Kehidupan
memang tidak bisa ditebak, semua bisa terjadi meski tidak pernah terbayangkan.
Berikut ini adalah cerita kehidupan dari Vera, yang penuh dengan intrik
hubungan seks. Semua dimulai saat Vera perempuan 27 tahun itu sudah menikah
dengan seorang laki laki, mereka segera mendapatkan momongan seorang bayi,
namun karena masalah keluarga, Suami Vera membawa pergi anaknya itu, tanpa
memberi petunjuk kemana tujuannya. Vera entah tau atau tidak, dirinya itu
sangat polos, penurut dan mudah dibohongi. Kini Vera telah menjadi janda muda,
ia harus mencari kehidupannya sendiri sekarang. Hanya Satu rumah kecil yang
ditinggalinya, dengan beberapa ratus ribu rupiah saja, Vera harus segera
mencari pekerjaan.
Vera
adalah perempuan yang sangat cantik. Tubuhnya cukup modis dan montok, dengan
kulit yang putih dan mulus. Banyak orang sering membicarakan kecantikan dan
kemontokannya itu. Vera sudah ditinggal meninggal oleh kedua orang tua nya,
sekarang malah ditinggal suami dan anaknya. Janda muda ini seharusnya sibuk
mengurus anaknya, namun kini ia sendiri. Vera menyadari buah dadanya itu sudah
membesar, karena memang seharusnya ia memberi ASI kepada anaknya. Perempuan 27
tahun itu merasa ada yang tidak beres dengan buah dadanya. Vera ingin
memeriksakan kondisi fisiknya sebelum bisa mencari pekerjaan demi kehidupannya
sendiri. Vera pergi kerumah tetangganya untuk mencari tahu dimana rekomendasi
dan juga alamat dokter yang tepat menangani kasusnya tersebut.
Siang
itu sesampai dirumah tetangganya, Vera segera memanggil pemilik rumah itu,
"Permisi, Bu Diaan" bukan perempuan yang muncul, namun seorang
laki-laki, "Oh mbak Vera, Istri saya lagi keluar itu, ada apa ya?"
ternyata itu pak Darji, suami bu Dian. "Oh, maaf ganggu pak, cuma mau tanya
sesuatu ke bu Dian" Vera sempat merasa pak Darji begitu sibuk melihat
tubuhnya yang mulus dan montok itu, apalagi saat itu ia hanya memakai tanktop
dan celana pendek. "Masuk dulu aja mbak Vera, mungkin saya bisa
membantu", "Iya pak, permisi" Lalu Vera digiring masuk kedalam
rumah itu.
Segera janda muda itu duduk disofa, lalu pak Darji sudah membawa
minuman untuknya. "Ini mbak Vera, diminum dulu", "Iya pak terima
kasih" Vera segera mencicip minuman itu, tampak Pak Darji melongo melihat
bibir indah Vera yang basah oleh air minum itu. "Mbak Vera, memang mau
tanya apa ke istri saya?", "Oh, iya pak, begini, saya mau tanya
tentang rekomendasi dan juga alamat dokter", "Memang mbak Vera sedang
sakit ya?", "Tidak juga sih pak, saya cuma mau cek kesehatan",
"Mbak Vera keliatan sehat sehat saja ini, memang kenapa ya kalau boleh
tau?" Pak Darji sudah komat kamit sambil melihat buah dada montok Vera
yang sesak didalam tanktopnya itu. "Begini pak, kan saya seharusnya
sekarang menyusui bayi saya, tapi karena sudah ditinggal suami dan anak saya,
saya tidak tau efek samping kalau tidak menyusui", Pak Darji tampak merem
melek sambil menelan ludah. "M..memang mbak Vera sudah pernah
menyusui?", "Belum pak, makanya saya mau cek ke dokter",
"Kalau mau kedokter, harus sudah menyusui dulu mbak" Vera jadi
bingung, "Loh, saya juga belum tau pak, apakah saya bisa menyusui",
"Ya dicoba dulu mbak", "tapi kan tidak ada yang bisa saya beri
asi pak", "Kalau... kalau saya yang coba saja gimana mbak?" Vera
sempat bingung, apa memang ia harus mencoba apakah buah dadanya itu bisa
mengeluarkan air susu atau tidak.
"Gimana
ya pak? saya belum tau caranya", "Saya sudah pernah, dulu waktu istri
saya melahirkan, beberapa kali saya sudah mencoba mencicipi air susunya",
"Wah, jadi pak Darji bisa bantu saya?", "Bisa dong, cuma mencoba
saja kan?", "Iya pak, lalu sekarang bagaimana pak?" Pak Darji
yang sedari tadi sudah menahan diri itu langsung mendekati Vera. "mm..mbak
vera, coba buka tanktopnya dulu" Vera menurut, perlahan ia turunkan
Tanktopnya, dan tubuh mulusnya itu membuat Pak Darji melotot, "BHnya
sekalian mbak" Vera menurut, ia buka BHnya itu, dan Buah dada montoknya
itu kini sudah terpampang jelas dimata pak Darji. Begitu bundar dan montok,
begitu besar dan sangat menggiurkan, buah dada Vera itu memang sudah pasti
terisi air susu. "Maaf ya pak, jadi ngerepotin, terus gimana pak?"
Pak Darji kini tanpa ragu melesat mendekati Vera, dan mendaratkan tangannya
keatas buah dada Vera, Pria itu tampak begitu takjub, tangannya tampak begitu
tegang diatas buah dada Vera. "mmm...Besar banget buah dadanya mbak Vera
ini...", "Iya pak, mungkin karena sudah pernah melahirkan",
"Kalau dielus elus begini sudah tau tidak mbak Vera?" Pak Darji
mengelus elus buah dada montok Vera, pria itu begitu bersemangat menggerakkan
tangannya berputar putar diatas buah bundar nan montok itu. "Suami saya
dulu sering kok pak elus elus buah dada saya, kadang juga diremas",
"Begini ya?" Pak Darji meremas dengan keras buah dada Vera, janda
muda itu sempat kesakitan, Vera juga merasa tubuhnya mulai gerah. "Aduh,
iya begitu pak, tapi rasanya kok beda" Vera tampak bingung lagi,
sebaliknya pak Darji fokus dengan tangannya yang kini meremas buah dada sintal
nan berisi itu, jempol pak darji kini bergerak kearah puting Vera dan tampak
dipencet pencet. "Habis ini sepertinya keluar air susunya mbak",
"Masak sih pak? dulu suami saya mengelus dan meremas buah dada saya, tapi
tidak pernah keluar air susunya", "Itu dulu, sekarang kan kamu sudah
pernah melahirkan", Vera sempat merasa tubuhnya mulai terasa aneh, tanpa
sadar ia menggerak gerakkan kakinya, mungkin karena pak Darji yang asik sendiri
itu masih terus meremas dan mengelus buah dada montok Vera. "uff, kok
rasanya aneh ya pak? aduh" Vera kaget, puting merah mudanya ternyata sudah
mengeras dan dipilin oleh tangan pak Darji. "Sudah hampir keluar ini mbak,
mungkin harus dijilat...mmm" Pak Darji tanpa ragu menempelkan kepalanya
keatas buah dada Vera yang montok dan besar itu, tampak kepalanya itu tenggelam
dalam empuknya buah dada Vera. Pak Darji menggerakkan kepalanya diatas kedua
buah dada montok itu, lalu mulutnya mulai terbuka, dan lidahnya segera bergerak
dengan liar diatas buah dada Vera. "mmmf, geli pak",
"mmm...mmm..cup...mmm Ditahan dulu mbak, habis ini pasti keluar".
Pak
Darji yang begitu sibuk itu tak melihat wajah Vera yang mulai memerah. Pria itu
tiba tiba menggigit kecil puting merah muda Vera, juga ditarik keatas dengan
mulut nakalnya itu. Segera saja Air susu mengalir keluar. "Aaah, itu pak
sudah keluar...", "I..iya...wow, memang luar biasa" Pak Darji
Melotot didepan buah dada Vera. Tangan Pria itu sekarang dengan giat meremas
buah dada Vera, air susu mengalir tetes demi tetes keluar dari puting merah
muda itu. "aaahn, mmmf, pak, itu sudah keluar kok, uuff", "Oh,
iya, sebentar" Pak Darji masih melongo sambil meremas kedua buah dada Vera
yang mulai basah oleh air susu itu, diremasnya naik turun, puting vera itu tak
berhenti mengeluarkan air susu tetes demi tetes. "Pak, aaahn, sudah keluar
banyak itu, uuuuhf, buah dada saya sudah basah ini", "ooh, maaf, biar
saya minum saja kalau begitu..mmmf…slruup" Pak Darji kembali mendaratkan
mulutnya kebuah dada montok Vera, namun kini mulut pria mesum itu sudah melahap
puting merah muda Vera. Disedotnya dengan kuat puting merah muda itu, tampak
memang Pak Darji sudah kehausan. Air susu yang keluar itu kini telah diminum
oleh pak Darji. Lidah pria nakal itu bergerak gerak mengitari puting dalam
mulutnya itu, sambil merasakan nikmatnya air susu Vera. "Aaaahn, uuuh,
oooh, pak Darji, mmmf, Gimana air susunya?",
"mm..slruuup...mmm..cup..slruuup.. mantap mbak Vera, mm..slruup...
Sekarang mbak Vera bisa pergi kedokter, mm...slruuup", "Oooh, iya
pak, tapi... saya bingung... uuh... sudah selesai belum pak saya menyusuinya
ini?", "mmm...slruup...cup...aaah...mmmm...slruup... Sebentar mbak,
saya selesaikan dulu", "Oh, belum ya pak? uuuhf", "Iya,
kamu tiduran saja gimana? mm...slruup…slruup", "Iya deh
pak...uuuh". Vera lalu merebahkan tubuhnya, kini Janda muda itu tiduran
diatas sofa, sambil buah dadanya bergelantungan dan sedang disedot terus air
susunya. Pak Darji memang sudah sejak lama menunggu saat seperti ini, dimana ia
bisa menikmati air susu murni langsung dari buah dada montok milik Vera. Buah
dada yang besar itu kini ditarik dengan kedua tangan pak Darji, puting mera
muda milik Vera itu digigit dan dihisap dengan kuat air susunya, sungguh pak
Darji sangat gembira. “Sluuurp…slruup…aaah…slruup”, “Aaahn, masih lama pak?”, “Belum
mbak, slruup..mmm…kan belum pernah diminum air susunya, jadi banyak stoknya ini…slruup…mmm”
Puluhan
menit itu Vera hanya bisa merem melek dan menggigit bibirnya, saat buah dadanya
masih terus diremas dan putingnya terus disedot oleh pak Darji. "mmm...slruuup...mmm...luar
biasa mbak..mmm", "Pak, masih belum ya? mmmf...oooh" Vera
merasakan selangkangannya sudah basah kuyub. "mm..cup...aaah... sudah deh
mbak", Pak Darji lalu berhenti dan berdiri. Pria itu melihat Vera sudah
begitu basah buah dadanya oleh keringat dan juga air susu. "ini mbak ada
Handuk", "Iya pak, terima kasih" Vera mengelap tubuhnya itu,
buah dada itu kini bergerak karena diusap handuk. Pak Darji sudah ingin
melahapnya lagi, namun ia memilih menahan dirinya. "Sudah, mbak Vera
pulang dulu, nanti saya akan mampir untuk memberikan nama dan alamat Dokter
yang sesuai dengan masalahnya mbak Vera", "Iya pak, mungkin nanti
rumah saya tidak dikunci, biar pak Darji bisa masuk kalau saya tidak tau",
"wah, bagus itu". Vera lalu memakai bh dan tanktopnya lagi, dan
segera berpamitan. "Permisi pak, terima kasih atas bantuannya",
"Iya mbak, sama sama" Vera lalu pulang kerumahnya, meski terlihat ia
cukup malu berjalan sambil basah selangkangannya. Tampaknya pak Darji mulai
berfikir untuk membuat siasat agar dirinya bisa menikmati air susu milik Vera
itu lagi, pak Darji juga sangat ingin menyetubuhi janda muda itu.
Setibanya
dirumah, Vera masih lelah, ia lalu memilih beristirahat sejenak. Saat ia
beristirahat, ia merasakan tubuhnya begitu ringan, karena buah dadanya telah
dikeluarkan air susunya. Setelah beristirahat beberapa jam, Sore itu Vera
memilih untuk segera mandi. Ia segera melepas semua pakaiannya, lalu memakai
handuk saja. Janda muda itu lalu masuk kekamar mandi dan segera mandi. Ditengah
sibuknya Vera mandi, tiba tiba ada Suara laki laki "Mbak Vera, dimana ya?
ini pak Darji", "Oh, pak darji, saya dikamar mandi pak" teriakan
Vera itu terdengar oleh pak Darji, sekarang suara pak Darji terdengar lebih
jelas dibalik pintu kamar mandi. "Mbak, Ini alamat dan nama
Dokternyaa", "Terima kasih pak, silahkan ditaruh diatas meja saja
pak". Beberapa menit hening tanpa suara, pak Darji kembali mendekat kekamar
mandi itu, "Sudah mbak, masih ada yang bisa dibantu?", Vera sempat
berfikir, dan melihat tubuhnya yang basah itu. "Sudah sepertinya
pak", "Mbak Vera lagi mandi ya?", Vera masih menanggapi suara
pak Darji yang ada diluar kamar mandi itu, "Iya pak, ini lagi mandi",
"Buah dadanya udah enakan ndak mbak?", "Sudah kok pak
tadi", "Kalau perlu saya kasih tips yang bagus lagi mbak",
"Tips apa pak?", "Kalau menyusui setelah mandi, nanti tubuh mbak
Vera bisa lebih enakan lagi", "Masak sih pak?", "Iyaaa,
gimana mbak?", "Iya sudah pak, Pak Darji tunggu sebentar disana
saja", Vera tidak memikirkan apa yang bisa terjadi bila ia keluar hanya
menggunakan handuk saja, apa lagi rumahnya itu sepi.
Part 2: Klik Disini
Segera janda muda itu duduk disofa, lalu pak Darji sudah membawa minuman untuknya. "Ini mbak Vera, diminum dulu", "Iya pak terima kasih" Vera segera mencicip minuman itu, tampak Pak Darji melongo melihat bibir indah Vera yang basah oleh air minum itu. "Mbak Vera, memang mau tanya apa ke istri saya?", "Oh, iya pak, begini, saya mau tanya tentang rekomendasi dan juga alamat dokter", "Memang mbak Vera sedang sakit ya?", "Tidak juga sih pak, saya cuma mau cek kesehatan", "Mbak Vera keliatan sehat sehat saja ini, memang kenapa ya kalau boleh tau?" Pak Darji sudah komat kamit sambil melihat buah dada montok Vera yang sesak didalam tanktopnya itu. "Begini pak, kan saya seharusnya sekarang menyusui bayi saya, tapi karena sudah ditinggal suami dan anak saya, saya tidak tau efek samping kalau tidak menyusui", Pak Darji tampak merem melek sambil menelan ludah. "M..memang mbak Vera sudah pernah menyusui?", "Belum pak, makanya saya mau cek ke dokter", "Kalau mau kedokter, harus sudah menyusui dulu mbak" Vera jadi bingung, "Loh, saya juga belum tau pak, apakah saya bisa menyusui", "Ya dicoba dulu mbak", "tapi kan tidak ada yang bisa saya beri asi pak", "Kalau... kalau saya yang coba saja gimana mbak?" Vera sempat bingung, apa memang ia harus mencoba apakah buah dadanya itu bisa mengeluarkan air susu atau tidak.
Part 2: Klik Disini
Kunjungi game indomonopoly terbaru kami dan satu-satu nya hadir di indonesia.
ReplyDeleteanda bisa bermain melalui ANDROID dan COMPUTER. dan anda sudah bisa bermain
dengan minimal deposit sebesar Rp.20.000 dan minimal withdraw sebesar 50.000
Ayo gabung para pecinta game monopoly menagkan chip sebanyak mungkin.
PROMO CASHBACK10% KOMISI REFERRAL HINGGA 50% UNTUK PARA MEMBER SETIA KAMI
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terupdate
Berita Bayern Munchen
Berita Terkini
Berita Terupdate
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terkini
Berita Bola Terupdate
Berita Terkini
Berita Terupdate