Andi mendapati dirinya masuk disebuah universitas
favorit, Remaja 18 tahun itu kini menjadi mahasiswa baru. Ibu Andi bangga
anaknya bisa masuk universitas dikota sebelah itu, “Syukur nak kamu masuk
Universitas *******”, “Iya, tapi aku masih ragu untuk kesana bu, takutnya jadi
butuh biaya lebih karena tinggal diluar kota”, “Aduh ndi, kan Cuma dikota
sebelah”, “Tapi bu, kan…”, “Dikota sebelah ada saudara kita itu, si Trista”, Andi
lalu mengingat seorang perempuan, iya itu bibinya sendiri. “Ooh, mbak Trista,
memang dia tinggal disana?”, “Iya dikota itu, sama suaminya, nanti kamu
sementara tinggal disana dulu, gimana?”, “Ya sudah bu, demi mencari ilmu”.
Keesokan harinya Andi sudah berangkat membawa barang barangnya menuju rumah
bibinya itu. Dalam perjalanan Andi sempat mengingat bibinya yang bernama Trista
itu memang lebih muda dari ibunya.
Sesampai dikediaman bibinya, Andi sudah disambut seorang
perempuan yang cukup cantik, “Haii Andii” Andi langsung dipeluk oleh Trista,
Andi sempat kaget, karena ada sesuatu yang kenyal menyentuh dirinya. “I…iya
mbak Trista..”, ketika pelukan itu dilepas, Andi sadar buah dada bibinya itu
tadi menempel padanya, sempat ia merasa malu.
“Udah mahasiswa yaa sekarang”, “Iya
mbak, syukur deh bisa masuk”, “Hehe, ayo masuk” Andi kemudian membawa barang
barangnya masuk kedalam. “M… suaminya mbak Trista kemana?”, “Ooh, suamiku kerja
keluar kota, dapat posisi baru diperusahaannya”, “Oh, jadi sendiri ya mbak
Trista disini?”, “Iya, eh itu kamar kamu yang itu yaa” Andi melihat kesudut
rumah terlihat ada kamar kosong. Andi membawa barang barangnya dan mulai
menatanya dikamar itu. “Anggap aja rumah sendiri ya ndi”, “Iya mbak, makasiih”
Andi kemudian segera menyelesaikan merapikan kamar.
Andi kini tinggal dirumah itu bersama Trista, tiap
hari ia sarapan bersama adik ibunya sendiri itu. Andi sempat kagum, entah
kenapa perempuan secantik bibinya itu kuat untuk tinggal sendiri dirumah tanpa
ditemani suaminya. Beberapa hari berlalu, Andi semakin dekat dengan Trista,
meski ia masih sadar akan sopan santun. “Saya Pergi kekampus dulu ya mbak”, “Iyaa,
pulang jam brapa?”, “Kayak biasanya mbak, sore an mungkin”, “hmm, jangan lama
lama dikampus, aku sendirian disini loh, hehe”, “Iya mbak, hehe” Andi kemudian
segera kekampusnya. Andi telah memulai kehidupannya menjadi mahasiswa, meski
kini ia mulai berkenalan dengan teman teman baru, teman yang paling dekat
dengannya tetap si Trista itu. Andi sering melamun dikampus, untuk memikirkan
bibinya itu dirumah, ia terus memikirkan kenapa bibinya itu hari demi hari
malah makin mempesona. Usianya berbanding 10 tahun, namun tetap saja bibinya
itu cantik dan mempesona. Hari itu karena dosen pengajar tidak datang, siang
hari itu Andi sudah segera pulang kerumah bibinya itu.
Sesampai dirumah, Andi melihat sepertinya ada tamu
yang datang kerumah itu, terlihat ada sepatu didepan pintu, sepertinya milik
laki-laki. Belum ia mengetuk pintu, sudah terdengar suara bibinya itu mendesah.
“Aaahn, pelan aja mas” Andi sontak kaget, ia memilih melirik kejendela. Pikiran
Andi pun pecah saat melihat bibinya itu sedang duduk diatas meja tanpa memakai
celana, paha mulusnya terlihat jelas dan bibinya itu membuka selangkangannya,
Andi makin kaget melihat diselakangan bibinya itu ada kepala pria yang terlihat
bergerak gerak, jelas sekali pasti pria itu sedang menikmati lubang vagina
milik bibinya itu!”, “mm…mm…slruup..asyik mbak Tris, kayak biasanya, hehe..”
Suara pria itu tak dikenali oleh Andi, “Ooh, iya mas, uuhf, aku coba punyanya
mas Wito dong” Trista turun dari meja, lalu membuka celana pria itu, Andi
menelan ludahnya saat tau kini bibinya itu sedang mengulum penis pria yang
bukan suaminya!. “Ouuh, mantep mbak, hehe” Andi menit demi menit menonton
Bibinya itu bercumbu dengan pria yang tak ia kenal itu. Bebeberapa saat
kemudian, mereka berdua menyudahi aksinya, dan berpakaian kembali. Andi
bersembunyi disudut lain rumah itu agar tidak ketahuan mengintip aksi bibinya
tadi, Andi mendengarkan percakapan bibinya dan pria tak dikenal itu didepan
rumah. “Makasih mas udah mau mampir”, “Iya, tapi… saya ada berita buruk tris”, “loh,
ada apa mas?”, “Saya mulai besok dapat tugas keluar pulau, jadi, mungkin tadi
yang terakhir kali”, “Aduuh, yaah, ya kalau begitu, terima kasih atas
bantuannya selama ini”, “Iya, sama sama, selamat tinggal” Pria itu kemudian
meninggalkan bibinya Andi itu, dansetelah Trista masuk kerumah, Andi menunggu
waktu yang tepat untuk kembali kedalam rumah itu.
Beberapa puluh menit kemudian Andi segera mengetuk
pintu depan, lalu masuk kerumah Trista. “Selamat datang ndi”, “Iya mbak, loh,
kok keliatan lesu gitu mbak?”, “mm..anu…itu tadi habis nyuci baju banyak, jadi
lelah”, “ooh, gitu ya, saya kekamar dulu mbak” Andi pergi kekamarnya sambil
menyadari kalau bibinya itu pasti sangat kecewa karena tidak ada laki laki yang
akan bercinta dengannya lagi. Sambil tiduran dikasurnya, Andi mengulang adegan
yang tadi siang ia lihat itu dalam otaknya. Tak pernah difikirkannya kalau
Trista itu begitu mulus pahanya, juga begitu tertarik untuk menikmati penis
milik laki-laki, Andi tau pasti bibinya itu sudah lama tidak bertemu dan
bercinta dengan suaminya sendiri, sampai ditinggal pria lain pun ia juga sedih.
Saat makan malam, Andi melihat Bibinya itu masih
sedikit gelisah, “mm…mbak Trista kok masih gelisah gitu?”, “Eh, nggak kok ndi..”,
“Kangen suaminya ya?”, “i…iya ndi…udah lama gak pulang dia..”, “Kangen… apanya
mbak?” Andi tersentak kaget, kenapa ia bertanya seperti itu. “Kangen deh
pokoknya, tumben kamu Tanya gitu ndi”, “Ya kasian aja mbak Trista, lama gak ada
yang nemenin”, “Iya juga sih ndi…”, “tenang aja mbak, ada Aku disini yang
nemenin mbak Trista” Sontak bibinya itu terdiam, sambil tersenyum sendiri, Andi
jadi malu, ia segera menyelesaikan makan malamnya dan pergi belajar dikamarnya.
Andi masih teringat pertanyaan bodohnya tadi, sampai tidak fokus mengerjakan
tugas kuliahnya. “Ndi, udah tidur?” Andi kaget mendengar suara Trista didepan
kamarnya. “b..belum mbak, masih belajar..”, “Ooh, ya udah, Aku tidur dulu ya..”,
“Iya mbak” Trista segera pergi dan tidur dikamarnya sendiri. Andi kembali
mengerjakan tugasnya, namun entah kenapa ia malah penasaran untuk melihat
bibinya itu sudah tidur atau tidak. Setelah tugasnya selesai, Andi pelan pelan
berjalan menuju kamar bibinya itu, tampak pintunya tidak dikunci. Andi
mengintip kedalam kamar, dan kembali ia harus kaget saat mengetahui Bibinya itu
sedang terlentang sambil mengorek orek vaginanya dengan jari jarinya. Desahan
kecil Trista mengiringi gerakan cepat jari jemari perempuan itu mengorek
vaginanya sendiri. Meski masih bercelana, tetap dengan jelas tangan yang
bergerak itu membuat Andi tau bagaimana bibinya itu sangat terangsang, sampai
masturbasi sendiri. Tak mau memikirkan yang aneh aneh, Andi pelan pelan kembali
kekamarnya dan tidur, meski ia sadar penisnya itu sudah tegak dalam celananya.
Minggu demi minggu dilalui Andi, Meski ia masih
tidak berani melakukan yang aneh aneh dirumahnya, tetap saja ia selalu
mengintip bibinya itu, saat dikamar mandi ataupun saat dikamar tidurnya. Sadar
atau tidak,Trista jadi makin sering masturbasi, tanpa ragu ia mendesah, padahal
tahu Andi sedang dikamarnya. Andi makin resah harus bertindak apa menghadapi
bibinya itu. Andi kini sedang menjalani minggu tenang, minggu dimana ia tidak
kekampus dalam persiapan mengikuti UTS diminggu depannya. Jadi siang itu ia
dirumah saja, dengan bibinya itu. Andi sedang duduk diruang tengah sambil
membaca buku, lalu bibinya itu mendekat. Tampak Andi langsung memikirkan yang
aneh aneh, saat melihat bibinya itu memakai pakaian yang serba mini, tidak seperti
biasanya, paha dan buah dada Trista tak bisa dihindari oleh mata mahasiswa itu.
“Gak kuliah ndi?”, “MInggu tenang mbak, libur bentar, tapi minggu depannya UTS”,
“GItu ya, wah, asyik dong”, “Asyik gimana mbak?”, “Kamu dirumah aja jadinya,
nemenin aku, hehe” Andi jadi mudah pecah pikirannya setiap Trista mencoba menggodanya.
“Hehe, iya mbak, seminggu ini dirumah aja, enaknya ngapain mbak?”, Trista
kemudian mendekati Andi yang sedang membaca buku itu. “Baca apa sih ndi?” Saat
Andi menoleh, mahasiswa itu jadi galau melihat buah dada montok bibinya itu
seperti mau keluar dari tempatnya, juga wajah cantik Trista yang cukup dekat
dengannya, “Eh, mm…ini, buku kuliah aja, hehe”, “Udah, jangan baca buku terus
ndi, coba yang lain lah”, “m..c…coba apa mbak?”, Andi dan Trista terdiam,
mahasiwa itu bingung harus melakukan apa melihat bibinya itu sudah sangat dekat
dengannya. “Coba, deketan sini, aku bisikin” Andi mendekat kearah Trista.
Bukannya dibisikan kata kata ketelinganya, malah mulutnya disambar bibir manis
Trista, sontak Andi tak bisa menghindari ciuman itu. “mm..mbak..mm” Andi tak
mampu bicara, lidah bibinya itu sudah bergerak gerak mencampur adukan cairan
dalam mulut mereka. Trista memegang kepala Andi, kini mahasiswa itu punya
pilihan selain berpartisipasi dengan bibinya itu, mahasiswa itu membalas ciuman
bibinya sendiri itu. Tak pernah Andi berfikir ia akhirnya harus menuruti gairah
bibinya itu.
“mm..mm…slruup…mm”, “mm…hehe…gitu dong ndi..mmm”
Andi jadi menikmati ciuman mesrah itu, tak mau menyianyiakan kesempatan, Andi
melempar bukunya, lalu tangannya sekarang mendarat dibuah dada montok bibinya
sendiri itu. Tanpa memikirkan hal lain, segera ia meremas buah dada itu dari
luar, membuat Trista makin senang, “mm..oooh…mm…” Trista menurunkan bajunya,
dan melepas bhnya, tangan Andi itu ditarik dan ditempelkan kekedua buah dada
montok milik Trista yang sudah tidak ditutupi apa-apa itu. Andi benar benar
kagum, buah dada kenyal dan masih padat itu kini sudah diremasnya dengan penuh
hasrat bercinta. Tangannya bergerak mengelus dan meremas gunung kenyal milik
bibinya itu tanpa ragu, juga tak berhenti bercumbu. “mm…mbak…mm…oooh…mm”, “mm…apa
ndi ….mmm…asyik kan..mm” Andi menemukan puting yang mengeras dibuah dada milik
bibinya itu sangat menarik, dipencet dan dipilin dengan nikmatnya, membuat
Trista mengerang hebat. “Aaahn…ooouh…ssh..mm..mm…aaah” Mereka kemudian berhenti
berciuman, tampak mereka sempat terdiam sambil melihat wajah lawan mainnya yang
sudah memerah.
“mm..mbak Trista, aku mau Tanya”, “mm.. apa ndi?”, “Tiap
hari mbak Trista masturbasi sendiri, kayaknya ngebet banget pengen….looh!” Andi
tak perlu melanjutkan ucapannya, karena memang kini Trista sudah membuka
celananya, penis tegaknya itu segera dipegang oleh bibinya sendiri. “Iya ndi…aku
pengen banget… kamu mau kan main sama aku?”, “tapi mbak…oooh!” Andi tak kuasa
menahan kenikmatan yang ia rasakan saat penisnya itu dikocok kedua tangan
Trista. “Udah, kamu gantiin suamiku yaa, hehe,uuuh”, “Hmmf, iya udah mbak,
kasian mbak Trista juga…ouuh” Trista yang sudah bahagia karena punya lawan main
itu segera melahap bagian teratas penis Andi. Andi merem melek sambil melihat
kepala bibinya itu bergerak gerak mengulum penisnya. Kembali tak mau diam saja,
Andi segera meraih kedua buah dada milik bibinya itu, diremas dan digoyang
dengan nikmat, membuat adegan itu makin panas. “mm..mm…cup…mm…aaah… mantep juga
punyamu ndi..mmm..mm” Andi tak mau bicara, ia ingin merasakan kenikmatan
terhebat itu, buah dada montok, serta mulut yang lincah mengulum penisnya,
sungguh Andi terpesona dengan kehebatan Trista. Andi benar benar tau pasti hari
seperti ini akan terjadi, dan sekarang ia sudah mulai beraksi dengan bibinya
sendiri.
“mm..mbak…aku…ouuh” Crooot croot croot, Andi
menumpahkan spermannya dimulut Trista. Trista kemudian menelan sperma Andi,
meski tampak sedikit tersedak, “Oughf…mm..gleegk..uhuk uhuk…wow”, “Maaf mbak,
kelepasan..”, “mm..gak papa ndi… aku suka kok..hehe” penis Andi tampak lemas
lagi, namun Trista sudah tak mau menunggu lagi, perempuan itu benar benar ingin
bersetubuh dengan Andi. “Aduh, mbak… aku…”, “Andi, ayo sini kekamar” Andi kemudian
ditarik kekamar Trista. Mahasiswa itu lalu dirobohkan dikasur. Semua pakaiannya
dilepas. “Aduh, mbak Trista, kita mau…”, “Udah, akting jadi suamiku aja ndi…oke?
Hehe” Andi yang ada diatas kasur itu melihat bibinya sedang melepas semua
pakaian ditubuhnya dengan perlahan, membuat Andi terangsang lagi, apalagi saat
mahasiswa itu melihat bulu bulu diatas selangkangan Trista. Bibinya itu sudah
telanjang bulat, dan tiba tiba mendekatinya. Trista yang sudah berada tepat diatas
Andi itu mendekat kewajah Andi, “Andi…siap ya…”, “mm…iya mbak…demi mbak Trista…
aku mau apa aja deh”, “hehe, cup..mmm, gitu dong” Trista lalu memutar
tubuhnya,kini dihadapan Andi adalah vagina basah milik bibinya sendiri. Andi sudah
harus menikmati penisnya dikocok dan dihisap oleh Trista. Andi yang sudah mabuk
nafsu itu memegang kedua bokong montok bibinya itu, lalu dielus dan ditampar,
membuat benda bundar itu bergetar dan memerah. “mm…mm..auuh… wow… belajar dari
mana ndi?mmm”, “ssh..ooh, liat difilm bokep mbak”, “pinter deh, terusin…mm…mm…slruup” Andi kemudian membuka lubang basah
dihadapannya itu dengan kedua jari telunjuknya, tetesan air dari lubang itu
membuat Andi sangat tertarik, segera saja ia melesatkan mulutnya keluban gitu
dan mulai lidahny a menelusuri memek milik bibinya sendiri.
“llfhm..mm..slruup..mmmf…ooh…mmfsh” Dengan liar Andi
menikmati lubang vagina yang pertama kali pernah ditelusurinya, “Aaaaahn..mmmf…Andi…gila..ouuh…mm…slruup.mm..mm”
tak mau kalah dari Andi, Trista mengulum dengan hebat penis mahasiswa itu. Kini
dengan penuh hasrat seks, dua orang yang tak seharusnya bersetubuh itu malah
sudah asyik mengolah kemaluan lawan mainnya. Sedang asyik menikmati air surgawi
milik Trista, Andi melihat lubang lain diantara bokong montok bibinya itu,
tanpa ragu Andi memasukkan jarinya kelubang itu, membuat Trista berteriak. “Aaaahn!
Oouh, Andi…woow…ooh…sssh…mmm…aku seneng banget…mm…mmm” Andi sadar lubang itu
dapat dengan mudah membuat Trista makin teransang, Andi memasukkan kedua
jarinya, dan digerak gerakkan. “aaahn…aahn..oooh…ssh…mm…mm…enak ndi..mmm” asyik
beraksi, Andi tiba tiba merasa mulutnya diguyur cairan yang mengalir dari lubang
vagina bibinya itu, sepertinya Trista tak kuasa menahan lubang pantatnya
ditusuk jari jari nakal Andi.”Aaahn! uuuh! Yeaah…mmf” Trista benar benar puas,
sudah lama ia hanya masturbasi sendiri, kini ia sudah dibantu oleh Andi.
Trista sempat roboh, perempuan itu berhenti sejenak.
Andi segera berdiri, ia melihat pinggul bibinya itu mengudara, mempertontonkan
lubang yang banjir diselangkangan milik bibinya. “M…mbak, aku nggantiin
suaminya mbak Trista kan?”, “mmf…iya…”, “kalau gitu… aku setubuhin mbak Trista
sampai puas ya..”, “Wow, Andi, puasin ak….Aaaaahn!” Trista sudah merasa ada
sesuatu yang mulai masuk dilubang vaginanya, jelas saja sekarang penis tegak
milik Andi sudah mulai menjamah lubang basah itu. Trista mendesah dengan panjang
seiring dengan masuknya penis mahasiswa itu kedalam vaginanya. “mmmmmf….sss..Aaaaahn!
vaginaku, udah penuh….Aaaahn!” Andi masih mendiamkan penisnya yang sudah
tenggelam dalam lubang vagina bibinya sendiri . Andi kembali memasukkan jarinya
dilubang pantat milik Trista, membuat bibinya itu tak kuasa menahan kenikmatan
luar biasa itu. “Kyaaah! Ooh, Andi…wow…ooh…ssh” Andi kemudian menggerakkan
penisnya perlahan, setelah ia tadi menikmati penisnya dielus dan diremas oleh vagina
Trista yang sudah cukup longgar itu. Sleeb,sleeb,sleeb, Andi sudah dengan
berani menyetubuhi bibinya itu. “mmmf…ooh, kasian mbak Trista, memeknya enak
begini gak ada yang ngisi, oooh…mmmf”, “Iya ndi… Isi penuh memekku….aaaaahn…
kamu terhebat…oooh” Andi memegang kedua buah dada montok bibinya itu, dan
memulai puncak persetubuhan dihari itu. Andi kini dengan cepat menggerakkan
penisnya maju mundur menusuk nusuk vagina basah milik bibinya sendiri itu,
dengan gembira ia menyetubuhi bibinya itu tanpa ragu. Suara tabrakan penisnya
membuat suasana rumah makin heboh diiringi desahan menggairahkan dari mulut
Trista. “Aaahn..aaahn..ooh… ssh…nnfh..yeaah…terus …ooh…Andi…ooh” Andi benar
benar bahagia, semua bagian tubuhnya ikut bergerak, dan juga menikmati tubuh
bibinya itu. Buah dada ranum itu terus dipegang dan dikemudikan, sambil terus
penisnya menyodok vagina Trista itu. Persetubuhan hebat itu terus berlanjut
menit demi menit dengan penuh hasrat seks yang tinggi.
“Aauuh, mbak Tris, aku mau keluar nih..” Saat Andi
ingin mencabut penisnya, Tangan Trista
menahannya. “J..jangan dicabut…aaahn…keluarin semua didalam…ouuh”, “tapi
mbak..aku..”, “Sudah Andi sayang… keluarin cairan cintamu…ooooh….Aaaahn!!”
Crooot croot crooooot, air mani mahasiswa itu memenuhi lubang vagina bibinya
sendiri. Setelah itu penis Andi dicabut dari lubang banjir itu, dan tetes demi
tetes air yang bercampur dalam lubang itu keluar dari lubangnya, Trista masih menggelinjang
sambil terus menahan rasa terhebat saat air dalam vaginanya bereaksi dan juga
menetes keluar. Setelah selesai, mereka berdua beristirahat dikasur itu. “Andi…
kamu hebat banget ya, mbak puas banget”, “Iya mbak, hehe, tapi Andi takut kalau
mbak Tris hamil”, “Aku tinggal bilang itu anaknya suamiku… aman kan?” Andi
tidak menjawab, ia memeluk bibinya itu. Kini Andi dan Trista tertidur diranjang
itu dengan senyum diwajahnya.
Minggu tenang itu diisi oleh Andi dengan bercumbu
dan bersetubuh dengan Trista. Andi sampai tidak pulang kampung, karena ia kini
sudah asyik bersama bibinya itu. UTS berlangsung pun Andi tak mau menyianyiakan
bibinya yang cantik. Mahasiswa itu sering mandi dan tidur bersama, benar benar
seperti suami dari Trista itu. Usia tak bisa memisahkan mereka untuk terus
bercinta.
Agen Judi Online
ReplyDeleteAgen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola
Berita Bola Terupdate
Berita Bayern Munchen
Berita Terkini
Berita Terupdate
Agen Judi 75pkgames
ReplyDeleteAgen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Agen Judi Sbobet
Agen Judi Casino Online
Agen Judi Ibcbet
Andy "/rif" Dilanda Rindu Usai Terima Ucapan HUT dari Anak
Duterte Ancam Akan Usir Seluruh Diplomat Uni Eropa dalam 24 Jam
Pergi untuk Kembali, Lagu Terakhir Djarot Saat Perpisahan
75PKGAMES TANGKAS ONLINE