mantep gimana?", "sabtu itu keluargaku keluar
semua kerumah saudara", "Aduuuh, bikin makin parah ente Zhaar",
"Lenooo, menang besar kita", "jangan mikir yang enggak enggak
Zhar", "kayak elu enggak mikir gitu juga no", "jadi... fix
nih? dirumahmu Zhar?", "fix, moga moga aja Erra mau, kali aja... bisa
lebih no, haha", "haha, terbaik ente Zhar" Azhar dan leno tampak
begitu senang, mereka sudah berfikir kemana mana, dikampus bersama Erra saja
sudah menyenangkan, apalagi privat dirumah Azhar, mereka pasti bahagia. Sore
itu Erra dan Maria sudah dalam kelas, mendengarkan dosen yang sudah sibuk
menjelaskan materi. Dikostan mereka, Catur baru tiba dari kerjanya, tampak ia
cukup gembira. Catur mendapati kerjanya sangat sesuai kemampuannya, serta teman
teman yang ramah membuatnya nyaman. Catur baru sampai dikamarnya, ia tiduran
saja mencoba istirahat. Catur malah mengingat kenyal dan mulusnya buah dada
Erra, juga rasa nikmat menyetubuhi anak kost itu. Setelah itu Catur tertidur,
meski hari memang belum gelap.
"Huh, ngomong apa sih tadi tuh
dosen?", "ya elah, kamu tidur apa emang gak memperhatikan sih
Er?", "setengah setengah lah, haha", "yuk pulang" Erra
dan maria lalu pulang ketempat kostnya itu. Malam itu mereka sudah tiba
dikostnya, lalu segera pergi kekamar masing masing, Erra sudah seperti biasa,
melepas baju dan celana, cewek itu suka tidur memakai pakaian dalam saja.
Mereka sudah segera istirahat dikamar mereka masing masing. Beberapa jam
kemudian, Catur malah baru bangun, ia melihat ternyata masih jam 1 dini hari.
Meski ia mencoba untuk tidur kembali, nyatanya ia tidak bisa. Catur kemudian
mendengar suara gemericik air, ternyata dari lantai dua. Catur memilih mencoba
menengok kedalam saja. Pria itu turun kelantai satu, lalu masuk kerumah, dan
matanya yang tadi ngantuk segera terbuka lebar, ketika melihat Erra turun dari
lantai 2, memakai BH dan Celana dalam saja. "Erra...", "eh, mas
Catur, bikin kaget aja", "maaf, hehe, aku gak bisa tidur",
"napa mas?", "gak tau nih" Catur melihat Erra masih
mengantuk, sepertinya cewek cantik itu tadi terbangun karena ingin buang air.
Sebelum Erra masuk kekamarnya lagi, Catur punya pemikiran gila, "Er,
kalau... aku numpang tidur di kamar kamu gimana?", "mm.... boleh mas,
jangan nakal tapi loh, hehe" Erra tersenyum, lalu masuk kekamar, Catur
tanpa ragu masuk kekamar itu juga. Erra langsung merebahkan tubuhnya dikasur,
Catur masih bingung harus tidur bagaimana. "Sini masa catur..." Catur
akhirnya tidur disebelah Erra, cewek itu malah langsung merangkul Catur, tentu
Catur sangat senang. Mereka segera mencoba tidur, tapi Erra sadar, Catur malah
sibuk mengelus elus tubuh cewek menggairahkan itu, "hmmh... mas catur...
jangan gesek gesek ah", "m...maaf", "hehe, iya..."
Catur menghentikan ulahnya, pria itu akhirnya memilih diam, dalam pelukan Erra.
Tak lama mereka tertidur juga, meski Catur tertidur dalam kondisi penisnya
tegak menyenggol selangkangan Erra.
Kamis paginya, Maria sudah bangun, ia
langsung pergi cuci muka, setelah itu mencoba membangunkan Erra. Pintu kamar
Erra dibukanya, ia kaget, melihat Catur ikut tidur bersama Erra, dan pria itu
menggunakan buah dada montok Erra sebagai bantal, Maria hanya geleng geleng, ia
tidak jadi membangunkan Erra. Maria segera sarapan, mencoba tak menghiraukan
Erra dan Catur itu. Setelah sarapan, Maria segera pergi mandi. "mmh... mas
Catur... bangun, oi..." Erra ternyata sudah bangun, dikamarnya itu ia
masih tak bisa bangkit dari tempat tidur, karena Catur terlihat masih enak
enaknya tidur diatas dada Erra. Setelah Erra menggoyang goyang kepala Catur,
pria itu akhirnya bangun, "hmmh... hmm? eh... Pagi Erra..." Catur
bangkit dari tidurnya, begitu juga dengan Erra. "mas Catur kerja jam
berapa?", "hmm... aduh! iya, aku... keatas dulu Er ya...",
"hehe, iya mas..." Catur baru bangun segera berlari menuju lantai
dua, inginnya mencuci muka dikamar mandi, namun setibanya didepan kamar mandi,
ia malah melihat Maria baru selesai mandi, memakai handuk saja.
"M...Maria..." Catur melihat ternyata Maria itu lebih putih dari pada
Erra, tubuhnya begitu mengkilau, meski memang buah dadanya kalah montok dengan
milik Erra. Maria tak membalas sapaan Catur, ia langsung pergi kebawah. Catur
segera cuci muka, setelah itu ia baru sadar, dilantai tiga kan ada kamar mandi
untuknya, kenapa harus kekamar mandi disitu. Catur akhirnya keluar dan menuju
lantai tiga, mandi dan bersiap pergi kerja.
"Mar, mau TA dong" Erra
masuk kekamar Maria, saat temannya itu sudah berpakaian, bersiap pergi kuliah,
"masak titip absen Er, baru pertemuan keberapa ini", "sekali ini
deh... masih ngantuk nih", "huh dasar, semalam ngapain aja sama mas
Catur tuh?", "oh? hahaha, gak ngapa ngapain Mar, dia cuman tidur
dikamar aja, semalem katanya dia gak bisa tidur diatas", "Alesan tuh,
pengen tidur sama kamu tuh dari awal", "haha, ngiri kamu ya? gak
pernah tidur sama cowok kan?", "hiih, ya udah gak aku TA in",
"aduh maaf Maria cantiik, iya... kamu bener deh, tapi titip absen,
hehe", "huh, dasar kamu Er" Maria kemudian segera berangkat
kuliah, saat Erra malah menitip Absen. Catur juga tampak Berangkat terburu
buru, memang ia sudah telat untuk pergi kerja. Erra memilih bersantai setelah
sarapan. Maria kali itu sudah dikampus, juga sedang menerima kuliah, "Mar,
dimana Erra?", "dikost itu Zhar, males malesan", "lah,
emang kenapa?", "tau tuh, malah titip absen" Azhar yang sekelas
dengan Maria itu lalu memilih mengirim pesan pada Erra, "Er, kok gak
masuk?", "lagi males Zhar, haha", "oalah, bagianmu udah
dikerjain belum Er?", "aduh iya, lupa Zhar, haha", "y elah, dikerjain gih, besok dilanjut pas
kelompokan", "oke, eh kelompokan dimana besok?", "dirumah
ku aja gimana?", "wah, bagus tuh, hehe" Azhar sempat heran, Erra
malah senang, "besok dijemput Leno Er", "oke deh, ni lagi
dikelas?" sedang sibuk sibuknya mengirim pesan ke Erra, Azhar ketahuan
oleh dosennya, "Azhar! ngapain kamu?", "oh, enggak pak, cari
buku", "buku apanya... itu dari tadi kamu liat kebawah",
Akhirnya Azhar harus dihukum karena berulah, Maria hanya geleng geleng saja
mengetahui hal itu.
Setelah kuliah usai, Azhar baru
membalas pesan dari Erra, "Ini tadi habis dimarahin, ketahuan buka
handphone, haha", Erra tak membalas, Azhar berfikir pasti cewek itu sedang
tidur, Azhar kemudian pergi pulang saja. "Makasih ya, nanti aku titip film
lagi ya, hehe" Maria tampak baru saja selesai mengcopy film dari temannya,
setelah itu ia segera pergi pulang ke kostan. Saat tiba dikostnya, ia melihat
Erra tertidur diruang tamu, Maria membiarkan saja temannya itu, ia memilih
pergi kekamarnya, lalu membuka laptopnya, segera ia menonton film yang baru ia
dapat tadi. Hari itu segera berlalu, sorenya Erra terlihat sudah bangun, ia
sibuk mengangkat jemurannya dilantai tiga, dan tampak Catur baru saja tiba
juga, "Erra...", "mas catur, gimana tadi, dimarahin ya?",
"haha, iya, tapi masih dimaklumi, baru pertama telat", "haha,
kalau mau tidur sama Erra, pas libur aja mas, hehe" Catur jadi malu, ia
kemudian pergi kekamarnya. Erra setelah itu membawa bajunya yang kering
kekamar, lalu segera dirapikan. Erra kemudian baru ingat, ia tak melihat Maria
keluar kamar, setelah itu Erra menuju kamar Maria, setelah ia masuk, ternyata
temannya itu tertidur, sambil laptopnya masih menyala, dan terlihat film yang
sudah selesai terpampang dilayar. Erra hanya geleng geleng, hari itu Erra dan
maria ternyata bergantian ketiduran.
Esok harinya, Erra dan Maria memang
tak ada kuliah dihari jumat, mereka tampak bersantai bersama saja. "...
nah itu dia langsung dimarahi", "haha, dasar Azhar, ngapain juga pake
sms bbm aku", "mungkin dia suka sama kamu Er", "haha, iya
Mar", "kamu iya iya doang ye Er", "namanya cewek cantik,
yang suka banyak Mar", "haha, dasar kamu...", "mm... Mar,
kamu gak pengen cobain ya?", "coba apaan?", "ngentot bareng
mas Catur", "Heh! ngawur ah!", "loh, kamu belum coba
sih...", "ogah ah", "aku tanya deh, terakhir gituan
kapan?", "udah lama keleus, pas aku masih lugu", "kayak
sekarang enggak aja", "eeh, Erra" Mereka kemudian bercanda
bersama, hari itu tampak Erra dan Maria sibuk bersama seharian. Sabtunya, Maria
masih sibuk menonton film, meski hari masih siang. Tiba tiba handphonenya
berbunyi, ternyata Leno menelponnnya, "Halo Len?", "Maria...
Erra ada?", "dikamarnya tuh, cari Erra kok telpon aku?", "gak
punya nomernya, hehe", "bentar aku panggilin deh, Erra! dicari Leno
nih!" Erra kemudian masuk kekamar Maria, mengambil alih telpon temannya
itu. "Haloo Leno", "Erra, habis ini aku susul ya...",
"iya Len, siip" Setelah itu telepon dimatikan. "Mau kemana
Er?", "kelompokan, sama Leno dan Azhar", "dimana?",
"dirumahnya Azhar", "betigaan gitu?", "iya, asyik
dong, hihii" Erra kemudian pergi kekamarnya, segera ganti pakaian. Maria
memilih melanjutkan menonton film. Tak lama suara bel motor terdengar, Ketika
itu Erra masih sibuk, dan Maria terlalu fokus menonton film. Catur turun, dan
memang itu Leno yang menjemput Erra. "Cari siapa mas?", "cari
Erra", "oh, bentar ya" Catur kemudian masuk dilantai satu, ia
menuju kamar Erra, setelah dibuka, Erra masih sibuk memilih celana pendek,
cewek itu malah memakai celana dalam saja, Catur kembali harus menahan ereksi
penisnya. "Erra, dicari temen kamu didepan", "eh, mas Catur, iya
iya, suruh tunggu mas" bukannya memberitahu leno, Catur berdiri saja
didepan kamar Erra itu, menyaksikan Erra memakai jeans pendeknya yang minim,
Catur jadi ingin kembali menikmati tubuh indah Erra. "Eh, masih disini
mas? haha, aku keluar dulu ya", "eh, iya, aduh maaf lupa ngasih tau
temen kamu", "iya, dia masih didepan pasti, aku keluar dulu ya mas
Catur, mungkin nanti malem baru balik, atau pagi, haha" Erra kemudian
keluar menemui Leno. Leno yang tadi sempat merengut karena lamanya menunggu
Erra, seketika tersenyum, ketika melihat cewek cantik itu datang layaknya
bidadari, begitu mempesona, baju dan jeans mini itu membuat Erra tampak elegan.
"Leno? woi, malah bengong", "eh, Erra, udah siap?",
"iya, yuk cus", "cus aww, haha" Erra sudah langsung naik
kemotor, duduk dibelakang dengan segera, lalu tanpa ragu memeluk Leno, tentu
mahasiswa itu tersenyum senang, gundukan kenyal milik Erra yang ia tunggu itu
sudah menempel dipunggungnya. Segera Leno menjalankan motornya, tampak catur
hanya termenung didepan pintu, sabtu itu seharusnya ia yang bersama dengan
Erra.
Maria tak dipamiti oleh Erra, cewek
itu sedang sibuk menonton film, dan ternyata difilm itu sering menampilkan
adegan mesum, karena sendiri, Maria tentu tak ragu menonton film itu.
"Film kamu seru gitu ya Mar" Maria langsung kaget, ia melirik
kekanan, ternyata Catur sudah disebelahnya, memang tadi pintu kamarnya belum
ditutup, "Aduh, mas catur, kaget akuh", "maaf, tadi kamu fokus
banget, padahal udah aku panggil", "i...iya udah", "lanjut
ajah nontonnya, aku nonton juga boleh kan?", "boleh kok mas"
Maria lanjut nonton film, kini dengan catur. Maria tak menghirau kan catur, ia
fokus nonton film saja, tapi catur sibuk melirik kearah Maria, dari lubang
dikaosnya itu, Catur melirik buah dada milik Maria, ternyata menggoda juga,
meski tak sebesar milik Erra. Maria lama lama juga sadar, dari layar laptopnya
ketika ada adegan diruang gelap, Catur bisa terlihat dari pantulan, sedang
melirik kearah buah dada Maria. Maria mulai berfikir lagi, ia mengingat hampir
setiap kali Erra selalu membangga banggakan Catur itu, Maria pun mulai
penasaran. Ketika Film selesai, Maria mulai bertanya, "Mas Catur?",
"eh, udah selesai filmnya?", "iya, dari tadi melamun ya?",
"enggak kok, haha" Maria lalu menutup leptopnya, lalu menghadap ke
Catur. "Mas Catur, aku mau tanya nih", "tanya aja",
"Kemarin itu, mas catur tidur sama Erra?", Catur sempat kaget,
ternyata Maria tau, "Eh, anu... iya itu, soalnya...", "gak
dimarahin sama Erra?", "gak tuh, aku udah ijin sih",
"Terus, pas aku pulang kampung itu, mas Catur tidur sama Erra juga
ya?", Catur semakin bingung, apa mungkin Erra menceritakan malam serunya
kepada Maria. "m... memang, Erra cerita kekamu ya?", "gak jelas
kalau Erra yang ngomong, gih mas Catur yang jawab", "Kamu jangan
kaget tapi...", "gak bakal kaget", "Jadi, memang aku tidur
sama Erra pas kamu pulang kampung, terus...", "sekalian ngentot ya
mas?", "Aduh, anu... itu sih...", "bilang iya aja lama
mas", "i... iya, Erra yang minta sih", "Kok diladenin aja
sih mas?", "ya... kasian, kayaknya dia kesepian", "Aduh
aduh, emang mas Catur juga pengen itu mah", Catur terdiam, ia hanya
tersenyum malu. Maria melihat kearah Celana Catur itu, ia heran, memang Catur
ternyata sudah berdiri kemaluannya. "Duh mas, udah berdiri tuh",
"aduh, maap, begini sendiri...", "Bentar bentar, gak usah pergi
mas..." Catur tampak ingin pergi, namun setelah Maria meminta ia untuk
tinggal, ia kembali duduk. Maria tampak juga bingung, kenapa ia malah meminta
Catur duduk lagi. "m... ada yang mau ditanya ya?", "i...iya mas,
aku penasaran, Erra kok makin girang aja sih habis gituan sama mas
Catur?", Catur melihat Maria jadi aneh, cewek itu tampak mencoba tak
melihat Catur, meski tampak terus bertanya, Catur jadi ingin mencoba
keberuntungannya. "ooh, mungkin gara gara itu...", "gara gara
apa mas?", "Itu sih, dia... ke enakan nyobain punyaku...", Maria
malah tampak mengigit bibirnya, Catur jadi makin semangat, pemilik kost itu
ingin segera menyetubuhi Maria saja.
Catur berdiri, lalu melepas celananya,
setelah itu mencopot cdnya, Penisnya yang besar tegak itu membuat Maria kaget,
cewek itu melihat kearah sebaliknya dari catur. "Mas... kok dibuka gitu
sih...", "ya ngasih tau aja sih... gara gara ini si Erra jadi gitu,
makin gembira kan dia?" maria malu malu melihat kearah Catur, ia tiba tiba
melongo melihat penis yang besar itu, ia sendiri bisa Heran, Catur punya
kemaluan super. "Kalau Maria mau kayak Erra, boleh coba...",
"Nggak ah...", "gak perlu malu Maria, disini cuma kita berdua
kok" Maria masih bengong, catur menangkap tangan cewek itu, lalu ditaruh
dipenisnya, tak lama penis Besarnya itu ada digenggaman tangan Maria. "Mas,
aduh...", "gede banget kan? ooh" Karena Maria tak menggerakan
tangannya, Catur berinisiatif, ia menggerakan penisnya maju mundur, otomatis
tangan Maria ikut menggesek kemaluan Catur itu. Maria wajahnya jadi memerah,
cewek itu tak tau kenapa ia mau mau saja menuruti Catur. Beberapa gesekan
dilakukan, ternyata Maria mulai menggerakan tangannya, tentu Catur makin
senang, begitu nikmat terasa. Melihat Maria yang merona wajahnya itu, catur
tau, pasti Maria mau mau saja diajak ngeseks.
Ditempat Lain, Erra yang sudah tiba
dirumah Azhar bersama Leno itu kini sudah sibuk mengerjakan tugas diruang
tengah, meski cewek itu terlihat hanya menonton saja. "Er, mana
bagianmu?", "ini nih, maaf tapi, cuma dikit", "ya elah
Erra...", "udah yuk dikerjain bareng", "hehe, iya iya"
Leno dan Azhar tak bisa marah, apalagi menghadapi cewek bohay seperti Erra,
melihatnya saja mereka berdua sudah kehilangan fokus. Beberapa menit kemudian,
Erra baru ingat, ia belum meminta Maria untuk mengangkat jemurannya nanti. Erra
kemudian membuka handphonenya, lalu menelpon Maria, "Bentar guys, aku
telpon Maria", "okee..." Erra pergi kedepan rumah. Dikamar
Maria, Ternyata Sekarang cewek cantik yang tadi malu malu itu hanya memakai
baju saja, bagian bawahnya terpampang jelas, dan memang, Catur sudah sibuk menjilati
Vagina Maria. Telepon Maria berdering, Cewek itu lalu bingung,
"mm.....ssp... diangkat aja Mar", "aaahn... mmh... iya"
Maria lalu meraih handphonenya, ternyata Erra, setelah itu segera diterima,
"Halo Maria?", "iya Er?....aahn", "heh, ngapain
kamu?", "nggak kok, aku...oohm", "Wah, ngewe sama mas Catur
nih yee?", "nggak Er, cuman....aduh...aahn" Maria makin tak bisa
menahan desahannya, Karena catur yang kepalanya menempel Erat diselangkangannya
itu menghisap dan menjilati vagina Maria dengan sangat liar, pria itu tak menghiraukan
bulu bulu diselangkangan Maria. "Gitu ya, katanya gak mau, eh pas aku gak
ada malah maen, hmm", "Erra, aku cuman....aaahn", "Haha,
dinikmatin ya Mar, kalau udah selesai nanti, angkatin jemuranku ya, haha"
Erra menghentikan calling nya, Maria menaruh handphonenya. "Siapa Mar?
mm...mm...", "aahn... Erra mas...ouh", "apa katanya?",
"suruh... nikmatin... aahn!" Mendengar itu catur makin liar menyepong
vagina Maria, memang terasa begitu segar, dahaga Catur seperti tak bisa hilang
untuk meminum cairan divagina Maria.
"Telpon siapa Er?",
"telpon Maria", "hmm, kok senyum senyum gitu kamu?",
"iya dong, temenku itu lagi seneng seneng" Leno dan Azhar saling
pandang, mereka masih bingung, karena melihat Erra cengar cengir saja. Mereka
segera melanjutkan kerja kelompoknya. Erra memang tak bisa menyembunyikan
kegembiraanya, karena memang, dikostannya itu, Maria yang sok tidak mau itu
sekarang malah asyik sendiri bersama catur. "mm...aah... gimana
Mar?", "ah... ah... ah... gila mas..." Terlihat Maria bergoyang
goyang sendiri, padahal Catur sudah selesai mengoral vagina cewek itu. catur
memilih membuka semua pakaian cewek yang tak berdaya itu, segera Maria
telanjang bulat, buah dada yang menggemaskan itu mulai membuat Catur makin
terangsang. Tanpa bertanya dulu, Catur langsung mengelus dan meremas buah dada
Maria itu. "mas... aahn...mmh...owh", "Aku kasih tau Mar,
katanya Erra, kalau sering diremas gini, buah dada bisa makin montok loh",
"Aahn... kok gitu mas...mmh", "tanya si Erra aja, punya dia kan
udah montok, nih punya kamu aku bikin montok, mm...mm...",
"Aahn...geli mas...ouh" Catur tiba tiba sudah menjilati dan mencium
buah dada milik maria itu. Maria tampak begitu merasa geli, ia menggoyang
goyang tubuhnya, tentu Catur jadi makin asyik mencumbu buah dada Maria itu. tak
lama, Catur sudah ingin memasukan penisnya yang berdenyut itu kevagina maria.
Catur lalu melepas semua pakaiannya, setelah itu penisnya disiapkan didepan
bibir vagina Maria. "Mas, itu... mau...", "iya, siap ya
Maria...hmmh...ooh", sleeb, Penis Catur yang besar itu masuk divagina
Maria, yang ternyata masih sempit, meski sudah tak perawan, Maria tampak
membuka mulutnya lebar lebar, karena baru beberapa kali ini vaginanya diisi
penis. "Aah! auh, mas, uuh... gedee...aah!" Penis Catur tak seluruhnya
mengisi vagina Maria, Catur tampak sudah menunjukan ekspresi keenakan.
"Wah, sempitnya Mar, mmh..." Ketika penisnya itu didorong, rasanya
memang nikmat sekali, beda dengan saat
menyetubuhi Erra. Dorongannya yang pelan, sudah membuat Maria meronta ronta,
penis besar itu terlalu menguasai permainan, "Aahn... ouh... mas
Catur...mmh...nnggh" Catur merangkul Cewek cantik itu, supaya ia lebih
mudah menyetubuhinya, juga gar Maria tak terlalu banyak bergoyang. Sambil terus
dipenetrasi vaginanya, Maria tampak mulutnya dilahap cumbuan maut Catur, dengan
begitu Maria tak terlalu banyak meronta, dan juga mereka makin menikmati adegan
seks itu. "mm...aahn...hmmh...mm...ouh...", "mm... dinikmati ya
Maria... mmm..." Maria terlihat membalas cumbuan Catur, memang hanya itu
yang ia bisa lakukan, sambil vagina cewek itu tak henti dipenetrasi. Beberapa
menit kemudian Catur meningkatkan intensitas tusukannya, sleeb sleeb, penis
yang besar itu keluar masuk dengan cepat, Maria tampak kualahan.
"mm...ah...ah...ah... mas...ouh...mmh...uuh" Catur berhenti memeluk
Maria, ia rebahkan tubuh cewek itu dikasur, lalu diputar, sehingga bokongnya
yang montok terpampang, sambil vaginanya berdenyut terbuka. Kembali penis besar
itu ditusukan, Catur menyetubuhi Maria begitu asyik, dari belakang pria itu
menikmati vagina sempit milik Maria. "Ahhn...
ah..ouh...ssh...mnnngh...", "Maria... oooh... super nikmat memek
kamu...oooh" Kepala Maria bergerak naik turun, karena tubuhnya ikut
bergoyang, saat Catur menyodok vagina sempitnya dari belakang. Dari menonton
film, Maria tiba tiba sudah bersetubuh dengan Catur, menit menit selanjutnya,
tampak Maria sudah mulai menikmati, dan Catur pasti jauh lebih gembira lagi.
"Mas...ouh...luar
biasa...mmh", "ooh... aduh... aku mau keluar ini...", Catur
mencabut penisnya dari vagina sempit itu, lalu penis yang besar itu sudah tak
kuasa menahan isinya, Croot croot croot, sperma menyembur diatas punggung dan bokong
montok milik Maria itu. "oooh... mmh... kok disembur dipunggungku mas,
haha", "huuft, maaf Mar, gak tahan", maria dan Catur sempat
beristirahat, Lalu cewek cantik itu tampak sudah membersihkan tubuhnya dari
sperma Catur. "Maria...", "iya mas Catur?", "m...maaf
ya...", "gak papa mas, enak kok tadi, hehe", "tapi kamu kan
gak minta?", "eh iya mas, si Erra kok dikasih gratis sebulan bayar
kost?", "i...iya...itu sih", "aku juga kalau gitu
mas", "mm... iya deh iya...", "hehe, makasih mas... mas
Catur mau mandi bareng gak?", "w...wah mau dong...", "yuk
mas, sekalian bantuin", "bantu... ngapain", "aku... gak
pernah nyukur bulu ini mas" Maria menunjukan bulu bulu disekitar
vaginanya, Catur malah tiba tiba sudah tegak penisnya, "oh, itu, bisa deh
saya bantu", "hehe, tapi itu udah tegak lagi mas", "eh,
iya, haha" Maria menyadari, memang Catur cukup asyik juga saat ngeseks,
Maria memilih mengajak Catur mandi bersama, memang ia ingin menunjukan kalau
dirinya juga mahir bermain adegan seks. Catur tampak menyadari memang hari
sabtu itu hari terbaik.
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988betlink
ReplyDeleteAgen Judi Online
Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Kans Kepa Arrizabalaga Berlabuh di Real Madrid Terbuka
Carvajal Takkan Lupakan Jasa Zidane Dalam Karirnya
Terus Tambah Koleksi Trofi Jadi Misi Carvajal di Madrid
Suu Kyi: Jangan Belah Myanmar dalam Agama dan Etnis
Pembunuh Bos Kedai Bakmi di Tangerang Ternyata Selingkuhannya
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate